Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang

Kesehatan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap individu di dunia ini, karena kesehatan bukan hanya sekedar wacana, tapi kesehatan merupakan kebutuhan, keperluan, dan tujuan setiap individu untuk dapat memilikinya. Dalam hal ini,

kesehatan sangat diutamakan untuk pembentukan jasmani dan rohani bagi setiap individu agar dapat manjalanakan aktifitas sehari-hari. Manusia mempunyai kebutuhan dasar untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Walaupun setiap individu memiliki karakteristik yang unik, kebutuhan dasarnya sama. Perbedaannya hanya dalam cara pemenuhan kebutuhan dasar tersebut. Kebutuhan dasar manusia memiliki banyak kategori atau jenis, salah satunya adalah kebutuhan fisiologis berupa oksigen sebagai kebutuhan yang paling mendasar dalam jasmaniah (Asmadi, 2009). Oksigen (O2) merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat vital untuk hidup. Oksigen dalam tubuh diperlukan untuk metabolisme sel. Sisa hasil pembakaran berupa karbon dioksida (CO2) lalu dibuang keudara bebas. Cara alamiah untuk memperoleh oksigen adalah melalui respirasi atau pernapasan.

Fungi primer sistem respirasi adalah untuk memfasilitasi masuknya oksigen kedalam aliran darah dan secara bersamaan memungkinkan terbuangnya karbon dioksida dari sistem ini. Sistem respirasi harus memiliki kemampuan untuk merespons dengan cepat berbagai kebutuhan tubuh dan memainkan peran penting dalam memperbaiki dan

mempertahankan homeostasis di dalam jaringan. Anatomi dan fisiologi sistem respirasi tidak hanya berevolusi untuk mendukung fungsi primernya, tetapi juga berevolusi untuk mendukung fungsi lainnya yang vital dalam mempertahankan integritas tubuh. Peran penting dan krusial ini termasuk membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa tubuh, metabolisme senyawa-senyawa tertentu, menyaring bahan-bahan yang tidak diinginkan dari sirkulasi, mencegah dan menurunkan infeksi, dan berperan sebagai reservoir darah (West 2000). Oksigen dibutuhkan untuk mempertahankan kehidupan. Perawat sering kali menemukan klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigennya Fungsi sistem pernafasan dan jantung adalah penyuplai kebutuhan oksigen tubuh ( Potter & Perry, 2006 ) Kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh akan menimbulkan kondisi yang tidak seimbang dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Karena dengan adanya gangguan dalam pemenuhan oksigen tubuh maka seseorang akan mengalami berbagai kondisi seperti perubahan pola nafas dan pertukaran gas. Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan

oksigenasi antara lain

saraf otonomik, hormon dan obat, alergi pada

saluran nafas, perkembangan, lingkungan dan perilaku (Hidayat, 2006). Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara fungsional mengalami kemunduran dan menimbulkan kematian. Oleh karena itu kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama. Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen lebih dari 21% pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh (Saryono & Widianti, 2010). Ketidakefektifan pola napas adalah keadaan ketika seorang individu mengalami kehilangan ventilasi yang aktual atau potensial yang berhubungan dengan perubahan pola pernapasan (Carpenito, 2007). Masalah ketidakefektifan pola napas diprioritaskan karena pemenuhan kebutuhan oxygen adalah bagian dari kebutuhan fisiologis menurut hirarki Maslow. Oxygen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh. Hal ini terbukti pada seseorang yang kekurangan oxygen akan mengalami hypoxia (Hidayat, 2004). Dampak jika masalah ketidakefektifan pola napas tidak segera ditangani maka tanda hypoxia dan hyperkapnia bisa terjadi pada penderita dengan kegagalan ventilasi . Hypoxia penurunan pemasukan oxygen ke jaringan akibat penurunan kemampuan pembawa oxygen darah.

Sedangkan hypercapnia adalah kelebihan carbondioxida dalam darah apabila hypoxia dan hyperkapnia tidak ditangani dengan segera maka

akan berakibat Pada kasus yang fatal dapat berakibat koma, bahkan sampai dengan kematian. Asma adalah penyakit jalan nafas obstruksi intermiten, reversibel di mana trakea dan bronki berespons dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. Asma dimanifestasikan dengan penyempitan jalan nafas, yang mengakibatkan dispnea, batuk, dan mengik. Serangan asma biasanya bermula mendadak dengan batuk dan rasa sesak dalam dada, disertai dengan pernafasan lambat. Ekspirasi selalu lebih susah dan panjang dibanding inspirasi yang mendorong pasien untuk duduk tegak dan mengguanakan setiap otot aksesori pernafasan (Brunner & Suddarth, 2002). Berdasarkan data WHO jumlah penderita asma di dunia diperkirakan terus bertambah sebanyak 180.000 orang setiap tahunya dan meningkat hingga 400 juta orang pada tahun 2005. Di Indonesia prevalensi asma belum diketahui secara pasti. Hasil penelitian pada anak sekolah usia 13-14 dengan menggunakan kuesioner ISAAC tahun 1995 melaporkan prevalensi asma sebesar 2,1% sedangkan pada tahun 2003 meningkat menjadi 5,2%. Kasus asma bronkial di Provinsi Jawa tengah tahun 2006 sebesar 41,99 per 1.000 penduduk, mengalami peningkatan dibanding tahun 2005 dimana kasus asma bronkial pada saat itu sebesar 39,62 per 1.000 penduduk (Dinas Kesehatan, 2006).

Berdasarkan uraian diatas dengan banyaknya kasus gangguan pernafasan. Penulis tertarik untuk mengambil judul Asuhan Keperawatan pemenuhan fungsi respirasi pada TN.X dengan diagnosa medis Asma di ruang Mawar RS Prof Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. B. Tujuan Penulisan 1) Tujuan Umum Penulis dapat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan gangguan oksigenasi dengan diagnosa medis Asma di ruang Mawar RS Prof Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. 2) Tujuan khusus Secara khusus karya ilmiah ini bertujuan agar penulis: a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan gangguan oksigenasi dengan diagnosa medis Asma di ruang Mawar RS Prof Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pasien dengan gangguan oksigenasi dengan diagnosa medis Asma di ruang Mawar RS prof Dr.Margono soekarjo purwokerto. c. Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan pada pasien dengan gangguan oksigenasi dengan diagnosa medis Asma di ruang Mawar RS Prof Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. d. Mampu mengimplementasikan rencana tindakan keperawatan pada pasien dengan gangguan oksigenasi dengan diagnosa medis Asma di ruang Mawar RS Prof Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

e. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada pasien dengan gangguan oksigenasi dengan diagnosa medis Asma di ruang Mawar RS Prof Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan gangguan oksigenasi yang telah dilakukan pada pasien dengan gangguan oksigenasi dengan diagnosa medis Asma di ruang Mawar RS Prof Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

C. Pengumpulan data 1) Observasi Penulis melakukan pengamatan pada pasien dengan gangguan oksigenasi dan ikut serta melakukan tindakan keperawatan kepada pasien dengan gangguan oksigenasi dengan Diagnosa Medis Asma di ruang Mawar RS Prof Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. 2) Interview Penulis melakukan wawancara kepada pasien dan keluarga dengan gangguan oksigenasi. 3) Studi Dokumentasi Penulis mempelajari catatan medis, hasil laboratorium, hasil Rontgen pasien dengan gangguan oksigenasi di ruang Mawar RSUD Prof Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Penulis juga mempelajari

buku tentang proses keperawatan agar dapat memberikan proses keperawatan yang tepat bagi pasien dengan gangguan oksigenasi 4) Pemeriksaan Fisik Penulis melakukan pemeriksaan fisik pada sistem pernafasan pada pasien dengan gangguan oksigenasi dengan Diagnosa medis asma di ruang Mawar RS Prof Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. D. Batasan Masalah Penulis membatasi masalah asuhan keperawatan pada TN.X dengan pemenuhan fungsi respirasi terutama pada masalah keperawatan pola nafas tidak efektif.

Anda mungkin juga menyukai