Anda di halaman 1dari 22

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PENULISAN


Nyeri kepala sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, karena macam-macam penyebab dari yang ringan sampai yang diakibatkan oleh penyakit yang berbahaya, dan salah satunya adalah nyeri kepala tipe tegang atau tension type headache (NT). Nyeri kepala tipe tegang digambarkan sebagai nyeri kepala yang sifatnya menekan atau terasa berat atau ketat. Menurut IHS (International Headache Society) tahun 1988, NT merupakan 90 % dari seluruh sakit kepala, kira-kira 3% dari jumlah penduduk adalah NT kronik. NT dibagi menjadi NT episodik, NT kronik dan NT yang tidak terklasifikasikan. (1) Prevalensi NT di Denmark (1989) didapatkan prevalensi 1 tahun NT episodik (NTE) adalah 63 %, sedangkan NT kronik adalah 3 %. Karena besarnya populasi yang mempunyai resiko NT maka dampak sosial dan ekonominya menjadi sangat penting. Akibat NT rata-rata 820 hari kerja hilang per tahun.(2) Sedangkan di Indonesia angka yang pasti belum ada tetapi diperkirakan hampir sama atau lebih tinggi. Dari kunjungan tahun 1991 sampai 1995 ke poliklinik saraf FK UNDIP/RSUD Dr kariadi, nyeri kepala merupakan kunjungan terbanyak kedua setelah penyakit neuromuskuloskeletal. Dari penelitian di RSUP Dr.Kariadi semarang periode oktober s/d desember 1998 didapatkan 49 kasus NT dengan prevalensi NTE 12,25 %, NTK 55,1 % dan 32,65 % tidak terklasifikasikan.(1,2)

1.2

RUANG LINGKUP PEMBAHASAN


Pada kesempatan ini penulis berusaha mengulas Tension Type Headache atau nyeri kepala tipe tegang (NT). Hal-hal yang akan dibahas dalam referat ini meliputi definisi, klasifikasi, epidemiologi, etiologi, patogenesa, diagnosa, diagnosa banding, penatalaksanaan, prognosa.
1

1.3

TUJUAN PENULISAN
Referat ini disusun sebagai bahan informasi bagi para pembaca, khususnya kalangan paramedis, yang ingin memahami tentang Tension Type Headache, dengan harapan agar pengetahuan mengenai Tension Type Headache ini dapat bermanfaat.

1.4

TEKNIK PENGUMPULAN REFERENSI


Dalam penyusunan referat ini, penulis menggunakan metode pengumpulan referensi secara tidak langsung melalui studi kepustakaan, yaitu dari buku-buku referensi dan pustaka elektronik yang berkaitan dengan tema referat ini.

1.5

SISTEMATIKA
Pada bab pendahuluan ini, penulis mencoba mengantar pembaca untuk memahami penjelasan pada bab-bab selanjutnya, dimana pada bab ini dibahas mengenai latar belakang penulisan, ruang lingkup pembahasan, tujuan penulisan, teknik pengumpulan data, dan sistematika penulisannya. Selanjutnya pada bab II akan dibahas mengenai definisi Nyeri kepala tipe tegang atau Tension Type Headache , klasifikasi, epidemiologi, etiologi, patogenesa, diagnosa, diagnosa banding, penatalaksanaan dan prognosa. Pada bab III yang merupakan bab penutup terdiri dari simpulan penulis mengenai bahasan yang ditulis dalam referat ini.

BAB II TENSION TYPE HEADACHE


2.1 DEFINISI
Definisi nyeri kepala tipe tegang menurut kriteria Internatinal Headache Society (IHS) adalah episode yang berulang dari nyeri kepala yang berlangsung bermenit menit sampai berhari-hari. Nyerinya khas, menekan atau ketat dalam kualitas, ringan atau sedang intensitasnya, umumnya bilateral lokasinya dan tidak memberat dengan aktivitas fisik rutin, nausea biasanya tidak ada, tetapi fotofobi bisa ditemukan.(1) Istilah lain yang pernah digunakan untuk menyingkatkan gambaran klinis dari tension headache adalah psychomyogenic headache, stress headache, ordinary headache, idiopathic headache, dan psychogenic headache(2) .

2.2

EPIDEMIOLOGI
Nyeri kepala tipe tegang memiliki angka kejadian yang tinggi. Beberapa studi berbasis populasi telah dilakukan, untuk memperkirakan prevalensi periode 1-tahun dari Nyeri kepala tipe tegang episodik (NTE) dan Nyeri kepala tipe kronik (NTK) berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan , dan ras, dan untuk menjelaskan frekuensi dan intensitas serangan sakit kepala sakit. Survei yang dilakukan 1993 hingga 1994, terhadap sebanyak 13.345 subyek dari masyarakat, mendapatkan hasil prevalensi keseluruhan NTE dalam satu tahun terakhir adalah 38,3%. Perempuan memiliki prevalensi NTE 1-tahun lebih tinggi daripada pria di semua usia, ras, dan kelompok pendidikan, dengan rasio prevalensi 1:16 . Prevalensi memuncak pada kelompok umur 39 tahun, pada laki-laki (42,3%) dan perempuan (46,9%). Populasi kulit putih memiliki prevalensi 1-tahun lebih tinggi dari kulit hitam, pada pria Amerika : Afrika (40,1% : 22,8%) dan perempuan (46,8% : 30,9%). Prevalensi meningkat dengan meningkatnya tingkat pendidikan pada kedua jenis kelamin. (3,4)

2.3

KLASIFIKASI
International Headache Society (IHS) membuat klasifikasi kriteria diagnostik operasional menjadi 3 sub tipe yaitu : NT Episodik (NTE), NT Kronik (NTK) dan Tension type like Headache yang tidak memenuhi kriteria episodik maupun kronik. Dalam klasifikasi IHS tahun 1988, NTE dan NTK dibagi lagi dalam : 1. Nyeri kepala tipe tegang episodik yang terdiri dari a. Nyeri kepala tipe tegang episodik disertai oleh gangguan otot perikranial. b. Nyeri kepala tipe tegang episodik tidak disertai oleh gangguan otot perikranial 2. Nyeri kepala tipe tegang kronik yang terdiri dari a. Nyeri kepala tipe tegang kronik disertai gangguan otot perikranial b. Nyeri kepala tipe tegang kronik tidak disertai gangguan otot perikranial Berdasarkan frekuensi serangannya, bila serangannya kurang dari 180 hari pertahun disebut episodik (NTE), dan disebut kronik (NTK) bila serangannya 180 hari atau lebih dalam setahun, sedangkan Tension type like headache adalah suatu bentuk NT yang tidak memenuhi salah satu bentuk kriteria diagnostik operasional NT diatas. Diagnosis ini ditegakkan bila serangan khas NT kurang dari 10 kali atau dengan beberapa serangan yang tidak memenuhi salah satu kriteria. Diagnosis ini dapat juga ditegakkan pada pasien yang belum kronik tetapi episode serangannya lebih dari 7 hari, atau dengan serangan nyeri kepala lebih dari 15 hari perbulan tetapi berlangsung kurang 6 bulan. (1,3,4,5,9)

2.4

ETIOLOGI
Etiologi nyeri kepala tipe tegang (NT) kurang dipahami, etiologi nyeri kepala tipe tegang episodik (NTE) terutama akibat gangguan mekanisme perifer, sementara nyeri kepala tipe tegang kronis (NTK) mencerminkan gangguan sakit di pusat.(1) Nama sebelumnya untuk nyeri kepala tipe tegang mencerminkan penyebab dugaannya, termasuk sakit kepala kontraksi otot, sakit kepala psikogenik, sakit kepala stres, dan sakit kepala harian kronis. Pada zaman dekade sebelum ini dianggap bahwa
4

kontraksi dari otot kepala dan leher yang dapat menimbulkan iskemik otot sangatlah berperan penting dalam NT sehingga pada masa itu sering juga disebut muscle contraction headache. Akan tetapi akhir-akhir ini beberapa penelitian yang menggunakan EMG( elektromiografi) pada penderita NT ternyata hanya menunjukkan sedikit sekali terjadi aktifitas otot, yang tidak mengakibatkan iskemik otot, jika meskipun terjdi kenaikan aktifitas otot maka akan terjadi pula adaptasi protektif terhadap nyeri. Peninggian aktifitas otot itupun bisa juga terjadi tanpa adanya nyeri kepala.(2,7,8) Meskipun ketegangan otot berkepanjangan bertanggung jawab atas bangkitnya sakit kepala pada orang-orang tertentu, namun tidak setiap orang yang tidak dapat mengendurkan otot-otot leher, kepala dan rahang bawahnya mendapat sakit kepala. Argumentasi itu menjadi dorongan untuk menyelidiki faktor lain yang mengiringi ketegangan, yakni hipertonia vaskuler. Banyak fenomena yang menarik terungkap, misalnya vasokonstriksi ekstrakranial ditemukan pada penderita nyeri kepala tipe tegang. Peran vaskular ekstrakranial pada NT itu belum dimengerti.(3,6,7,8) Konsep bahwa NT adalah psikogenik juga telah dipertanyakan. Pasien dengan NTK, seperti halnya pasien dengan gangguan sakit kronis lainnya, memiliki sekitar 25% kemungkinan berkembangnya depresi sekunder. Setengah dari pasien mengalami depresi bersamaan dengan rasa sakit, sedangkan pada pasien lain, depresi berkembang lebih tersembunyi.(3,5,6,7,8) Para peneliti kini menduga bahwa NT dapat diakibatkan oleh perubahan antara bahan kimia otak tertentu seperti serotonin, endorfin dan banyak bahan kimia lainnya yang membantu saraf berkomunikasi. Meskipun tidak jelas mengapa tingkat kimia berfluktuasi, prosesnya diduga mengaktifkan jalur nyeri ke otak dan mengganggu kemampuan otak untuk menekan nyeri.(3,5,6) FAKTOR PEMICU Tampaknya faktor lain mungkin juga memberikan kontribusi bagi

berkembangnya nyeri kepala tipe tegang. Potensi yang mungkin memicu termasuk :
5

Stres Depresi dan kecemasan Bekerja dalam posisi canggung atau bertahan pada satu posisi untuk waktu yang panjang

Cengkeraman rahang

FAKTOR RISIKO Faktor risiko untuk NT meliputi: Seorang wanita. Satu studi menemukan bahwa hampir 90 % wanita dan sekitar 70 % pria mengalami nyeri kepala tipe tegang sepanjang hidup mereka. Pada suatu penelitian dengan PET Scan, ternyata membuktikan bahwa kecepatan biosintesa serotonin pada pria jauh lebih cepat 52% dibandingkan dengan wanita. Dengan bukti tersebut di asumsikan bahwa memang terbukti bahwa angka kejadian depresi pada wanita lebih tinggi 2- 3 kali dari pria. Usia setengah baya. Kejadian nyeri kepala tipe tegang memuncak pada usia 40-an, meskipun orang-orang dari segala usia dapat terkena jenis sakit kepala ini.(5,6)

2.5

PATOGENESA(10)
Nyeri miofascial adalah suatu nyeri pada otot bergaris termasuk juga struktur fascia dan tendonnya. Dalam keadaan normal nyeri miofascial di mediasi oleh serabut kecil bermyelin (Aoc) dan serabut tak bermyelin (C), sedangkan serabut tebal yang bermyelin (A. dan AB) dalam keadaan normal mengantarkan sensasi yang ringan/ tidak merusak (inocuous). Pada rangsang noxious dan inocuous event, seperti misalnya proses iskemik, stimuli mekanik, maka mediator kimiawi terangsang dan timbul proses sensitisasi serabut Aa dan serabut C yang berperan menambah rasa nyeri tekan pada tension type headache. Nyeri myofascial dapat di dideteksi dengan EMG jarum pada miofascial trigger point yang berukuran kecil beberapa milimeter saja (tidak terdapat pada semua otot)
6

Mediator

kimiawi

substansi

endogen

seperti

serotonin(

dilepas

dari

platelet), bradikinin( dilepas dari belahan precursor plasma molekul kallin) dan Kalium (yang dilepas dari sel otot), SP dan CGRP dari aferens otot berperan sebagai stimulan sensitisasi terhadap nosiseptor otot skelet. Jadi dianggap yang lebih sahih pada saat ini adalah peran miofascial terhadap timbulnya nyeri kepala tipe tegang. Untuk jenis NT episodik biasanya terjadi sensitisasi perifer terhadap nosiseptor, sedang yang jenis kronik berlaku sensitisasi sentral. Proses kontraksi otot sefalik secara involunter, berkurangnya supraspinal descending pain inhibitory activity, dan hipersensitivitas supraspinal terhadap stimuli nosiseptif amat berperan terhadap timbulnya nyeri pada Tension type Headache. Semua nilai ambang pressure pain detection, thermal & electrical detection stimuli akan menurun di sefalik maupun ekstrasefalik. Stress dan depresi pada umumnya berperan sebagai faktor pencetus (87%), exaserbasi maupun mempertahankan lamanya nyeri kepala. Prevalensi life time depresi pada penduduk adalah sekitar 17%. Pada penderita depresi dijumpai adanya defisit kadar serotonin dan noradrenalin di otaknya.

2.6

GAMBARAN KLINIS NYERI KEPALA TIPE TEGANG


Anamnesis Tidak seperti nyeri kepala lainnya, NT mempunyai fenomena yang kompleks yang dipengaruhi oleh beberapa faktor psikososial. Nyeri kepala bersifat konstan dan terus menerus, terasa berat seperti ikatan kepala yang ketat, nyeri tidak pernah berat. Sifat nyeri tidak berdenyut, tidak bertambah berat dengan aktifitas fisik, lokasinya biasanya bilateral.(1) Di samping rasa kencang pada kepala sering kali dijumpai sensasi ketat dan kaku pada leher. Kadang-kadang sensasi nyeri dirasakan unilateral atau hanya mengenai daerah frontal atau oksipital saja, dan kadang kadang juga di vertex, sehingga jarang pasien bisa menentukan suatu lokasi yang tepat.(2)
7

Gambar : area nyeri pada tension headache Sumber : http://binhasyim.wordpress.com/2009/03/20/tension-type-headache/

Pada pasien yang onsetnya baru atau akut biasanya disertai ansietas, sedangkan pada serangan kronik depresi lebih sering di jumpai. Pada NT episodik, serangan nyeri kepala berulang kali, tiap serangan berlangsung antara beberapa menit sampai beberapa hari, sifat nyeri seperti terikat kencang atau tertekan dengan intensitas ringan atau sedang, bilateral lokasinya atau bervariasi dan tidak memberat dengan aktivitas fisik. Pada umumnya tidak disertai mual dan fotofobi, bila ada bersifat ringan. Sedangkan jumlah serangan nyeri kepala kurang dari 15 hari perbulan atau kurang dari 180 hari pertahun. Sedangkan pada NT kronik, nyeri kepala dapat berlangsung sepanjang hari, mungkin juga dapat terjadi setiap hari dengan jumlah serangan lebih dari 15 hari sebulan atau lebih dari 180 hari setahun.(1,3,6,9) Banyak gejala mengiringi NT, tetapi jarang yang bersifat visual atau orogastral, melainkan lebih sering bersifat tegang mental, psikoneurotik, dan depresif, yakni : (2) Kuduk dan bahu sesisi atau kedua sisi pegal dan kencang Tendomiosis sekitar scapula sesisi atau bilateral Pusing kalau melihat orang banyak Pusing kalau mendengar keberisikan
8

Jantung sering berdebar-debar Perut sering kembung Setiap malam mimpi, bahkan mimpi yang aneh-aneh (berjumpa dengan orang-orang yang sudah meninggal)

Perasaan sekujur badan kurang sehat Insomnia, cepat marah, cepat tersinggung, sedih, dan keluhan depresi lain

Pemeriksaan Fisik Pada penderita Tension type headache didapati gejala yang menonjol yaitu nyeri tekan yang bertambah pada palpasi jaringan miofascial perikranial. Impuls nosiseptif dari otot perikranial yang menjalar kekepala mengakibatkan timbulnya nyeri kepala dan nyeri yang bertambah pada daerah otot maupun tendon tempat insersinya.(10) Baik dari anamnesis maupun pemeriksaan fisik tidak terdapat kelainan organik. Namun demikian reaksi badaniah terhadap stress dan emosi seringkali ditemukan. Adapun bodily reactions to stress and emotion itu ialah : (2) 1) Ketegangan otot : Ketegangan otot leher, rahang dan bahu Jika mata ditutup kelopak mata terus bergerak gerak Gegenhalten (perlawanan paksa terhadap gerakan pasif ekstremitas) Uji relaksasi otot sering positif

2) Tanda-tanda simpatik : Hiperhidrosis palmaris/ plantaris

Tremor, palpitasi, takipnea Defisit neurologik tidak ada, namun pasien dapat menyatakan adanya parestesi.

Defisit motorik tidak ada dan pada umumnya lebih sering ditemukan hiperefleksia daripada hiporefleksia tendon.

2.7

DIAGNOSA(1)
Kriteria diagnostik NT menurut IHS tahun 1988 dapat dilihat pada kriteria diagnostik berikut : Kriteria Diagnostik NT Episodik (NTE) A. Setidak-tidaknya telah mengalami 10 kali serangan nyeri kepala yang memenuhi kriteria B-D. Dalam satu tahun mengalami nyeri kepala selama kurang dari 180 hari, atau dalam satu bulan mengalami nyeri kepala selama kurang dari 15 hari. B. Serangan nyeri kepala berlangsung antara 30 menit sampai 7 hari. C. Setidak-tidaknya dua dari cirri-ciri nyeri berikut ini terpenuhi : 1. Nyeri bersifat menekan atau terasa kencang (tidak berdenyut) 2. Intensitas nyeri ringan sampai sedang (aktifitas berkurang, tapi tidak terhenti) 3. Lokasi nyeri umumnya bilateral 4. Tidak bertambah berat bila menaiki tangga atau aktivitas semacamnya. D. Tidak disertai gejala ikutan berikut : 1. Mual atau muntah ( anoreksia mungkin saja terjadi ). 2. Fotofobi dan fonofobi tidak ada, apabila ada hanya salah satu saja. E. Satu kriteria berikut ini harus terpenuhi : 1. Anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologik tidak menunjukkan adanya kelainan sesuai daftar pada kelompok 5-11 2. Anamnesis atau pemeriksaan fisik atau neurologik menunjukkan adanya kelainan organik, tetapi hasil pemeriksaan penunjang yang sesuai untuk gangguan tersebut tidak mendukungnya.
10

3. Bila kelainan tersebut ada, NT pertama kali tidak terjadi pada waktu yang berkaitan dengan kelainan tersebut. Penyakit-penyakit yang tergolong pada grup 5-11 sebagai berikut : - Nyeri kepala yang berhubungan dengan trauma kepala (no.5) - Nyeri kepala yang berhubungan dengan kelainan vaskuler (no.6) - Nyeri kepala yang berhubungan dengan kelainan intrakranial yang sifatnya bukan vaskuler (no.7) Nyeri kepala yang berhubungan dengan suatu substansi atau efek withdrawalnya (no.8) - Nyeri kepala yang berhubungan dengan infeksi non sefalik (no.9) - Nyeri kepala yang berhubungan dengan kelainan metabolik (no.10) - Nyeri kepala atau nyeri wajah berhubungan dengan kelainan pada cranium, leher, mata, hidung, rongga sinus, mulut atau struktur di wajah atau kranial lainnya. Kriteria Diagnostik NT kronik (NTK) A. Selama 6 bulan atau lebih mengalami nyeri kepala rata-rata 15 hari atau lebih setiap bulannya/ 180 hari atau lebih setahun, dan memenuhi persyaratan B-D B. Setidak-tidaknya memenuhi 2 ciri-ciri nyeri berikut ini : 1. Nyeri bersifat menekan atau terasa kencang. 2. Intensitas ringan sampai sedang (aktifitas berkurang, tetapi tidak terhenti). 3. Lokasi bilateral 4. Tidak memberat bila menaiki tangga atau dengan aktivitas fisik. C. Tidak disertai dengan gejala-gejala ikutan : 1. Muntah 2. Mual,fotofobi atau fonofobi D. Satu dari persyaratan berikut ini harus terpenuhi : 1. Anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologik tidak menunjukkan adanya kelainan pada kelompok 5-11 2. Anamnesis atau pemeriksaan fisik atau neurologik menunjukkan kemungkinan adanya kelainan organik, tetapi hasil pemeriksaan penunjang yang sesuai tidak mendukungnya.
11

3. Jika ada kelainan-kelainan tersebut diatas, NT pertama kali tidak terjadi pada waktu yang berkaitan dengan kelainan diatas. Kriteria Diagnostik NT yang tidak memenuhi kriteria diatas A. Memenuhi semua kriteria kecuali satu kriteria untuk satu atau lebih bentuk NT B. Tidak memenuhi kriteria migren tanpa aura.

Pemeriksaan Penunjang : Kebanyakan nyeri kepala tipe tegang didiagnosa berdasarkan riwayat penyakit dahulu dan pemeriksaan fisik yang lengkap. Tidak diperlukan adanya pemeriksaan lanjutan untuk orang-orang yang pada pemeriksaan saraf tidak ditemukan kelainan. Sebaliknya, orang-orang dengan nyeri kepala tipe tegang kronik walaupun tidak memiliki kelainan pada pemeriksaan saraf, harus dilakukan pemeriksaan CT scan dan MRI. Dengan pemeriksaan radiologi tidak dapat diketahui tipe spesifik dari nyeri kepala, namun dapat menyingkirkan penyebab sakit kepala serius seperti tumor atau aneurisma. Pemeriksaan fungsi tiroid, darah lengkap dan skrining metabolik dapat juga dilakukan.
(6)

2.8

DIAGNOSA BANDING
Seringkali NT sulit dibedakan dari sakit kepala pasca trauma, terutama apabila pasien seorang psikoneurotik, sulit mendifrensiasi komponen yang mana dari sindrom sakit kepala pasca trauma itu bersifat organik dan komponen yang mana adalah psikogenik. Keluhan spondilosis servikalis yang simtomatik umumnya terdiri atas otot-otot kuduk yang pegal dan kencang, yang mudah dilengkapi dengan sakit kepala bila keadaan dan situasi lingkungan tidak menyenangkan. Otot-otot kuduk dan temporal dapat jelas melengkapi NT, sehingga kita harus melakukan difrensiasi antara NT yang berasosiasi dengan nyeri otot (tension headache associated with pericranial muscle tenderness) dan NT tanpa nyeri otot perikranial.(2,3,6)

12

Difrensiasi antara NT dan migren klasik adalah mudah sekali, oleh karena adanya aura visual yang mendahului serangan migren. Walaupun adakalanya sulit untuk membedakan NT dari migren tanpa aura (common migraine), akan tetapi pada umumnya adalah sederhana, kalu kita berpegang pada kriteria klinis yang tersebut pada tabel dibawah ini :

Tabel Kriteria klinis migren tanpa aura dan tension headache(2) Migren tanpa aura 1. Hemikrania 2. Serangan 1-3 bulan 3. Berdenyut 4. Bekerja: tambah sakit sakit 5. Gejala pengiring : Mual/muntah ( +) Fotofobia (+) Fonofobia (+) Reaksi neurotik tidak selalu ada biasanya ada Pegal otot perikranial tidak selalu ada ada 6. Kesan keseluruhan : organik psiko-organik Kesan keseluruhan : - Pegal otot perikranial Gejala pengiring : Mual/muntah (-) Fotofobia (-) Fonofobia (-) reaksi neurotik Tension headache

Tidak selalu hemikrania Serangan 10-15 sebulan Kencang, tegang, pegal Bekerja: tak tambah

13

Gambar : Macam-macam headache dengan area nyeri Sumber : http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/17204.htm

14

Sumber : www.wrongdiagnosis.com/h/headach...s-8a.htm

2.9

PENATALAKSANAAN(2,3,6)
TERAPI FARMAKOLOGI PENGOBATAN PROFILAKSIS Meskipun sakit kepala NT umum dan berdampak besar pada masyarakat, sangat sedikit studi yang terkontrol-baik dari pengobatannya yang telah dilakukan.

15

Tidak ada obat baru yang disetujui oleh FDA khususnya untuk pengobatan sakit kepala tension. Namun, mengingat sifat kronis gangguan ini dan risiko penggunaan berlebihan-obat-obatan sakit kepala pada pasien dengan sakit kepala sering, terapi profilaksis tampaknya terjamin untuk kebanyakan pasien. Sejak sakit kepala tensiontype kronis adalah sebuah gangguan pengolahan nyeri sentral, obat dengan sentral efek modulasi nyeri cenderung paling efektif. Obat antidepresan Antidepresan trisiklik obat pilihan untuk mencegah sakit kepala tensiontype kronis, dan beberapa daripadanya juga efektif sebagai profilaksis migrain. Antidepresan diuji pada studi double-blind, dikontrol plasebo yang mencakup amitriptyline, doxepin, dan maprotiline. Amitriptyline mengurangi jumlah sakit kepala harian atau durasi sakit kepala sekitar 50% pada sekitar sepertiga pasien dalam beberapa studi, meskipun studi lain menemukan ini tidak lebih baik daripada placebo. Pada anak dan pasien tua, dosis awal biasa amitriptyline (atau obat serupa) adalah 10 mg pada waktu tidur. Pada dewasa, dosis awal biasa adalah 25 mg pada waktu tidur. Dosis dapat ditingkatkan sampai hasil terapeutik diperoleh atau efek samping tidak dapat ditoleransi. Antidepresan biasanya diberikan dari 4 sampai 6 minggu untuk bisa menunjukkan efek menguntungkan. Antidepresan trisiklik lainnya mungkin juga efektif, sebagaimana disarankan oleh pengalaman klinis, meskipun belum diteliti pada sakit kepala tension-type kronis. SSRI: fluoxetine, paroxetine, dan citalopram belum menunjukkan efikasi studiterkontrol. Obat ini sering digunakan, namun, karena mereka memiliki insiden efek samping lebih rendah.

16

Relaksan otot Cyclobenzaprine adalah relaksan otot struktural terkait dengan amitriptyline. Pada 1972 studi double-blind, 10 dari 20 pasien menerima cyclobenzaprine mengalami 50 % atau lebih perbaikan pada sakit kepala tension-type, dibandingkan dengan 5 dari 20 pasien yang menerima plasebo. Dosis biasa cyclobenzaprine adalah 10 mg pada waktu tidur. Tizanidine, sebuah penghambat alfa-adrenergik, dilaporkan efektif untuk sakit kepala tension typekronis pada percobaan plasebo-terkontrol tunggal. Dosis biasanya dititrasi dari 2 mg pada waktu tidur hingga 20 mg per hari, dibagi menjadi tiga dosis. Sedasi adalah efek samping paling umum dari agen ini. Valproate Valproate, antikonvulsi agonis asam gamma-aminobutyric (GABA), telah

dievaluasi untuk keberhasilannya pada migraine, dan sakit kepala harian kronis. Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah berat bertambah, gemetaran, rambut rontok, dan mual. Obat anti-inflamasi non steroid Obat anti-inflamasi non steroid (NSAID) secara luas diresepkan baik sebagai terapi tambahan sakit kepala tension-type dan untuk profilaksis dari migraine. Toksin botulinum Suntikan toksin botulinum pada otot kepala dan leher ditemukan efektif untuk meredakan sakit kepalatension-type kronis pada pasien. TERAPI AKUT Pengobatan akut sakit kepala tension-type harian sulit. NSAID mungkin berguna sebagai analgesik untuk sakit kepala harian.
17

Relaksan otot seperti chlorzoxazone, orphenadrine sitrat, carisoprodol, dan metaxalone umumnya digunakan oleh pasien dengan sakit kepala tension-type kronis, tetapi belum terbukti efektif untuk melegakan nyeri akut. Sumatriptan telah dievaluasi pada beberapa studi sakit kepala tension-type. Obat ini tidak lebih efektif daripada plasebo untuk serangan akut pada pasien dengan sakit kepala tension-type kronis; namun, sakit kepala tension-type episodik berat pada pasien bersama dengan migraine tampaknya merespon terhadap agen ini. Agen untuk mencegah. Benzodiazepine, kombinasi butalbital, kombinasi kafein, dan narkotika harus dihindari, atau gunakanlah obat-obatan tersebut dengan kontrol yang cermat, karena risiko habituasi dan sakit kepala diinduksi-pengobatan. PENGGUNAAN OBAT BERLEBIHAN Sebuah kondisi yang sangat penting berkontribusi bagi berkembangnya sakit kepala dalam pola harian kronis adalah penggunaan obat berlebihan. Ini paling mungkin terjadi pada pasien dengan sakit kepala sering, terutama sakit kepala tension-type kronis. Obat-obatan yang paling umum dihubungkan dengan sakit kepala reboundanalgesik adalah preparat ergotamin, kombinasi analgesik butalbital, opiat, dan kafeinmengandung kombinasi analgesik. Analgesik sederhana seperti aspirin, asetaminofen, dan NSAID mungkin tidak menginduksi sakit kepala rebound-analgesik. TERAPI NON FARMAKOLOGI Manajemen stres dengan menggunakan terapi perilaku-kognitif sama efektif dengan menggunakan relaksasi atau biofeedback dalam mengurangi sakit kepala tensiontype. Terapi non-farmakologi terutama berguna untuk pasien yang enggan untuk minum obat karena efek samping sebelumnya dari obat-obatan, seiring masalah medis, atau ada keinginan untuk hamil. Sementara biofeedback dan terapi manajemen stres biasanya memerlukan rujukan ke psikolog.
18

2.10 PROGNOSA
Nyeri kepala tipe tegang biasanya merespon dengan baik pengobatan tanpa gejala sisa. Meskipun NT tidak secara medis berbahaya, sakit kepala ketegangan kronis dapat berdampak negatif pada kualitas hidup dan produktivitas kerja. Nyeri kepala tipe tegang yang tidak terjadi sebagai gejala dari kondisi lain mungkin sangat nyeri, tetapi tidak membahayakan dan memberi respon yang baik terhadap pengobatan, sedangkan nyeri tipe tegang yang terjadi sebagai gejala dari kondisi lain baru dapat menghilang setelah kondisi yang mendasarinya diobati. Penggunaan obat penghilang nyeri pada pasien dengan tension headache yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya overdosis obat tersebut dan dapat berkembang mejadi rebound headache. (3)

19

BAB III KESIMPULAN

Nyeri kepala tipe tegang digambarkan sebagai nyeri kepala yang sifatnya menekan atau terasa berat atau ketat. NT dibagi menjadi NT episodik, NT kronik dan NT yang tidak terklasifikasikan. Nyeri kepala tipe tegang memiliki angka kejadian yang tinggi. Kontraksi dari otot kepala dan leher yang dapat menimbulkan iskemik otot sangatlah berperan penting dalam NT. Faktor lain yang mengiringi ketegangan, yakni hipertonia vaskuler. Banyak fenomena yang menarik terungkap, misalnya vasokonstriksi ekstrakranial ditemukan pada penderita nyeri kepala tipe tegang. Konsep bahwa NT adalah psikogenik juga telah dipertanyakan. Para peneliti kini menduga bahwa NT dapat diakibatkan oleh perubahan antara bahan kimia otak tertentu seperti serotonin, endorfin dan banyak bahan kimia lainnya yang mengaktifkan jalur nyeri ke otak dan mengganggu kemampuan otak untuk menekan nyeri. Beberapa pengobatan menggunakan antidepresan, relaksan otot dan analgetik dapat digunakan, serta diperlukan manajemen stress dalam mengurangi sakit kepala tension type.

20

DAFTAR PUSTAKA
1. Alamsyah, Ristum. Spasmofili Sebagai Faktor Resiko Nyeri Kepala Tipe Tegang. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang . 1999 2. Sidharta, Priguna. Tension Headache dalam Kumpulan naskah Headache. FKUI. Jakarta. 3. Rasmussen BK, Jensen R, Schroll M, Olesen J. Epidemiology of headache in a general population--a prevalence study. J Clin Epidemiol. 1991;44(11):1147-57. Available from : http://en.wikipedia.org/wiki/Tension_headache 4. http://bestpractice.bmj.com/bestpractice/monograph/12/basics/epidemiology. html 5. "Muscle Contraction Tension Headache: eMedicine Neurology". Emedicine.com. 2008-09-18. Retrieved 2010-03-22. 6. http://www.emedicinehealth.com/tension_headache/article_em.htm 7. http://www.masterdocs.com/PDF/HEADACHE.pdf 8. http://scc.uchicago.edu/pdf/library/Headache.pdf 9. http://www.headaches.org/education/Headache_Topic_Sheets/Tension Type_Headache 10. http://binhasyim.wordpress.com/2009/03/20/tension-type-headache/

21

22

Anda mungkin juga menyukai