Anda di halaman 1dari 29

BAB II TINJAUAN UMUM

I.9 Kondisi Geografis Kota Medan Secara geografis , kota Medan

sebagai ibukota propinsi Sumatera Utara yang memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Secara geografis kota Medan terletak pada 3 30' 3 43' Lintang Utara dan 98 35' - 98 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut. Secara geografis , batas wilayah Medan (gambar 2.1) adalah berbatasan dengan Selat Malaka di sebelah Utara , berbatasan dengan Kabupaten Deli
Gambar 2.1 Peta Kota Medan

Serdang di sebelah Selatan , Timur , dan Barat . Sebagian besar wilayah kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting , yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli . Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdaganga n domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini. I.10 Kondisi Demografis Kota Medan Secara demografis , data kependudukan tahun 2005, penduduk Medan saat ini diperkirakan telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria, (1.010.174 jiwa > 995.968 jiwa). Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang merupakan penduduk komuter. Pada tahun 2009 , jumlah penduduk

Universitas Sumatera Utara

di Medan mencapai 2.121.053 jiwa .Dengan demikian Medan merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang besar dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk di Kota Medan tahun 2001 - 2009

Tahun

2001

2002

2003

2004

2005

2007

2008

2009

Penduduk 1.926.052 1.963.086 1.993.060 2.006.014 2.036.018 2.083.156 2.102.105 2.121.053 Di siang hari, jumlah ini bisa meningkat hingga sekitar 2,5 juta jiwa dengan dihitungnya jumlah penglaju (komuter). Sebagian besar penduduk Medan berasal dari kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun (masing-masing 41% dan 37,8% dari total penduduk). Dilihat dari struktur umur penduduk, Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif, (15-59 tahun). Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian, secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur. Laju pertumbuhan penduduk Medan periode tahun 2000-2004 cenderung mengalami peningkatantingkat pertumbuhan penduduk pada tahun 2000 adalah 0,09% dan menjadi 0,63% pada tahun 2004. Sedangkan tingkat kapadatan penduduk mengalami peningkatan dari 7.183 jiwa per km pada tahun 2004. Jumlah penduduk paling banyak ada di Kecamatan Medan Deli, disusul Medan Helvetia dan Medan Tembung. Jumlah penduduk yang paling sedikit, terdapat di Kecamatan Medan Baru, Medan Maimun, dan Medan Polonia. Tingkat kepadatan Penduduk tertinggi ada di kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area, dan Medan Timur. Pada tahun 2004, angka harapan hidup bagi laki-laki adalah 69 tahun sedangkan bagi wanita adalah 71 tahun. Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah rumah ibadah Tionghoa yang banyak tersebar di seluruh kota. Daerah di sekitar Jl. Zainul Arifin dikenal sebagai Kampung Keling, yang merupakan daerah pemukiman orang keturunan India. Secara historis, pada tahun 1918 tercatat bahwa Medan dihuni 43.826 jiwa. Dari jumlah tersebut, 409 orang berketurunan Eropa, 35.009 berketurunan Indonesia, 8.269 berketurunan Tionghoa, dan 139 lainnya berasal dari ras Timur lainnya. Mayoritas penduduk kota Medan sekarang ialah Suku Jawa, dan suku-suku dari Tapanuli ( Batak , Mandailing , Karo ) . Di Medan banyak pula orang

Universitas Sumatera Utara

keturunan India dan Tionghoa. Medan salah satu kota di Indonesia yang memiliki populasi orang Tionghoa cukup banyak dapat dilihat pada tabel 2.2 di bawah ini
Tabel 2.2 Perbandingan Etnis di Kota Medan pada Tahun 1930, 1980, 2000 Etnis Jawa Batak Tionghoa Mandailing Minangkabau Melayu Karo Aceh Sunda Lain-lain Tahun 1930 24,9% 10,7% 35,63% 6,43% 7,3% 7,06% 0,19% -1,58% 16,62% Tahun 1980 29,41% 14,11% 12,8% 11,91% 10,93% 8,57% 3,99% 2,19% 1,90% 4,13% Tahun 2000 33,03% -- (lihat Catatan) 10,65% 9,36% 8,6% 6,59% 4,10% 2,78% -3,95%

Sumber: 1930 dan 1980: Usman Pelly, 1983; 2000: BPS Sumut Catatan: Data BPS Sumut tidak menyenaraikan "Batak" sebagai salah satu suku bangsa, namun total Simalungun (0,69%), Tapanuli/Toba (19,21%), Pakpak, (0,34%), dan Nias (0,69%) adalah 20,93%

Angka Harapan Hidup penduduk kota Medan pada tahun 2007 adalah 71,4 tahun, sedangkan jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 adalah 148.100 jiwa . I.11 Kondisi Kehidupan Sosial Kota Medan Sebagai kota terbesar di Pulau Sumatra dan di Selat Malaka, penduduk Medan banyak yang berprofesi di bidang perdagangan. Biasanya pengusaha Medan banyak yang menjadi pedagang komoditas perkebunan. Setelah kemerdekaan, sektor

perdagangan secara konsisten didominasi oleh etnis Tionghoa dan Minangkabau. Bidang pemerintahan dan politik, dikuasai oleh orang-orang Mandailing. Sedangkan profesi yang memerlukan keahlian dan pendidikan tinggi, seperti pengacara, dokter, notaris, dan wartawan, mayoritas digeluti oleh orang Minangkabau dapat dilihat pada tabel 2.3 di bawah ini
Tabel 2.3 Komposisi Etnis Berdasarkan Okupasi Profesional Etnis Pengacara Dokter Notaris Wartawan

Universitas Sumatera Utara

Minangkabau Mandailing Batak Jawa Karo Melayu Tionghoa Aceh Sunda

36,8% 23,6% 13,2% 5,3% 5,3% 5,3% -2,6% --

20,6% 14,1% 15,9% 15,9% 10% 5,9% 14,7% 3,9% --

29,7% 14,8% 18,5% 11,1% 7,4% 3,7% 7,4% -3,7%

37,7% 18,3% 8,5% 10,4% 0,6% 17,7% 1,2% 3,7% 10,4%

Perluasan kota Medan telah mendorong perubahan pola pemukiman kelompokkelompok etnis. Etnis Melayu yang merupakan penduduk asli kota, banyak yang tinggal di pinggiran kota. Etnis Tionghoa dan Minangkabau yang sebagian besar hidup di bidang perdagangan, 75% dari mereka tinggal di sekitar pusat-pusat perbelanjaan. Pemukiman orang Tionghoa dan Minangkabau sejalan dengan arah pemekaran dan perluasan fasilitas pusat perbelanjaan. Orang Mandailing juga memilih tinggal di pinggiran kota yang lebih nyaman, oleh karena itu terdapat kecenderungan di kalangan masyarakat Mandailing untuk menjual rumah dan tanah mereka di tengah kota, seperti di Kampung Mesjid, Kota Maksum, dan Sungai Mati. Medan memiliki jumlah universitas dan sekolah yang lumayan banyak. 827 sekolah dasar, 337 sekolah menengah pertama, 288 sekolah menengah atas, dan 72 perguruan tinggi telah terdaftar ke pemerintah kota Medan. I.12 Tinjauan Hotel Secara harfiah, kata Hotel dulunya berasal dari kata HOSPITIUM (bahasa Latin), artinya ruang tamu. Dalam jangka waktu lama kata hospitium mengalami proses perubahan pengertian dan untuk membedakan antara Guest House dengan Mansion House (rumah besar) yang berkembang pada saat itu, maka rumah-rumah besar disebut dengan HOSTEL. Rumah-rumah besar atau hostel ini disewakan kepada masyarakat umum untuk menginap dan beristirahat sementara waktu, yang selama menginap para penginap dikoordinir oleh seorang host, dan semua tamu-tamu yang (selama) menginap harus tunduk kepada peraturan yang dibuat atau ditentukan oleh host (HOST HOTEL). Sesuai dengan perkembangan dan tuntutan orang-orang yang ingin mendapatkan kepuasan, tidak suka dengan aturan atau peraturan yang terlalu banyak sebagaimana dalam hostel, dan kata hostel lambat laun mengalami perubahan. Huruf s pada kata

Universitas Sumatera Utara

hostel tersebut menghilang atau dihilangkan orang, sehingga kemudian kata hostel berubah menjadi Hotel seperti apa yang kita kenal sekarang. Menurut beberapa pengertian, Hotel didefinisikan sebagai berikut : Menurut Dirjen Pariwisata Depparpostel Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan, untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial. Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I No. PM 10/PW 301/Phb. 77, tanggal 12 Desember 1977 Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan, berikut makan dan minum. Menurut SK Menparpostel No.KM 34/HK 103/MPPT-87 Hotel merupakan suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan dalam keputusan pemerintah. Menurut Webster Hotel adalah suatu bangunan atau suatu lembaga yang menyediakan kamar untuk menginap, makan dan minum serta pelayanan lainnya untuk umum. Menurut Hotel Proprietors Act , 1956 Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan , minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus , maksudnya perjanjian seperti membeli barang yang disertai dengan perundingan perundingan sebelumnya. Menurut Grolier Electronic Publishing Inc. ( 1995 ) , Hotel adalah usaha komersial yang menyediakan tempat menginap , makanan dan pelayanan pelayanan lain untuk umum. II.4.1 Sejarah Perkembangan Hotel Di Eropa dan Amerika

Universitas Sumatera Utara

Hotel berasal dari kata hostel, konon diambil dari bahasa Perancis kuno. Bangunan publik ini sudah disebut-sebut sejak akhir abad ke-17. Maknanya kira-kira, "tempat penampungan buat pendatang" atau bisa juga "bangunan penyedia pondokan dan makanan untuk umum". Jadi, pada mulanya hotel memang diciptakan untuk meladeni masyarakat. Tak aneh kalau di Inggris dan Amerika, yang namanya pegawai hotel dulunya mirip pegawai negeri alias abdi masyarakat. Tapi, seiring perkembangan zaman dan bertambahnya pemakai jasa, layanan inap-makan ini mulai meninggalkan misi sosialnya. Tamu pun dipungut bayaran. Sementara bangunan dan kamar-kamarnya mulai ditata sedemikian rupa agar membuat tamu betah. Meskipun demikian, bertahun-tahun standar layanan hotel tak banyak berubah. Sampai pada tahun 1793, saat City Hotel dibangun di cikal bakal wilayah kota New York. City Hotel itulah pelopor pembangunan penginapan gaya baru yang lebih fashionable. Sebab, dasar pembangunannya tak hanya mementingkan letak yang strategis. Tapi juga pemikiran bahwa hotel juga tempat istirahat yang mumpuni. Jadi, tak ada salahnya didirikan di pinggir kota. Hotel hotel jaman dahulu , baik di Eropa maupun di Amerika , pintu kamar tidur tanpa dilengkapi dengan kunci , tidak mempunyai ruang lobby , dan tidak mempunyai khusus pintu masuk ke ruang hotel. Kemudian pada tahun 1829 hotel Tremont House di Boston , Amerika untuk yang pertama kali melengkapi hotelnya dengan ruang lobby , menyediakan kamar privat dengan pintu kamar kamarnya dipasang kunci pengaman, serta disetiap kamar dilengkapi dengan system drainase. Setelah itu, muncul hotel-hotel legendaris seperti Tremont House (Boston, 1829) yang selama puluhan tahun dianggap sebagai salah satu tempat paling top di Amerika Serikat (AS). Tremont bersaing ketat dengan Astor House, yang dibangun di New York, 1836. Saat itu, hotel modern identik dengan perkembangan lalu lintas dan tempat beristirahat. Saat pembangunan jaringan kereta api sedang gencar-gencarnya, hampir di tiap perhentian (stasiun) ada hotel. Seiring dengan berkembangnya teknologi dan makin luasnya jangkauan angkutan darat (terlebih setelah ditemukannya kendaraan bermotor), kawasan sekitar rel kereta api tak lagi menarik minat para investor. Orang kemudian lebih suka jalan-jalan menggunakan mobil ketimbang kereta. Kepopuleran hotel transit pun tersaingi oleh

Universitas Sumatera Utara

kehadiran "motel", gabungan kata "motor hotel" alias tempat istirahat para pengendara kendaraan bermotor. Kejayaan motel tak berlangsung lama. Seiring makin pesatnya perkembangan kota, berakhir pula era motel. Terutama karena letaknya yang agak di pinggir kota dan fasilitasnya yang kalah bagus dengan hotel di pusat kota. Walaupun terpaksa bermalam di kawasan pinggiran, motel harus bersaing dengan hotel resort, yang banyak tumbuh di tempat-tempat peristirahatan. Pada periode awal tahun 1900-an , pelayanan hotel secara professional mulai dikembangkan oleh Ellsworth M.Statler seorang operator hotel Amerika , membuka usaha hotelnya yang dilengkapi dengan beberapa keistimewaan keistimewaan yaitu , setiap kamar dilengkapi dengan kamar mandi privat dan kaca rias yang lebar. Kemudian pada pertengahan tahun 1900-an beberapa hotel di Amerika dimiliki oleh individu ataupun suatu perusahaan memiliki beberapa hotel , dan pada saat itulah melalui berkembangnya hotel hotel yang dikelola oleh suatu mata rantai pengelola usaha hotel ( hotel chains ). II.4.2 Sejarah Perkembangan Hotel Di Indonesia Sejarah perkembangan perhotelan di Indonesia sulit untuk dipastikan kapan dimulai , tetapi Indonesia telah dikenal di dunia pariwisata sejak sebelum Perang Dunia ke I, tetapi jumlah wisatawan yang berkunjung masih terbilang ribuan. Seiring dengan perkembangan kedatangan wisatawan asing ke indonesia yang lebih memerlukan sarana akomodasi pariwisata bersifat memadai, maka semasa penjajahan kolonial Belanda, mulai berkembanglah hotel-hotel di Indonesia , seperti : 1. Hotel Savoy Homan , Bandung dibangun pada tahun 1888 , kemudian direnovasi pada tahun 1937 dan selesai 1939. 2. Hotel Preanger dibangun pada tahun 1897 dan pada waktu itu masih menyatu

dengan took, kemudian dibangun kembali sebagai suatu hotel yang lebih terkonsep pada tahun 1928. 3. Hotel Mij De Boer di Medan , Sumatera Utara didirikan oleh Aeint Herman de Boer , orang Belanda , pada tahun 1898. Pada saat itu hotel Mij de Boer merupakan hotel yang paling megah di Medan yang diperuntukkan bagi penguasa perkebunan dan para pejabat pemerintah Belanda yang datang ke Sumatera Utara. Kemudian pada tanggal 14 Desember 1957 , dalam rangka nasionalisasi perusahaan perusahaan asing , hotel Mij de Boer diambil alih pemerintah Republik Indonesia diganti namanya menjadi hotel Dharma Bhakti , dan sekarang namanya diganti lagi menjadi hotel Dharma Deli.

Universitas Sumatera Utara

4. Hotel lama yaitu Grand Hotel de Djokya berlokasi di jalan Malioboro ,Yogyakarta , didirikan tahun 1908 dan beroperasi pada tahun 1911. Setelah mengalami beberapa kali proses renovasi , saat ini hotel tersebut berganti nama menjadi hotel Garuda. Dengan adanya usaha usaha renovasi bangunan hotel pada waktu itu , hal ini menunjukkan suatu keinginan untuk memperbaiki fasilitas hotel yang lebih baik. 5. Jakarta, berdiri Hotel Des Indes, Hotel Der Nederlanden, Hotel Royal dan Hotel Rijswijk. 6. Surabaya, berdiri Hotel Sarkies dan Hotel Oranje. 7. Semarang, berdiri Hotel Du Pavillion. 8. Malang, Palace Hotel. 9. Solo, Slier Hotel. 10. Bandung, Hotel Savoy Homann, Hotel Preanger dan Pension Van Hangel ( kini Hotel Panghegar ). 11. Bogor, Hotel Salak. 12. Makasar, Grand Hotel dan Staat Hotel. Kebanyakan hotel-hotel itu sampai sekarang masih ada, ada yang menjadi Herritage, ada yang sudah direnovasi menjadi lebih baik dan ada juga yang telah diredevelopment total sehingga tidak ada lagi bentuk aslinya, seperti Hotel Des Indes yang dalam perkembangannya pernah menjadi Hotel Duta Indonesia, kini pertokoan Duta Merlin. Setelah periode pemerintahan Orde Baru, pembangunan dan kehadiran hotel di Indonesia jauh dan sangat berkembang pesat. Terutama setelah masuknya beberapa chains management hotel international yang banyak merambah ke kota-kota besar di Indonesia. Sejalan dengan berkembangnya hotel di indonesia ,wajah arsitektur hotel di Indonesia pun sangat berkembang dan inovatif II.4.3 Perkembangan Hotel di Medan Hotel di kota Medan sudah ada sejak zaman Belanda ditandai dengan Hotel Mij de Boer yang dibangun oleh Aeint Herman de Boer , orang Belanda , pada tahun 1898. . Hotel Mij De Boer merupakan hotel yang paling megah di Medan pada saat itu yang diperuntukkan bagi penguasa perkebunan dan para pejabat pemerintah Belanda yang datang ke Sumatera Utara . Khususnya dalam beberapa tahun terakhir ini , hotel berbintang mulai bermunculan seperti Hotel Grand Angkasa , Hotel J.W. Marriot , Hotel Grand Swiss Bel , Hotel Grand Aston , Hotel Arya Duta , Hotel Citi International , dan lain lain . Hal tersebut disebabkan oleh :

Universitas Sumatera Utara

Menurut Ketua PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia , maraknya pertumbuhan hotel berbintang di Kota Medan itu disebabkan oleh tingkat pertumbuhan ekonomi dan membaiknya investasi kota sehingga membuat banyak investor dari luar negeri berdatangan ke Medan dan menuntut munculnya hotel hotel

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kota Medan , Hj. Ir. Nurlisa Ginting saat diwawancari ANTARA ,"Kota Medan amat menarik bagi wisatawan dan investor, jika aman, kepastian izin dan pelayanan semua serba cepat tidak dipersulit," Dalam percakapan khusus itu, Hj. Ir. Nurlisa Ginting yang juga praktisi pariwisata dan pengusaha , mengatakan Kota Medan akan menjadi destinasi utama wisatawan dan investor karena kian berkembangnya daerah itu. Berikut hotel hotel berbintang di kota Medan itu dikumpulkan dalam tabel 2.4

sebagai berikut :
Tabel 2.4 Nama , alamat dan bintang hotel hotel di kota Medan

Nama Hotel
Hotel Ananta Boga Hotel Dhaksina Hotel Elbruba Hotel Garuda Citra Hotel Ibunda Hotel Labana Inn Hotel Petisah Hotel Sri Deli Hotel Sumatra Hotel Waiyat Hotel Royal Perintis Hotel Sumatera Indah Resort

Alamat Hotel
Jl. Jamin Ginting Km.14 Jl. Sisingamangaraja Jl. Perintis Kemerdekaan No.19 Jl. Sisingamangaraja No.27 Jl. Sisingamangaraja Jl. Abdullah Lubis No.67 Jl. Nibung II No.22-38 Jl. Sisingamangaraja Jl. Sisingamangaraja No.35 Jl. Asia No.44 Jl. Perintis Kemerdekaan No.19 Jl. Jamin Ginting Km.11,2

Kualitas ( Bintang )

Universitas Sumatera Utara

Natour Dharma Deli Hotel Hotel Garuda Plaza Hotel Grand Antares Hotel Madani Hotel Pardede Intl. Hotel Sahid Hotel Semarak Hotel Asean International Hotel Danau Toba Intl. Hotel Emerald Garden Hotel Novotel Soechi Hotel Polonia Hotel Quality Suites Hotel Traveler Suites Hotel Tiara Medan Hotel Arya Duta Hotel Citi International Hotel Grand Angkasa Hotel Grand Aston Hotel Grand Swiss-Bel Hotel J.W. Marriot

Jl. Balai Kota No.2 Jl. Sisingamangaraja No.18 Jl. Sisingamangaraja Jl. Sisingamangaraja Jl. Ir.H.Juanda No.14 Jl. Sisingamangaraja Jl. Sisingamangaraja No.50 Jl. H.Adam Malik No.5 Jl. Imam Bonjol No.17 Jl. K.L. Yos Sudarso No.1 Jl.Cirebon No.76 A Jl. Jend.Sudirman No.14 Jl. Listrik No.15 Jl. Listrik Jl. Cut Mutia Jl. Kapt. Maulana Lubis Jl. Sun Yat Sen Jl. Sutomo No.1 Jl. Balai Kota Jl. S.Parman Jl. Putri Hijau

II.4.4 Klasifikasi Hotel Beberapa faktor dalam menentukan klasifikasi hotel sebagai berikut Menurut United State Lodging Industry

Universitas Sumatera Utara

Transient Hotel , adalah hotel yang letak / lokasinya di tengah kota dengan jenis tamu yang menginap sebagian besar adalah untuk urusan bisnis dan turis. Residential Hotel , adalah hotel yang pada dasarnya merupakan rumah rumah berbentuk apartemen dengan kamar kamarnya , dan disewakan secara bulanan atau tahunan. Residential Hotel juga menyediakan kemudahan kemudahan seperti layaknya hotel , seperti restoran , pelayanan makanan yang diantar ke kamar , dan pelayanan kebersihan kamar Resort Hotel , adalah hotel yang pada umumnya berlokasi di tempat tempat wisata , dan menyediakan tempat tempat rekreasi dan juga ruang serta fasilitas konferensi untuk tamu tamunya. 2. Menurut Tipe Tamu Hotel Hotel Bisnis: Seperti hotel yang dicirikan oleh masyarakat menangani mengunjungi sebuah tempat untuk bekerja atau bisnis, ada banyak hotel rantai yang berspesialisasi dalam menangani jenis tamu, yang sangat spesifik membutuhkan layanan di hotel seperti: Internet umum daerah dan kamar, Business Center, Room Service, Express Check In Check Out (istilah yang digunakan untuk menentukan penginapan ketika merekam output dan tuan rumah, masing-masing), Bell Boy dan parkir valet. Keluarga hotel: Mereka kecil segi yang ditandai dengan keluarga yang memberikan layanan katering perjalanan dan akomodasi. Hostel: Juga dikenal sebagai atau Hostel Inn adalah tempat yang menyediakan tempat untuk wisatawan atau Backpackers, terutama mendorong kegiatan di luar ruangan dan pertukaran budaya antara pemuda dari berbagai negara. Motel ( Motorist Hotel ) : Hotel yang mayoritas tamunya adalah wanita pengendara sepeda motor . Biasanya terdapat lapangan parkir yang luas. Motel banyak terdapat di Amerika Serikat Woman Hotel : Hotel yang mayoritas tamunya adalah wanita Cure Hotel : Hotel yang mayoritas tamunya adalah orang tua yang ingin istirahat 3. Menurut hari hari operasinya Year around operating days hotel , hotel yang beroperasi sepanjang tahun. Seasonal Hotel : Juga disebut musiman hotel. Struktur hotel yang musiman yang beroperasi pada musim musim tertentu . Sebuah contoh yang khas beberapa hotel di gunung, resor ski, dan bahkan di pantai. 4. Menurut ukuran hotel Hotel kecil ( small hotel ) : jumlah kamarnya kurang dari 26 kamar tamu

Universitas Sumatera Utara

Hotel rata rata kecil sedang ( small average size hotel ) : jumlah kamar 26 99 kamar tamu Hotel rata rata sedang menengah ( medium average size hotel ) : jumlah kamar 100 299 kamar tamu Hotel besar ( large hotel ) : jumlah kamar 300 3000 kamar tamu 5. Menurut sistem bintang Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. PM.10/PW. 301/Pdb 77 tentang usaha dan klasifikasi hotel, ditetapkan bahwa penilaian klasifikasi hotel secara minimum didasarkan pada : Jumlah Kamar yang tersedia Fasilitas yang tersedia Peralatan yang digunakan Mutu Pelayanan ( yang dimiliki ) Berdasarkan Hotel Bintang 1 (*) Hotel Bintang 2 (**) Hotel Bintang 3 (***) Hotel Bintang 4 (****) Hotel Bintang 5 (*****) Hotel-hotel yang tidak bisa memenuhi standar kelima kelas tersebut, ataupun yang berada di bawah standar minimum yang ditentukan oleh Menteri Perhubungan disebut Hotel Non Bintang. 6. Menurut sistem penentuan tarifnya yaitu : European Plan ( EP ) : sistem penentuan tarif yang dicantumkan hanya harga sewa kamarnya tidak termasuk makan minum dan lainnya American Plan ( AP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar ala Amerika dimana harga yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 3 kali makan Full American Plan ( FAP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar dimana harga yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 3 kali makan + 3 extras Modified American Plan ( MAP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar dimana harga yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 2 meals penilaian tersebut, hotel-hotel di Indonesia kemudian

digolongkan ke dalam 5 (lima) kelas hotel, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Bermuda Plan atau Dual Plan ( BP / DP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar dimana harga yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 1 breakfast Continental Plan ( CP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar dimana harga yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 1 breakfast ala continental 7. Menurut Lokasi City Hotel : Hotel biasanya terletak di kota-kota bersejarah di pusat, perbelanjaan dan bisnis. Mereka menawarkan berbagai macam dan akan diarahkan ke pariwisata sebanyak akomodasi dalam perjalanan bisnis. Umumnya mereka fungsional dan berorientasi bisnis, seringkali dengan fasilitas seperti ruang pertemuan dan Business Center. Hotel di kota yang ditujukan terutama bagi wisatawan yang akan untuk waktu singkat, wisatawan ini sebagian besar orang di perjalanan bisnis. Resort Hotel : Biasanya berada di sekitar kawasan alam yang menarik seperti taman, cagar alam dan kawasan lindung. biasanya untuk menginap beberapa hari. Bandara hotel : Berada di dekat bandar udara utama, terutama ketika mereka jauh dari pusat perkotaan untuk melayani. Para pelanggan utama penumpang transit masuk atau keluar tanpa waktu yang cukup untuk pindah ke kota. Menjadi populer karena kedekatannya dengan bandara dan menyesuaikan layanan mereka kepada pelanggan, khususnya eksekutif. Hotel Monument : Hotel yang terletak di sekitar bangunan budaya. Contoh dari jenis ini adalah hotel-hotel di istana, monasteries, gereja dan istana . Rustic hotel : Terletak di daerah pedesaan atau lahan pertanian. Bangunan tradisional yang sering dan kadang-kadang mencakup rehabilitasi atau dekat dengan peternakan. 8. Menurut Aktivitas Spa hotel : Akomodasi di dalam spa fasilitas publik yang didedikasikan untuk mandi atau tanaman obat. Mereka mempunyai nilai rata-rata berkisar dari beberapa hari dan minggu. Hotel kasino : Yang dicirikan dengan menawarkan permainan mereka sendiri. Mereka cenderung tinggi kelas segi. Hotel restoran : Hotel yang menawarkan masakan yang disajikan sebagai fitur utama pembentukan hotel .

Universitas Sumatera Utara

Hotel olahraga : Yang dicirikan oleh orientasi mereka ke praktik olahraga tertentu baik Anda atau sekitar mereka. Contoh dari hotel-hotel berdedikasi untuk scuba diving dan surfing di laut, nelayan di sepanjang waterways golf dan kompleks Love Hotel : Biasanya hotel jenis ini tanpa harus mengharapkan klien tinggal mereka lebih dari beberapa jam, terutama yang didorong untuk menemukan seksual . Istilah yang digunakan tanpa memperhitungkan arsitektur lokal, karena mungkin akan membangun sebuah hotel atau motel sejarah mandi untuk parkir mobil dan lalu lintas. Hotel klub : Fasilitas akomodasi yang mencakup satu atau lebih yang signifikan klub malam di mana orang-orang tari dan minuman dan tempat musicals sering tersedia. 9. Lainnya Butik hotel : Hotel-hotel yang berbeda dari rantai besar menawarkan tingkat akomodasi, dan fasilitas luar biasa yang dipersonalisasi. Biasanya mereka dihiasi dengan tema tertentu atau gaya. Mereka biasanya lebih kecil daripada konvensional hotel, mengambil 3-100 kamar. Banyak memiliki fasilitas restoran, bar dan kamar yang dapat terbuka untuk masyarakat umum. Segmen dihasilkan merupakan sumber penghasilan untuk hotel-hotel bisnis adalah wisatawan, tempat yang sangat penting tentang privasi, pelayanan, perawatan dan mewah. Ini segmen pasar yang kuat daya beli, bukan musiman, sangat elastis dan berulang. Hotel rantai : Rantai hotel semua usaha yang dikelompokkan dalam bentuk konsentrasi horisontal, dengan berbagai bentuk kepemilikan dan pengelolaan yang bertujuan untuk memperoleh laba yang lebih tinggi, situasi kekuasaan, dan prestasi di pasar domestik dan internasional. Dikelola hotel rantai berbasis waralaba. Berikut adalah jumlah kamar minimal dan persyaratan yang dibutuhkan untuk menentukan klasifikasi hotel ( bintang ) dapat dilihat pada tabel 2.5 di bawah ini
Tabel 2.5 Klasifikasi hotel , jumlah kamar , dan persyaratan

No

KLASIFIKASI HOTEL

JUMLAH KAMAR MINIMAL


15 standard Kamar didalam Luas kamar mandi kamar

SYARAT

PERATURAN

Lokasi &Lingkungan Taman Tempat parkir Olah raga

Kep Dirjen Pariwisata no 14 /U/II/88 tgl 25 februari 1988

Universitas Sumatera Utara

standar minimum m
2

20

Bangunan Kamar tamu Ruang makan Bar Lobby Telepon Toilet umum Koridor Ruang disewakan Dapur Area Administrasi Front office Kantor pengelola hotel Area tata graha Ruang binatu Gudang Ruang Karyawan Operasional Managemen Food and beverage Keamanan Olahraga rekreasi Pelayanan Sama dengan fasilitas hotel Bintang satu (*) Kep Dirjen Pariwisata no 14 /U/II/88 tgl 25 februari 1988

**

20 standard

kamar

1 kamar suite Kamar didalam Luas standar minimum 22 m Luas suite 44 m


2 2

mandi

kamar

kamar minimum Sama dengan fasilitas hotel Bintang satu (*) plus: 2 buah restoran /lebih parkir luas 2 kolam renang /lebih kamar
2

***

30 standard

kamar

Kep Dirjen Pariwisata no 14 /U/II/88 tgl 25 februari 1988

2 kamar suite Kamar didalam Luas standar minimum 24 m Luas mandi

Fasilitas penunjang Tennis Fitness Spa & sauna

kamar

Universitas Sumatera Utara

suite 48 m
2

minimum Sama dengan fasilitas hotel Bintang tiga (***) Kep Dirjen Pariwisata no 14 /U/II/88 tgl 25 februari 1988

****

50 standard

kamar

3 kamar suite Kamar didalam Luas standar minimum 24 m Luas suite 48 m


2 2

mandi

kamar

kamar minimum Sama dengan fasilitas hotel Bintang tiga (***) Kep Dirjen Pariwisata no 14 /U/II/88 tgl 25 februari 1988

*****

100 standard

kamar

4 kamar suite Kamar didalam Luas standar minimum 26 m2 Luas suite 52 m


2

mandi

kamar

kamar minimum Sama dengan fasilitas Kep Dirjen Pariwisata no 14 /U/II/88 tgl 25 februari 1988

***** plus

100 standard

kamar

Bintang dua (**) Pasar malam Galeri Ruang Konferensi

4 kamar suite Luas standar minimum 26 m2 Luas suite 52 m


2

kamar

kamar minimum

Sumber: Direktorat Jenderal Pariwisata

I.13

Tinjauan Hotel Bisnis Oleh karena pemilihan lokasi direncanakan berada di pusat kota , maka hotel

yang dipilih berupa hotel bisnis. Secara harfiah , kata bisnis berasal dari Bahasa Inggris , yaitu business , dari kata dasar busy yang berarti sibuk dalam konteks individu , komunitas , ataupun masyarakat . Dalam pengertian yang lebih luas , bisnis diartikan sebagai serangkaian usaha yang

Universitas Sumatera Utara

dilakukan satu orang atau lebih , individu atau kelompok dengan menawarkan barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan/laba. Bisnis merupakan sebuah usaha, dimana setiap pengusaha harus siap untung & siap rugi. bisnis tidak hanya tergantung dengan modal uang. reputasi, keahlian, ilmu, sahabat & kerabat dapat menjadi modal bisnis . Dalam ilmu ekonomi , bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen untuk mendapatkan laba . Beberapa pengertian bisnis menurut para ahli : Menurut Steinford (1979) Business is an institution which produces goods and services demanded by people. Artinya bisnis ialah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh laba. Menurut Griffin dan Ebert (1996) Business is all those activities involved in providing the goods and services needed or desired by people. Dalam pengertian ini bisnis sebagai aktifitas yang menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen. Dapat dilakukan oleh organisasi perusahaan yang memilki badan hukum, perusahaan yang memiliki badan usaha, maupun perorangan yang tidak memilki badan hukum maupun badan usaha seperti pedagang kaki lima, warung yang tidak memiliki Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Tempat Usaha (SIUP) serta usaha informal lainnya. Menurut Hughes dan Kapoor Business is an organization that provides goods or services in order toearn provit. Sejalan dengan definisi tersebut, aktifitas bisnis melalui penyediaan barang dan jasa bertujuan untuk menghasilkan profit (laba). Suatu perusahaan dikatakan menghasilkan laba apabila total penerimaan pada suatu periode (Total Revenues) lebih besar dari total biaya (Total Costs) pada periode yang sama. Laba merupakan daya tarik utama untuk melakukan kegiatan bisnis, sehingga melalui laba pelaku bisnis dapat mengembangkan skala usahanya untuk meningkatkan laba yang lebih besar. Menurut Allan Afuah (2004) Business is the organized effort of individuals to produce and sell for a provit, the goods and services that satisfy societies needs. The general term business refer to all

Universitas Sumatera Utara

such efforts within a society or within an industry. Maksudnya Bisnis ialah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan ada dalam industri. Orang yang mengusahakan uang dan waktunya dengan menanggung resiko dalam menjalankan kegiatan bisnis disebut Entrepreneur. Menurut Glos , Steade , dan Lowry (1996) Bisnis merupakan sekumpulan aktifitas yang dilakukan untuk menciptakan dengan cara mengembangkan dan mentransformasikan berbagai sember daya menjadi barang atau jasa yang diinginkan konsumen. Menurut Musselman dan Jackson (1992) Bisnis adalah jumlah seluruh kegiatan yang diorganisir oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industry yang menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standard serta kualitas hidup mereka. Dari pengertian pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bisnis adalah usaha perdagangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan memproduksi atau menjual barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen . Penggunaan kata bisnis yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu , misalnya bisnis perhotelan . Dengan pengertian hotel dan bisnis di atas , dapat disimpulkan bahwa hotel bisnis didefinisikan sebagai suatu hotel yang timbul akibat kebutuhan konsumen golongan-golongan tertentu , biasanya usahawan , pejabat dinas , dan para pelaku bisnis lainnya ,dan memiliki fasilitas fasilitas untuk mendukung kegiatan mereka dalam yang berhubungan dengan bisnis . Biasanya hotel bisnis terletak dekat dengan daerah komersial dalam hal ini biasanya pusat kota . Beberapa pertimbangan konsumen dalam memilih sebuah hotel bisnis untuk dijadikan tempat menginap , pertemuan atau rapat , yaitu : Budget Menentukan biaya yang akan diperlukan untuk menyewa ruang di hotel Fasilitas Mengetahui kelengkapan fasilitas yang disediakan oleh pihak hotel Kapasitas Memperkirakan jumlah peserta dan menyesuaikan terhadap kapasitas ruang hotel

Universitas Sumatera Utara

Lokasi Mempertimbangkan kemudahan akses dan pencapaian Perkembangan Hotel Bisnis Medan,ibukota propinsi Sumatera Utara merupakan daerah yang subur dalam

II.5.1

berbisnis . Peningkatan jumlah kamar untuk setiap hotel menjadi salah satu acuan dalam berbisnis . Pertumbuhan hotel bisnis yang pesat mengakibatkan tingkat persaingan antar hotel menjadi tinggi . Namun , itu bukan menjadi halangan bagi para pengusaha hotel . Hotel hotel bisnis ini malahan berlomba memberikan fasilitas dan layanan khusus kepada para tamunya untuk memenangkan hati para tamunya . Sejumlah hotel yang terlihat saling berkompetisi adalah hotel hotel yang terletak di sepanjang koridor Jl. Sisingamaraja , yaitu Hotel Grand Antares (***), Hotel Madani (***), Hotel Garuda Citra (*), Hotel Dhaksina (*), Hotel Ibunda (*), Hotel Sri Deli (*),Hotel Garuda Plaza (***), Hotel Sumatra (*), dan Hotel Sahid (*). Walaupun hotel hotel di atas memilik fasilitas yang berbeda dan secara sistem bintang bervariasi ( bintang satu sampai bintang tiga ) , para pengusaha hotel tidak takut untuk mengahadapinya , karena banyaknya pertimbangan konsumen , yaitu budget , fasilitas , kapasitas , dan lokasi . Pada Hotel Madani yang berbintang tiga dan memiliki 174 kamar masih belum mampu memenuhi pasar permintaan menurut pengelola hotel . Kasus yang serupa , pada hotel bintang lima seperti Citi Int , memiliki 141 kamar dan pada hari biasa 60% dari jumlah tersebut dipenuhi tetapi pada akhir pekan kamar kamar tersebut penuh dan pasar permintaan tidak dapat dipenuhi . Hal ini menunjukkan sekalipun berbeda dalam hal bintang , dan fasilitas , pasar permintaan akan hotel bisnis masih sangat dibutuhkan . ditambah lagi dengan pernyataan dari Kepala Dinas Pariwisata Kota Medan , Hj. Ir. Nurlisa Ginting saat diwawancari ANTARA ,"Kota Medan amat menarik bagi wisatawan dan investor, jika aman, kepastian izin dan pelayanan semua serba cepat tidak dipersulit," Dalam percakapan khusus itu, Hj. Ir. Nurlisa Ginting yang juga praktisi pariwisata dan pengusaha , mengatakan Kota Medan akan menjadi destinasi utama wisatawan dan investor karena kian berkembangnya daerah itu. II.5.2 Karakteristik Hotel Bisnis Hotel bisnis memiliki beberapa karakteristik utama , di antaranya : Memiliki fasilitas yang mendukung kegiatan bisnis seperti ballroom dan banquet hall Berada di pusat kota

Universitas Sumatera Utara

Berdekatan dengan pusat bisnis Berada dekat pusat perbelanjaan Keberadaannya dapat menaikkan prestis dan citra kota Karakteristik Tamu Hotel Bisnis Usaha di bidang perhotelan mempunyai sasaran pelayanan jasa akomodasi bagi

II.5.3

para pebisnis baik dari dalam maupun luar kota Medan , yang terdiri dari : Pedagang Pengusaha Peserta konvensi Pejabat yang melakukan dinas ( swasta , pemerintah ) Dan lain lain Tamu hotel bisnis ini terdiri dari berbagai tingkatan golongan status sosial ekonominya . Karakteristik tamu hotel bisnis : Berpergian seorang diri , berdua , atau lebih Menginap dalam waktu relatif singkat Ingin cepat menyelesaikan tugasnya , sehingga pertimbangan jarak pencapaian ke objek tujuan sependek mungkin Pertimbangan ekonomis dalam pengeluaran biaya merupakan hal yang utama Rekreasi bukan menjadi prioritas utama Adapun hal hal yang penting bagi seorang business traveler dapat dilihat pada tabel 2.6 di bawah ini
Tabel 2.6 Hal hal penting bagi Business Traveler

Universitas Sumatera Utara

Beberapa fasilitas yang juga mendukung kegiatan bisnis dapat dilakukan sambil makan , minum kopi , olahraga , dan kegiatan santai lainnya . Untuk itu hotel bisnis perlu didukung dengan fasilitas olahraga (gym , fitness center ) , makan dan minum ( caf ) , bersantai ( lobby , lounge ) . II.5.4 Organisasi Ruang Hotel dibagi menjadi 4 area , sebagai berikut : Public Area : area yang dimana boleh dimasuki oleh semua orang , yaitu karyawan dan tamu , seperti lobby Semi Public Area : area yang dimana hanya boleh dimasuki oleh orang orang yang berkepentingan saja , yaitu karyawan pada area administrasi , dan tamu rapat , konferensi pada ruang pertemuan . Private Area: area yang dimana digunakan sebagai tujuan utama pengunjung , seperti kamar pada hotel Service Area : area yang dimana hanya khusu untuk karyawan disini segala macam pelayanan disiapkan untuk kebutuhan pengunjung Secara fungsional , hotel mempunyai 2 bagian utama , sebagai berikut : Front of the house Terdiri dari private area dan public area . Kemudian ruang-ruang yang termasuk dalam area front of the house dijabarkan lagi, yaitu: o Guest Room Kamar tamu, ruang tempat tamu menginap. Ada beberapa tipe kamar tamu tergantung dari fungsi dan besarannya dapat dilihat pada gambar 2.2 di bawah ini

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.2 Berbagai Tipikal Bentuk dan besaran kamar tamu hotel

Public Space Area Merupakan tempat dimana suatu hotel dapat memperlihatkan isi dan tema yang

ingin disampaikan kepada tamunya. Daerah ini menjadi pusat kegiatan utama dari aktivitas yang terjadi pada hotel, dalam hal ini menjadi jelas bahwa wajah sebuah hotel dapat terwakili olehnya o Lobby Tempat penerima pengunjung untuk mendapatkan informasi, menyelesaikan masalah administrasi dan keuangan yang bertalian dengan penyewaan kamar . Ruang-ruang yang termasuk dalam lobby: Entrance hall Ruang penerima utama yang menghubungkan ruang luar atau main entrance denga ruang-ruang dalam hotel. Bersifat terbuka denga besaran ruang yang cukup luas Front desk / Reception desk Terdiri atas ruang-ruang personil front desk yang berfungsi untuk memproses dan mengelola administrative pengunjung Sirkulasi Merupakan hal penting dalam publik area yang berfungsi sebagai sarana untuk menghubungkan fungsi-fungsi di dalamnya untuk kegunaan pengunjung Seating Area Menyediakan wadah bagi tamu untuk beristirahat atau sekedar berbincangbincang. Sarana ini sangat berguna untuk terjadinya kontak sosial di antara pengunjung

Universitas Sumatera Utara

Bell man Sebagai sarana pelayanan kepada tamu yang baru datang atau hendak

meninggalkan hotel dengan pelayanan berupa membawakan koper-koper pengunjung. o Retail Area Berfungsi untuk menyediakan kebutuhan pengunjung sehari-hari o Support function Sebagai sarana penunjang untuk tamu yang berada si publik area, antara lain seperti toilet, telepon umum, mesin ATM, dan lain-lain o Consession space Pada dasarnya ruang-ruang ini termasuk retail area, tetapi untuk hotel berbintang, ruang-ruang konsesi ini terpisah sendiri dan merupakan bagian dari publik area, yang antara lain terdiri dari: o Travel agent room Perawatan kecantikan / salon Toko buku dan majalah Money changer Souvenir shop Toko-toko khusus

Food and Beverages outlets Yaitu area yang digunakan untuk menikmati makanan dan minuman berupa : Restoran Coffee shop Lounge Bar

Convention room Yaitu ruangan yang disediakan untuk berbagai macam penemuan antara lain Pameran Seminar Pertemuan / pernikahan

Recreation Area

Universitas Sumatera Utara

Daerah yang dipergunakan oleh para pengunjung untuk berekreasi, berolah raga, santai dan lain-lain, yang antara lain: o Swimming pool Retail area Kolam Taman Spa dan Sauna

Parkir Fasilitas parkir kendaraan bermotor 4 dan 2 untuk pegawai / tamu / pengunjung

maupun kendaraan travel, taxi, dll. Masing-masing ruang saling berhubungan, dengan lobby sebagai pusat dari ruang-ruang publik lainnya. Service area ( Back of the house ) Sedapat mungkin para tamu tidak dapat melihat maupun mengetahu segala kegiatan di sektor ini. Bagian ini sangat penting, karena bertugas mendukung kegiatan pada front of the house . Ruang-ruang yang termasuk di dalam area Back of the house, yaitu: o o Daerah dapur dan gudang (food and storages area) Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum (recieving, trash and general storage area) o o o II.5.5 Daerah pegawai / staff hotel (employees area) Daerah pencucian dan pemeliharaan (laundry and housekeeping) Daerah mekanikal dan elektrikal (Mechanical and Engineering Area) Kriteria Fasilitas Hotel Bintang Tiga Hotel kelas ini mempunyai kondisi sebagai berikut: Umum Unsur dekorasi tercermin pada lobby, restoran, kamar tidur, dan function room Bedroom Terdapat minimum 20 kamar standar dengan luas 22 m2/ kamar Terdapat minimim 2 kamar suite dengan luas 44 m2/ kamar Tinggi minimum 2.6 m tiap lantai Dining room

Universitas Sumatera Utara

Bila tidak berdampingan dengan lobby, maka harus dilengkapi dengan kamar mandi/WC sendiri. Bar o o

Apabila berupa ruang tertutup maka harus dilengkapi AC dengan suhu 24C.
Lebar ruang kerja bartender setidaknya 1m.

Ruang fungsional o Minimum terdapat 1 buah pintu masuk yang terpisah dari lobby dengan kapasitas minimum 2,5 kali jumlah kamar. o Dilengkapi dengan toilet apabila tidak satu lantai dengan lobby.

Pre function room Lobby o o o o

Mempunyai luasan minimum 30 m2.


Dilengkapi dengan lounge. Toilet umum minimum 1 buah dengan perlengkapan Lebar koridor minimum 1,6 m.

Terdapat drugstore, bank, money changer, biro perjalanan, air line agent, souvenir shop, perkantoran, butik dan salon.

Poliklinik Paramedis. Sarana rekreasi dan olah raga o Minimum 1 buah dengan pilihan tenis, bowling, golf, fitness, sauna, billiard, jogging, diskotik atau taman bermain anak. o Terdapat kolam renang dewasa yang terpisah dengan kolam renang anak.

Utilitas penunjang o o Terdapat transportasi vertikal mekanis. Ketersediaan air bersih minimum 500 liter/ orang/ hari.

Universitas Sumatera Utara

o o o o II.5.6

Dilengkapi dengan instalasi air panas/ dingin. Dilengkapi dengan telepon lokal dan interlokal. Tersedia PABX. Dilengkapi sentral video/TV, radio, paging, carcall. Jenis dan Fasilitas Standar Kamar Tamu Jenis jenis kamar tamu hotel pada dasarnya dibedakan atas 4 jenis sebagai

berikut : Single room : kamar untuk satu orang yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur berukuran Single untuk satu orang Twin room : kamar untuk dua orang yang dilengkapi dengan dua buah tempat tidur masing masing berukuran Single. Double room : kamar yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur berukuran Double ( untuk dua orang ) Double double : kamar untuk empat orang yang dilengkapi dengan dua kamar tamu dan dengan tempat tidur berukuran Double ( untuk dua orang ). Berikut adalah layout kamar hotel dapat dilihat pada gambar 2.3 yang ada di bawah ini

Gambar 2.3 Tipe tipe dan layout kamar hotel

Adapun fasilitas standar yang terdapat pada masing masing jenis kamar tersebut adalah sebagai berikut : Kamar mandi private ( bathroom ) Tempat tidur ( jumlah dan ukurannya sesuai dengan jenis ) Lemari pakaian ( cupboard )

Universitas Sumatera Utara

Telepon , Radio dan Televisi Meja rias / tulis ( dressing table ) Rak untuk menyimpan koper ( luggage rack ) Asbak , korek api , handuk , alat tulis ( stationeries ) Adapun layout pola kamar tamu dapat dilihat pada gambar 2.4 dan gambar 2.5 di

bawah ini .

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.4 Pola Kamar tamu 1

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.5 Pola Kamar tamu 2

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai