Anda di halaman 1dari 6

KEGIATAN PROGRAM TB BERBASIS MASYARAKAT 6 BULAN PERTAMA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut laporan WHO tahun 2006, Indonesia masih sebagai Penyumbang TB terbesar nomor 3 didunia setelah negara India dan Cina. Jumlah pasien TB di Indonesia sekitar 10% dari total jumlah pasien TB didunia. Sedangkan menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995, menempatkan TB sebagai penyebab kematian ketiga terbesar setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan, dan merupakan nomor satu terbesar dalam kelompok penyakit infeksi. Keterbatasan Pemerintah dan besarnya tantangan TB saat ini memerlukan peran aktif dengan semangat kemitraan dari berbagai instusi dan semua pihak yang terkait. Adanya dukungan berbagai pihak, perubahan perilaku masyarakat dan memberdayakan masyarakat dalam pelaksanaan penanggulangan TB amat diharapkan sehingga keberhasilan program penanggulangan TB dapat tercapai. Jaringan Kesejahteraan/Kesehatan Masyarakat (JKM) yang menjadi salah satu SR (Sub Recipient) dari PR Aisyiyah dalam Program GF ATM komponen TB Round 8 dan terlibat langsung dalam program Community TB Care yang memiliki aspek kepada Komunitas dan Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) Non Pemerintah. Diharapkan melalui partisipasi JKM sebagai SR yang terlibat dalam program GF ATM komponen TB Round 8 ini, akan meningkatkan keterlibatan aktif masyarakat dan UPK Non Pemerintah dalam peningkatan angka penemuan kasus TB positif dan meningkatkan angka kesembuhan dalam kasus TB. Sejak bulan September 2009 JKM mendapatkan kehormatan dan kepercayaan ditunjuk sebagai salah satu Sub Recipient dari Principal Recipient Aisyiyah Global Fund TB-Round 8, yang merupakan salah satu komponen penting dalam penanggulangan TB di Indonesia. Kader TB Kabupaten dan kader komunitas dalam program Community TB Care merupakan ujung tombak di lapangan. Hal ini dikarenakan peran kader TB memiliki peran strategis dalam meningkatkan angka kesembuhan penyakit TB dan menurunkan angka kesakitan akibat TB. 1.2 Tujuan Umum Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat/Komunitas terhadap Penanggulangan TB Khusus 1. Untuk membangun, mengembangkan dan memperkuat komitmen dalam penanggulangan TB dengan stakehoder terkait. 2. Untuk menyamakan persepsi yang sama tentang kebijakan program TB Round 8. 3. Untuk mendapatkan dukungan lintas sektor, swasta dan Organisasi masyarakat terhadap program penanggulangan TB. 4. Untuk mengembangkan informasi guna meningkatkan pengetahuan dan perilaku masyarakat mengenai penyakit TB. 1.3 OUTPUT Memahami secara garis besar mengenai penyakit TBC, dan dampakyang ditimbulkan terhadap individu dan masyarakat/negara dari fisik,mental dan sosial ekonomi. Memahami status/peta masalah penyakit TB di wilayah kerja : jumlah penderita serta kecendrungannya dalam 3 tahun terakhir, kelompok masyarakat mana yang paling banyak penderitanya, persebarannya, latar belakang penyebabnya, carapenularannya, kerugiannyang

ditimbulkan, tingkat pengetahuan masyarakt tentang TB, serta cara-cara penduduk lokal dalam menanggulangi penyakit TB. Kebijakan Pemerintah (Pusat-Provinsi-Kabupaten/Kota di Bidang kesehtan, khususnya dalam penaggulangan dan Pemberantasan Penyakit TB, dari Aspek pendanaan, SDM, Sarana/Prasarana, bentuk program yang dilakukan, serta hasil/dampaknya dalam penurunan penyakit TB 1.4 MANFAAT 1. Terbangunnya komitmen yang kuat dari SR JKM dan Stakeholder terkait lainnya untuk melaksanakan Program TB dengan sukses. 2. Adanya serangkaian kegiatan AKMS untuk meningkatkan kesadaran dan komitmen masyarakat untuk pemberantasan TB. 1.5 SASARAN KEGIATAN Membangun Komitmen bersama multi pihak (NGOs, Ormas, Organisasi profesi, Birokrasi, Pers, legislatif dan elemen masyarakat) untuk pembangunan kesehtan masyarakat dengan menempatkan TB sebagai prioritas. Tersusunnya strategi dan langkah-langkah penanganan dan pemberantasan penyakit TB di Kota medan. Meningkatkan komitmen Pemerintah Daerah ( Eksekutif dan Legislatif) dalam pemberantasan penyakit TB di wilayahnya, khususnya dalam pendanaan .

II. PELAKSANAAN KEGIATAN 2.I. Waktu dan Tempat Kegiatan Program Penanggulangan TB yang dilaksanakan oleh JKM berkantor di Jl. JKM Jl. Pancing No 107 B Medan. Program berlangsung dari bulan September 2009 sampai 5 tahun kedepan dan dilaksanakan secara 3 bulanan/triwulan dengan wilayah kerja di 5 Kecamatan dengan beberapa kelurahan yaitu Kecamatan Medan Denai, Kecamatan Medan Labuhan, Kecamatan Medan Belawan, kecamatan Medan Perjuangan, danKecamatan Medan Tembung . 2.3. Methodologi 2.3.1. Metode Metode /teknik dalam pelaksanaan Program meliputi : Melaksanakan Pelatihan bagi kader kader TB ditingkat Kabupaten dan Kecamatan dengan metode : Presentase, Diskusi Kelompok,Curah pendapat, Tanya Jawab. Penyuluhan Kesehatan atau sosialisasi TB kepada : masyarakat luas ( Kelompok masyarakat,ibu-ibu arisan, PKK, Pengajian) Pasien dan Suspect TB Melaksanakan AKMS (Advokasi, Komunikasi, Mobilisasi dan Sosialisasi) Melakukan Homevisit atau kunjungan rumah bagi suspect TB maupun pasien TB yang dilakukan oleh petugas UPK JKM atau Kader TB. Melakukan kampanye media seperti; penyebaran poster, leaflet dan media KIE (komunikiasi, Informasi dan Edukasi lainnya).

2.3.2.Metode dan strategi a. Melatih Kader-Kader TB ditingkat ditingkat Kabupaten dan Kecamatan agar dapat melakukan perannya untuk melakukan kegiatan AKMS ( Advokasi, Komunikasi, dan Mobilisasi Sosial). Disamping itu Para kader TB ini juga memilki peran strategis yaitu merupakan ujung tombak dilapangan dalam pelaksanaan program penanggulangan TB. Peran dan tugas Kader TB diantaranya : - Menemukan suspect, - Memotivasi Suspect untuk melakukan pemerikasaan Dahak ke UPK terdekat untuk memastikan apakah suspect tersebut positive menderita TB atau tidak. - Bertindak sebagai PMO (Pengawasan Menelan Obat. - Melakukan kegiatan AKMS (Penyuluhan dan Sosialiasi TB b. Pelatihan bagi kader-kader TB telah dilakukan oleh JKM sebanyak 3 kali pelatihan yaitu ; - Tanggal 13-15 Desember 2009 Pelatihan kader TB tingkat Kabupaten jumlah peserta sebanyak 25 orang - Tanggal 18-20 Desember 2009 Pelatihan Kader TB Komunitas/Tingkat Kecamatan tahap I jumlah peserta sebanyak 25 orang. - Tanggal 24 26 Februari 2010 Pelatihan Kader TB Tahap II jumlah peserta 24 orang. c. Memperluas jaringan penanggulangan TB yang mampu menjangkau seluruh unsur dalam keluarga (bapak, ibu, anak dan pembantu RT) d. Memperluas jaringan penanggulangan TB di berbagai komunitas untuk membantu mensosialisasikan TB ke komunitasnya. Contohnya : komunitas masyrakat peduli, komunitas PMO, komunitas mantan pasien TB, Komunitas POKMAIR/CBO Kelompok pemakai air dan lainnya sesuai dengan kondisi wilayah. e. Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat, melalui upaya pemberdayaan dan mobilisasi masyarakat secara luas. Dalam rangka mobilisasi masyarakat harus ada tokoh lokal yang dapat menjadi penarik massa. f. Memanfaatkan media cetak dan elektronik secara optimaltidak mengikat. III. HASIL KEGIATAN 1. Terbentuknya Kader TB Kabupaten sejumlah 25 orang, kader TB Komunitas dalam 2 angkatan sejumlah 49 orang 2. Terbangunnya Komitmen Bersama, dukungan dari berbagai pihak. 3. Terciptanya pemahaman bersama dari peserta terkait tentang pentingnya komitmen yang kuat dari para peserta sebagai stakeholder terkait dalam program pengelolaan penanggulangan TB di Indonesia dan Kota Medan khususnya. 4. Selain itu diperoleh dukungan dari berbagai pihak diharapkan kelak mampu membangun jejaring bagi JKM sebagai SR untuk mengoptimalkan pelaksanaan program TB Round 8 di Kota Medan. 5. Suspect yang ditemukan selama triwulan pertama adalah + 159 orang dengan jumlah BTA (+) 3, hal ini karena laporan hasil pemeriksaan laboratorium belum disampaikan kepada SR JKM secara keseluruhan IV. KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan Program Penanggulangan TB tidak mungkin berhasil jika hanya ditanggulangi sektor kesehatan saja, namun diperlukan keterlibatan dan peran serta dari berbagai sektor. Program penanggulangan TB berbasis masyarakat (komunitas) merupakan wujud partisipasi masyarakat (civil society) dalam penanggulangan TB. Kader TB dalam program Community TB Care merupakan ujung tombak di lapangan. Diposkan oleh JKM Indonesia (Jaringan Kesejahteraan/Kesehatan Masyarakat) Networking for Community Walfare and Health di 15.49 Tidak ada komentar:

Gizi Buruk Masih Tinggi


Submitted by admin on February 28, 2013 4:35 amNo Comment

2012 Terdata 113 Balita KOTA-Persoalan gizi buruk masih menjadi momok bagi pemerintah kabupaten. Pasalnya, persoalan tersebut sampai saat ini belum bisa diselesaikan. Buktinya, selama 2012, angka penderita gizi buruk mencapai 113 anak. Jumlah itu diketahui dari jumlah anak balita (bawah lima tahun) yang melakukan timbang badan di posyandu atau di puskesmas yang ada di kecamatan atau desa. Selama 2012, terdapat 41.758 balita yang melakukan timbang badan di posyandu dan puskesmas di Pamekasan. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Ismail Bey melalui Kepala Seksi Gizi Abdurrahman, ciriciri dari gizi buruk adalah badan anak sangat kurus. Cara menentukan gizi buruk, yaitu dengan cara membagi berat badan dengan tinggi badan. Dari 113 anak yang menderita gizi buruk disebabkan oleh berbagai faktor. Data dari dinkes diketahui bahwa anak penderita gizi buruk di 2012 disebabkan oleh faktor langsung dan tidak langsung. Faktor langsung meliputi asupan makan yang buruk serta penyakit infeksi seperti penyakit TBC, cacingan serta jenis penyakit infeksi yang lain. Sedangkan faktor tidak langsung meliputi kebersihan lingkungan, pengetahuan, ketersediaan pangan serta faktor ekonomi. Selama 2012 yang lalu diketahui 35 persen disebabkan oleh penyakit, 18 persen disebabkan oleh pengetahuan, serta 47 persen disebabkan oleh faktor ekonomi. Menurut Abdurrahman, faktor langsung sulit ditangani karena berkenaan dengan penyakit yang diderita. Sedangkan faktor tidak langsung lebih muda untuk diatasi. Sejauh ini, pihaknya telah melakukan upaya untuk menekan angka gizi buruk. Akan tetapi, sampai saat ini pihaknya belum dapat menyetop laju gizi buruk yang menyerang anak balita. Salah satu upaya yang kami lakukan setiap hari Minggu di area car free day, ada petugas dinkes yang melakukan sosialisasi terkait persoalan gizi buruk, pungkas Ismail. (radar) Balita yang sehat dan cerdas adalah idaman bagi setiap orang. Namun apa yang terjadi jika balita menderita gizi buruk?. Di samping dampak langsung terhadap kesakitan dan kematian, gizi buruk juga berdampak terjadinya gangguan pertumbuhan, perkembangan intelektual, dan produktivitas. Anak yang kekurangan gizi pada usia balita akan tumbuh

pendek, dan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak yang berpengaruh pada rendahnya tingkat kecerdasan . Berdasarkan hasil survey Pemantauan Status Gizi (PSG) Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) tahun 2010 diketahui bahwa prevalensi gizi buruk di Jawa Timur adalah sebesar 2,5 % . Sedangkan dari hasil laporan Kejadian Luar Biasa (KLB) gizi buruk tahun 2011 di Jawa Timur terdapat 6925 anak yang menderita gizi buruk. Guna mengantisipasi makin parahnya kondisi yang mungkin terjadi akibat kejadian gizi buruk, maka pemerintahan Jawa Timur telah melakukan upaya yang diharapkan mampu memberikan hasil yang signifikan dalam menurunkan / mengurangi masalah gizi yang masih ada ini yaitu melalui pengembangan program TFC (Therapeutic Feeding Centre) atau Panti Pemulihan Gizi. Dibawah ini diinformasikan tentang gambaran tentang program TFC secara garis besar. I. Pengertian TFC ( Therapeutic Feeding Centre ) atau PPG ( Pusat Pemulihan Gizi ) adalah pusat pemulihan gizi buruk dengan perawatan serta pemberian makanan anak secara intensif dan adekuat sesuai usia dan kondisinya, dengan melibatkan peran serta orang tua (ibu) agar dapat mandiri ketika kembali ke rumah. TFC merupakan tempat pemberian makanan tambahan disertai dengan terapi diet dan medis pada anak yang menderita gizi buruk (sangat kurus) yang bertujuan menurunkan angka kematian balita. Perawatan di TFC dilakukan meliputi 3 aspek, yaitu aspek : medis, nutrisi, dan keperawatan. Berita selengkapnya dapat dilihat disini Dokumentasi kegiatan - kegiatan yg ada dalam Therapeutic Feeding Centre dapat dilihat disini

(Kategori : Artikel, Bidang PPKM)

http://dinkes.jatimprov.go.id/contentdetail/13/2/223/therapeutic_feeding_centre_ _pusat_pemulihan_gizi.html

Anda mungkin juga menyukai