Anda di halaman 1dari 11

Skenario : Nanden & Hasna Narator : Saraswati Qonita Pemain Rahma : Umi : Abi : Sopir angkot : Polisi : Dokter

1: Dokter 2,3,4 : 2 perawat di ruang steril ( p ) : 2-3 Perawat di ruang operasi ( l/p ) : 2 Perawat jaga ( l & p ) : Bapak 1 : Mas-mas 1 : Warga yang melihat kejadian (5 org) : Anak Perlap : Custom : SCENE 1 (beranda rumah) #backsound instrument melow

Baju operasi Anak Backsound, Latar (3 org): Peralatan yang dibutuhkan: Tas Kursi Meja Angkot Truk Mobile bed Infusan Scene Di rumah Di angkot, jalan raya UGD ruang steril ruang operasi ruang bangsal

Narator : Perjalanan hidup memang tak selamanya mulus. Manusia tidak akan pernah tahu apa yang akan menimpanya hari ini, esok, atau lusa. Nasib baik ataupun buruk semuanya merupakan misteri illahi, tak seorangpun dapat mengetahuinya. Seperti apa yang terjadi pada seorang gadis muda berusia 21 tahun. Dia seorang muslimah yang sholehah, dengan perawakan cantik, putih halus kulit wajahnya, dialah Rahma mahasiswa tingkat 3 yang sedang menempuh pendidikan di bangku kuliah di salah satu universitas swasta .

Role Play BHP Kaidah Dasar Bioetik Tutorial C dan D Angkatan 2012 Kamis, 16 Mei 2013 BERSAMA KISAHKU #backsound suasana rumah (bunyi burung) Narator Rahma Ummi Rahma Ummi Rahma Ummi Rahma Ummi Rahma Ummi Rahma Ummi Rahma : Suatu siang, Rahma hendak pergi ke kampus. Jarak dari rumah ke kampusnya memakan waktu sekitar 20 menit dengan angkutan umum. : "Ummi, rahma berangkat ke kampus yaaa.." : (sedang duduk-duduk di beranda rumah) "Iya nak, hati-hati ya. Baca doa jangan lupa" : "Iya mi, Rahma sayang ummi. Assalamualaikum" : "Ummi juga sayang kamu nak. Waalaikumus.. Ehmm.." (Tiba2 cemberut) : "Loh ummi knapa? Kok cemberut gitu mi?" (menatap umi) : "Eemm.. Nggak. Ummi gapapa kok" : "Ummiii.. jujur aja sama Rahma. Kan Rahma anak ummi, masa ummi gitu.. ummi knpa?" : "Gak kok Rahma anakku, ummi gapapa. Ummi cuma takut.. takut.. ada perasaan yang.. ehmm (nahan nahan)" : "Takut apa Mi?" (kaget) : "Ummi cuma takut ga kuat nahan lagi. Ayo sudah2, kamu cepat ke kampus sana. Ummi udah ga tahan nih." : "Jiaaaah ummi (megang jidat), iya deh Mi, Rahma brgkt ya. Assalamualaikum.." : "Waalaikumussalam.. Ati2 ya nak yaa." : "Iya mi.. Dadaaah.. ( Sambil lari kejalanan, nyetop angkot, berangkat )

(Ummi lari ke dalam menuju kamar mandi)

SCENE 2 (Di Angkot dan jalan raya) #backsound welcome jengjengjeng (narrator datang) Narator : Beranjak bersama angkutan umum menuju ke kampusnya tercinta, yaah cinta tidak cinta dia tetap harus kuliah disana karena orangtuanya tidak mengizinkannya untuk pergi keluar kota, ia duduk dengan anggun dan bersahaja disamping sopir yang sedang bekerja . Seorang diri, Ya! Hanya seorang diri dia berada di dalamnya selain sopir. Tapi tidak menjadi masalah buatnya, karena maraknya kejahatan diangkot dulu belum berlaku. #backsound jalan raya (klakson ngeng ngeng) Rahma : "Bang depan kiri ya bang Kita muter aja ya neng kalo gitu, mau ke kampuskan? Gampang kok" Rahma : "Iya bang.. wah, telat bang saya nanti kalo muter dulu, dosennya galak bang" abang juga angus kebakar di pasar kemaren. Kalo minggir disini jadi sasaran makan siang polisi abang" Rahma : "waduh, kok bisa gitu bang? Eh, yaudah deh bang muter aja. Agak cepetan ya bang." Ab angkot : "iya sip neng, jadi ceritanya abang lg kebelet, mampir nabung di pasar. Pas lg enak2nya, eeehh org2 pada lari ada kebakaran.." (sambil jalan lagi) Rahma Rahma Rahma : "Lah, trus bang?" : "Trus itunya udah disiram bang?" : Hiaaaahhhh.. (Muka ilfeel) agak ngeri jg ya bang, lari2 setengah kebuka kayak gitu. Hahaha (ketawa malu2 sambil nutupin mulut) Ab angkot : "Ehehe, iya neng (muka merah) abang juga kalo inget itu, nista bgt rasanya." Rahma : "Hahahahaha, (tiba2 ketawa kenceng). -> (rahma cacat mode on). " (Masih sambil ketawa) Ab angkot : "Denger gitu abang langsung berdiri, lari tuh ke luar pasar.." Ab angkot : "Yaaa.. (Ragu2) Belom neng, clana abang aja ktinggalan di dalem" Ab angkot : "yaah, tp gimana neng...abang takut kalo berenti, Stnk blom diperpanjang, sim Ab angkot : "Eh iya neng, (nyalain lampu sen) yaaah.. Gabisa berenti neng. Ada pak polisi.

Narator

: Akhirnya angkot itu berputar arah mencari jalan yg aman dari sisiran polisi. Angkot yg dikendarai melaju dgn sangat kencang agar rahma tidak telat. Tapi malang tak dapat ditolak.seandainya tadi rahma turun saja.. atau seandainya stnk dan sim nya tidak bermasalah , atau seandainya lagi rahma berangkat 5 menit sebelumnyadan semuanya hanya berandai-andai tetapi pada kenyataannya peristiwa yg tak pernah terbayangkan Rahma terjadi. Angkot yg dinaiki olehnya tertabrak oleh truk pengangkut sampah. Yah truk apapun jenisnya itu adalah truk berbadan besar bersanding dengan si mungil angkot.

SCENE 3 (Tragedi tabrakan) Narator : Rahma yang duduk di samping sopir menjerit histeris, begitupun abang sopir. sampai insiden itu terjadi, Rahma langsung dibawa ke rumah sakit oleh warga sekitar. Kaki Rahma terjepit, membuat Rahma menjadi sulit untuk dievakuasi. Dalam sadarnya, Rahma dibawa ke unit pelayanan kesehatan terdekat,kondisi kakinya dalam keadaan buruk meskipun rahma masih sadar. #backsound (klakson truk yang menggelegar, suara tabrakan) Rahma : "Uwaaaaa.. Masya Allah, astagfirullah, Allahuakbar. Ya Allah Ya Allah.." Ab angkot : Tidaaaaaakk. #backsound omong-omongan orang yang banyak (datang orang-orang bergerombol, datang ambulan, dievakuasi) SCENE 4 (UGD) #backsound rame-rame orang ngomong, suasana RS (dokter datang sama perawat, langsung meriksa rahma) Dokter 1 Dokter 1 : Maaf, siapa keluarga dari korban? : Oh bgitu. Baiklah, bapak, boleh kemari sebentar.. Bpk warga : Wah ga ada dok, tapi kami yg bawa gadis itu kesini. Bpk warga : Iya dok, bagaimana kondisinya?

Dokter 1

: Pasien mengalami luka yang serius, tulang betis kaki kiri nya patah. Tulangnya keluar dan harus segera dioperasi.

Bpk warga : Waduh, gimana itu ya dok? Saya ga punya duit. Dokter 1 : Emm.. Begini saja pak, waktu setelah kecelakaan, adakah barang atau identitas yang dibawa? Bpk warga : Hmm (mikir) oh, iya ada dok. (Manggil temen) woiii buya, sini lo. Bawa kesini tas cewe tadi. Mas-mas : Eh? Ohh.. Iya bos. (Mas-mas 1 lari menuju bapak warga, dan tas itu dikasih diberikan pada bapak warga) Bpk warga : Ini dok, kami nemuin tas ini. Dokter 1 : Oke baik, boleh saya minta tas itu pak? Untuk mencari tau identitas korban, dan mengabarkan pd kluarga korban.. Bpk warga : Oh iya silahkan dok, mohon disembuhin ya dok mba nya.(ngasih tas rahma ke dokter) Kasian itu solehah banget kayaknya. (Sambil ngelirak lirik ke arah pintu ugd) Mas-mas Dokter : Cantik lagi dok.. Naksir saya Hehe : hahaha kalian ini. Sebenernya, bukan saya yang sembuhin pasien pak, mas.. tapi itu semua oleh karena kehendak Tuhan. Saya hanya perantara dari kehendak Tuhan. Tapi saya akan berusaha sebaik yang saya bisa pak. Saya tinggal dulu ya bapak-bapak. Bpk warga dan mas-mas : iya dok silakan SCENE 5 (Keluarga Rahma tahu akan tragedi) Narator : Dokter akhirnya menghubungi keluarga korban. Tak lama kemudian orangtua rahma datang. Lalu dokter memberitahukannya pada Rahma dan orangtua bahwa harus dilakukan operasi untuk memperbaiki kondisi tulangnya yang patah dalam waktu dekat. Umi Rahmna : Anakku ya Allah kenapa ini berdarah darah ya Allah : Kecelakaan mi

Dokter Dokter

: (menghampiri) orangtua rahma, saya dokter urap. bisa bicara sebentar ?? : Jadi begini pak, bu, rahma kan kecelakaan. Tulang betis nya patah dan keluar.. rahma harus dioperasi pemasangan pen untuk menyambungkan tulangnya itu. Dan harus dilakukan secepat mungkin. Dan jika tidak dilakukan kemungkinan terburuk akan terjadi.

Umi & abi : bisa dok

Umi Dokter

: dioperasinya terasa sakit gak dok? : nanti rahma akan dibius total bu, biar memudahkan prosesnya jadi tidak terasa sakit. Saya minta bapak dan ibu untuk menandatangani persetujuannya jika ibu setuju.

Umi Dokter

: Iya dok.. lakukan yang terbaik untuk anak saya ya, saya mohon. : Insya Allah bu. (beralih ke perawat) tolong sus persiapkan untuk operasi segera yah.

Perawat 1 : baik dok segera (keluar ugd) SCENE 6 (Persiapan Operasi, di ruang steril) Narator : Akhirnya semua pihak setuju untuk operasi secepatnya. Dan rahma dibawa ke ruang steril. Ketika akan dilakukan persiapan operasi, Rahma terkejut dengan model baju operasi rumah sakit yang tidak sesuai dengan standarnya dan tidak tertutup dan menolak mengenakan baju operasi yang tersedia karena tidak menggunakan jilbab yang sesuai menurutnya. Orang tua rahma membujuknya dan mengatakan kalau ini dalam keadaan darurat. Akhirnya dengan terpaksa rahma mau karena sudah tidak kuat lagi. (dorong mobile bed menuju ruang steril) 2 Suster (datang bawa perlengkapan baju operasi untuk pasien) Suster 1 Rahma Suster 1 : Mari mba saya bantu ganti bajunya : Iya sus. (bangun, berenti sebentar pas suster ngebentangin bajunya). Loh kok bajunya gitu sus? Mana mau saya pake baju begituan doang jilbabannya mana? : Loh kan baju operasi emang begini mba jadi jilbabnya dibuka dulu kalo mau operasi mba rahma Cuma pake ini aja.

Rahma Suster 2 Rahma Suster 2 Rahma Rahma

: Enggak ah. Udah saya pake baju saya aja (tiduran lagi), toh kaki saya yang mau dioperasi bukan bagian atas. : maaf mba rahma tidak bisa ini prosedur .. karena mba mau dibius total mba : enggak enggak apa apaan ini. Aurat saya kemana2 nanti. Mana dokternya laki2 lagi. Enggak. : mbaa : (ga ngerespon) (rahma manggil uminya) : umiii. Sakiiiit

(umi nya datang) Umi : iya naak sakit kan?? Makanya ayo diganti bajunya.. kalo gamau ganti ya dokternya nanti gamau ngoperasi laah nanti makin sakit lagi, tambah parah kakinya Rahma Umi : Nantikan dokternya laki-laki umi.. (sambil meringis kesakitan ) : Naaak ga apa-apalah ini darurat, kalo ga dioperasi kakimu tambah parah nak, ayo ya sebelum dokternya ngoperasi ditempat lain..iya ga sus? (ngelirik suster, suster ngangguk) islam itu mudah sayaaang Rahma : Tapi umii buat apa selama ini saya tutup aurat saya kalo dalam keadaan seperti ini harus saya buka umi.. toh yang nyembuhin ini kaki juga Allah bukan dokter. Iyakan umi? Abi : Rahma anakku memang yang menyembuhkan masalah atau sakitnya makhluk Allah itu ya Allah tetapi semua itu harus ada hakikat, syariatnya Kalo dengan seperti ini rahma ga mau dioperasi gara2 bajunya seperti itu apa mungkin kaki tiba2 sembuh begitu saja? Hening .. (2 suster memperhatikan doang) Rahma Umi : Tapi umi harus janji setelah operasi rahma harus segera ganti baju lagi...gaboleh berlama-lama : Iya naak... ayo sini umi bantu. (ngebangunin rahma)

(narator datang, Abinya keluar ruang, Suster dibantu umi makein baju rahma.) SCENE 7 (Menuju Ruang Operasi dan Proses operasi) Narrator : Setelah persetujuan, rahma ganti baju operasi, lavement, penyiapan obat-obatan anestesi beserta infusnya. Dengan mobile bed Dona dibawa menuju ruang operasi. Mengejar deadline waktu dan karena dokter juga dijadwalkan operasi lain. (ada yang dorong pasien pake mobile bed ke ruang operasi) Narrator : Ketika Rahma sudah tidak sadar karena pengaruh anestesi, tourniquet di pangkal paha mulai dipasang dan dikencangkan untuk membendung sirkulasi sehingga tidak terjadi perdarahan selama operasi berjalan. (Proses operasi) -> nulis di kertas, dibawa sama orang (Operasi selesai) -> nulis di kertas, dibawa sama orang (para dokter akting melakukan operasi) Narrator : Reposisi dengan pemasangan pen pada tibia kirinya telah dilakukan dengan sempurna, kondisi fisik stabil dan segera rahma di pindahkan ke ruang recovery pasca pembedahan. Beberapa saat kemudian rahma dipindah menuju bangsal setelah siuman. (dorong pasien pake mobile bed ke bangsal) SCENE 8 (bangsal 13 #1) Narrator : Sore hari, Saat di ruang bangsal dokter melakukan visite. Tapi karena rahma memakai jilbab dan baju jubah panjang, dokter agak sungkan untuk memeriksa kaki yang dioperasi jadi hanya bertanya saja dan hanya melihat yang penting tidak ada rembesan darah yang banyak, berarti sudah aman. Dan rahma mengeluh nyeri diseluruh kaki. Sedangkan dokternya bilang itu memang biasa, yang hanya menyuruh orangtua rahma untuk menebus obat, yaitu antinyeri 7.

Dokter Umi Dokter Rahma Umi Dokter Umi Dokter Umi Dokter Umi Dokter Umi

: (datang) selamat sore : sore dok (rahma lagi baca2 buku) : gimana keadaannya dek rahma? (sambil2 liat2 da rembesan darah atau ga) : ini dok, kok sakit yah paha saya.. linu2 gitu dok : iya dok dari tadi mengeluh sakit terus katanya linu : oh itu biasa yaa yang namanya tulang patah disambungin lagi pasti sakit..tapi nanti juga lama kelamaan enggak kok. (sambil nulis resep) : ooh. : Ini ya bu obatnya di tebus di apotek depan. Ini obat anti nyeri untuk mengurangi nyerinya : cara minumnya dok? : nanti di jelaskan lebih jelasnya sama apotekernya ya bu ibu tebus dulu aja. Oya dan nanti kalo ada apa-apa lagi lapor perawat aja ya : iya dok : saya tinggal dulu ya bu.. selamat sore (dokter keluar diikuti perawatnya) : Nak ibu ke apotek sebentar yah..(lalu keluar)

SCENE 9 (bangsal 13 #2 Hari selanjutnya) Narator : Pagi hari, perawat mendapatkan laporan dari keluarga bahwa seluruh tungkai kanan atas dan bawah hingga kakinya berwarna biru. Perawat jaga yang berjenis kelamin pria ini, segera merespons.kali ini tanpa meminta persetujuan rahma, menyingkap jubah panjang yang menutupi tungkai bagian atas dan bawah, hingga terlihat jelas paha rahma yang membiru. Betapa terkejutnya sang perawat jaga, ternyata tourniquet operasi belum dilepas. Suster 1 Umi Suster 1 : Selamat pagi bu.. gimana keadaanya rahma? (susternya beresin tempat tidur pasien) : pagi ini sus tadi subuh saya liat kakinya yang kiri itu membiru,, trus katanya baal sus. Semaleman ga tidur mengeluh terus.. : (langsung nyingkap baju rahma, bergumam) gimana toh yang operasi kok tourniquet tidak dilepaskan. Pantes aja baal dan membiru.

Tolong panggilkan dokter yah.. (berbicara ketemannya) Suster 2 Umi : baik (sambil pergi terburu-buru) : kenapa anak saya? kakinya membiru seperti ini tapi tidak fatal kok sebentar lagi dokternya datang biar memastikan kenapa-kenapanya. (dokter datang, langsung meriksa) Umi Dokter : gimana dok? : (muka kaget) Maafkan saya dek rahma, umi, seharusnya saya kemarin tidak sungkan untuk menyingkap jubahnya.biar jelas mengetahui penyebab nyeri yang dialami rahma. Dan maaf ini keteledoran kami pihak yang mengoperasi lupa melepaskan tourniquetnya. Tapi tenang saja, ini tidak akan lama, hanya butuh beberapa hari untuk pemulihannya dek rahma bed rest di sini saja ya.. biar saya lebih mudah mengontrolnya. (sambil buka tourniquetnya dibantu perawat ) Rahma Dokter Umi : tapi saya ga akan lumpuh kan dok? : oh enggak dan saya akan lebih intensif lagi mengontrolnya saya akan lebih sering visit kemari selain di jadwal : oh baiklah dok tapi lain kali dokter harus lebih teliti yah dok. kan bisa fatal urusannya. Untung ini cepet-cepet diperiksa tadi sama perawatnya. Kalo enggak coba Dokter Umi Dokter : iya bu sekali lagi saya mohon maaf atas keteledoran saya : yasudah dok. : baiklah kalo begitu tourniquet nya sudah saya lepaskan, saya tinggal dulu yah bu nanti kalo ada keluhan lagi bisa hubungi perawat, nanti mereka akan memanggil saya. Umi : baik dok. (dokter keluar diikuti perawatnya)

Suster 1 : emh.. ini bu.. sepertinya setelah operasi kemarin ada kesalahan teknisjadi

#backsound ending Narator : bangsal 13 menjadi rumahnya selama kurang lebih 2 minggu. Sebenarnya kalo bisa memilih rahma lebih senang berada dirumah, atau mungkin dia memilih untuk tidak terlibat dalam kecelakaan yang menimpanya. Tapi apa daya, saya tegaskan manusia selalu dikejar-kejar oleh takdir. Dan ketika takdir itu dapat menangkapnya, manusia hanya bisa ikhlas, bersabar, dan bertawakal. Ending Lisan Dari cuplikan kisah disini, jika kalian memperhatikan dengan seksama tentu tahu apa makna sebenarnya yang berhubungan dengan tema kita. Banyak hal yang dapat diambil, terlebih terkait dengan keprofesian kita sebagai seorang dokter nantinya. Disampaikan banyak pesan mengenai etik seorang dokter yang harus dilakukan kepada pasien. Seperti dengan mengerti dan memahami autonomy pasien, melakukan tindak dengan pentingkan kepuasan pasien. (improvisasi narator)

Anda mungkin juga menyukai