Anda di halaman 1dari 17

Anyeooong... Di sini author Lui..

Seperti yang telah aku janjikan di preview Faith yang aku tulis, sekarang aku persembahkan sinopsis Faith untuk para readers setia Pelangi Drama. Semoga kalian semua menikmatinya... ^^ Sinopsis Faith Episode 1

Kisah dibuka dengan gambar animasi, berkisah tentang jaman dulu. Narator bercerita bahwa dulu ada tabib legendaris bernama Hwa Ta. Luka dalam, luka luar, keracunan, dan bahkan penyakit kronis bisa dia sembuhkan. Tidak ada penyakit yang tidak bisa ia sembuhkan. Yang terutama, dokter Hwa Ta ahli dalam hal operasi. Pertama, tabib Hwa Ta akan menidurkan pasien, membuka tubuh pasien, mengambil organ yang luka, dan mengobatinya. Dia seumuran dengan Jojo, seseorang yang ingin menguasai dan mengatur dunia. Jojo memiliki penyakit kronis, yaitu sakit kepala parah. Dengan mudahnya Hwa Ta menyembuhkan Jojo hanya dengan beberapa jarum. Jojo kemudian ingin menjadikan Hwa Ta dokter pribadinya. Namun, Hwa Ta melarikan diri karena dia tidak ingin hanya menjadi dokter untuk Jojo. Para bawahan Jojo diperintahkan untuk menangkap Hwa Ta. Kembalilah bersama kami ke kota, maka kau akan hidup dalam kekayaan dan kehormatan, kata Jojo. Apa gunanya aku hidup dalam harta dan kehormatan kalau aku harus melakukan sesuatu yang tidak aku sukai? Pengawal Jojo masih berusaha membujuk Hwa Ta, namun Hwa Ta bersikeras tidak mau. Pengawal Jojo maju, akan membunuh Hwa Ta. Namun, tiba-tiba matahari memunculkan angin berputar seperti tornado dan pintu surga terbuka. Sambil tertawa, Hwa Ta masuk ke pintu surga. Animasi selesai. Pengawal animasi berubah menjadi pengawal sungguhan. Dia jatuh bangun diterjang angin. Setelah bisa berdiri, dia berlari pergi dengan ketakutan.

Tahun 1351 Masehi, di tepi Kota Yuan Serombongan orang dengan menaiki kuda berjalan dengan langkah mantap meskipun kondisi hujan. Dua tandu ditarik oleh kuda. Jo Il-shin (Lee Byung-joon) menoleh ke kiri dan melihat cahaya kemerahan di langit. Hwa Ta? katanya dengan heran dan penasaran. Dol-bae (Kang Chang-mook) mempercepat laju kudanya dan mensejajarkan diri dengan Choi Young (Lee Min-ho). Ada orang yang mengikuti kita. Aku tahu, kata Choi Young dengan mata terpejam dan badan terayun-ayun. (tidur???) Kelihatannya mereka bukan warga biasa, kata Dol-bae lagi. Aku tahu, kata Choi Young lalu membuka matanya. Dia terlihat kesal.

Roda kereta yang dinaiki Putri Nogoog tiba-tiba terperosok ke lubang yang tertutup air sehingga kereta terbalik. Para pengawal mendatangi kereta, termasuk Choi Young.

Oh Dae-man (Kim Jong-moon) berlari dengan cepat. Dia bahkan melompati halangan di depannya, seperti meja dan sekelompok orang yang duduk di tanah. Semua orang menoleh melihat Dae-man.

Para pengawal beramai-ramai berusaha mengangkat kereta keluar dari lubang, namun tidak bisa. Choi Young bertanya pada Dol-bae di mana kapalnya. Belum sempat Dol-bae menjawab, Dae-man datang dan berkata bahwa kapalnya tidak ada. Bagaimana bisa tidak ada kapal? tanya Dol-bae. Mereka bilang tidak ada kapal yang berani berlayar sekarang. Besok siang akan ada dua kapal yang berlayar, lapor Dae-man. Choi Young berpikir sejenak, lalu menuju kereta Raja Gongmin. Dia melapor pada Raja bahwa mereka tidak bisa berlayar hari itu dan mereka harus menginap malam ini. Il-shin sudah akan memarahi Choi Young karena rencana yang berubah, namun Raja Gongmin ternyata setuju mereka menginap malam itu. Choi Young lalu pergi dan menyiapkan penginapan. Hei, Wu Dal Chi (pengawal kerajaan)! panggil Il-shin, namun tidak digubris Choi Young. Choi Young lalu naik ke kuda dan menyuruh para bawahannya menyiapkan tempat untuk makan.

An Do-chi (Kwon Min) memberi pemilik penginapan sejumlah uang. Dia menyuruh pemilik penginapan mengusir semua pengunjung karena bos dan istri baru-nya dalam kondisi sensitif. Pemilik penginapan dengan senang hati menurut.

Raja Gongmin dan Putri Nogoog menaiki tangga penginapan. Pemilik penginapan penasaran dan ingin melihat wajah Putri Nogoog yang tertutup kain, namun pengawal raja langsung menutup wajahnya dan mendorongnya.

Sambil menguap, Choi Young melepas jas hujannya dan melihat-lihat sekeliling penginapan. Dia melihat botol arak dan meminumnya. Dol-bae mendatangi Choi Young dan bertanya apa menurut Choi Young mereka yang mencuri kapalnya. Aku rasa begitu, jawab Choi Young. Jadi, menurutmu, mereka juga sudah memprediksi kita akan menginap di sini? Katamu, hanya ini satu-satunya penginapan di daerah ini, jawab Choi Young sambil mencari posisi tidur yang pas di kursi. Kau sudah tahu, tapi kau tetap memilih kemari? tanya Dol-bae, tidak percaya.

Lalu apa kita harus menunggu mereka menyerang di lapangan terbuka? Choi Young sudah menemukan posisi yang pas dan berbaring. Dol-bae hanya mampu menghembuskan nafas. Bagaimana kita akan mempertahankan diri? Dengan..sangat..baik..., kata Choi Young sambil memejamkan mata. Dol-bae mengangguk. Dia kemudian memerintahkan seluruh penjaga menutup pintu dan jendela. Mereka diperintahkan agar bersiap siaga karena musuh sudah mengincar, tidak boleh ada yang lengah.

Di kamar, Raja Gongmin sedang melukis. Il-shin berdiri di sampingnya sambil menghasut Raja agar begitu dia mendapatkan Goryeo, Raja harus membunuh Wu Dal Chi (Choi Young). Il-shin berkata bahwa mereka begitu kasar pada Raja karena menyuruh Raja menutupi wajahnya dan melarang siapapun menyebutnya Yang Mulia padahal Raja akhirnya bisa kembali ke Goryeo setelah 10 tahun berada di Yuan dan menjadi tawanan. Saat Il-shin sedang berbicara dengan berapi-api, Choi Young masuk kamar sambil menguap. Dia memberitahu Raja bahwa Ratu akan tidur satu kamar dengan Raja. Raja menoleh kaget. Il-shin mengomeli Choi Young yang masuk tanpa mengetuk pintu. Dan seperti biasanya, ocehan Il-shin tidak digubris Choi Young (hahahaha...). Choi Young berkata bahwa mereka kesulitan melindungi Raja dan Ratu bila mereka terpisah. Um.. aku tahu kalian belum begitu akrab, tapi aku mohon tolong pahami situasi ini. (Choi Young masih punya perasaan aku rasa...) Hei, kau orang kasar! bentak Il-shin. Choi Young menoleh dan memandang tajam Il-shin, kemudian bertanya apa Il-shin bisa memegang pedang. Tanpa menunggu jawaban Il-shin, Choi Young menyerahkan sebuah pedang dan sarungnya. Kau jaga jendela itu, tunjuk Choi Young ke sebuah jendela. Jaga?! Hei, kau..! Il-shin ditarik dan didorong oleh Choi Young ke arah jendela. Il-shin memasukkan pedang ke sarungnya dengan gemetaran. (ya elah.. masa baru megang udah gemetaran?) Choi Young berdiri di dekat pintu dan membungkukkan kepalanya saat Ratu berjalan masuk bersama dua dayangnya. Raja dan Ratu saling berpandangan tajam, Raja kemudian menolehkan kepalanya ke lukisan dan mencoret lukisannya.

Seorang pengawal sedang berlatih berdiri dengan tangannya sambil bersandar pada sebuah tiang saat Jang Bin lewat. Jang Bin memukul pinggang si pengawal hingga pengawal itu jatuh. Dol-bae menegur Jang Bin yang berjalan-jalan saat situasi tidak aman. Namun Jang Bin tidak peduli dan berkata bahwa dia bisa melindungi dirinya sendiri.

Sekelompok orang mengenakan baju hitam dan penutup wajah masuk ke penginapan. Mereka tidak melihat siapapun karena kondisi gelap gulita.

Para pengawal Raja Gongmin bersiap-siap di atas, mereka kemudian menebar fosfor ke arah para penyerang sehingga tiap gerakan terbaca. Setelah menebar fosfor, para pengawal Raja kemudian menyerang. Para pengawal Raja lebih unggul posisinya karena para penyerang terkena fosfor, namun para penyerang tetap tangguh.

Choi Young masuk ke kamar Raja dan melapor bahwa jumlah penyerang lebih banyak dari yang mereka duga. Sambil berlutut di depan Raja, Choi Young meminta Raja agar tidak berlari pergi dan selalu berada di belakangnya apapun yang terjadi. Bisakah Anda melakukannya? Raja menoleh pada Ratu yang juga memandangnya. Jang Bin menatap tajam Choi Young. Raja menyanggupi permintaan Choi Young dengan raut wajah tegang. Kalau begitu, saya bisa melindungi Anda, jawab Choi Young mantap. Dia kemudian berdiri dan mengeluarkan pedangnya. (keeereeen...)

Para pengawal masih bertarung habis-habisan. Di kamar, para dayang Ratu bersiap-siap memegang pedang. Jang Bin mundur dan berdiri di depan Ratu. Choi Young bersiap-siap.

Para penyerang mulai menaiki lantai dua. Seorang pengawal melempar obor untuk menghalangi jalan para penyerang. Saat seorang penyerang nekat maju, dia dipanah. Penyerang lain menggunakan tubuh orang yang dipanah sebagai tameng untuk maju. Para pengawal mulai kesulitan menghadapi lawan. Sedikit demi sedikit pihak lawan maju mendekati kamar Raja. Seorang penyerang keluar melalui jendela dan berjalan melalui atap menuju kamar Raja.

Pintu kamar Raja terbuka lebar, Choi Young berdiri dengan mantap, menunggu datangnya lawan. Saat pihak lawan datang, Choi Young menghadapi mereka satu per satu dan membunuh mereka. Raja dan Ratu saling berpandangan dengan tegang. Sementara itu, Il-shin memegang pisau dengan tangan gemetar. Para penyerang semakin banyak. Choi Young mulai kesulitan menghadapi mereka. Seorang penyerang masuk melalui jendela kamar. Jang Bin dan para dayang maju melindungi Ratu dan Raja. Saat seorang penyerang hampir menebaskan pedang ke leher Raja, Raja tidak bergeming dan hanya menutup mata, menunjukkan rasa percayanya pada Choi Young. Choi Young berhasil melindungi Raja dan memukuli lawan. Il-shin merasa takut dan diam-diam berlutut dan menarik meja untuk melindungi dirinya. Dayang Ratu menahan seorang penyerang saat penyerang lain maju mendekati Ratu. Ratu hanya berdiri diam. Penyerang itu menebaskan pedangnya dan melukai leher Ratu. Choi

Young, Raja, Jang Bin, dan Il-shin terhenyak kaget. Choi Young menarik pedang dari tubuh seseorang dan melemparnya ke jantung penyerang. Choi Young berlari menghampiri Ratu. Leher Ratu mulai mengeluarkan darah. Yang Mulia, Yang Mulia, panggil Choi Young. Ratu mulai kehilangan kesadaran. Choi Young kemudian meletakkan Ratu di atas ranjang. Luka di leher Ratu tepat mengenai nadi arterinya sehingga darah mengucur deras. Jang Bin mempersiapkan alat pengobatannya. Dia kemudian mengatakan pada Choi Young bahwa dia membutuhkan kekuatan Choi Young. Choi Young kemudian meletakkan tangannya 20 cm di atas tangan kanan Ratu. Arus seperti listrik mengalir ke tangan Ratu. Arus itu mengalir ke pembuluh darah Ratu hingga menuju jantung. Arus itu kemudian memperlambat detak jantung Ratu. Jang Bin menusukkan jarum ke daerah antara leher dan pundak Ratu. Choi Young meletakkan tangannya 20 cm di atas jarum, dan seperti tadi sebuah arus seperti listrik mengalir ke jarum. Arus itu berfungsi menghambat energi. Tanpa energi, darah tidak akan beredar. Jang Bin kemudian meletakkan kain di atas luka Ratu. Jang Bin melihat ke arah Raja, begitu juga Choi Young. Saat Raja menyadari dirinya diperhatikan, dia berusaha menjaga ekspresi paniknya. Choi Young dan Raja berpandangan, Raja kemudian menunduk dengan raut kebingungan.

Dol-bae dan pengawal lain berusaha mencari pihak lawan yang tersisa dan menangkap mereka hidup-hidup. Ada dua orang yang tersisa dan berusaha kabur. Dari arah lain muncul Do-chi dan pengawal lain, Dol-bae memerintahkan agar mereka tidak dibunuh. Saat kedua orang itu terkepung, tiba-tiba mereka jatuh. Dol-bae mengira anak buahnya membunuh kedua orang itu dan mulai memarahi anak buahnya. Do-chi mengatakan bahwa mereka tidak membunuh, namun Dol-bae tidak percaya. Do-chi mendatangi kedua lawan itu dan membuka penutup mulut mereka. Dari mulut kedua orang itu keluar busa, keduanya melakukan bunuh diri. Dol-bae ikut melihat dan merasa kesal.

Il-shin berteriak-teriak memanggil Jang Bin. Jang Bin sedang merawat pengawal-pengawal yang terluka. Il-shin memarahi Jang Bin karena seharusnya dia merawat Yang Mulia Ratu. Il-shin memegangi tangan Jang Bin. Jang Bin akhirnya memanggil asistennya dan menyuruhnya merawat pengawal yang sedang dia obati.

Dengan panik, Il-shin memberi tahu Jang Bin apa yang akan terjadi bila Ratu tidak bisa diselamatkan. Seluruh Goryeo bisa mati! Il-shin kemudian mendatangi Raja yang sedang duduk. Yang Mulia, Anda tahu siapa Ratu. Ratu adalah Putri dari Yuan. Kita tidak bisa membiarkannya mati. Yuan bahkan sedang membicarakan mengambil alih Goryeo sekarang. Kalau sampai Ratu meninggal, mereka akan memiliki alasan bagus untuk mengambil alh Goryeo.

Di pojok, Choi Young duduk sambil merenung. Raja kemudian bertanya pada Jang Bin apakah tidak mungkin Ratu diselamatkan. Jang Bin menjawab bahwa pembuluh darah di leher Ratu terpotong separuh. Dia berusaha menghentikan aliran darah dengan memperlambat sirkulasi darah. Namun cara itu hanya bersifat sementara. Choi Young semakin merasa terpuruk. Il-shin menuntut agar pembuluh darah yang hampir putus itu disatukan, namun Jang Bin mengatakan hal itu sangat beresiko. Sedikit saja ada yang salah, nyawa Ratu tidak bisa diselamatkan. Tidak! Tidak! Selamatkan dia! kata Il-shin. Pembuluh darah tidak mungkin disatukan, kecuali kau adalah dokter Tuhan, jawab Jang Bin. Apa? Dokter Tuhan....? Il-shin langsung teringat pada cahaya kemerahan yang dia lihat di langit. Dia lalu terdiam. Choi Young menyandarkan kepala kemudian memejamkan mata. Kalau Ratu meninggal, maka negara kita juga ikut mati. Apakah kau juga berpikir begitu? tanya Raja pada Choi Young. Aku hanya seorang pengawal. Jadi aku tidak tahu-menahu soal politik, jawab Choi Young sambil tetap memejamkan mata. Sekalinya aku menjadi raja, negaraku dihancurkan. Betapa raja yang hebat aku, kata Raja, mengeluh. Tiba-tiba Il-shin menggebrak meja di depan Raja. Ada, katanya. Choi Young membuka mata dan memperhatikan Il-shin. Ada dokter Tuhan. Di dekat sini. Aku tahu tempatnya. Choi Young berdiri dan bertanya di mana orangnya. Dia akan menyuruh anak buahnya menjemput dokter Tuhan itu. Well... Dia ada di Surga, kata Il-shin. Raja menghembuskan nafas, mengira Il-shin bercanda. Namun Il-shin lalu berkata bahwa dia tahu di mana pintu menuju Surga. Raja dan Choi Young menatap Il-shin.

Il-shin berkata pada Raja bahwa mereka harus mengarang cerita bahwa Raja sangat sedih karena Ratu terluka, bahkan Raja sampai tidak makan tiga hari untuk berdoa pada Tuhan meminta kesembuhan Ratu. Namun Raja menyangsikan cara itu mampu menahan kemarahan pihak Yuan. Il-shin berkata bahwa itu semua demi Goryeo. Raja setuju dan menyuruh Il-shin menyiapkan cara itu. Il-shin menatap Choi Young dengan kebanggan pada dirinya sendiri sekilas sebelum pergi. Choi Young tidak peduli. Dia kemudian bertanya pada Jang Bin apakah Ratu bisa dipindahkan, namun Jang Bin berkata bahwa Ratu tidak mungkin dipindahkan. Choi Young kemudian berkata pada Raja bahwa dia akan membagi dua pengawal untuk melindungi Raja dan Ratu secara terpisah. Jumlah pengawal Ratu akan lebih banyak karena menurut Choi Young sasaran utama adalah Ratu. Dia kemudian berjalan pergi.

Wu Dal Chi, panggil Raja Gongmin. Raja Gongmin menyusul Choi Young dan bertanya bukankah perjalanan dari Yuan ke Goryeo sangat jauh. Ya, Yang Mulia. Apa yang kau pikirkan saat kau menjemputku? tanya Raja. Aku tidak pernah berpikir. Aku ingin tahu apa pendapatmu memiliki raja seperti aku. Aku rasa Goryeo sangat beruntung karena memiliki raja sebijaksana Anda. Apa ada lagi yang ingin Anda dengar? Raja berjalan mendekati Choi Young. Kau... membenciku kan? Choi Young tidak paham maksud Raja. Kau membenciku sejak awal bahkan sebelum kau bertemu denganku kan? Choi Young tertawa kecil dan berkata bila dia menjawab ya maka dia harus membunuh dirinya sendiri. Kenapa kau membenciku? Aku rajamu. Beritahu aku pikiran terdalammu. Apa kau akan memberitahuku bila aku berkata ini adalah perintah? Choi Young awalnya kaget, namun dia akhirnya menguasai diri. Raja yang sebelumnya berusia 14 tahun. Usia yang sangat muda untuk menjadi raja. Rakyat memintanya turun karena dia masih muda sehingga dia tidak bisa melakukan apa yang seharusnya seorang raja lakukan. Aku tahu, kata Raja. Dan kau berusia 21 tahun. Aku menganggap usia itu masih terlalu muda untuk menjadi raja. Terlebih lagi Anda pergi ke Yuan saat berusia 10 tahun dan tumbuh besar di sana. Cara berpikir Anda mungkin sama dengan cara berpikir orang Yuan. Rakyat Goryeo sangat tidak beruntung karena memiliki raja seperti Anda. Itu juga apa yang aku pikirkan. Itu saja. Raja sedikit terhenyak mendengar perkataan Choi Young, namun dia berusaha menguasai diri. Orang-orang juga mungkin berpikir sama kan? Maksudku, rakyat Goryeo. Anda adalah raja kelima dalam kurun waktu 12 tahun. Aku rasa mereka sudah tidak peduli lagi tentang hal ini. Terima kasih sudah memberitahuku apa yang ada di pikiranmu, kata Raja. Raja membalikkan badan, akan kembali ke kamar. Yang Mulia, panggil Choi Young. Raja menoleh, sambil berusaha tersenyum kecil. Aku tidak secara khusus membenci Anda. Raja tersenyum lagi kemudian berjalan pergi. Choi Young juga tersenyum sedikit.

Il-shin mempersiapkan altar dibantu para pengawal. Di bawah altar ada sebuah pusaran yang membentuk lubang. Tidak berapa lama, Raja tiba didampingi Choi Young dan pengawal lain. Il-shin menunjukkan lubang dan berkata bahwa itu adalah pintu menuju Surga yang Hwa Ta lewati 1000 tahun lalu. Hwa Ta memiliki banyak murid dan tiap 300 tahun sekali dia mengirim murid melalui lubang itu. Jadi, kau ingin aku berdoa pada Tuhan di dekat lubang itu? tanya Raja. Itu bukan pintu biasa. Pintu itu menghubungkan kita dengan pintu Surga, kata Il-shin. Tiba-tiba pusaran membesar dan cahaya di pusaran semakin terang. Choi Young maju melindungi Raja. Angin semakin kencang karena tersedot pusaran. Il-shin maju ke samping Choi Young. Pintu Surga terbuka! Pintu Surga terbuka, Yang Mulia! Kalau Anda melalui pintu itu, Anda akan bertemu Hwa Ta! katanya. Il-shin kemudian menarik Raja dan memintanya menyuruh seseorang melalui pintu itu sebelum pintu tertutup. Dol-bae mendorong Il-shin dan berkata berarti Il-shin yang seharusnya masuk karena Il-shin tahu banyak soal pintu itu. Il-shin memukul Dol-bae. Dia kemudian mendorong-dorong Raja lagi agar cepat mengambil keputusan. Raja maju ke samping Choi Young. Dia menoleh ke Choi Young dan berkata bahwa dia tidak percaya perkataan Il-shin. Beri aku perintah, kata Choi Young. Aku rasa seharusnya paling tidak aku mencoba kan? kata Raja. Aku akan pergi, kata Choi Young lagi. Dia kemudian membungkukkan kepala ke Raja dan berjalan menuju lubang. Kapten! susul Dol-bae. Ini perintah, kata Choi Young pada Dol-bae. Dol-bae hanya bisa memejamkan mata. Choi Young berjalan lagi. Kapten! susul Dae-man, namun dia dihalangi Dol-bae. Raja memandangi Choi Young dengan khawatir. Sinar di lubang semakin terang saat Choi Young semakin mendekat. Perlahan-lahan tubuh Choi Young tersedot masuk ke lubang.

Seoul, tahun 2012. Choi Young tiba di tempat seperti kuil. Dia melihat ke atas dan melihat patung besar Dewi Kwan-Im. Dia kemudian memberi hormat. Seorang wanita melihat Choi Young dan memotretnya. Choi Young menoleh, namun wanita itu bersembunyi. Choi Young kemudian berjalan pergi. Wanita itu keluar dan memanggil kekasihnya. Kekasihnya tidak percaya namun wanita itu menunjukkan foto hasil jepretannya.

Choi Young berjalan dengan kebingungan. Dia melihat lampu jalan dengan bingung, namun dia berjalan terus. Saat ada orang lewat, dia langsung bersembunyi di balik pohon. Dia kemudian melanjutkan berjalan. Saat melihat gedung tinggi dengan cahaya dia merasa semakin bingung. Choi Young kemudian melihat televisi raksasa yang menayang berita tentang bahaya titiktitik matahari. Choi Young berjalan lagi. Dia menunduk dan akan menarik pedang saat dia melihat mobil berseliweran. Saat dia tidak merasakan bahaya, dia berdiri. Choi Young yang kebingungan akhirnya memutuskan kembali ke tempat dia muncul. Saat dia sedang duduk dengan perasaan campur aduk, seorang biksu yang sedang mendengarkan musik menggunakan earphone lewat. Dia memanggil biksu itu dan memberi hormat. Biksu itu merasa heran melihat penampilan Choi Young. Aku muncul dari tanah. Aku tahu seharusnya aku tidak muncul di sini. Tapi tolong bantulah aku. Dari tanah? Biksu itu terheran-heran namun dia tetap berusaha membantu Choi Young. Choi Young kemudian bertanya di mana dia bisa bertemu dokter Tuhan karena dia dengar Hwa Ta datang kemari. Hwa Ta? Dokter Tuhan? Ah... Seorang dokter, kata Biksu itu, paham. Ada macam-macam dokter. Dokter umum, dokter bedah, dokter kandungan, dan dokter gigi. Apa masalah tubuhmu? Choi Young kebingungan. Dia kemudian mendekatkan lehernya dan menirukan gerakan memotong dengan tangannya. Biksu itu lalu berkata bahwa kalau begitu Choi Young membutuhkan operasi plastik. (hwahahahahaha..) Apa kau tahu di mana aku bisa bertemu dengannnya? tanya Choi Young. Ada banyak dokter plastik di sini karena di sini adalah Gangnam. Aku tidak sekedar butuh dokter biasa. Aku mencari dokter Tuhan, terang Choi Young lagi. Biksu itu menganggap bahwa Choi Young membutuhkan dokter terkenal. Ah, aku melihat sebuah spanduk. Ada pertemuan dokter-dokter plastik hari ini di Coex. Akan ada banyak dokter terkenal. Biksu itu lalu menunjukkan arah Coex dan Choi Young bertanya bagaimana cara dia ke sana. Kau bisa langsung ke sana, jawab Biksu itu, merasa aneh dengan pertanyaan Choi Young. Aku.. bisa... langsung... ke sana? Choi Young tidak paham maksud Biksu itu. Namun dia akhirnya paham dan merasa gembira. Terima kasih atas pelajaranmu. Choi Young memberi hormat kemudian pergi. Biksu memandangi punggung Choi Young kemudian mengampil ponselnya. Apa kau berusaha membodohiku dengan menyewa pria berpakaian aneh seperti itu? Atau mereka sedang syuting drama baru di sini? Halo? Halo? Telepon Biksu ditutup oleh orang di seberang telepon. (ya iyalah dianggep biksu ini ngaco hahahaha..)

Choi Young mempersiapkan diri dan pedangnya, lalu berkata, Ayo mulai. Dia lalu mulai menyeberang jalan tanpa menoleh kanan-kiri. Mobil-mobil berhenti mendadak karena Choi Young menyeberang terus. Semua pengemudi kaget dan heran melihat kelakuan dan penampilan Choi Young yang nyentrik. (dipikir lagi ada syuting kali ya hahahaha..) Saat sampai di trotoar, sepasang kekasih berbisik-bisik sambil melihat ke Choi Young. Ada seorang pria yang mengambil foto Choi Young menggunakan kamera dengan lampu blitz. Choi Young merasa terintimidasi dan dia maju menghampiri pria itu sambil akan mengeluarkan pedang. Namun dia membatalkan niatnya karena menyadari tatapan aneh semua orang di sekitarnya. Dia melihat ke depan dan sadar bahwa dia sudah sampai di gedung Coex. Di depan gedung ada spanduk seminar kesehatan yang sedang digelar di sana. Choi Young memasuki gedung dan menghela nafas lega karena sudah sampai di tempat yang tepat. Dia berjalan melewati pameran-pameran alat kesehatan dan memandang dengan terpana. Berbagai macam alat kesehatan tersedia di sana.dan seperti saat di jalan, semua pengunjung dan penjaga stan melihat ke arah Choi Young. Choi Young sampai di depan pintu dan membaca tulisan seminar tentang bedah plastik. Dia lalu masuk ke ruangan seminar. Penjaga pintu terpana melihat penampilan Choi Young.

Di dalam ruang seminar, Dr. Yoo Eun-soo (Kim Hee-sun) sedang memberi seminar tentang bedah plastik masa kini. Peserta seminar tidak hanya dari Korea, tapi juga dari luar negeri. Eun-soo melihat Choi Young masuk, dia sedikit kaget sehingga ceramahnya terhenti sejenak. Beberapa peserta seminar menoleh ke Choi Young. Peserta seminar lain ikut terpengaruh dan mulai memperhatikan Choi Young juga. Choi Young merasa diperhatikan namun tidak peduli. Dia melihat ke arah Eun-soo. Tidak berapa lama, empat orang petugas keamanan masuk dan membawa Choi Young keluar. Saat Choi Young dibawa keluar, pandangan Choi Young dan Eun-soo bertemu dan adegan menjadi slow motion. Eun-soo menguasai diri dan melanjutkan ceramahnya. Para peserta seminar masih saja membicarakan soal Choi Young.

Eun-soo masuk kamar mandi sambil menelepon temannya. Dia mengomel tentang pria aneh yang masuk ke ruang seminar saat dia sedang presentasi. Dia juga mengomel tentang Dr. Oh yang masih saja mengabaikannya. Lihat saja. Dalam waktu tiga tahun aku akan membuka rumah sakitku sendiri di Gangnam. Eun-soo meminta temannya yang menikah dengan orang kaya untuk berinvestasi di rumah sakitnya, namun permintaannya ditolak.

Choi Young dibawa ke ruang petugas keamanan untuk diinterogasi. Seorang petugas keamanan mengira Choi Young dari pihak iklan dan bertanya apa nama perusahaan yang diwakili Choi Young. Choi Young yang masih kebingungan tidak menjawab dan malah melihat ke arah televisi yang menayangkan rekaman CCTV di berbagai sudut gedung Coex. Choi Young berdiri mendekati TV dan melihat Eun-soo di salah satu TV. Dia lalu bertanya bagaimana dia menuju tempat itu. Aku harus masuk. Apakah kau bisa membukanya? tanya Choi Young

sambil meraba-raba TV mencari pintu masuk (hahahahaha...) Petugas keamanan kebingungan. Choi Young lalu menunjuk gambar Eun-soo dan berkata bahwa dia harus berbicara dengan dokter itu. Petugas keamanan mengira Choi Young bercanda, dia malah melihat-lihat pakaian Choi Young. Dia akan menyentuh pedang yang dipegang Choi Young, namun tangannya dipelintir Choi Young. Petugas keamanan memohon maaf. Choi Young melepaskannya sambil mendorongnya hingga petugas keamanan menabrak meja. Petugas keamanan itu mengambil pentungan milik anak buahnya, Choi Young bersiap mengeluarkan pedangnya. Petugas keamanan itu lalu menyuruh anak buahnya cepat-cepat memanggil polisi karena ada pria aneh masuk gedung, menyerang petugas keamanan, dan dia membawa senjata tajam. Kau mati sekarang, pria aneh! Petugas keamanan maju dan akan memukul Choi Young. Choi Young mengeluarkan pedangnya dan menebaskan ke pentungan sampai pentungan itu putus. Petugas keamanan terperangah lalu sambil ketakutan menyuruh anak buahnya berlari melarikan diri. Choi Young melihat ke TV lagi namun Eun-soo berjalan dan menghilang. Choi Young kebingungan.

Eun-soo dipanggil oleh seseorang. Pria itu menunjukkan Eun-soo alat kesehatan terbaru. Choi Young muncul dan melihat Eun-soo. Pria di samping Eun-soo melihat Choi Young dan maju mendekati Choi Young sambil berkata bahwa perusahaan iklan sekarang bekerja dengan kostum aneh. Eun-soo ikut-ikutan mengira bahwa Choi Young dari perusahaan iklan. Dia masih kesal karena Choi Young mengganggu presentasinya, dia lalu berkata bahwa Choi Young adalah pria aneh sambil mencoba-coba lagi alat kesehatan. Choi Young maju, pria di samping Eun-soo mundur ketakutan sambil memberi tahu Eun-soo bahwa Choi Young mendekatinya. Eun-soo melihat ke arah Choi Young. Ada kasus darurat, kata Choi Young. Lalu? tanya Eun-soo balik. Menurut dokter kenalanku, pembuluh darah pasien itu terpotong. Bisakah kau menolongnya? Kenapa kau bertanya padaku? tanya Eun-soo dengan acuh. Dia lalu mencoba-coba lagi alat kesehatan. Bisakah kau menolongnya? tanya Choi Young dengan nada lebih keras. Eun-soo merasa Choi Young aneh, dia lalu berlalu pergi sambil meminta salesman itu mengirim brosur kepadanya. Choi Young maju menghalangi jalan Eun-soo. Eun-soo mencari celah namun Choi Young terus menghalanginya. Mereka berpandangan. Di saat itu, seorang polisi dan petugas keamanan muncul. Choi Young merasa terancam dan mengeluarkan pedang dari sarungnya. Polisi lalu mengeluarkan pistol sambil menyuruh Choi Young meletakkan pedang.

Choi Young menoleh ke Eun-soo dan bertanya lagi apa Eun-soo bisa menyelamatkan pasien yang terpotong pembuluh darahnya. Aku harus melihat di mana dan seberapa parah luka pasien itu, jawab Eun-soo sambil terbata-bata karena takut. Ingin melihat seberapa parah lukanya? Choi Young mengingat-ingat lukan Putri Nogog. Choi Young lalu membalikkan badan, mendorong minggir polisi, dan meletakkan pedang di leher petugas keamanan. Semua pengunjung termasuk Eun-soo dan salesman berlarian dan bersembunyi. Choi Young menggoreskan pedang ke leher petugas keamanan. Petugas keamanan itu memegang luka di lehernya lalu terhuyung-huyung dan pingsan. Choi Young menahan tubuh petugas keamanan itu sambil bertanya, Kenapa kau mengikutiku? Dia lalu menggendong pria itu di bahu dan meletakkannya di atas meja. Choi Young meletakkan tangan di dekat luka leher dan menjelaskan luka yang diderita Putri Nogog persis sama dengan luka pria itu. Apakah kau pikir kau bisa menyelamatkannya? Eun-soo ketakutan dan menyuruh salesman yang ikut bersembunyi di sampingnya menelepon 911. Choi Young maju sedikit dan berkata, Kalau kau tidak bisa menyelamatkan wanita itu (Putri Nogog, kita akan mencoba satu kali lagi dengan pria itu, sambil mengarahkan pedang ke salesman. Salesman itu ketakutan dan memohon-mohon agar jangan membunuhnya. Dia menyikut Eun-soo, menyuruh Eun-soo mencoba dengan leher petugas keamanan. Dengan ketakutan Eun-soo berdiri dan bertanya apa dia harus mencoba menyembuhkan pria itu di sini. Kita tidak punya waktu. Mulailah! perintah Choi Young. Eun-soo lalu maju dan melihat seberapa dalam luka leher petugas keamanan. Petugas keamanan mengernyit kesakitan.

Mobil-mobil polisi mulai berdatangan. Di dalam gedung, Eun-soo mengukur denyut nadi pria itu lalu berjalan. Choi Young menghalangi jalan Eun-soo. Aku butuh alat-alat. Gunting, jarum..., jelas Eun-soo. Eun-soo mengalahkan rasa takutnya dan mulai bersikap seperti dokter. Dia mengambil kapas dan alat-alat lain di ruang pameran. Dia lalu mengenakan masker, sarung tangan, dan mencuci tangannya dengan alcohol. Eun-soo mengambil kacamata berpembesar dan berlampu dan mengenakannya. Choi Young terperangah melihat alat itu. Di dekat mereka, salesman berlutut sambil terus berdoa. Ya Tuhan selamatkan aku... Ya Tuhan selamatkan aku..., katanya berulang kali. Eun-soo menoleh dan menyuruh Choi Young memegang badan petugas keamanan. Namun dia sadar Choi Young pria aneh. Choi Young mengetuk-ngetukkan pedangnya di meja dekat salesman dan berkata, Kalau pria itu mati, kau akan jadi yang selanjutnya. Salesman dengan ketakutan berdiri dan menghampiri Eun-soo. Masker, kata Eun-soo, salesman lalu memakai masker dan mendekati Eun-soo lagi. Cuci tanganmu, perintah Eun-soo. Setelah selesai persiapan, salesman membantu membuka luka petugas keamanan sambil memalingkan wajah karena dia tidak kuat.

Saat itu, polisi mencoba masuk ke gedung. Eun-soo, Choi Young, dan salesman mendengarnya, namun mereka mencoba bersikap tenang. Choi Young mondar-mandir. Aku sudah menjepit lukanya. Sekarang aku harus menjahitnya. Jadi pegang dengan baik, perintah Eun-soo ke salesman.

Polisi menggunakan pembesar suara dan bertanya bagaimana kondisi di dalam gedung. Eun-soo dan salesman menoleh ke Choi Young, namun saat Choi Young memandang mereka, mereka langsung melihat lagi ke arah petugas keamanan. Polisi mengumumkan bahwa mereka akan menelepon dan menyuruh agar telepon mereka diangkat. Saat telepon berbunyi, Choi Young langsung memutus saluran menggunakan pedangnya. Di ruang keamanan, beberapa polisi mengontrol melalui CCTV.

Eun-soo selesai menjahit luka petugas keamanan. Choi Young melihat dengan perasaan senang. Dia lalu memegang denyut nadi petugas keamanan dan berkata bahwa pria itu hidup. Salesman teramat senang karena itu berarti nyawanya terselamatkan. Choi Young membungkus alat-alat yang tadi dipakai Eun-soo dengan kain taplak dan berkata bahwa Eun-soo harus ikut dengannya. Kenapa? tanya Eun-soo. Kau harus menyelamatkan seseorang, jawab Choi Young. Aku sudah lama tidak mengoperasi seseorang, kata Eun-soo dengan panik. Choi Young maju sambil mengingatkan bungkusan alat kesehatan di badannya, Eun-soo mundur ketakutan. Mungkin akan sulit bagimu untuk pergi ke duniaku. Tetaplah berada di belakangku. Eun-soo masih akan mengatakan sesuatu, namun dipotong oleh Choi Young. Tetaplah di dekatku, jadi kau tidak akan sampai terpisah. Choi Young lalu berjabalik dan berjalan. Eun-soo dan salesman dengan diam-diam mengambil arah berlawanan, namun tiba-tiba Choi Young menoleh. Eun-soo yang ketakutan berlari, Choi Young mengejarnya.

Personil polisi yang masuk melalui tangga darurat mendapat laporan melalui handie-telkie bahwa Eun-soo dibawa keluar dengan paksa oleh Choi Young.

Choi Young menyeret Eun-soo sambil menggandeng tangannya sambil mengomel bahwa Eun-soo seharusnya menurut padanya, jadi segala hal akan lebih mudah. Eun-soo terus berusaha membujuk Choi Young agar menyerahkan diri pada polisi. Tangkap si banteng dengan umpan, kata Choi Young singkat.

Polisi yang berada di ruang CCTV langsung mengunci jalan keluar melalui mesin pengontrol.

Choi Young dan Eun-soo sampai di lobi gedung. Eun-soo berusaha melepaskan genggaman tangan Choi Young, namun tidak berhasil. Sekelompok polisi muncul dan mengepung mereka, bahkan di lantai dua para polisi juga berjaga. Keadaan menjadi tegang. Eun-soo membujuk Choi Young agar menyerahkan diri. Choi Young melepaskan genggaman tangannya, Eun-soo langsung merunduk. Tangan Choi Young yang ada bercak darah terangkat dan kekuatan magis muncul. Seluruh polisi terlempar, namun ada satu alat pelindung polisi yang masih berdiri tegak. Seluruh kaca gedung pecah berantakan, bahkan para polisi yang berjaga di luar ikut terhempas. Choi Young berlutut di depan Eun-soo yang merunduk. Permisi, katanya. Eun-soo mengangkat kepala. Tiba-tiba Choi Young menggotong Eun-soo, mengambil pelindung polisi, dan berjalan melewati para polisi yang jatuh terhempas.

Eun-soo berteriak-teriak ketakutan. Choi Young membawanya ke pintu tempat dia muncul di kuil. Choi Young kemudian menurunkan Eun-soo dan menyuruhnya masuk ke pintu itu. Eun-soo semakin ketakutan. Tolong, ampuni aku...., katanya sambil menangis. Aku tidak akan membunuhmu. Kalalu kau bisa menyelamatkan wanita itu, aku akan mengembalikanmu kemari, kata Choi Young. Eun-soo jatuh terduduk di tangga dekat pintu sambil terus menangis. Dia menuduh Choi Young berbohong karena di film-film seorang penculik akan membunuh orang yang melihat wajahnya dan dia melihat wajah Choi Young. Eun-soo berusaha bangkit berdiri namun ditahan Choi Young. Aku Prajurit Choi Young dari Goryeo. Dengan mempertaruhkan nyawaku, aku akan mengirimmu kembali ke sini setelah kau menyelamatkan wanita itu. Aku berjanji padamu, kata Choi Young dengan sungguh-sungguh. Choi Young kemudian menarik berdiri Eun-soo dan menuju pintu. Namun Eun-soo masih melawan. Mereka berpandangan.

10 hari sebelumnya (tahun 2012)... Eun-soo menemui seorang peramal untuk mengetahui pria yang akan menjadi jodohnya. Setelah berdoa, melempar kayu ramal, dan membuka buku ramal, peramal itu berkata bahwa dia akan bertemu dengan pria yang dikirimkan oleh surga. Eun-soo sangat gembira. Tapi, menurut buku ini pria itu datang dari masa lalu, lanjut peramal itu. Peramal itu kemudian menyuruh Eun-soo mengingat-ingat pria yang pernah menjadi pacarnya. Salah satu dari pria itu adalah kiriman dari surga.

=Flashback= Pria Pertama Eun-soo yang masih culun berkencan dengan seniornya (Ahn Jae-wook) selama 3 tahun 4 bulan. Seniornya itu menyuruh Eun-soo mengerjakan tugas-tugasnya. Kemudian suatu hari pria itu memutuskan hubungannya dengan Eun-soo karena dia sudah memiliki pacar baru yang kaya raya dan berjanji akan membangunkan rumah sakit untuknya. Pria Kedua Eun-soo sedang memeriksa seorang pasien pria. Dia sedang merancang bagian wajah mana saja yang akan dioperasi plastik, saat pria itu membuka kotak perhiasan berisi cincin dan menyodorkannya ke Eun-soo. Mereka berkencan hanya selama tiga bulan. =Flashback End= Eun-soo menceritakan rencananya pada si peramal. Dia akan meminta uang dari pacarnya untuk melanjutkan penelitiannya tentang stem cell. Dan setelah penelitian itu booming, dia akan memutus hubungan dengan pacarnya. Karena itu, dia tidak mau menikah. Tapi, aku rasa rencanamu tidak akan berhasil, kata peramal lagi. Mari menuju ramalan selanjutnya. Peramal itu mengocok dan mengambil dua kayu ramalan lagi. Dia kemudian berkata bahwa Eun-soo akan pergi sangat jauh selama satu tahun. Eun-soo membantah bahwa dia hampir tidak dapat pekerjaan di rumah sakit, jadi tidak mungkin dia akan bepergian. Peramal itu membuka buku ramalan lagi, kemudian berkata, Kau akan melihat pria itu bila kau melalui pintu. Eun-soo mulai meragukan peramal itu, dia kemudian berdiri dan akan keluar. Namun peramal itu menghentikannya, dan menyuruh Eun-soo mencoba mengingat-ingat lagi siapa saja pria dari masa lalunya. Eun-soo berjalan keluar sambil mengingat-ingat.

7 tahun lalu di Era Goryeo... Do-chi membawa kabar ke Dol-bae tentang kapten baru Wu Dal-chi yang baru berusia 22 tahun. Dol-bae berkata bahwa pria itu adalah kepala Jeo Gol Dae dan kabarnya sangat kuat. Kalau dia sekali mengayunkan pedang, maka ada tiga musuhnya yang jatuh. Dia mampu melompat tinggi bahkan melampaui pohon. Tiap orang Jeo Gol Dae memiliki kemampuan khusus, dan pria ini punya kekuatan listrik. Pria itu juga pemarah. Seorang pria yang mencoba membangunkannya hampir saja dibunuhnya. Namun, Do-chi tidak mempercayai hal itu. Dia menuduh bahwa orang-orang Jeo Gol Dae membunuh dengan menusuk dari belakang. Deok-man kemudian berkata bahwa tuduhan Do-chi tidak benar karena jumlah yang dibunuh orang Jeo Gol Dae melebihi 10.000 orang.

Do-chi kemudian bertanya pada Dol-bae apa dia akan membiarkan pria semuda itu menjadi kapten Wu Dal-chi. Dol-bae menjawab bahwa pria itu adalah pria yang ditunjuk sebagai kapten. Do-chi masih berusaha mempengaruhi Dol-bae, namun Dol-bae menyuruhnya tutup mulut. Do-chi merasa kesal kemudian mengatakan bahwa dia akan menyingkirkan kapten baru hanya dengan tendangan kakinya sambil memeragakannya.... tepat saat Choi Young masuk. Choi Young memegangi kaki Do-chi dan mendorongnya sampai Do-chi jatuh. Dol-bae berdiri. Dia tidak tahu siapa Choi Young dan menyuruhnya menyebutkan nama. Namun Choi Young tidak menggubris dan melihat-lihat ke sekeliling ruangan. Do-chi yang kesal mendorong Choi Young. Choi Young memegang tangan Do-chi dengan cepat dan mendorongnya lagi. Semua terperangah. Beberapa orang berusaha memegangi Do-chi yang masih akan menyerang. Choi Young bertanya pada Dol-bae apa dia kepala tim ini. Dol-bae membenarkan. Choi Young menjatuhkan tas yang dibawanya kemudian memeluk Dol-bae dan bertanya di mana dia akan tidur. Apa? tanya Dol-bae tidak mengerti. Mereka bilang kau akan memberiku sebuah ranjang saat aku sampai di sini, kata Choi Young. Tanpa menunggu jawaban Dol-bae, Choi Young kemudian berjalan ke sebuah ranjang, meletakkan tasnya sebagai bantal, berbaring, menguap, dan memejamkan mata.

Do-chi mengintip Choi Young yang tertidur pulas. Dia kemudian mendatangi Dol-bae dan berkata bahwa Choi Young sudah tidur selama tiga hari tanpa makan. Dia bahkan tidak buang air. Deok-man kemudian berkata apa Choi Young meninggal dalam tidur, karena terkadang ada kasus seperti itu. Namun Do-chi berkata bahwa dia meletakkan tangan di dekat hidung Choi Young dan ada nafasnya. Dol-bae melihat ke Choi Young, saat Choi Young bergerak karena ada lalat di dekatnya. Dol-bae kemudian berjalan keluar. Do-chi akan menyerang Choi Young lagi, namun ditahan Deok-man. Deok-man mengingatkan Do-chi tentang rumor kemampuan Choi Young, namun Do-chi masih tidak percaya. Do-chi maju dan akan membangunkan Choi Young, namun lagi-lagi ditahan Deok-man. Deok-man berkata bahwa ada pria yang hampir dibunuh Choi Young karena pria itu akan membangunkannya. Do-chi tidak peduli dan mendorong minggir Deok-man. Dia kemudian maju mendekati Choi Young. Choi Young melempar tongkat di tangannya dan tepat mengenai dahi Do-chi hingga dahinya berdarah.

Do-chi kesakitan, Deok-man menertawai Do-chi, sementara itu Choi Young mengubah posisi tidur sambil tersenyum kecil.

Anda mungkin juga menyukai