KELOMPOK B-8
Ketua Sekretaris Anggota : Putri Mutiara Sari : Tiara Windasari A : Mia Indah Sari Nadya Eka Putri (1102011212) (1102011279) (1102011162) (1102011190)
Mutiara Isman
Sesvianda Fatma Y Siti Syarifah Dias
(1102011185)
(1102011256) (1102011261)
Rizka Metya
Muhammad Zahsyi
(1102010250)
(1102010187)
R UA M M E R A H S E L U R U H T U BU H
Seorang ibu membawa anak perempuan usia 4 tahun ke RS dengan keluhan keluar
ruam merah di seluruh tubuh sejak tadi malam. Sejak 4 hari yang lalu anak demam disertai batuk, pilek, mata merah, nyeri menelan, muntah, nafsu makan menurun dan buang air besar lembek 2-3x/hari. Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum
pasien tampak lemah, kesadaran compos mentis, frekuensi denyut jantung 100x/menit,
frekuensi nafas 24x/menit dan suhu 38,5C. Ditemukan ruam makulopapular di belakang telinga, wajah, leher, badan, dan ekstremitas. Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Hasil laboratorium Hb 13 g/dl, Ht 38, leukosit 4500/ul, trombosit
T E N TA N G C A M PA K
LO. 1.1
akut yang disebabkan oleh virus campak. Penyakit ini sangat infeksius, menular sejak awal masa prodromal sampai lebih kurang 4 hari setelah munculnya ruam. Infeksi disebarkan lewat udara (airborne).
sesudah pemajanan (mulai fase prodromal), pada beberapa keadaan awal hari ke 7
sesudah pemajanan sampai hari ke 5 sesudah ruam muncul.
efektif.
Lanjutan
Campak bersifat endemik di seluruh dunia. Pada umumnya, secara teratur endemi kambuh tiap 2-3 tahun. Keadaan populasi yang kebal merupaan faktor yang menentukan; penyakit akan kambuh jika terdapat banyak anak-anak yang
LO. 1.5 Patogenesis Infeksi dimulai di mukosa hidung/faring. Virus masuk ke limfatik local,bebas maupun berhubungan dengan sel mononuklear, kemudian mencapai kelenjar getah bening regional. Disini virus memperbanyak diri
Lanjutan
Setelah 5 6 hari infeksi awal, terbentuklah focus infeksi, yaitu ketika virus mulai masuk ke pembuluh darah dan menyebar ke permukaann epitel orofaring, konjungtiva, saluran nafas, kult, kandung kemih, dan usus.
Sekitar 10 hari setelah infeksi, demam yang biasanya tinggi akan muncul, diikuti dengan koriza, batuk, dan peradangan pada mata.
Lanjutan
1. Stadium masa inkubasi, berlangsung 10-12 hari 2. Stadium masa prodromal, yaitu munculnya gejala demam ringan hingga sedang, batuk yang makin berat, koriza, batuk, dan peradangan pada mata, dan munculnya enantema atau bercak koplik yang khas pada campak, yaitu bercak putih pada mukosa pipi. 3. Stadium akhir, ditandai oleh demam tinggi da timbulnya ruam-ruam kulit kemerahan yang dimulai dari belakang telinga da kemudian menyebar ke leher, muka, tubuh, dan anggota gerak.
Lanjutan
Dua hari kemudian suhu biasanya akan menurun dan gejala penyakit mereda. Ruam kulit akan mengalami hiperpigmentasi (berubah warna menjadi lebih gelap) dan mungkin mengelupas. Penderita akan tampak sehat apabila tidak disertai oleh komplikasi.
Adanya demam tinggi terus menerus 38,50 C atau lebih disertai batuk, pilek, nyeri menelan, mata merah dan silau bila kena cahaya (fotofobia), seringkali diikuti diare. Pada hari ke 4-5 demam, timbul ruam kulit, didahului oleh suhu yang meningkat lebih tinggi dari semula. Pada saat ini anak dapat mengalami kejang demam. Saat ruam timbul, batuk dan diare bertambah parah sehingga anak
Lanjutan
4. Riketsia Disertai batuk tetapi ruam kulit yang timbul biasanya tidak mengenai wajah yang secara khas terlihat pada penyakit campak. 5. Ruam kulit akibat obat Ruam kulit tidak disertai batuk dan umumnya ruam kulit timbul setelah ada riwayat penyuntikan atau menelan obat. 6. Demam skarlantina Ruam kulit difus dan makulopapular halus, eritema yang menyatu dengan tekstur seperti kulit angsa secara jelas terdapat di daerah abdomen yang relative mudah dibedakan dengan campak.
Merupakan penyakit neurologic yang paling sering terjadi biasanya terjadi pada
hari ke 4 7 setelah timbulnya ruam.
LO. 1. 10 Pencegahan
Imunisasi campak termasuk dalam program imunisasi nasional sejak tahun 1982, angka cakupan imunisasi menurun < 80% dalam 3 tahun terakhir sehingga masih dijumpai daerah kantong risiko tinggi transmisi virus campak.
Lanjutan
Strategi reduksi campak terdiri dari : 1. Pengobatan pasien campak dengan memberikan vitamin A 2. Imunisasi campak 3. Survailans
Pasien campak tanpa penyulit dapat berobat jalan. Anak harus diberikan cukup cairan dan kalori, sedangkan pengobatan bersifat simtomatik (pengobatan suportif), dengan pemberian antipiretik, antitusif, ekspetoran, dan antikonvulsan bila diperlukan.
Lanjutan
Obat simtomatik yang perlu diberikan antara lain : Antidemam Antibatuk Vitamin A Antibiotic diberikan bila ada indikasi, misalnya jika campak disertai dengan komplikasi.
LO. 2.1 Morfologi Struktur Virion : Sferis, Bersifat pleomorfik yang diameternya berkisar sekitar antara 150-300 nm dan pekaeter (eter sensitive)
Kebanyakan paramyxovirus menempel pada reseptor nukleoprotein yang terdapat pada eritrosit dan sel hopes dengan pertolongan tonjolan glikoprotein (HN) pada permukaan partikel virus.
Kebanyakan
anggota
dari
famili
Paramyxoviridae
dapat
menimbulkan suatu infeksi persisten yang tidak sitosidal pada biakan sel. Sifat ini mempunyai arti klinik yang penting untuk menerangkan sindrom
DA F TA R P U S TA K A
Price, Sylvia Anderson (2006), Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit edisi 6,ab. Huriawati Hartanto, Jakarta, EGC. Jawetz, Melnick, & Adelberg, Mikrobiologi kedokteran, edisi 23,Geo F. Brooks,Janet S. Butel, Stephen A. Morse,Jakarta, EGC.