Anda di halaman 1dari 50

GAMBARAN KLINIS TUMOR MEDULA SPINALIS BERDASARKAN LOKASI TUMOR

Billy Muchamad Ramdani 20050310136

PENDAHULUAN

Latar belakang TMS 15% neoplasma SSP Insidensi 10 per 100.000 penduduk/tahun Dominasiusia muda & pertengahan Anak-anaktumor intramedular Dewasatumor extramedular Pria & Wanitaangka kejadian seimbang TMSmayoritas tumbuh pada intradulerlokasi di thorax(50%), lumbal (30%) dan servikal (20%)

Tujuan Penulisan Untuk mengetahui gambaran klinik yang timbul dari tumor medulla spinalis berdasarkan lokasi tumor dan tatalaksana tumor medulla spinalis yang dapat menyebabkan kematian dan kecacatan bagi penderitanya.

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Tumor Medulla spinalis adalah tumor di daerah spinal yang dapat terjadi pada daerah cervical pertama hingga sacral, yang dapat dibedakan atas; A.Tumor primer: 1) jinak yang berasal dari a) tulang; osteoma dan kondroma, b) serabut saraf disebut neurinoma (Schwannoma), c) berasal dari selaput otak disebut Meningioma; d) jaringan otak; Glioma, Ependinoma. 2) ganas yang berasal dari a) jaringan saraf seperti; Astrocytoma, Neuroblastoma, b) sel muda seperti Kordoma. B.Tumor sekunder: merupakan anak sebar (metastase) dari tumor ganas di daerah rongga dada, perut, pelvis dan tumor payudara.

Gambar 1. Diagram otak, tulang belakang dan medulla spinalis. Pembesaran gambar menunjukkan struktur dari medulla spinalis

Etiologi Patogenesis dari neoplasma medula spinalis belum diketahui, tetapi kebanyakan muncul dari pertumbuhan sel normal pada tempat tersebut. Riwayat genetik terlihat sangat berperan dalam peningkatan insiden pada keluarga tertentu atau syndromic group (neurofibromatosis). Astrositoma dan neuroependymoma merupakan jenis yang tersering pada pasien dengan neurofibromatosis tipe 2, yang merupakan kelainan pada kromosom 22. Spinal hemangioblastoma dapat terjadi pada 30% pasien dengan von hippel-lindou syndrome sebelumnya,yang merupakan abnormalitas dari kromosom 3.

Epidemiologi TMS10 19% (15%) dari kasus Tumor SSP Meningiomasering pada wanita Ependymomasering pada laki-laki 70% tumor intradural (ekstramedular), 30% (intramedular) Tumor intradural intramedular yang paling sering adalah ependymoma, astrositoma dan hemangioblastoma. Ependymomadewasa (30-39th), anak-anak (jarang), 2/3 kasus muncul di lumbosakral Astrositoma3% kasus muncul pada medulla spinalis, sering pada anak-anak (90% dibawah 10th), remaja (60%), 60% kasus berlokasi di servikal dan servikothorakal

- Hemangioblastoma (3-13%), rata-rata pada usia 36th, rasio laki-laki dengan perempuan 1:8 Tumor intradural ekstramedular yang tersering adalah schwanoma, dan meningioma - Schwanoma merupakan jenis yang tersering (53,7%) dengan insidensi laki-laki lebih sering dari pada perempuan, pada usia 40-60 tahun dan tersering pada daerah lumbal - Meningioma merupakan tumor kedua tersering pada kelompok intradural-ekstramedullar tumor. Meningioma menempati kira-kira 25% dari semua tumor spinal. Sekitar 80% dari spinal meningioma terlokasi pada segmen thorakal, 25% pada daerah servikal, 3% pada daerah lumbal, dan 2% pada foramen magnum

Table 1. distribusi insiden tumor primer medulla spinalis berdasarkan histology Histologi Tumor sel glia Insiden 23 %

Ependymoma
Astrositoma Schwanoma Meningioma Lesi vascular Chondroma/chondrosarkoma Jenis tumor yang lain

13%-15%
7%-11% 22%-30% 25%-46% 6% 4% 3%-4%

Tabel 2. distribusi tumor intradural ekstramedular berdasarkan umur, jenis kelamin dan lokasi tersering.

Jenis tumor

Total

Umur

Jenis kelamin

Lokasi

insiden
Schwanoma Meningioma Ependymoma 53,7 % 31,3% 14,9% 40-60 tahun > Laki-laki 40-60 tahun >perempuan <> Lakilaki=perempuan

anatomis
>lumbal >thorakal >lumbal

Tabel 3, insiden tumor primer medulla spinalis berdasarkan lokasi

Lokasi

Insiden

Thorakal
Lumbal

50%-55%
25%-30%

Servikal + Foramen magnum

15%-25%

Klasifikasi TMStumor primer & tumor metastases (dominan) TMSberdasarkan letak anatomi dari mass tumor, dibagi 3 yaitu intradural (intra medulari & extramedullar) & extradural Ekstra dural ID. ekstramedular ID. intramedular
Ependymoma, tipemyxopapillary Epidermoid Lipoma Meningioma Neurofibroma Paraganglioma Schwanoma Astrocytoma Ependymoma Ganglioglioma Hemangioblastoma Hemangioma Lipoma Medulloblastoma Neuroblastoma

Chondroblastoma Chondroma Hemangioma Lipoma Lymphoma Meningioma Metastasis Neuroblastoma

Ekstra dural
Neurofibroma Osteoblastoma Osteochondroma Osteosarcoma Sarcoma Vertebral Hemangioma

ID. ekstramedular

ID. intramedular Neurofibroma Oligodendroglioma Teratoma

Gambar 2, letak tumor medulla spinalis, ed = ekstradural; ie = intradural ekstramedular; ii = intradural intramedular*

ASTROSITOMA

EPENDYMOMA

HEMANGIOBLASTOMA

MENINGIOMA

SCHWANOMA

Gambaran Klinis - gejala klinis berdasarkan lokasi tumor a. Tumor foramen magnum gejala awal nyeri servikalis posterior yang disertai dengan hiperestesi dermatom daerah vertebra servikalis 2 (C2). Fx yg memperburukTIK (batuk, mengedan, mengangkat barang & bersin) gejala tambahangg.sensorik & motorik (kesulitan menulis atau memasang kancing) gejala lain pusing, disatria, disfagia, nistagmus, kesulitan bernafas, mual dan muntah, serta atrofi otot sternokleidomastiodeus dan trapezius. gg.neurologik hiperrefleksia, rigiditas nuchal, gaya berjalan spastic, palsy N.IX sampai XI, dan kelemahan ekstremitas.

b. Tumor daerah servikal lesi daerah servikalkelemahan bahu, lengan dan terkadang tangan (lesi servikal bagian atas) kompresi suplai darah ke kornu anterior melalui a.spinalis anterior Tumor servikalis (C5,C6,C7)hilangnya refleks tendon extremitas atas (biseps,triseps & brachioradialis). Defisit sensorik membentang sepanjang tepi radial lengan bawah dan ibu jari pada kompresi C6, melibatkan jari tengah dan jari telunjuk pada lesi C7; dan lesi C7 menyebabkan hilangnya sensorik jari telunjuk dan jari tengah. c. Tumor daerah thorakal kelemahan spastik yang timbul perlahan pada ekstremitas bagian bawah dan kemudian mengalami parastesia. Pasien nyeri dan perasaan terjepit dan tertekan pada dada dan abdomen, yang mungkin dikacaukan dengan nyeri akibat intrathorakal dan intraabdominal. Pada lesi thorakal bagian bawah, refleks perut bagian bawah dan tanda beevor dapat menghilang

d. Tumor daerah lumbosakral Kompresi segmen lumbal bagian atas tidak mempengaruhi refleks perut, namun menghilangkan refleks kremaster dan mungkin menyebabkan kelemahan fleksi panggul dan spastisitas tungkai bawah. Juga terjadi kehilangan refleks lutut dan refleks pergelangan kaki dan tanda babynski bilateral. Nyeri umumnya dialihkan ke selangkangan. Lesi yang melibatkan lumbal bagian bawah dan segmen-segmen sakral bagian atas menyebabkan kelemahan dan atrofi otot-otot perineum, betis dan kaki. Hilangnya sensasi daerah perianal dan genitalia yang disertai gangguan kontrol usus dan kandung kemih merupakan tanda khas lesi yang mengenai daerah sakral bagian bawah

e. Tumor kauda ekuina Lesi dapat menyebabkan nyeri radikular yang dalam., kelemahan dan atrofi dari otot-otot termasuk gluteus, otot perut, gastrocnemius, dan otot anterior tibialis. Refleks APR mungkin menghilang, muncul gejala-gejala sfingter dini dan impotensi. Tanda-tanda khas lainnya adalah nyeri tumpul pada sakrum dan perineum yang kadangkadang menjalar ke tungkai. Paralisis flaksid terjadi sesuai dengan radiks saraf yang terkena dan terkadang asimetris.Refleks lain dapat terpengaruh tergantung letak lesi

Perjalanan klinis tumor berdasarkan letak tumor dalam kanalis spinalis - Lesi Ekstradural Perjalanan klinis yang lazim dari tumor ektradural adalah kompresi cepat akibat invasi tumor pada medula spinalis, kolaps kolumna vertebralis, atau perdarahan dari dalam metastasis. Begitu timbul gejala kompresi medula spinalis, maka dengan cepat fungsi medula spinalis akan hilang sama sekali. Kelemahan spastik dan hilangnya sensasi getar dan posisi sendi di bawah tingkat lesi merupakan tanda awal kompresi medula spinalis

- Lesi intradular 1. Intradural Ekstramedular Lesi medula spinalis ekstramedular kompresi medula spinalis dan radiks saraf pada segmen yang terkena. Sindrom Brown-Sequard kompresi lateral medula spinalis. Sindrom ini ditandai dengan tandatanda disfungsi traktus kortikospinalis dan kolumna posterior ipsilateral di bawah tingkat lesi. Pasien mengeluh nyeri, mula-mula di punggung dan kemudian di sepanjang radiks spinal. Seperti pada tumor ekstradural, nyeri diperberat oleh traksi oleh gerakan, batuk, bersin atau mengedan, dan paling berat terjadi pada malam hari. Nyeri yang menghebat pada malam hari disebabkan oleh traksi pada radiks saraf yang sakit, yaitu sewaktu tulang belakang memanjang setelah hilangnya efek pemendekan dari gravitasi. Defisit sensorik mula-mula tidak jelas dan terjadi di bawah tingkat lesi (karena tumpah tindih dermatom). Defisit ini berangsur-angsur naik hingga di bawah tingkat segmen medula spinalis. Tumor pada sisi posterior dapat bermanifestasi sebagai parestesia dan selanjutnya defisit sensorik proprioseptif, yang menambahkan ataksia pada kelemahan. Tumor yang terletak anterior dapat menyebabkan defisit sensorik ringan tetapi dapat menyebabkan gangguan motorik yang hebat

2. Intradural Intramedular Tumor-tumor intramedular tumbuh ke bagian tengah dari medula spinalis dan merusak serabut-serabut yang menyilang serta neuron-neuron substansia grisea. Kerusakan serabut-serabut yang menyilang ini mengakibatkan hilangnya sensasi nyeri dan suhu bilateral yang meluas ke seluruh segmen yang terkena, yang pada gilirannya akan menyebabkan kerusakan pada kulit perifer. Sensasi raba, gerak, posisi dan getar umumnya utuh kecuali lesinya besar. Defisit sensasi nyeri dan suhu dengan utuhnya modalitas sensasi yang lain dikenal sebagai defisit sensorik yang terdisosiasi. Perubahan fungsi refleks renggangan otot terjadi kerusakan pada selsel kornu anterior. Kelemahan yang disertai atrofi dan fasikulasi disebabkan oleh keterlibatan neuron-neuron motorik bagian bawah. Gejala dan tanda lainnya adalah nyeri tumpul sesuai dengan tinggi lesi, impotensi pada pria dan gangguan sfingter

Pemeriksaan Penunjang Radiologi - Gold standartMRIdapat menunjukkan gambaran ruang dan kontras pada struktur medula spinalis - Mielografi selalu digabungkan dengan pemeriksaan CT scan. tumor intradural-ekstramedular memberikan gambaran filling defect yang berbentuk bulat pada pemeriksaan myelogram. Lesi intramedular menyebabkan pelebaran fokal pada bayangan medula spinalis

GAMBARAN MRI TUMOR MEDULA SPINALIS (INTRADURAL INTRAMEDULAR)

gambaran MRI tumor intradural ekstramedular

- LCS (liquor cerebro spinal) untuk menentukan DD & menilai respon terapi. Apabila terjadi obstruksi dari aliran LCS sebagai akibat dari ekspansi tumor, pasien dapat menderita hidrosefalus. Punksi lumbal harus dipertimbangkan secara hati- hati pada pasien tumor medula spinalis dengan sakit kepala (terjadi peninggian tekanan intrakranial). Px LCSpemeriksaan sel-sel malignan (sitologi), protein dan glukosa. Konsentrasi protein yang tinggi serta kadar glukosa dan sitologi yang normal didapatkan pada tumor-tumor medula spinalis, walaupun apabila telah menyebar ke selaput otak, kadar glukosa didapatkan rendah dan sitologi yang menunjukkan malignansi

Diagnosis Anamnesis & Px Penunjang Tumor ekstradural mempunyai perjalanan klinis berupa fungsi medula spinalis akan hilang sama sekali disertai kelemahan spastik dan hilangnya sensasi getar dan posisi sendi di bawah tingkat lesi yang berlangsung cepat. Pada pemeriksaan radiogram tulang belakang, sebagian besar penderita tumor akan memperlihatkan gejala osteoporosis atau kerusakan nyata pada pedikulus dan korpus vertebra. Myelogram dapat memastikan letak tumor.

CONT
Tumor extramedularadalah kompresi serabut saraf spinalis, sehingga yang paling awal tampak adalah nyeri, mula-mula di punggung dan kemudian di sepanjang radiks spinal. Nyeri diperberatgerakan, batuk, bersin atau mengedan, dan paling berat terjadi pada malam hari. Nyeri pada malam haritraksi pada radiks saraf yang sakit, yaitu sewaktu tulang belakang memanjang setelah hilangnya efek pemendekan dari gravitasi. Defisit sensorikberangsur-angsur naik hingga di bawah tingkat segmen medulla spinalis. Px LCSkadar protein CSS hampir selalu meningkat. Radiografi spinalpembesaran foramen dan penipisan pedikulus yang berdekatan. MRIpenting untuk menentukan letak

Tumor IntramedularKerusakan serabut-serabut yang menyilang pada substansia grisea mengakibatkan hilangnya sensasi nyeri dan suhu bilateral yang meluas ke seluruh segmen yang terkena, yang pada gilirannya akan menyebabkan kerusakan pada kulit perifer. Sensasi raba, gerak, posisi dan getar umumnya utuh kecuali lesinya besar. Defisit sensasi nyeri dan suhu dengan utuhnya modalitas sensi yang lain dikenal sebagai defisit sensorik yang terdisosiasi. Radiogram akan memperlihatkan pelebaran kanalis vertebralis dan erosi pedikulus. Pada myelogram, CT scan, dan MRI, tampak pembesaran medulla spinalis

Diagnosis banding transverse myelitis, multiple sklerosis,amyotropik lateral sklerosis (ALS), anomali pada vertebra servikal dan dasar tengkorak, spondilosis servikal, adhesive arachnoiditis, osteoartritis, rupture diskus intervertebralis, dan anomaly vascular. Transverse myelitispembesaran korda spinalis yang mungkin hampir sama dengan tumor intramedular Multiple skelerosismempunyai masa remisi dan relaps, lesi yang multiple serta adanya oligoklonal LCS.

ALS Kombinasi antara atrofi otot-otot lengan & kaki , fungsi sensorik normal dan kelemahan spastic pada kaki. Spondilosis servikal iritasi serabut saraf dan kompresi medulla spinalis Osteoarthritis didiagnosis melalui pemeriksaan radiologi Anomali servikal & dasar tengkorak didiagnosis melalui pemeriksaan radiologi. arakhnoiditis terdapat peningkatan protein CSS yang sangat berarti.

Penatalaksanaan

TMS intramedular & extramedularpembedahan tujuan menghilangkan tumor secara total dengan menyelamatkan fungsi neurologis secara maksimal. Medikamentosa - Dexametason (DMZ) (Decadron) : 100 mg (mengurangi nyeri pada 85 % kasus, mungkin juga menghasilkan perbaikan neurologis) - Evaluasi Radiografi : 1) Foto Polos seluruh tulang belakang: 67-85 % abnormal; kemungkinan temuan: erosi pedikel (defek pada mata burung hantu pada tulang belakang LS AP) atau pelebaran, fraktur kompresi patologis, badan vertebra scalloping, sklerosis, perubahan osteoblastik (mungkin terajdi mieloma, Ca prostat, hodgkin, dan biasanya Ca payudara. 2) Bila tersedia dan pasien bersedia, MRI dilakukan secepat mungkin.

- Penatalaksanaan berdasar evaluasi radiografik Bila tdk ada massa epidural: rawat tumor primer (misalnya Sistemik kemoterapi); terapi radiasi lokal (XRT) pada lesi bertulang ; analgesik untuk nyeri. Bila lesi epidural, lakukan bedah atau radiasi (biasanya 30004000 cGy pada 10x perawatan dg perluasan dua level diatas dan di bawah lesi); radiasi biasanya seefektif seperti laminektomi dengan komplikasi yg lebih sedikit. Penatalaksanaan darurat (pembedahan/ radiasi) berdasarkan derajat blok dan kecepatan deteriorasi bila > 80 % blok komplit atau perburukan yang cepat: penatalaksanaan sesegera mungkin (bila merawat dengan radiasi, teruskan DMZ keesokan harinya dengan 24 mg IVP setiap 6 jam selama 2 hari, lalu diturunkan (tappering) selama radiasi, selama 2 minggu. bila < 80 % blok,: perawatan rutin (untuk radiasi, lanjutkan DMZ 4 mg selama 6 jam, diturunkan (tappering) selama perawatan sesuai toleransi.

- Radiasi Terapi radiasi direkomendasikan umtuk tumor intramedular yang tidak dapat diangkat dengan sempurna. Dosisnya antara 45 dan 54 Gy . - Pembedahan Tumor biasanya diangkat dengan sedikit jaringan sekelilingnya dengan teknik myelotomy. Aspirasi ultrasonik, laser, dan mikroskop digunakan pada pembedahan tumor medula spinalis Indikasi pembedahan: Tumor dan jaringan tidak dapat didiagnosis (pertimbangkan biopsi bila lesi dapat dijangkau). Catatan: lesi seperti abses epidural dapat terjadi pada pasien dengan riwayat tumor dan dapat disalahartikan sebagai metastase. Medula spinalis yang tidak stabil (Unstable spinal).

Kegagalan radiasi (percobaan radiasi biasanya selama 48 jam, kecuali signifikan atau terdapat deteriorasi yang cepat); biasanya terjadi dengan tumor yang radioresisten seperti karsinoma sel ginjal atau melanoma. Rekurensi (kekambuhan kembali) setelah radiasi maksimal Komplikasi pembedahan : Pasien dengan tumor yang ganas memiliki resiko defisit neurologis yang besar selama tindakan operasi. Deformitas pada tulang belakang post operasi lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding orang dewasa. Deformitas pada tulang belakang tersebut dapat menyebabkan kompresi medula spinalis Setelah pembedahan tumor medula spinalis pada servikal, dapat terjadi obstruksi foramen Luschka sehingga menyebabkan hidrosefalus.

- Prognosis Tumor dengan gambaran histopatologi dan klinik yang agresif mempunyai prognosis yang buruk terhadap terapi. Pembedahan radikal mungkin dilakukan pada kasuskasus ini. Pengangkatan total dapat menyembuhkan atau setidaknya pasien dapat terkontrol dalam waktu yang lama. Fungsi neurologis setelah pembedahan sangat bergantung pada status pre operatif pasien. Prognosis semakin buruk seiring meningkatnya umur (>60 tahun)

KESIMPULAN
Tumor Medulla spinalis adalah tumor di daerah spinal yang dapat terjadi pada daerah cervical pertama hingga sacral. Insiden dari semua tumor primer medula spinalis sekitar 10% -19% (15%) dari semua tumor primer susunan saraf pusat. (SSP), dan seperti semua tumor pada aksis saraf, insidennya meningkat seiring dengan umur. Tumor medula spinalis dapat dibagi menjadi tiga kelompok, berdasarkan letak anatomi dari massa tumor. Pertama, kelompok ini dibagi dari hubungannya dengan selaput menings spinal, diklasifikasikan menjadi tumor intradural dan tumor ekstradural. Selanjutnya, tumor intradural sendiri dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu tumor yang tumbuh pada substansi dari medula spinalis itu sendiri intramedullary tumours- serta tumor yang tumbuh pada ruang subarachnoid (extramedullary).

GAMBARAN KLINIK PADA TUMOR MEDULLA SPINALIS SANGAT


DITENTUKAN OLEH LOKASI SERTA POSISI PERTUMBUHAN TUMOR DALAM KANALIS SPINALIS
Lokasi Tanda dan gejala

Foramen magnum

Gejala awal dan tersering adalah nyeri servikalis posterior yang disertai dengan hiperestesia dalam dermatom vertebra servikalis kedua (C2). Setiap

aktivitas yang meningkatkan TIK (misal ; batuk,


mengedan, mengangkat barang, atau bersin) dapat memperburuk nyeri. Gejala tambahan adalah gangguan sensorik dan motorik pada tangan dengan pasien yang melaporkan kesulitan menulis atau memasang kancing.

Perluasan tumor menyebabkan kuadriplegia spastik dan hilangnya sensasi secara bermakna. Gejala-gejala lainnya adalah pusing, disartria, disfagia, nistagmus, kesulitan bernafas, mual dan muntah, serta atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius. Temuan neurologik tidak selalu timbul tetapi dapat mencakup hiperrefleksia, rigiditas nuchal, gaya berjalan spastik, palsi N.IX hingga N.XI, dan kelemahan ekstremitas.

Servikal

Menimbulkan tanda-tanda sensorik dan motorik mirip lesi radikular yang melibatkan bahu dan lengan dan mungkin juga menyerang tangan. Keterlibatan tangan pada lesi servikalis bagian atas (misal, diatas C4) diduga disebabkan oleh kompresi suplai darah ke kornu anterior melalui arteria spinalis anterior. Pada umumnya terdapat kelemahan dan atrofi gelang bahu dan lengan. Tumor servikalis yang lebih rendah (C5, C6, C7) dapat menyebabkan hilangnya refleks tendon ekstremitas atas (biseps, brakioradialis, triseps). Defisit sensorik membentang sepanjang tepi radial lengan bawah dan ibu jari pada kompresi C6, melibatkan jari tengah dan jari telunjuk pada lesi C7, dan lesi C7

menyebabkan hilangnya sensorik jari telunjuk dan jari tengah.

Thorakal

Seringkali dengan kelemahan spastik yang timbul perlahan pada ekstremitas bagian bawah dan kemudian mengalami parestesia. Pasien dapat mengeluh nyeri dan perasaan terjepit dan tertekan pada dada dan abdomen, yang mungkin dikacaukan dengan nyeri akibat gangguan intratorakal dan

intraabdominal. Pada lesi torakal bagian bawah, refleks


perut bagian bawah dan tanda Beevor (umbilikus menonjol apabila penderita pada posisi telentang mengangkat kepala melawan suatu tahanan) dapat menghilang.

Lumbo Sakral

Suatu situasi diagnostik yang rumit timbul pada kasus tumor yang melibatkan daerah lumbal dan sakral karena dekatnya letak segmen lumbal bagian bawah, segmen sakral, dan radiks saraf desendens dari tingkat medula spinalis yang lebih tinggi. Kompresi medula spinalis lumbal bagian atas

tidak mempengaruhi refleks perut, namun menghilangkan


refleks kremaster dan mungkin menyebabkan kelemahan fleksi panggul dan spastisitas tungkai bawah. Juga terjadi kehilangan refleks lutut dan refleks pergelangan kaki dan tanda Babinski bilateral.

Nyeri umumnya dialihkan keselangkangan. Lesi yang melibatkan lumbal bagian bawah dan segmen-segmen sakral bagian atas menyebabkan kelemahan dan atrofi otot-otot perineum, betis dan kaki, serta kehilangan refleks pergelangan kaki. Hilangnya sensasi daerah perianal dan genitalia yang disertai gangguan kontrol usus dan kandung kemih merupakan tanda khas lesi yang

mengenai daerah sakral bagian bawah.

Kauda Ekuina

Menyebabkan

gejala-gejala

sfingter

dini

dan

impotensi. Tnda-tanda khas lainnya adalah nyeri

tumpul pada sakrum atau perineum, yang kadangkadang menjalar ke tungkai. Paralisis flaksid terjadi sesuai dengan radiks saraf yang terkena dan terkadang asimetris.

Cairan spinal, Computed Tomographic (CT) myelography, dan MRI spinalis tes yang paling sering digunakan dalam mengevaluasi pasien dengan lesi pada medula spinalis. MRI modalitas pencitraan primer untuk penyebaran ke medula, reduksi ruang CSF disekitar tumor. CSF dapat menunjukkan peningkatan protein dan Santokhrom, dan kadang-kadang ditemukan sel keganasan. Dalam mengambil dan memperoleh cairan spinal dari pasien dengan tumor medula spinalis harus berhati-hati karena blok sebagian dapat berubah menjadi blok komplit cairan spinal dan menyebabkan paralisis yang komplit. Penatalaksanaan untuk sebagian besar tumor baik intramedular maupun ekstramedular adalah dengan pembedahan. Tujuannya adalah untuk menghilangkan tumor secara total dengan menyelamatkan fungsi neurologis secara maksimal.

ALHAMDULILLAH

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai

  • KUESIONER PENGETAHUAN IBU DIARE
    KUESIONER PENGETAHUAN IBU DIARE
    Dokumen1 halaman
    KUESIONER PENGETAHUAN IBU DIARE
    Aulia Rahmawati Hasanin
    100% (6)
  • Nstemi 2
    Nstemi 2
    Dokumen15 halaman
    Nstemi 2
    Aulia Rahmawati Hasanin
    Belum ada peringkat
  • CHOLESTEATOMA
    CHOLESTEATOMA
    Dokumen18 halaman
    CHOLESTEATOMA
    Aulia Rahmawati Hasanin
    Belum ada peringkat
  • Trauma Kimia PD Mata 2
    Trauma Kimia PD Mata 2
    Dokumen19 halaman
    Trauma Kimia PD Mata 2
    Yoga Wahyu Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Aulia Rahmawati Hasanin
    Belum ada peringkat
  • Presus Adenotonsilitis Kronis Masyhud Fix
    Presus Adenotonsilitis Kronis Masyhud Fix
    Dokumen13 halaman
    Presus Adenotonsilitis Kronis Masyhud Fix
    Aulia Rahmawati Hasanin
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen48 halaman
    Bab Ii
    Aulia Rahmawati Hasanin
    Belum ada peringkat
  • Tetra Paresis
    Tetra Paresis
    Dokumen71 halaman
    Tetra Paresis
    Aulia Rahmawati Hasanin
    67% (3)
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii
    Aulia Rahmawati Hasanin
    Belum ada peringkat
  • Padepokan 2
    Padepokan 2
    Dokumen3 halaman
    Padepokan 2
    Aulia Rahmawati Hasanin
    Belum ada peringkat
  • Patologi Klinik
    Patologi Klinik
    Dokumen11 halaman
    Patologi Klinik
    Aulia Rahmawati Hasanin
    100% (1)
  • ADENOTONSILITIS KRONIS Masyhud
    ADENOTONSILITIS KRONIS Masyhud
    Dokumen31 halaman
    ADENOTONSILITIS KRONIS Masyhud
    Aulia Rahmawati Hasanin
    Belum ada peringkat
  • Tinea Kruris
    Tinea Kruris
    Dokumen1 halaman
    Tinea Kruris
    Aulia Rahmawati Hasanin
    Belum ada peringkat
  • Padepokan 3
    Padepokan 3
    Dokumen4 halaman
    Padepokan 3
    Aulia Rahmawati Hasanin
    Belum ada peringkat
  • Padepokan
    Padepokan
    Dokumen4 halaman
    Padepokan
    Aulia Rahmawati Hasanin
    Belum ada peringkat
  • THT Pembahasan Mentoring
    THT Pembahasan Mentoring
    Dokumen14 halaman
    THT Pembahasan Mentoring
    Aulia Rahmawati Hasanin
    Belum ada peringkat
  • PUASA ISLAM
    PUASA ISLAM
    Dokumen50 halaman
    PUASA ISLAM
    Aulia Rahmawati Hasanin
    Belum ada peringkat
  • Anemia Pada Orang Dewasa
    Anemia Pada Orang Dewasa
    Dokumen14 halaman
    Anemia Pada Orang Dewasa
    Mitaberkah
    Belum ada peringkat
  • Firman Taqwa Allah SWT
    Firman Taqwa Allah SWT
    Dokumen1 halaman
    Firman Taqwa Allah SWT
    Aulia Rahmawati Hasanin
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Waham Menetap
    Gangguan Waham Menetap
    Dokumen8 halaman
    Gangguan Waham Menetap
    Aulia Rahmawati Hasanin
    Belum ada peringkat
  • Tinea Corporis Et Cruris
    Tinea Corporis Et Cruris
    Dokumen10 halaman
    Tinea Corporis Et Cruris
    Aulia Rahmawati Hasanin
    Belum ada peringkat
  • Anatomi Cerebellum
    Anatomi Cerebellum
    Dokumen13 halaman
    Anatomi Cerebellum
    Patrico Rillah Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Tinea Kruris
    Tinea Kruris
    Dokumen1 halaman
    Tinea Kruris
    Aulia Rahmawati Hasanin
    Belum ada peringkat
  • Tinea Kruris
    Tinea Kruris
    Dokumen1 halaman
    Tinea Kruris
    Aulia Rahmawati Hasanin
    Belum ada peringkat
  • Tinea Kruris
    Tinea Kruris
    Dokumen1 halaman
    Tinea Kruris
    Aulia Rahmawati Hasanin
    Belum ada peringkat
  • Genogram
    Genogram
    Dokumen1 halaman
    Genogram
    Aulia Rahmawati Hasanin
    Belum ada peringkat
  • Den Ah Rum Ah
    Den Ah Rum Ah
    Dokumen1 halaman
    Den Ah Rum Ah
    Aulia Rahmawati Hasanin
    Belum ada peringkat
  • Tinea Kruris
    Tinea Kruris
    Dokumen1 halaman
    Tinea Kruris
    Aulia Rahmawati Hasanin
    Belum ada peringkat
  • Genogram
    Genogram
    Dokumen1 halaman
    Genogram
    Aulia Rahmawati Hasanin
    Belum ada peringkat