Anda di halaman 1dari 1

Obturator Hernia Dengan Strangulasi Ileum Oka Pertama1, Sudartana I Ketut2 Residen Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana,

RSUP Sanglah, Denpasar-Bali

Sub Bagian Bedah Digestif Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, RSUP Sanglah, Denpasar-Bali.

ABSTRAK PENDAHULUAN Foramen obturator merupakan foramen terbesar pada tubuh manusia, tebentuk dari ramus ischium dan os pubis. Hernia obturator adalah herniasi dari organ visera melalui defek peritoneum yang dibatasi oleh ramus pubis di bagian superior, dan sisi bebas dari obturator membran 1. Hernia obturator pertama kali dilaporkan tahun 17244. Hernia obturator merupakan kasus yang jarang, kejadianya hanya 0,05-0,4% dari seluruh kasus hernia2. LAPORAN KASUS Pasien wanita umur 83 tahun, datang dengan keluhan utama nyeri perut sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh tidak bisa buang air besar dan tidak kentut sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri terutama dirasakan oleh pasien di sekitar perut kiri bawah, sampai ke paha. Nyeri dikatakan memberat jika pasien menggerakkan kaki kiri, menjalar sampai ke lutut. Pasien adalah wanita degan perawakan kurus dengan 5 orang anak. Dari pemeriksaan BOF didapatkan kesan ileus obstruktif. Setelah dilakukan dekompresi, pasien menjalani operasi laparotomy eksplorasi, didapatkan hernia obturator sinistra dengan isi kantung hernia ileum. Dilakukan pembebasan isi kantung hernia didapatkan nekrosis ileum 20cm dari ileo-caecal junction Dilakukan reseksi dan end to end anastomosis, dan penutupan defek dengan jahitan purse-string. Setelah 1 minggu kondisi pasien berangsur-angsur membaik tanpa adanya tanda-tanda kebocoran anastomosis dan ileus. SIMPULAN Hernia obturator merupakan kasus yang jarang terjadi hanya 0,05%-0,4% dari seluruh kasus hernia. Pasien biasanya datang dengan keluhan obstruksi intestinal, disertai tanda klasik yang sering dijumpai yaitu Howsip-Romberg sign dan Hannington-Kiff sign tanda klasik lainya antara lain adalah obturator neuralgia4. Modalitas pemeriksaan penunjang utama adalah pemeriksaan CT scan 4. Pembedahan adalah modalitas utama pengobatan hernia obturator. Pendekatan ekstraperitoneal menjadi pilihan jika diagnosis ditegakkanpre-operatif, sedangkan pada kasus dimana diagnosis belum dapat ditegakkan dan pada kasus-kasus dengan gejala strangulasi atau inkarserasi usus, laparotomy eksplorasi merupakan pendekatan pilihan3,5. REFERENSI 1. Skandalakis LJ. Obturator hernia. Embryology, anatomy, and surgical applications. Surg Clin North Am. 2000;80:7184. 2. Petrie A, Tubbs. Obturator hernia: anatomy, embryology, diagnosis, and treatment. Clin Anat. 2011 Jul;24(5):562-9. doi: 10.1002/ca.21097. Epub 2011 Feb 14. 3. Shapiro K. Totally extraperitoneal repair of obturator hernia. Surg Endosc. 2004;18:954956 4. Takamori Nakayama. Diagnosis and treatment of obturator hernia Departments of Surgery and Radiology, Shizuoka Red Cross Hospital, Shizuoka city, Shizuoka, Japan. June 21, 2002 5. D. Maharaja. Obturator hernia repair a new technique. Springer-Verlag 2002 6. Tchupetlowsky S. Bilateral obturator hernia: a new technique and a new prosthetic material for repair - case report and review of the literature. Surgery 117:109112. 7. Arbman G (1984) Strangulated obturator hernia a simple method for closure. Acta Chir Scand 150:337339

Anda mungkin juga menyukai