Anda di halaman 1dari 6

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 1.

PENGKAJIAN Pengkajian Keperawatan Pada Anak Usia 0-18 Tahun a) Identitas pasien Identitas pada klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status, agama, suku, alamat,tanggal masuk, tanggal pengkajian, sumber informasi dan dignosa masuk. Penanggung Identitas penanggung meliputi nama dan hubungan dengan klien. b) Keluhan utama Nyeri dan kekakuan pada lutut sering dirasakan terutama pada pagi hari. c) Riwayat keluhan saat ini Klien selalu menangis ketika pangkal paha, lutut, dan pergelangan kaki digerakkan karena nyeri yang dirasakan. Nyeri dan kekakuan pada lutut sering dirasakan terutama pada pagi hari. Pada area lutut teraba hangat dan tampak bengkak, pasien tampak lemah, iritabilitas, menghabiskan waktunya dengan tidur, dan

menolak untuk mobilisasi. Terdapat ruam rheumatoid linier pada ekstrimitas dan uveitis kronik. Saat ini klien dalam kondisi demam. d) Riwayat kesehatan masa lalu Pada pengkajian riwayat penyakit masa lalu, yang perlu dikaji meliputi, riwayat prenatal, perinatal dan postnatal, pen yakit yang pernah diderita, hospitalisasi/ tindakan operasi, injury/ kecelakaan, alergi, imunisasi dan ter laboratorium, dan riwayat pengobatan pasien. e) Riwayat pertumbuhan Yang perlu dikaji yaitu, apakah pasien pernah mengalami gangguan dalam proses tumbuh kembang, berat badan pasien saat baru lahir, 6 bulan, 1 tahun dan saat ini. f) Riwayat sosial Pengkajian pada riwayat sosial meliputi, orang yang selama ini mengasuh pasien, hubungan dengan anggota keluarga, hubungan dengan teman sebaya. g) Riwayat keluarga

Pengkajian pada riwayat keluarga meliputi, keadaan sosial ekonomi , lingkungan rumah, penyakit keluarga (jika ada) maka dilengkapi dengan keterangan genogram I. Pengkajian Tingkat Perkembangan Saat Ini (Gunakan Format Ddst) Yang perlu dikaji pada pengkajian tingkat perkembangan saat ini yaitu personal sosial, adaptif motorik halus, bahasa, motorik kasar. II. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN KLIEN SAAT INI A. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan Hal-hal yang perlu dikaji meliputi pengetahuan yang dimiliki klien tentang penyakit klien, mengkaji persepsi klien mengenai konsep sehat dan sakit, mengkaji pemeliharaan kesehatan yang dilakukan oleh klien dan keluarga di lingkungan rumah dan rumah sakit. B. Nutrisi Meliputi pengkajian pola serta frekuensi makan, minum, nafsu makan serta adanya mual atau muntah. Pada klien juvenile rheumatoid arthritis : Gejala : Ketidakmampuan mengkonsumsi makanan atau minuman secara adekuat, mual, anoreksia, kesulitan untuk mengunyah. Tanda : Penurunan berat badan, kekeringan pada membran mukosa. C. Aktivitas Hal-hal yang dikaji meliputi kemampuan perawatan diri seperti makan/minum, mandi, toileting, berpakaian, mobilisasi di tempat tidur, berpindah, serta ambulasi. Pada klien juvenile rheumatoid arthritis, klien mengalami berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi, ketergantungan dengan orang lain. D. Tidur dan istirahat Pengkajian yang dilakukan meliputi kebiasaan tidur dan istirahat, frekuensi tidur dan istirahat, kualitas tidur dan istirahat pada saat sebelum masuk rumah sakit serta setelah masuk rumah sakit. Pada klien juvenil rheumatoid arthritis, sering terbangun pada pagi hari akibat kekakuan pada sendi di pagi hari yang berlangsung selama lebih dari 1 jam. E. Eliminasi Pengkajian tentang kebiasaan BAB/BAK yang meliputi frekuensi, struktur, warna dan bau pada saat berada di rumah dan di rumah sakit. F. Pola hubungan

Pengakajian yang dilakukan meliputi hubungan yang dimiliki klien dengan keluarga, teman sebaya, dan lingkungan disekitar. G. Koping atau temperamen dan disiplin yang diterapkan Mengkaji tentang cara klien dalam mengatasi stress atau bosan ketika berada di rumah sakit. H. Kognitif dan persepsi Meliputi bahasa yang digunakan klien, mengkaji fungsi panca indra klien, daya ingat klien, serta mengkaji nyeri klien berdasarkan pengkajian P,Q,R,S,T. Pada klien juvenile rheumatoid arthritis, manifestasi yang terjadi meliputi nyeri sendi, nyeri tekan, serta kekakuan sendi pada pagi hari. I. Konsep diri Mengkaji harga diri klien, penampilan diri, gambaran diri serta hubungan peran. Pada klien juvenile rheumatoid arthritis sering dijumpai gejala seperti : faktor-faktor stres akut/ kronis (misalnya; finansial, ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan), keputusan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan), ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi ( misalnya ketergantungan pada orang lain), kerusakan interaksi sosial dengan keluarga atau orang lain, perubahan peran, isolasi. J. Seksual dan menstruasi Mengkaji jenis kelamin serta mengkaji adanya gangguan pada sistem reproduksi.

III.

PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan umum Pasien tampak lemah. 1. Tingkat kesadaran Kesadaran pasien composmetis. 2. Kaji nadi, suhu, RR klien 3. Kaji respon nyeri 4. Ukur bb, tb, lla,lk B. Kulit Kaji keadaan kulit meliputi, turgor kulit, warna kulit, tampak kemerahan atau tidak. Perubahan kulit, kemerahan disertai deskuamasi pada kulit di sekitar sendi menunjukkan adanya inflamasi pada sendi. C. Kepala

Yang perlu dikaji disini yaitu bentuk kepala, distribusi rambut (merata atau tidak), warna rambut, dan keadaan ubun-ubun pasien. D. Mata Kaji keadaan palpebra (apakah Nampak oedem/ tidak), keadaan konjungtiva, sclera, serta air mata pasien. E. Telinga Kaji keadaan serumen, liang telinga serta gendang telinga pasien F. Hidung Kaji keadaan speptum serta ada/ tidak sekret. G. Mulut Kaji keadaan mukosa bibir, tonsil serta faring. H. Leher Kaji keadaan leher pasien, apakah ada pembesaran atau tidak. I. Dada Kaji keadaan dada, simetris atau tidak. Adanya pembesaran pada dada atau tidak. J. Payudara Kaji keadaan dada, simetris atau tidak. Adanya pembesaran pada payudara atau tidak. Adanya masa atau tidak. K. Paru-paru Inspeksi : Pergerakan dada simetris atau tidak, dan kaji keadaan pada kedua lapang paru Palpasi : kaji adanya nyeri tekan Perkusi : suara paru Auskultasi : Suara nafas meliputi suara nafas vesikuler, Rhonci, Wheezing L. Jantung Inpeksi: Ictus cordis tampak atau tidak Palpasi : Ictus cordis teraba atau tidak teraba Perusi : Batas jantung deengan paru dalam batas normal atau tidak Auskkultasi : adanya suara tambahan murmur, serta reguler. M. Abdomen Inspeksi : Datar/ tidak, simetris atau tidak Palpasi : turgor baik atau tidak Hepar : Teraba pembesaran atau tidak teraba pembesaran Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen, nyeri ketok (-)/ (+)

Auskultasi : Bising usus berapa x/ menit N. Genetalia Kaji adanya kelainan pada daerah genital atau tidak. O. Anus dan rektum Kaji keadaan disekitar anus apakah adanya tanda-taanda kemerahan serta infeksi. P. Muskuloskeletal Pemeriksaan fisik pada sistem musculoskeletal meliputi: Inspeksi pada saat diam Inspeksi pada saat gerak Palpasi

Q. Neurologi Biasanya saraf jeratan, seperti pada saraf median di carpal, lesi vasculitik, multipleks mononeuritis, dan myelopathy leher rahim dapat menyebabkan konsekuensi serius neurologis. Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan Laboratorium a. Tanda peradangan, seperti LED dan CRP, berhubungan dengan aktivitas penyakit, selain itu, nilai CRP dari waktu ke waktu berkorelasi dengan kemajuan radiografi. b. Jumlah sel darah lengkap (anemia, trombositopenia, leukositosis, leucopenia. c. Analisis cairan sinovial

Inflamasi cairan sinovial (WBC count> 2000/L) hadir dengan jumlah WBC umumnya dari 5,000-50,000 / uL.

Biasanya, dominasi neutrofil (60-80%) yang diamati dalam cairan sinovial (kontras dengan dominasi sel mononuklear di sinovium).

Karena cacat transportasi, kadar glukosa cairan pleura, perikardial, dan sinovial pada pasien dengan JRA sering rendah dibandingkan dengan kadar glukosa serum.

d. Parameter imunologi meliputi autoantibodies (misalnya RF, anti-RA33, anti-PKC, antibodi antinuclear). e. Rheumatoid factor Rheumatoid Faktor, RF ditemukan pada sekitar 60-80% pasien dengan JRA selama penyakit mereka, tetapi kurang dari 40% pasien dengan JRA dini.

f.

Antibodi Antinuclear: Ini adalah hadir di sekitar 40% pasien dengan JRA, namun hasil tes antibodi terhadap antigen subset paling nuklir negatif.

g. Antibodi yang lebih baru (misalnya, anti-RA33, anti-PKC): Penelitian terbaru dari antibodi anti-PKC menunjukkan sensitivitas dan spesifisitas sama atau lebih baik daripada RF, dengan peningkatan frekuensi hasil positif di awal JRA. Kehadiran kedua-anti antibodi PKC dan RF sangat spesifik untuk JRA. Selain itu, anti-PKC antibodi, seperti halnya RF, menunjukkan prognosis yang buruk. Pemeriksaan Penunjang Radiografi: mungkin terjadi erosi ada pada kaki, bahkan tanpa adanya rasa sakit dan tidak adanya erosi di tangan. MRI: modalitas ini digunakan terutama pada pasien dengan kelainan tulang belakang leher; pengenalan awal erosi berdasarkan citra MRI telah cukup divalidasi. Ultrasonografi: ini memungkinkan pengakuan efusi pada sendi yang tidak mudah diakses (misalnya, sendi pinggul, sendi bahu pada pasien obesitas) dan kista. Scanning tulang: dapat membantu membedakan inflamasi yang

disebabkan peradangan atau hal lain pada pasien yang mengalami pembengkakan. Densitometri: Temuan berguna untuk membantu mendiagnosa

perubahan dalam kepadatan mineral tulang yang mengindikasikan osteoporosis. Pemeriksaan lainnya berupa pemeriksaan HLA-DR4 yang diagnosis awal JRA Bersama aspirasi sinovial, Artroskopi diagnostik (histologi), dan biopsi (misalnya, kulit, syaraf, lemak, rektum, ginjal) dapat dipertimbangkan jika vaskulitis atau amyloidosis disarankan. IV. Rencana Asuhan Keperawatan dan Evaluasi (Terlampir)

Anda mungkin juga menyukai