Anda di halaman 1dari 26

Asuhan Keperawatan Pada Ny.

T Dengan Hernia Inguinalis Incarserata Dextra Di Ruang OK Dan Bougenvil Rsu Setjonegoro Wonosobo

Disusun Oleh:

Yan Adi Wibawa, S.Kep

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2013

BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Hernia terlihat sebagai suatu tonjolan yang hilang timbul lateral terhadap tuberkulum pubikum, tonjolan timbul apabila pasien menangis, mengejan, atau berdiri dan biasanya menghilang secara spontan bila pasien dalam keadaan istirahat atau terlentang. Insiden hernia pada populasi umum adalah 1%, dan pada bayi prematur 5%. Laki-laki paling sering terkena (85% kasus). Setengah dari kasus-kasus hernia inguinalis selama kanak-kanak terjadi pada bayi di bawah 6 bulan. Hernia pada sisi kanan lebih sering daripada sisi kiri ( 2: 1) dan 25% pasien menderita hernia bilateral. Oleh karena itu perlu kiranya menetahui bagaimana penyakit tersebut sehingga dapat dipttuskan tindakan secara tepat, apalagi insiden yang terjadi pada pasien Hernia, maka sangat diperlukan suatu tindakan secara dini dan tepat. b. Tujuan Tujuan Umum : Megetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan Hernia Inguinalis Tujuan Khusus : 1. Mengetahui pengkajian pada penyakit hernia inguinalis 2. Mengetahui pengertian pada penyakit hernia inguinalis

3. Mengetahui Etiologi, gejala, tindakan yang tepat untuk mengatasi hernia inguinalis 4. Mengetahui evaluasi yang di harapkan

BAB II KONSEP TEORI a. Pengertian Hernia Inguinalis adalah Sutu penonjolan kandungan ruangan tubuh melalui dinding yang dalam keadaan normal tertutup. ( Richard E, 1992 ) Hernia Inguinalis adalah prolaps sebagian usus ke dalam anulus inginalis di atas kantong skrotum, disebabkan oleh kelemahan atau kegagalan menutup yang bersifat kongenital. ( Cecily L. Betz, 1997) b. Etiologi Hernia Inguinalis di sebabkan oleh : a. Kelemahan atau kegagalan menutup yang bersifat kongenital b. Anomali Kongenital c. Sebab yang di dapat d. Adanya prosesus vaginalis yang terbuka e. Peninggian tekanan di dalam rongga perut f. Kelemahan dinding perut karena usia g. Anulus inguinalis yang cukup lama c. Manifestasi Klinis 1. Menangis terus 2. muntah 3. Distensi Abdoman

4. Feses berdarah 5. Nyeri 6. Benjolan yang hilang timbul di paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau megedan dan menghilang setelah berbaring 7. Gelisah, kadang-kadang perut kembung 8. Konstipasi 9. Tidak ada flatus d. Patofisiologi Selama tahap-tahap akhir perkembangan prosesus vaginalis janin, suatu penonjolan peritoneum yang berasal dari cincininterna terbentang ke arah medial serta menuruni setiap kanalis inguinalis. Setelahmeninggalkan kanalis tersebut pada cincin eksterna, maka prosesus tersebut pada pria akan berbelok ke bawah memasuki skrotum dan akan membungkus testis yang sedang berkembang. Lumen biasanya menutup dengan sempurna sebelum lahir kecuali pada bagian yang membungkus testis. Bagian tersebut akan tetap tinggal sebagai suatu kantung potensial tunika vaginalis. Pada wanita prosesus tersebut terbentang mulai dari cincin eksterna hingga ke dalam labia mayora. Bagian proximal prosesus vaginalis dapat mengalami kegagalan penutupan sehingga membentuk suatu kentung hernia dimana viskus abdomaen dapat memasukinya. Bagian yang tetap terbuka itu dapat membantang ke bawah kadangkadang hingga ke dalam kantung testis dan dapat menyatu dengan

tunuka vaginalis sehingga bersama-sama membentuk suatu hernia lengkap. Hernia inguinalis terutama sering di temukan pada bayi prematur. Di duga karena lebih sedikitnya waktu perkembangna di dalam kandungan serta lebih sedikitnya waktu bagi penutupan seluruh penutupan seluruh prosesus tersebut. Jika testis gagal untuk turun ( Kriptorkoid ), maka biasanya terdapat kantung hernia yang besar karena sesuatu telah menghentikan penurunan testis maupan penutupan prosesus peritoneum tersebut. Anak-anak dengan anomali kongnital terutama yang melibatkan daerah abdoman bagian bawah, pelvis atau perineum seringmempunyai hernia inguinalis sebagai bagian dari kompleks tersebut.

e. Pathway
Proximal prosesus vaginalis Gagal menutup Membentuk kantung hernia Viskus abdomen masuk Terbuka pindah lokasi pngkatan tek intra abdomen&kelemahan otot dinding trigonum HasselBach testis turun ke skrotum menonjol kebelakang canalis inguinalis Turun keinguinal H. Medialis Vasokontriksi vaskuler Desakan/teka nan Nyeri akut Menyatu dg. Tunika vaginalis Hernia lengkap Jepitan cincin hernia Gg.perfusi jaringan tdk menutupnya prosesus vaginalis Vagianalis peritoneum penonjolan perut di lateral pembuluh epigastrika inferior fenikulus spermatikus H.lateralis canalis inguinalis pembesaran inguinal Heriography

Membentang dalam kantung testis

Post Herniography Dampak anetesi Gg. fi. Sirkulasi Hipersalivasi COP meningkat TD&HR meningkat Suplai O2 berkurang Gg. perfusi jaringan Penumpukan sekret Obs. Jln nfs Bendungan vena Udem organ Jepitan cincin hernia semakin bertambah H.Strangulata Peredaran darah tergangguisi hernia nekrosis Kantung transudat Usus Perforasi Abses lokal Peritonitis Bersihan jln nfs Bersihan jln nafas

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. T DENGAN HERNIA INGUINALIS INCARSERATA DEXTRA DI RUANG OK DAN BOUGENVIL I. Pengkajian. Pengkajian dilakukan pada hari Senin, 11 Februari 2013 jam 15.00 WIB A. Identitas pasien. a. Nama b. Alamat c. Umur d. Jenis kelamin e. Agama f. Suku bangsa g. No. RM h. Tanggal masuk RS i. Diagnosa medis B. Penanggung jawab : Nama Hubungan dengan klien Alamat Agama Pendidikan Pekerjaan A. Riwayat Kesehatan 1. Keluhan utama : Nyeri pada selangkangan kanan 2. Riwayat kesehatan sekarang Pada tanggal 11 Februari 2013 klien tiba-tiba mengeluh sakit pada selangkangan kanan ( kira kira jam 09.00 ), oleh keluarganya klien dibawa ke Puskesmas Wadaslintang I. Dari Puskesmas Wadaslintang : Tn. S : Anak : Wadaslintang : Islam : SD : Petani : Ny. T : Wadaslintang : 70 Tahun : Perempuan : Islam : Jawa : 561925 : 11 Februari 2013 : Hernia Inguinalis Incarserata

kemudian disarankan untuk dibawa ke UGD RSU Wonosobo. Sebelumnya klien mengatakan batuk sudah beberapa hari dan sudah periksa ke Puskesmas Wadaslintang I. 3. Riwayat masa lalu Ny T mengatakan belum pernah dirawat dengan penyakit yang seperti ini, namun sering batuk pilek. 4. Riwayat penyakit keluarga Ny T dan keluarga mengatakan tidak ada anggota yang mengalami penyakit seperti ini, keluarganya hanya sering mengalami batuk, pilek biasa. B. Pola Fungsional Menurut Virginia Henderson Kebutuhan Bernafas SMRS: OS mengatakan kadang mengalami batuk Selama di RS: OS mengatakan mengalami batuk dan disertai penumpukan sekret Kebutuhan Nutrisi SMRS: OS mengatakan biasa makan 2-3 x/hari, menu nasi, lauk dan sayur. Minum biasa 6-8 gelas/hari, air putih dan teh Selama di RS: OS mengatakan sudah makan siang, menu nasi, sayur sup, lauk tahu. Minum baru 2 gelas selama di rumah sakit Kebutuhan Mobilisasi SMRS: OS mengatakan sudah tidak bekerja, hanya dirmah saja Selama di RS: OS mengatakan hanya tiduran di bed RS Kebutuhan Istirahat SMRS: OS mengatakan kadang-kadang tidur siang, namun tidak rutin setiap hari karena kadang digunakan untuk bermain bersama cucu Selama di RS: OS mengatakan belum tidur sejak masuk

Kebutuhan Mempertahankan Temperature SMRS: OS mengatakan biasanya tidak mengalami panas tubuh berlebih Selama di RS: OS mengatakan tidak mengalami panas tubuh

Kebutuhan Personal Hygiene SMRS: OS mengatakan biasanya mandi 2x/hari Selama di RS: OS mengatakan belum mandi setelah masuk RS

Kebutuhan Rasa Nyaman SMRS: OS mengatakan senang di rumahnya sendiri daripada di RS Selama di RS: OS mengatakan cemas karena besok mau di operasi selangkangannya

Kebutuhan Komunikasi SMRS: OS mengatakan sering ngobrol dengan keluarga dan tetangga rumah. Selama di RS: OS mengatakan hanya bisa ngobrol dengan anakanaknya

Kebutuhan Spiritual SMRS: OS mengatakan sering sholat walaupun kadang ada yang bolong Selama di RS: OS mengatakan belum sholat Dzuhur

C. Keadaan Umum TD : 117/78 mmHg, diukur dalam posisi berbaring di tangan kiri N : 88 x / menit, arteri radialis, di tangan kiri, isi dan tegangan

cukup, kuat, teratur RR : 24 x / menit, teratur, pernafasan melalui hidung S : 373 0C per axilla

BB: 46 Kg

D. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan umum : OS mengalami pembengkakan pada selangkangan kanan, terpasang infus Asering untuk 20 tetes /menit di tangan kanan, tetesan lancar, nyeri pada selangkangan kanan (skala nyeri 8), takut untuk menggerakkan kaki. b. Kesadaran: Kualitatif: Composmentis Kuantitatif : GCS= 15 c. Cepalo-Caudal Kepala mesochepal, rambut lurus bergelombang, hitam bercampur uban, besih, tidak ada ketombe Mata conjungtiva anemis tidak ada, sclera tidak ikterik, oedema palpebra tidak ada, reflek pupil terhadap cahaya mata kiri dan kanan ada, pupil isokor diameter 3mm. Hidung Bersih, tidak ada sekret, septum terletak di tengah, epistaksis tidak ada, polip tidak ada, nafas cuping hidung tidak ada. Mulut Mukosa bibir lembab, tidak ada sianosis, tidak ada stomatitis, Telinga Simetris, bersih, tidak nyeri, pendengaran baik. Leher Tidak ada peningkatan JVP Dada: Cor : I : ictus cordis tidak tampak

Pa : ictus cordis teraba pada SIC 5 2 cm LMCS Pe : redup Au: Bunyi jantung I dan II murni, tidak ada suara tambahan, tidak ada gallop, tidak ada bising, tidak ada murmur Pulmo : I : Pengembangan paru simetris kiri dan kanan Pa : Stem fremitus kiri tak sama kanan Pe : Pekak Au: Abdomen I : Perut buncit, tak ada lesi Au : bising usus ada, 5 x/menit Pa : hepar dan lien tidak teraba Pe: hiper tympani Genitalia dan anus Genitalia tidak terkaji, terpasang kateter, tidak ada pemakaian scorsteen Ekstemitas Tidak ada sianosis, akral hangat, capillary refill < 2 detik, terpasang infus Asering untuk 20 tetes / menit di tangan kanan, tetesan lancer Terdapat benjolan di selangkangan kanan f. Sistem perkemihan OS biasa BAK 6-7 x/hari, warna kuning jernih, g. Sistem integumen Kulit tidak kering, tidak pucat, turgor kulit baik, tidak ada lesi kulit h. Sistem musculoskeletal Tidak ada kekakuan anggota gerak, tonus otot baik Terdapat suara ronchi kasar karena ada penumpukan sekret.

G.Pemeriksaan Penunjang Hasil laboratorium darah tanggal 11 Februari 2013 PEMERIKSAAN Hb Leukosit Ht Eritrosit MCV MCH MCHC Trombosit GDS Na K Cl HBSAg H. Therapi Premedikasi Cedantron 4 mg Remopain 30 mg HASIL 16,5 11,7 49 5,4 90 30 34 564 165 139 4,5 105 (-) SATUAN gr/dL 103 L % 106 L fL pg g/dL 103 L Mg/dL mmol/L mmol/L mmol/L NILAI NORMAL 11,7-15,5 3,6-11 35 47 3,8 5,20 80 100 28 34 29 36 150 - 400 70-150 135-147 3,5-5,0 95-100 KET

II. ASKEP PRE OP a. Data Fokus

Pasien mengatakan takut mau dioperasi dan belum tahu tentang persiapan operasi. Pasien mengatakan nyeri pada selangkangan kanan bawah sejak tadi pagi, karena selangkangan kanan muncul benjolan sejak tadi pagi. b. Analisa Data No 1 Data Fokus DS : OS DO: Sering tanya kepada perawat tentang proses operasinya Tampak gelisah 2 DS: OS DO : P: Pembengkakan pada mengatakan nyeri pada Nyeri akut Peningkatan tekanan pada canal inguinal selangkangan kanan mengatakan takut untuk Ansietas Kurang pengetahuan tentang prosedur tindakan OP operasi Problem Etiologi

selangkangan kanan Q: nyeri berat R:selangkangan kanan S: 8 T: hilang timbul

Diagnosa Keperawatan Pre OP 1. Ansietas bd kurang pengetahuan tentang prosedur tindakan OP 2. Nyeri akut bd peningkatan tekanan pada canal inguinal c. Intervensi Pre operasi

No 1

Diagnosa Kep

Tujuan dan KH

Intervensi

Ansietas bd kurangnya pengetahuan tentang prosedur tindakan OP

Setelah dilakukan tindakan - Bantu perawatan selama 1x 30 menit ansietas berkurang/ terkontrol dengan kriteria hasil : - Pasien tidak tampak cemas - Pengetahuan bertambah persiapan/prosedur operasi - Klien setiap kooperatif tindakan dalam yang pasien tentang yang ansietas - Beri pasien

pasien

untuk situasi

mengidentifikasi

mencetuskan pengertian pada tentang pra

persiapan/prosedur operasi

pra - Jelaskan kepada pasien setiap tindakan yang akan dilakukan

Nyeri akut bd peningkatan tekanan pada canal inguinal

diberikan petugas Setelah dilakukan tindakan - Kaji karakteristik nyeri perawatan selama 1x 24 jam - Berikan informasi tentang nyeri terkontrol dengan terjadinya nyeri - Anjurkan untuk menahan batuk - Kurangi rangsangan atau penekanan pada daerah abdomen - Ajarkan dan motivasi untuk melakukan relaksasi nafas dalam jika nyeri timbul - Kurangi aktivitas yang dapat menimbulkan nyeri kriteria hasil : - Nyeri berkurang/terkontrol - Skala nyeri 3-4

d. Implementasidan persiapan pre OP Tanggal No DP Implementasi Respon

11/02/13 15.30 WIB 1 2 1 - Menjelaskan tentang pra operasi - Menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan - Mengkaji karakteristik nyeri S:OS mengatakan nyeri pd selangkangan kanan O:tampak benjolan d 2 - Menganjurkan menahan batuk 2 - Menguurangi abdomen 2 - Mengajarkan dan motivasi S:OS mengatakan akan untuk melakukan relaksasi mencoba nafas dalam jika nyeri timbul - Memotivasi - Memotivasi melakukan pasien pasien O: OS mencoba nafas dalam untuk S: OS mengiyakan O: OS mengangguk untuk S:OS mengatakan pasrah mulai puasa pada jam 00.00 rangsangan untuk selangkangan kanan S: OS mengiyakan O:tampak mengangguk atau penekanan pada daerah pada pasien S: OS mengiyakan persiapan/prosedur O:OS mengangguk

pencukuran mau diapakan sama O:-

rambut area operasi/rambut petugas kemaluan (skerent) 12/02/13 05.00 wib 07.00 wib - Melakukan lavement tinggi - Melakukan pengisian lembar cek list persiapan operasi - Memakaikan baju operasi

III ASKEP INTRA OPERASI a. Data Fokus OS mengatakan takut ketika berada di Ruang Operasi. Makan terakhir jam 17.00, minum terakhir jam 22.00. Dilakukan Lavement Jam 05.00, keluar BAB banyak. Kulit area opersi tampak bersih, sudah dilakukan skerent. Operasi dimulai jam 10.05 WIB sampai jam 11.55 WIB menggunakan jenis anestesi Regional, teknik SAB, dengan luka incisi sepanjang 10 cm. Jenis operasi yang dilakukan Laparatomi Herniotomi terpasang 2 drain. Dilakukan pemasangan infus di kaki kanan PreMedikasi Anestesi : Remopain 30 mg Cendantron 4 mg Medikasi : Buvucain 20 mg Fentanyl 25 mg Anastar 3 mg b. Analisa Data Intra Operasi No 1 Tgl/Jam 12/02/13 10.00 Data DS : - Pasien takut berada Operasi DO: - Pasien tampak takut dan gelisah - Wajah tampak tegang - Pasien bertanya-tanya operasinya 2 DS: - OS sudah Risiko mengatakan kekurangan Tindakan pembedahan dan anestesi (adanya dimulai apa belum mengatakan lagi di ketika Ruang Problem Ansietas Etiologi Krisis situasi

makan terakhir jam volume

17.00 kemarin sore - OS mengatakan minum terakhir jam 22.00 tadi malam - OS mengatakan telah dilakukan DO: - OS puasa sejak pukul 00.00 WIB - Minum terakhir 22.00 WIB tadi malam - Dilakukan 05.00 WIB lavement biar bisa BAB Jam 05.00 WIB

cairan

program puasa dan lavement)

Diagnosa Keperawatan 1. Ansietas bd krisis situasi 2. Risiko kekurangan volume cairan bd tindakan pembedahan dan anestesi (adanya program puasa dan lavement)

c. Rencana Intra operasi No 1 Diagnosa Kep Tujuan dan KH Intervensi Ansietas bd Setelah dilakukan - Identifikasi tingkat kecemasan krisis situasi tindakan ansietas terkontrol kriteria hasil : cemas - Pasien dilakukan - Klien dalam tindakan kooperatif setiap yang mengerti tindakan yang akan perawatan -Beri informasi prosedur dan berkurang/ prognosis tindakan nafas dalam -Monitor TTV dengan -Motivasi pasien untuk relaksasi

- Pasien tidak tampak -Motivasi pasien untuk berdoa

diberikan petugas Risiko 2 kekurangan volume cairan tindakan pembedahan dan anestesi (adanya program puasa dan lavement)
bd

Setelah tindakan kekurangan

dilakukan -Monitor tekanan darah dan nadi perawatan -Monitor dan pertahankan intake volume dan output cairan -Kolaborasi pemasangan DC

cairan tidak terjadi -Kaji keluaran urine dan perdarahan dengan kriteria hasil - Tidak terjadi syok hipovolemik - TD dalam batas normal

d. Implementasi Dan Evaluasi Intra Operasi Tgl/ Jam 12/02/13 1 10.10 WIB S:OS mengiyakan O:OS tampak dan prognosis tindakan yang akan mengangguk dan mulai berdoa serta dilakukan mencoba untuk -Memotivasi pasien untuk relaksasi nafas dalam -memberi informasi tentang prosedur nafas dalam -Memotivasi pasien untuk berdoa 2 -Memonitor TTV -Memonitor tekanan darah dan nadi -Memonitor tetesan infuse Melakukan pemasangan DC S:O: TD:109/68 mmHg HR:74 x/menit RR:18 x/menit No DP Implementasi Respon

IV ASKEP POST OPERASI a. Data Fokus Pasien mengatakan sangat nyeri pada luka post operasi, dengan skala nyeri 9. Klien tampak tiduran terus. Klien terpasang infuse dan kateter menetap. Terdapat luka insisi post apendiktomi sepanjang 10 cm tertutup kassa. Luka tertutup kasa dan tidak ada tanda-tanda infeksi. Hasil laboratorium tanggal 13/2/13 leukosit 11,3 103 L Program therapy tanggal 13/02/13 Ceftriaxon Ketorolac Ranitidine 2 x1 gr 2 x 30 mg 2x150 mg

b. Analisa Data Post Operasi No Tgl/Jam


13/02/13

Data Fokus DS: - Pasien mengatakan sangat nyeri pada luka post operasi - Skala nyeri 8 DO: - Pasien tampak menahan sakit - Terdapat Laparatomi Herniotomi sepanjang 10 cm tertutup kassa DS: luka post

Problem Nyeri akut

Etiologi Terputusnya kontinyuitas jaringan

OS mengatakan masih Hambatan sulit untuk bergerak Mobilitas Fisik pada kaki kanan DO: - Klien tiduran terus - Klien meringis - Klien menetap tampak menahan terpasang tampak

Ansietas

sakit untuk bergerak infuse dan kateter

Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut bd terputusnya kontinyuitas jaringan 2. Hambatan mobilitas fisik bd ansietas

c. Intervensi Post operasi No 1 Diagnosa Kep Nyeri akut Tujuan dan KH Intervensi keluhan posisi

bd Setelah tindakan

dilakukan - Monitor keperawatan nyeri

terputusnya kontinyuitas jaringan

selama 2x24 jam nyeri - Berikan dapat berkurang dengan kriteria hasil: - Klien nyeri berkurang - Skala nyeri berkurang sampai 3 - Klien tampak rileks - Klien dapat miring, duduk - Klien menggunakan dan berdiri mampu teknik tanpa keluhan nyeri klien mengatakan - Motivasi untuk

yang nyaman bagi klien relaksasi

nafas dalam saat nyeri timbul - Kolaborasi pemberian analgetik medis

relaksasi nafas dalam 2 Hambatan ansietas saat nyeri timbul Setelah dilakukan - Beri keperawatan 2x24 teratasi jam dengan selama dapat pengetahuan

mobilitas fisik bd tindakan

tentang pentingnya mobilisasi tingkat kemampuan klien

Hambatan mobilitas fisik - Kaji

kriteria hasil: secara tempat tidur) - Klien melakukan dengan minimal aktivitas bantuan bertahap

untuk beraktivitas ADL klien dengan bantuan minimal dapat - Motivasi klien mobilisasi bertahap, yaitu dari miring kiri, duduk di tempat tidur dan duduk ditepi bed - Anjurkan keluarga membantu pemenuhan kebutuhan klien pada untuk pada untuk yang

- Klien dapat mobilisasi - Bantu pemenuhan (miring kiri, duduk di

d. Implementasi Tgl/ Jam 13/02/13 11.00 WIB No DP 1 Implementasi Respon

11.05 WIB 11.07 WIB

1 2

S:O:OS tampak bagi klien tiduran serta mencoba untuk - Memotivasi klien untuk relaksasi nafas dalam nafas dalam saat nyeri timbul - Memerikan posisi yang nyaman - Memberi S: OS mengiyakan keluarga OS tentang pentingnya O: OS tampak mengangguk mobilisasi tahu pada OS dan

11.10 WIB

- Membantu pemenuhan ADL klien

dengan bantuan yang minimal 11.13 WIB 2 - Memotivasi pada klien untuk mobilisasi bertahap, yaitu dari miring dan kiri, duduk di tempat tidur, duduk ditepi tempat tidur 11.30 WIB 1 dan berdiri - Memberikan injeksi analgetik 11.30 WIB 2 - Menganjurkan untuk kebutuhan klien pada membantu S:Keluarga OS mengiyakan tapi pemenuhan takut O: keluarga S:O: Injeksi Ketorolac 30 mg/IV

e. Evaluasi Tgl/Jam 13/02/13 14.00 WIB DP 1 Evaluasi S:OS mengatakan masih nyeri pada bekas operasi, tapi sudah berkurang O: Luka tertutup perban P:Luka bekas OP Q: nyeri sedang R: Selangkangan kanan S: 5 T:hilang timbul A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi dan kelola terapi S: OS masih takut untuk miring kiri O: OS tampak hati-hati jika ingin geser A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan Intervensi Mz Yan TT Mz Yan

Anda mungkin juga menyukai