Anda di halaman 1dari 10

Case Report

TONSILITIS KRONIS

Oleh: Prima 07120115 Septry Larissa 07120118 Pembimbing:

dr. Taufik Hidayat

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2012

BAB I TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tonsilitis Kronis Tonsilitis merupakan peradangan tonsil palatine yang merupakan bagian dari cincin waldeyer. Proses peradangan biasanya meluas sampai ke daerah adenoid dan tonsil lingual.Sedangkan Tonsilitis Kronis adalah peradangan kronis tonsil setelah serangan akut yang terjadi berulang-ulang atau infeksi subklinis. 2.2. Etiologi Bakteri penyebab tonsilitis kronis sama halnya dengan tonsilitis akut yaitu kuman grup A Streptokokus beta hemolitikus, pneumokokus, Streptokokus viridian dan Streptokokus piogenes, Staphilokokus , Hemophilus influenza, namun terkadang bakteri berubah menjadi bakteri golongan Gram negatif. 2.3. Faktor Predisposisi Beberapa factor predisposisi timbulnya Tonsillitis Kronis adalah: rangsangan kronik karena rokok maupun makanan, higiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca (udara dingin ,lembab, suhu yang berubah-ubah), alergi (iritasi kronis dari allergen), keadaan umum (kurang gizi, kelelahan fisik), pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat. 2.4.Patofisiologi Proses peradangan dimulai pada satu atau lebih kripti tonsil. Karena proses radang berulang maka epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis, sehingga pada proses penyembuhan jaringan limfoid diganti dengan jaringan parut. Jaringan ini akan mengerut sehingga kripte akan melebar, ruang antara kelompok melebar yang akan diisi oleh detritus (akumulasi epitel yang mati, sel leukosit yang mati dan bakteri yang menutupi kripte berupa eksudat berwarna kekuning-kuningan). Proses ini meluas hingga menembus kapsul dan akhirnya timbul perlekatan dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris. Pada anak-anak proses ini disertai dengan pembesaran kelenjar submandibula. 2.5. Manifestasi Klinis Pasien sering mengeluh adanya rasa sakit (nyeri) yang terus menerus pada tenggorokan (odinofagi), di tenggorokan seperti ada penghalang atau ada yang 2

menganjal terutama ketika pasien menelan, tenggorokan terasa kering, pernapasan pasien berbau. Saat pemeriksaan ditemukan tonsil membesar dengan permukaan tidak rata, kriptus membesar dan terisi detritus.

Ukuran tonsil dibagi atas : T0 T1 T2 T3 T4 2.6. Diagnosis Diagnosis Tonsilitis Kronis : 1.Anannesis Pasien datang dengan keluhan rasa sakit pada tengorokan yang terus menerus, sakit waktu mwenelan , nafas bau busuk, malaise, sakit pada sendi, kadang ada demam dan nyeri pada leher. 2. Pemeriksaan Fisik Tonsil tampak membesar dengan adanya hipertrofi dan jaringan parut. Sebagian kripta mengalami stenosis, tapi eksudat (purulen) dapat diperlihatkan dari kripta-kripta tersebut. 3 : Post tonsilektomi. : Tonsil masih terbatas dalam fossa tonsilaris. : Sudah melewati pilar anterior, belum melewati garis paramedian (pilar posterior). : Sudah melewati garis paramedian, belum melewati garis median. : Sudah melewati garis median.

3. Pemeriksaan penunjang Dapat dilakukan uji resistensi (sensitifitas) kuman dari sediaan apus tonsil. 2.7. Diagnosis Banding Diagnosis banding dari Tonsilitis Kronis adalah: 1. Penyakit penyakit dengan pseudomembran atau adanya membrane semu yang menutupi tonsil (Tonsilitis Pseudomembran). a. Tonsilitis Difteri b. Angina Plaut Vincent (Stomatitis Ulseromembranosa) c. Mononukleosis Infeksiosa 2.Penyakit Kronik Faring Granulomatosa a. Faringitis Tuberkulosa b. Faringitis Luetika c. Lepra (Lues) d.Aktinomikosis Faring 3.Tumor tonsil 2.8. Komplikasi Komplikasi Tonsilitis Kronis dapat terjadi secara perkontibuitatum ke daerah sekitar atau secara hematogen atau limfogen ke organ yang jauh dari tonsil. Ada beberapa komplikasi yang sering ditemui : 1.Komplikasi sekitar tonsil a. Peritonsilitis b. Abses peritonsilar (Quinsy) c. Abses Parafaringeal d. Abses Retrofaring e. Krista Tonsil f. Tonsilolith (Kalkulus dari tonsil) 2.Komplikasi Organ jauh a.Demam rematik dengan penyakit jantung rematik b. Glomerulonefritis c. Episkleritis, konjungtivitis berulang dan koroiditis. d.Psoriasis, eritema multiforme, kronik urtikaria dan purpura. 4

2.8. Penatalaksanaan Pengobatan pada Tonsilitis Kronis adalah pembedahan dengan pengangkatan tonsil, tindakan ini dilakukan bila dengan penatalaksaan medis tidak berhasil . Penatalaksaan medis antara lain : - Terapi mulut (terapi lokal) ditujukan kepada hygiene mulut dengan berkumur atau obat isap. - Terapi sistemik dengan pemberian antibiotik, kortikosteroid, dan analgetik.

BAB II LAPORAN KASUS

1. Identitas Pasien a. Nama / Kelamin / Umur b. Pekerjaan / Pendidikan c. Alamat : A / Perempuan / 6 tahun 6 bulan : Pelajar SD : Batuang Taba no.9, Lubuk Begalung, Padang

2. Latar belakang sosial ekonomi demografi lingkungan keluarga a. Status perkawinan b. Jumlah anak / Saudara c. Status ekonomi keluarga : Belum menikah : anak ke-1 dari 2 bersaudara :

Pasien termasuk keluarga mampu. Pasien bekerja sebagai wiraswasta dengan penghasilan kira-kira Rp. 2.000.000/bulan dan istri sebagai ibu rumah tangga. Pasien tidak mempunyai tambahan penghasilan lain selain gajinya perbulan. Gaji dipergunakan untuk biaya kehidupan sehari-hari dan terutama untuk biaya pendidikan anak-anaknya. d. KB e. Kondisi rumah : Ibu pasien menggunakan KB suntik 1 kali 3 bulan :

Tinggal di rumah permanen, mempunyai 3 kamar, dan 1 kamar mandi. Listrik ada, ventilasi dan pencahayaan cukup. Sumber air minum berasal dari PDAM, buang air besar di jamban dalam rumah, pekarangan cukup luas, sampah rumah tangga di bakar di belakang rumah. f. Kondisi lingkungan keluarga : Pasien tinggal di lingkungan perumahan yang tidak terlalu padat dan lingkungan sekitar cukup bersih g. Aspek psikologis di keluarga Pasien disayangi oleh orang tua, dan ketiga kakaknya Hubungan dengan keluarga baik

3. Riwayat Penyakit Dahulu/ Penyakit Keluarga Riwayat demam berulang dalam setahun terakhir ada, + 3-4 kali.

4. Riwayat Penyakit Sekarang Demam sejak 2 hari yang lalu, tidak tinggi, terus menerus, tidak menggigil, tidak berkeringat. Pilek sejak 3 hari yang lalu, ingus berwarna putih kekuningan, tidak kental sejak 3 hari yang lalu. Tidur ngorok ada sejak 5 hari yang lalu. Riwayat amandel membesar sejak + 2 tahun yang lalu. Hidung tersumbat sejak 3 hari yang lalu Sukar menelan tidak ada. Nyeri menelan tidak ada Nafas berbau tidak ada. Sesak nafas tidak ada. Riwayat terbangun saat tidur karena nafas sesak tidak ada. Penurunan nafsu makan tidak ada Penurunan berat badan disangkal Riwayat alergi disangkal Keluhan telinga berair, telinga nyeri atau berdenging tidak ada.

5. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum Kesadaran Nadi Nafas Suhu : sakit ringan Tinggi badan : 110 cm : 20 kg : 93,02 % : 93,22 % :108,1 % : baik

: compos mentis cooperative Berat badan : 90 x/menit : 24 x/menit : 380C BB/U TB/U BB/TB Status gizi

Kepala

: normocephal, rambut hitam

Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik Telinga : liang telinga lapang, membran timpani putih, reflex cahaya (+) Mulut: mukosa basah, tonsil T2-T2, hiperemis, muara kripti melebar Tenggorok : hiperemis Thoraks :

Paru : normochest, pernafasan simetris kiri dan kanan, retraksi (-), suara nafas vesikuler di kedua lapangan paru Jantung : iktus cordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V, irama teratur, bising tidak ada

Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal Ekstremitas : akral hangat, perfusi baik KGB : tidak ditemukan pembesaran KGB

6. Laboratorium Tidak dilakukan. 7. Diagnosis Kerja : Tonsilitis kronis Common cold & Faringitis 8. Diagnosis Banding 9. Manajemen a. Promotif Jika amandel semakin sering meradang atau menimbulkan sesak atau sukar menelan, segera periksakan diri ke dokter. Edukasi tentang menjaga kesehatan diri. :-

b. Preventif Makan dengan menu gizi seimbang. Menghindari makanan yang merangsang seperti makanan dingin dan manis Menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan menggosok gigi minimal 2 kali sehari

c. Kuratif Amoxicillin 3 x 330 mg P.O selama 5 hari Paracetamol 3 x 200 mg P.O jika demam CTM 3 x 2 mg P.O selama 3 hari Kumur-kumur dengan air hangat 3 kali sehari Makan makanan bergizi seimbang tinggi kalori tinggi protein

Mengurangi makanan yang merangsang peradangan amandel seperti makanan dingin

d. Rehabilitatif Anjuran dilakukan tindakan operatif jika terdapat indikasi operasi. DINAS KESEHATAN KODYA PADANG Puskesmas Lubuk Begalung Dokter : Septry larissa Tanggal : 8 November 2012

R/ R/

Amoxicillin tab 500 mg No.X m.f. pulv No.XV S3dd pulv I Paracetamol tab 500 mg No.II CTM tab No.V m.f. pulv No.X Sprn pulv I max 3dd pulv I Umur : 6 tahun 6 bulan

Pro : A

Alamat : lubuk begalung

DAFTAR PUSTAKA

1. Rusmarjono, Efiaty AS. Faringitis, tonsilitis, dan hipertrofi adenoid. Dalam ; Soepardi EA, Iskandar NH (eds). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher, edisi 6. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 2007.hal 220225. 2. George LA. Penyakit-Penyakit Nasofaring dan Orofaring. Dalam : Adams, Boies, Higler (eds). Buku Ajar Penyakit THT, edisi 6. Jakarta : EGC ; 1997. hal 327342. 3. Bailey BJ, Johnson JT. Head and Neck Surgery-Otolaringology 3th edition volume 1. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins ; 2006. hal 1188-1197. 4. www.kalbe.co.id/files/cdk/files/08Tonsilektomi89.pdf/Tonsilektomi89.htm 5. http://emedicine.medscape.com/article/871977-overview. 6. http://emedicine.medscape.com/article/872119-overview. 7. Fkuii.org/tikidownload_wiki_attachment.php?attld=1311&page=ike %20Rahmawati. 8. http://medinux.blogspot.com/2007/09/tonsilektomi.html.

10

Anda mungkin juga menyukai