Anda di halaman 1dari 22

Adhyanovic Hadi Pradipta., S.

Ked

LAPORAN STATUS PASIEN BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH KOTA TEGAL Nama Mahasiswa NIM Asal Pembimbing : Adhyanovic Hadi Pradipta., S.Ked : 030.07.001 : Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti : Dr. H. R. Setyadi., SpA

I.

IDENTITAS Pasien A. Nama Pasien B. Agama C. Alamat rumah D. Usia E. Pendidikan Ayah Ibu Nama : Ny. PE
1

: By. QD : Islam : Jl. Jeruk Rt 07 Rw 01, Pekauman, : 48 hari :-

Nama Agama Alamat Pekerjaan

: Tn. S : Islam : Jl. Jeruk Rt 07 Rw 01, Pekauman, : Buruh bangunan

Adhyanovic Hadi Pradipta., S.Ked

Agama Alamat Pekerjaan

: Islam : Jl. Jeruk Rt 07 Rw 01, Pekauman, : Ibu rumah tangga

II.

RIWAYAT PENYAKIT Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis

A. Keluhan Utama Kejang

B. Keluhan Tambahan Demam

C. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang dengan keluhan kejang 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien kejang 3 kali dengan durasi masing-masing kejang sekitar 1 menit. Menurut orang tua pasien sesaat sebelum kejang, pasien selalu menangis dan setelah kejang pasien akan tertidur. Sebelum pasien mulai kejang, pasien juga diceritakan mengalami demam tinggi, muntah-muntah dan mencret. Pasien kemudian dibawa ke RSUD Kardinah untuk mendapatkan pengobatan, pasien kemudian dirawat di bangsal Lavender. Menurut orang tua pasien, di bangsal pasien sempat kejang kembali sebanyak 1 kali. Kejang pasien diceritakan hanya di separuh badannya saja selama 1 menit. Setelah kejang pasien kembali tertidur.

Adhyanovic Hadi Pradipta., S.Ked

Pasien kemudian dipindahkan ke PICU untuk mendapatkan penanganan yang lebih intensif. Saat dirawat di PICU, pasien diceritakan kejang kembali 1 kali dengan durasi yang sama. Kejang juga diceritakan hanya setengah badan saja. Selain itu, selama perawatan di PICU, demam yang dialami pasien masih berlangsung, naik turun. Namun kejang hanya berulang 1 kali saja. Menurut orang tua pasien, saat dirawat di PICU, pasien jarang menangis, dan lebih sering tidur. Pasien kemudian dipindahkan kembali ke bangsal perawatan biasa, setelah 3 hari perawatan di PICU. Saat dipindahkan, kondisi pasien masih demam. Pasien menurut orang tuanya juga masih sering tertidur, namun pasien tetap lancar saat minum susu dan buang air besarnya juga lancar.

D. Riwayat Penyakit Dahulu

E. Riwayat Penyakit Keluarga

F. Riwayat Sosial dan Ekonomi

G. Riwayat Lingkungan

Status kepemilikan rumah

: milik orang tua ayah pasien

H. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Morbiditas Kehamilan Antenatal care G1P1A0 Kontrol ke bidan 1 bulan sekali
3

Adhyanovic Hadi Pradipta., S.Ked

Tempat kelahiran Penolong persalinan Cara persalinan

Rumah Bersalin Dokter Sectio Caesarea dengan indikasi PEB

Persalinan

Masa gestasi Keadaan bayi

40 minggu Menangis spontan, BB lahir 3.500gram, PB lahir 47 cm.

Kesan

: riwayat kehamilan dan persalinan baik

I. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

J. Riwayat Makanan Usia (bulan) 0-2 2-4 4-6 6-8 10-12 12-24 ASI/PASI + Buah/Biskuit Bubur susu Nasi Tim -

Kesan

: Riwayat pemberian makanan sesuai usia

K. Riwayat Imunisasi VAKSIN BCG DASAR (umur) 30 hari ULANGAN (umur) 4

Adhyanovic Hadi Pradipta., S.Ked

DPT/ DT POLIO CAMPAK HEPATITIS B

30 hari 0

bulan Kesan : Pemberian imunisasi sesuai usia

L. Riwayat Keluarga Berencana Ibu pasien mengaku belum mengikuti program KB

M. Corak Reproduksi No Umur 1 48 hari Jenis Kelamin Perempuan + Hidup Lahir Mati Sakit Abotus Mati Keterangan

N. Silsilah Keluarga

III.

PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan Umum a. Data Antropometri i. Berat badan :

ii. Tinggi badan : b. Tanda Vital i. Tekanan darah ii. Frekuensi nadi : :
5

Adhyanovic Hadi Pradipta., S.Ked

iii. Frekuensi nafas iv. Suhu tubuh b. Kepala c. Rambut d. Mata e. Telinga f. Hidung g. Bibir h. Mulut i. Tenggorokan j. Leher k. Thorax a. Jantung i. Inspeksi ii. Palpasi iii. Auskultasi : :

: :

: Bunyi jantung I dan II regular, murmur (-),

irama gallop (-) iv. Perkusi b. Paru i. Inspeksi : pergerakan dinding thorax kanan dan kiri : tidak dilakukan

simetris, retraksi (-/-) ii. Palpasi iii. Perkusi : stem fremitus tidak dilakukan : tidak dilakukan
6

Adhyanovic Hadi Pradipta., S.Ked

iv. Auskultasi

: suara nafas vesikuler di seluruh lapang paru kiri

dan kanan, ronchi (-/-) l. Abdomen a. Inspeksi b. Auskultasi c. Palpasi : tampak datar dan simetris. : Bising usus (+) normal : supel, nyeri tekan (-) di keempat region abdomen,

nyeri lepas (-) di keempat region abdomen, hepar dan lien tidak teraba, turgor kulit baik. d. Perkusi (-). m. Genitalia n. Anggota Gerak Superior -/-/<2 detik Inferior -/-/<2 detik : timpani di keempat kuadran abdomen, shifting dullness

Akral Dingin Akral Sianosis CRT Oedem

o. Tulang belakang Skoliosis (-), lordosis (-)

IV.

PEMERIKSAAN LAIN Status Gizi

V.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

a) Laboratorium tanggal 11 Mei 2013


7

Adhyanovic Hadi Pradipta., S.Ked

Jenis Pemeriksaan

Nilai

Nilai Normal

b) Laboratorium tanggal 12 Mei 2013 dan 14 Mei 2013 Jenis Pemeriksaan Nilai 12 Mei 2013 Nilai 14 Mei 2013 Nilai Normal

VI.

PERJALANAN PENYAKIT

10 Mei 2013 Subyektif :

VII.

DIAGNOSIS BANDING

VIII.

DIAGNOSIS KERJA

IX.

PENATALAKSANAAN

X.

PROGNOSIS Ad Vitam Ad Functionam Ad sanationam : Dubia ad bonam : Dubia ad bonam : Dubia ad bonam
8

Adhyanovic Hadi Pradipta., S.Ked

TINJAUAN PUSTAKA

MENINGITIS PURULENTA

Meningitis adalah inflamasi pada membran yang menutupi organ sistem saraf pusat, yang biasanya dikenal dengan meningens (radang pada arachnoid dan piamater). Meningitis biasanya disebabkan oleh infeksi tetapi bahan kimiawi yang mengiritasi apabila disuntik atau dimauskan ke dalam ruang subaraknoid juga bisa menimbulkan peradangan pada lapisan pembungkus otak meninges. Meningitis yang disebabkan oleh infeksi ini diklasifikasikan kepada akut piogenik (biasanya disebabkan oleh bakteri), aseptik meningitis (biasanya karena viral) dan meningitis kronik (tuberculous, spirochetal, atau cryptococcal). Klasifikasi ini
9

Adhyanovic Hadi Pradipta., S.Ked

dibuat berdasarkan karakteristik dari eksudat pada pemeriksaan LCS dan evolusi klinis daripada penyakit tersebut. Meningitis dapat berkembang sebagai respon dari berbagai kasus, seperti agen infeksi, trauma, kanker, atau penyalahgunaan obat. Agen infeksi dapat berupa bakteri, virus, ricketsia, protozoa, dan jamur. Meningitis adalah penyakit serius karena letaknya dekat otak dan tulang belakang, sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran bahkan kematian. Perjalanan penyakit meningitis dapat terjadi secara akut dan kronis.(2)

I.

ANATOMI DAN FISIOLOGI

Meninges terdiri daripada tiga jaringan ikat membran yang terletak di bagian luar organ sistem saraf pusat. Fungsi dari lapisan selaput otak ini adalah: 1. Melapisi dan memberikan proteksi kepada struktur organ sistem saraf pusat (otak dan medula spinalis). 2. Memberikan proteksi pembuluh darah yang terdapat di otak dan menutupi sinus venosus. 3. Mengandungi likour serebrospinalis 4. Membentuk partisi/ bagian bagian dari otak.(3) Struktur meninges dari luar adalah, dura mater, araknoid mater, dan pia mater.

10

Adhyanovic Hadi Pradipta., S.Ked

Gambar 1 (dipetik dari kepustakaan 3 ) Meningea terdiri dari tiga lapis, yaitu : a. Piamater Yang menyelipkan dirinya ke dalam celah pada otak dan sumsum tulang belakang dan sebagai akibat dari kontak yang sangat erat akan menyediakan darah untuk strukturstruktur ini. b. Arachnoid Merupakan selaput halus yang memisahkan piameter dan duramater. c. Duramater Merupakan lapisan paling luar yang padat dan keras berasal dari jaringan ikat tebal dan kuat.(4)

II.

ETIOLOGI

11

Adhyanovic Hadi Pradipta., S.Ked

Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak. Penyebab infeksi ini dapat diklasifikasikan atas : 1. Meningitis bakteri: a. Pneumococcus b. Meningococcus c. Haemophilus influenza d. Staphylococcus e. Escherichia coli f. Salmonella g. Mycobacterium tuberculosis

Age Group neonatus

Causes Group B Streptococci, Escherichia coli, Listeria

monocytogenes Bayi Neisseria meningitidis, Haemophilus influenzae,

Streptococcus pneumoniae Anak anak Dewasa N. meningitidis, S. pneumoniae S. pneumoniae, N. meningitidis, Mycobacteria (dipetik dari kepustakaan 5) 2. Virus : a. Enterovirus b. Mumps c. Herpes virus d. Arbovirus
12

Adhyanovic Hadi Pradipta., S.Ked

e. Kasus yang sangat jarang: LMCV (lymphocytic choriomeningitis virus) 3. Jamur : a. Cryptococcus neoformans b. Coccidioides immitris c. Candida (jarang) d. Histoplasma (terutama pada kasus immunocompromise) Meningitis juga bisa berlaku pada kasus non infeksi terutama pada kasus seperti AIDS, kanker, diabetes, trauma fisik atau oleh kerna obat obatan yang bisa menurunkan sistem imunitas tubuh. (5)

III.

PATOFISIOLOGI

Mikroorganisma menginvasi ke jaringan selaput otak hanya apabila telah memasuki ruang subaraknoid. Biasanya, bakteri atau agen yang menginvasi ini tersebar ke bagian otak melewati pembuluh darah setelah berlakunya proses kolonisasi akibat infeksi di traktus respiratorius bagian atas. Selain dari adanya invasi bakteri, virus, jamur maupun protozoa, point dentry masuknya kuman juga bisa melalui trauma tajam, prosedur operasi, dan abses otak yang pecah, penyebab lainnya adalah adanya rhinorhea, otorhea pada fraktur basis cranii yang memungkinkan kontaknya cairan cerebrospinal dengan lingkungan luar.(6)

Agen penyebab Invasi ke susunan saraf pusat melalui aliran darah Bermigrasi ke lapisan subarachnoid
13

Adhyanovic Hadi Pradipta., S.Ked

Respon inflamasi di piamater, arachnoid, cairan cerebrospinal, dan ventrikuler Eksudat menyebar di seluruh saraf cranial dan saraf spinal Kerusakan neurologist (dipetik dari kepustakaan 6)

IV.

MANIFESTASI KLINIK

Keluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa ini dapat menjalar ke tengkuk dan punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya otot-otot ekstensor tengkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus, yaitu tengkuk kaku dalam sikap kepala tertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi. Kesadaran menurun.tanda Kernigs dan Brudzinsky positif.

Gejala meningitis tidak selalu sama, tergantung dari usia si penderita serta virus apa yang menyebabkannya. Gejala yang paling umum adalah demam yang tinggi, sakit kepala, pilek,
14

Adhyanovic Hadi Pradipta., S.Ked

mual, muntah, kejang. Setelah itu biasanya penderita merasa sangat lelah, leher terasa pegal dan kaku, gangguan kesadaran serta penglihatan menjadi kurang jelas. Gejala pada bayi yang terkena meningitis, biasanya menjadi sangat rewel, muncul bercak pada kulit, tangisan lebih keras dan nadanya tinggi, demam ringan, badan terasa kaku, dan terjadi gangguan kesadaran seperti tangannya membuat gerakan tidak beraturan.(4) Gejala meningitis meliputi : Gejala infeksi akut Panas Nafsu makan tidak ada Anak lesu Gejala kenaikan tekanan intracranial Kesadaran menurun Kejang-kejang Ubun-ubun besar menonjol Gejala rangsangan meningeal kaku kuduk Kernig Brudzinky I dan II positif (4)

V.

DIAGNOSIS

Diagnosis kerja ke arah meningitis dapat dipikirkan apabila menemukan gejala dan tandatanda klinis meningitis. Gejala dan tanda dari infeksi akut, peningkatan tekanan intrakranial dan rangsang meningeal perlu diperhatikan. Untuk mengkonfirmasi diagnosis meningitis dilakukan tes laboratorium berupa tes darah dan cairan sumsum tulang belakang. (4)
15

Adhyanovic Hadi Pradipta., S.Ked

Pemeriksaan Rangsangan Meningeal a. Pemeriksaan Kaku Kuduk Pasien berbaring terlentang dan dilakukan pergerakan pasif berupa fleksi dan rotasi kepala. Tanda kaku kuduk positif (+) bila didapatkan kekakuan dan tahanan pada pergerakan fleksi kepala disertai rasa nyeri dan spasme otot. Dagu tidak dapat disentuhkan ke dada dan juga didapatkan tahanan pada hiperekstensi dan rotasi kepala. b. Pemeriksaan Tanda Kernig Pasien berbaring terlentang, tangan diangkat dan dilakukan fleksi pada sendi panggul kemudian ekstensi tungkai bawah pada sendi lutut sejauh mengkin tanpa rasa nyeri. Tanda Kernig positif (+) bila ekstensi sendi lutut tidak mencapai sudut 135 (kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna) disertai spasme otot paha biasanya diikuti rasa nyeri. c. Pemeriksaan Tanda Brudzinski I ( Brudzinski Leher) Pasien berbaring terlentang dan pemeriksa meletakkan tangan kirinya dibawah kepala dan tangan kanan diatas dada pasien kemudian dilakukan fleksi kepala dengan cepat kearah dada sejauh mungkin. Tanda Brudzinski I positif (+) bilapada pemeriksaan terjadi fleksi involunter pada leher. d. Pemeriksaan Tanda Brudzinski II ( Brudzinski Kontra Lateral Tungkai) Pasien berbaring terlentang dan dilakukan fleksi pasif paha pada sendi panggul (seperti pada pemeriksaan Kernig). Tanda Brudzinski II positif (+) bila pada pemeriksaan terjadi fleksi involunter pada sendi panggul dan lutut kontralateral.(7) Pemeriksaan Penunjang Meningitis a. Pemeriksaan Pungsi Lumbal Lumbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa jumlah sel dan protein cairan cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya peningkatan tekanan intrakranial. Pada Meningitis Serosa terdapat tekanan yang bervariasi, cairan jernih, sel darah putih meningkat, glukosa dan protein normal, kultur (-).

16

Adhyanovic Hadi Pradipta., S.Ked

Pada Meningitis Purulenta terdapat tekanan meningkat, cairan keruh, jumlah sel darah putih dan protein meningkat, glukosa menurun, kultur (+) beberapa jenis bakteri.

b. Pemeriksaan darah Dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah leukosit, Laju Endap Darah (LED), kadar glukosa, kadar ureum, elektrolit dan kultur. Pada Meningitis Serosa didapatkan peningkatan leukosit saja. Disamping itu, pada Meningitis Tuberkulosa didapatkan juga peningkatan LED. Pada Meningitis Purulenta didapatkan peningkatan leukosit.(7)

c. Pemeriksaan Radiologis

Pada Meningitis Serosa dilakukan foto dada, foto kepala, bila mungkin dilakukan CT Scan. Pada Meningitis Purulenta dilakukan foto kepala (periksa mastoid, sinus paranasal, gigi geligi) dan foto dada.(7)

VI.

TIPE MENINGITIS

Tipe meningitis yang sering menyerang pada anak adalah: I. Viral meningitis Termasuk penyakit ringan. Gejalanya mirip dengan sakit flu biasa, dan umumnya si penderita dapat sembuh sendiri. Frekuensi viral meningitis biasanya meningkat di musim panas karena pada saat itu orang lebih sering terpapar agen pengantar virus. Banyak virus yang bisa menyebabkan viral meningitis. Antara lain virus herpes dan virus penyebab flu perut.

II.

Bacterial meningitis Disebabkan oleh bakteri tertentu dan merupakan penyakit yang serius. Salah satu bakterinya adalah meningococcal bacteria. Gejalanya seperti timbul bercak kemerahan
17

Adhyanovic Hadi Pradipta., S.Ked

dan kecoklatan pada kulit. Bercak ini akan berkembang menjadi memar yang mengurangi suplai darah ke organ-organ lain dalam tubuh dapat berakibat fatal dan menyebabkan kematian.

III.

Meningitis Tuberkulosis Generalisata Gejala : demam, mudah kesal, obstipasi, muntah- muntah, ditemukan tanda-tanda perangsangan meningen seperti kaku kuduk, suhu badan naik turun, nadi sangat labil/lambat, hipertensi umum, abdomen tampak mencekung, gangguan saraf otak. Penyebab : kuman mikobakterium tuberkulosa varian hominis. Diagnosis : Meningitis Tuberkulosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan cairan otak, darah, radiologi, test tuberkulin.

Selain dari tipe-tpe meningitis yang dibahas di atas, terdapat juga tipe meningitis yang disebabkan oleh jamur seperti meningitis Kriptikokus. (4)

PERBANDINGAN GAMBARAN LCS ANTARA MENINGITIS PURULENTA, TB, VIRAL, DAN JAMUR

PURULENTA

TUBERKULOSA Bila

VIRUS

JAMUR Kultur

Tekanan >180 mm H20

didiamkan : dan

Pemeriksaan Biakan

terbentuk pelikula Mikroskopis kuman TBC

mikroskopik cairan otak Pemeriksaan serum

bakteri negatif

serologik cairan otak Jernih

Warna

Keruh purulen

sampaiJernih atau xantokrom

Jernih

18

Adhyanovic Hadi Pradipta., S.Ked

Sel

Leukosit meningkat 95 % PMN

Meningkat, <500/mm3,Meningkat MN dominan 10-1000/mm3

antara10 -500 sel/mm3 dengan dominasi limfosit

Protein

Meningkat, mg%

>75meningkat

Normal

sedikitMeningkat

meningkat <700menurun Normal

Klorida

Menurun, mg%

Glukosa

Menurun, <40 mgmenurun %, atau < 40 % gula darah

Normal

Menurun, sekitar 15-35 mg

VII.

PENATALAKSANAAN.

Jika berdasarkan pemeriksaan penderita didiagnosa sebagai meningitis, maka pemberian antibiotik secara Infus (intravenous) adalah langkah yang baik untuk menjamin kesembuhan serta mengurang atau menghindari resiko komplikasi. Antibiotik yang diberikan kepada penderita tergantung dari jenis bakteri yang ditemukan.(8) Farmakologis o Obat anti inflamasi : Meningitis tuberkulosa : Isoniazid 10 20 mg/kg/24 jam oral, 2 kali sehari maksimal 500 gr selama 1 tahun. Rifamfisin 10 15 mg/kg/ 24 jam oral, 1 kali sehari selama 1 tahun. Streptomisin sulfat 20 40 mg/kg/24 jam sampai 1 minggu, 1 2 kali sehari, selama 3 bulan. Meningitis bacterial, umur < 2 bulan : Sefalosporin generasi ke 3 ampisilina 150 200 mg (400 gr)/kg/24 jam IV, 4 6 kali sehari. Koloramfenikol 50 mg/kg/24 jam IV 4 kali sehari.
19

Adhyanovic Hadi Pradipta., S.Ked

Meningitis bacterial, umur > 2 bulan : Ampisilina 150-200 mg (400 mg)/kg/24 jam IV 4-6 kali sehari. Sefalosforin generasi ke 3.(9)

o Pengobatan simtomatis : Kejang Diazepam IV : 0.2 0.5 mg/kg/dosis, atau rectal 0.4 0.6/mg/kg/dosis kemudian klien dilanjutkan dengan. Fenitoin 5 mg/kg/24 jam, 3 kali sehari.

Penurun panas : Antipiretika : parasetamol atau salisilat 10 mg/kg/dosis. Kompres demam.

o Pengobatan suportif : Pencegahan Langkah dalam mencegah meningitis antara lain: Cuci tangan anda secara benar untuk menghindari terkena penyebab infeksi. Tetap sehat. Jaga sistem imun anda berfungsi dengan baik dengan cukup istirahat, olahraga teratur dan makan makanan sehat dan bergizi. Tutup mulut dan hidung anda ketika bersin atau batuk. Jika anda sedang hamil, berhati-hatilah dengan apa yang anda konsumsi.(10) Cairan intravena. Oksigenasi, usahakan agar konsitrasi O2 berkisar antara 30 50%.(9)

VIII. KOMPLIKASI cairan subdural. Hidrosefalus. Sembab otak Abses otak Renjatan septic. Pneumonia (karena aspirasi) Koagulasi intravaskuler menyeluruh.(9)
20

Adhyanovic Hadi Pradipta., S.Ked

IX.

PROGNOSIS

Penderita meningitis dapat sembuh, baik sembuh dengan cacat motorik atau mental atau meninggal tergantung : umur penderita. Jenis kuman penyebab Berat ringan infeksi Lama sakit sebelum mendapat pengobatan. Kepekaan kuman terhadap antibiotic yang diberikan Penanganan penyakit.(9)

DAFTAR PUSTAKA 1. Chapter 64 : the central nervous sytem II infection. Dalam : Chandrasoma P. and Taylor C. R. Concise pathology. Edisi III. Mc Graw Hills 1998. 2. Infection of the nervous sytem. Dalam ; Abbas k. dan Mitchell F.Robin basic pathology .Edisi ke *. Saunders. 2007. Hal 874. 3. Meninges. Dalam ; Marieb E.dan Hoehn. K. Human anatomy and physiology. Edisi VII. Pearson education.2007
21

Adhyanovic Hadi Pradipta., S.Ked

4. Israr Y.A. 2008, Meningitis URL : http://yayankhar.co.nr/pdf 5. Anonim 6. Bachur 7. Anonim. R.G 2009. 2009. 2011. Chapter Causes Pediatric 2: of meningitis URL and : meningitis eencephalitis http://respiratory URL: URL: .usu. http://www.cdc.gov/meningitis/about/causes html. http://emedicine.medscape.com/article meningitisn ac.id/bitstream/pdf 8. Sodikin. 2010. Penyakit meningitis URL : http://obatpropolis.com/penyakit meningitis
9. Anonim 2009.Meningitis URL : http://forbetterhealth.files.wordpress.com/pdf

10. Anonim 2010.meningitis. URL: http://patofisiologi.wordpress.com

22

Anda mungkin juga menyukai