Anda di halaman 1dari 22

CLINICAL SCIENCE SESSION

ANEMIA DEFISIENSI Fe

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Anemia defesiensi Fe (besi) adalah anemia yang paling sering dijumpai, terutama di negara-negara tropik atau negara dunia ketiga. Oleh karena sangat berkaitan erat dengan taraf sosial ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN
Kompartemen Besi dalam Tubuh Senyawa besi fungsional, yaitu besi yang membentuk senyawa yang berfungsi dalam tubuh. Besi cadangan, yaitu senyawa besi yang dipersiapkan bila masukan besi berkurang. Besi transport, besi yang berikatan dengan protein tertentu dalam fungsinya untuk mengangkut besi dari satu kompartemen ke kompartemen lainnya.

BAB I PENDAHULUAN
Absorbsi Besi Fase luminal : Besi dalam makanan diolah dalam lambung kemudian siap diserap di duodenum. Fase Mukosal : Proses penyerapan dalam mukosa usus yang merupakan suatu prose aktif. Fase Korporeal : Meliputi fase transportasi besi dalam sirkulasi, utilisasi besi oleh sel-sel yang memerlukan, dan penyimpanan (storage) besi oleh tubuh.

BAB II ISI

Defenisi Anemia defesiensi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong (depleted iron store) yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang.

BAB II ISI

Klasifikasi Derajat Defesiensi Besi

Deplesi Besi (iron depleted state) : cadangan besi menurun tetapi penyediaan besi untuk eritropoesis belum terganggu. Eritropoesis Defesiensi Besi (iron defecient erythropoesis): cadangan besi kosong, penyediaan besi untuk eritropoesis terganggu, tetapi belum timbul anemia secara laboratorik. Anemia Defesiensi Besi : cadangan besi kosong disertai anemia defesiensi besi.

BAB II ISI

Prevalensi Anemia Defesiensi Besi Di Dunia


Afrika Laki Dewasa Wanita Tak Hamil 6% 20% Amerika Latin 3% 17% - 21% Indonesia 16% - 50% 25% - 48%

Wanita Hamil

60%

39% - 46%

46% - 92%

BAB II ISI

Etiologi
Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun dapat berasal dari : saluran cerna : akibat dari tukak peptik, pemakaian salisilat, NSAID, kanker lambung, kanker kolon, divertikulosis, hemoroid dan infeksi cacing tambang. Saluran genitalia perempuan : menorrhagia atau metrorhagia Saluran kemih : hematuria Saluran napas : hemaptoe

BAB II ISI
Faktor nutrisi: akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan, atau kualitas besi (bioavailabilitas) besi yang tidak baik (makanan banyak serat, rendah vitamin c, dan rendah daging). Kebutuhan besi meningkat : seperti pada prematuritas, anak dalam masa pertumbuhan dan kehamilan. Gangguan absorbsi besi : gastrektomi, tropikal sprue atau kolotis kronis. Kelainan hemostasis Idiopatik

BAB II ISI
Patogenesis

Perdarahan menahun kehilangan besi cadangan besi makin menurun iron depleted state atau negative iron balance ditandai kadar feritin serum, absorbsi besi dalam usus, serta pengecatan besi dalam sumsum tulang negatif kekurangan besi berlanjut terus cadangan besi menjadi kosong penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang gangguan pada bentuk eritrosit anemia

BAB II ISI
Gejala Anemia Defesiensi Besi Gejala umum anemia : badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang, serta telinga berdenging. Pada pemeriksaan fisik dijumpai pasien yang pucat, terutama pada konjungtiva dan jaringan dibawah kuku.

BAB II ISI
Gejala khas defesiensi besi Koilonychia Atropi papil lidah Stomatitis angularis (cheilosis) Disfagia Atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan akhloridia. Pica

BAB II ISI
Gejala penyakit dasar pada anemia akibat penyakit cacing tambang dijumpai dispepsia, parotis membengkak, dan kulit telapak tangan berwarna kuning seperti jerami. Pada anemia karena pendarahan kronik akibat kanker kolon dijumpai gejala gangguan kabiasaan buang air besar atau gejala lain tergantung dari lokasi kanker tersebut.

BAB II ISI
Pemeriksaan Laboratorium

Kadar hemoglobin dan indeks eritrosit Konsentrasi besi serum menurun pada ADB dan TIBC meningkat Feritin serum merupakan indikator cadangan besi yang sangat baik, kecuali pada keadaan inflamasi dan keganasan tertentu. Protoporfirin merupakan bahan antara pembentukan heme. Kadar reseptor Transferin dalam serum meningkat pada defisiensi besi Sumsum tulang menunjukkan hiperplasia normoblastik ringan sampai sedang dengan normoblas kecil-kecil. Perlu dilakukan pemeriksaan untuk mencari penyebab anemia defisiensi besi

BAB II ISI
Diagnosis

anamnesis dan pemriksaan fisik yang teliti disertai pemeriksaan laboratorium yang tepat. Terdapat 3 tahap diagnosis ADB:
menentukan adanya anemia dengan mengukur kadar hemoglobin dan hematokrit memastikan adanya defisiensi besi

menentuakan penyebab dari difesiensi besi

Diferensial Diagnosa
Anemia defisiensi besi
Derajat anemia MCV MCH Besi serum TIBC Saturasi transferin Besi tulang Protoporfirin eritrosit Feritin serum Elektrofoesis Hb Meningkat Menurun <20 g/l N sumsum Ringan berat Menurun Menurun Menurun <30 Meningkat >360 Menurun <15% Negatif

BAB II ISI
Anemia akibat Trait thalasemia penyakit kronik
Ringan Menurun /N Menurun /N Menurun <50 Menurun <300 Menurun/N 20% Positif Meningkat Normal g/l N 20-200 10Ringan Menurun Menurun Normal/meningkat N /menurun Meningkat >20% Positif kuat N Meningkat g/l >50

Anemia sideroblastik
Ringan Menurun /N Menurun /N Normal/meningkat Normal/menurun Meningkat >20% Positif dengan ring sideroblast N Meningkat g/l N >50

Hb.A2 meningkat

BAB II ISI

Terapi Terapi kausal - Terapi terhadap penyebab perdarahan. Mis: pengobatan cacing tambang, hemoroid, menorhagia. - Pemberian preparat besi untuk mengganti kekurangan besi dalam tubuh (iron replacement therapy).

BAB II ISI

Terapi besi oral : efektif, murah, dan aman.


Sulfas ferosus 3x200mg. Preparat yang lain: ferrous glukonat, ferrous fumarat, ferrous lactat, ferrous sucsinate Pengobatan besi diberikan 3 sampai 6 bulan, adaa juga yang menganjurkan 12 bulan, setelah kadar hemoglobin normal. Untuk meningkatkan penyerapan besi dapat diberikan vit.C

BAB II ISI
Terapi besi parenteral : punya resiko lebih besar dan lebih mahal. Preparat yang tersedia: Dextran complex (mengandung 50mg besi/ml), iron sorbitol citric acid complex, ferric glukonate, iron sucrose. Indikasi pemberian besi parenteral: intoleransi terhadap pemberian besi oral kepatuhan terhadap obat yang rendah gangguan pencernaan (kolitis ulseratif) yang dapat kambuh jika di berikan besi penyerapan besi terganggu, mis : gastrektomi keadaan kehilangan darah yang banyak sehingga tidak cukup dikompensasi oleh pemberian besi oral. kebutuhab besi yang besar dalam waktu pendek : mis: pada kehamilan trimester atau sebelum operasi.

BAB II ISI
Pengobatan lain: diet : makanan tinggi protein Vitamin C 3x100 mg per hari tranfusi darah.

BAB III PENUTUP


Kesimpulan

Anemia defesiensi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong (depleted iron store) yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang. Klasifikasi Derajat Defesiensi Besi : Deplesi Besi (iron depleted state), Eritropoesis Defesiensi Besi (iron defecient erythropoesis), Anemia Defesiensi Besi. Anemia defesiensi besi dapat disebabkan oleh karena rendahnya masukan besi, gangguan absorbsi, serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun. Gejala Anemia Defesiensi Besi meliputi gejala umum anemia, gejala khas anemia def. Besi, dan gejala penyakit dasar. Pemeriksaan laboratorium : Kadar hemoglobin dan indeks eritrosit , Konsentrasi besi serum menurun pada ADB dan TIBC meningkat, Feritin serum merupakan indikator cadangan besi yang sangat baik, kecuali pada keadaan inflamasi dan keganasan tertentu, Protoporfirin merupakan bahan antara pembentukan heme, Kadar reseptor Transferin dalam serum meningkat pada defisiensi besi, Sumsum tulang menunjukkan hiperplasia normoblastik ringan sampai sedang dengan normoblas kecil-kecil, Perlu dilakukan pemeriksaan untuk mencari penyebab anemia defisiensi besi. Untuk menegakkan diagnosis anemia defisiensi besi harus dilakukan anmnesis dan pemriksaan fisik yang teliti disertai pemeriksaan laboratorium yang tepat. Terapi : Terapi kausal dan Pemberian preparat besi

Anda mungkin juga menyukai