Hemodialisis :
Adalah Cara terpilih pada pasien yang mempunyai laju katabolisme tinggi dan secarra hemodinamik stabil.
Pada gagal ginjal terminal, hemodialisis dilakukan dengan mengalirkan darah ke dalam suatu tabung ginjal buatan yang terdiri dari dua kompartemen yang terpisah. Darah pasien di pompa dan dialirkan ke kompartemen darah yang dibatasi oleh selaput semipermiabel buatan dengan kompartemen dialisat.
Besar pori pada selaput akan menentukan besar molekul zat terlarut yang berpindah. Molekul dengan berat molekul lebih besar akan berdifusi lebih lambat dibanding molekul dengan berat molekul lebih rendah.
Luas permukaan membran juga penting untuk proses pembersihan Semakin tinggi luas permukaan membran semakin efisien proses dialisis yang terjadi Selama proses dialisis pasien akan terpajan dengan cairan dialisat sebanyak 120-150 liter setiap dialisis. Dialiser dapat didaur ulang untuk tujuan mengurangi biaya hemodialisis.
Terdapat 2 jenis cairan dialisat yang sering digunakan yaitu : 1. Cairan asetat kerugiannya : bersifat asam sehingga dapat menimbulkan suasana asam di dalam darah yang akan bermanifestasi sebagai vasodilatasi, yang akan mengurangi kemampuan vasokonstriksi pembuluh darah yang diperlukan tubuh untuk memperbaiki gangguan hemodinamik yang terjadi selama hemodialisis.
2. Cairan bikarbonat Keuntungannya : dapat memberikan bikarbonat ke dalam darah yang akan menetralkan asidosis yang biasa terdapat pada pasien dengan gagal ginjal terminal dan juga menimbulkan vasodilatasi.
Komplikasi yang sering terjadi : Hipotensi Kram otot Mual & muntah Sakit kepala Sakit dada Sakit punggung Gatal Demam menggigil
DIURETIKA
menurunkan tekanan darah dgn menghbskan natrium tbh dan mengurangi volume darah dll Biasanya memberikan efek menurunkan tek.darah sbsr 10-15 mmhg Indikasi u/ hipertensi esensial ringansedang Hipertensi berat digunakan dg kombinasi obat simpatoplegik dan vasodilator
Continue..
2. Tiazid Mekanisme kerja: menghambat reasorpsi NaCl sehingga dpt menurunkan tekanan darah Eso : alkalosis metabolik, toleransi ggn karbohidrat, hiperlipidemia, hiponatremia, reaksi alergi, lemah, kecapean Kontraindikasi : sirosis hepatis, gagal ginjal, gagal jantung kongestif Dosis : 20-50mg
Continue..
3. Spironolaktron Mekanisme kerja: menghambat kerja aldosteron yg menginduksi reabsorpsi Na dan sekresi K pd tubulus distal ginjal Eso : diare, pusing, lesu, sakit kepala, urtikaria, bingung, amenore, ulserasi saluran cerna Kontraindikasi : anuria, gagal ginjal, hiperkalemia Dosis : awal50-100 mg/hr
OBAT SIMPATOPLEGIK
menurunkan tekanan darah dg cara mengurangi resistensi vaskuler tepi, menghambat fungsi jantung, dan meningkatkan penyimpanan darah vena dlm pembuluh darah vena besar sehingga mengurangi curah jantung
Continue..
2. Klonidin (antihipertensi alfa 2 agonis) Mekanisme kerja : menghambat perangsangan saraf adnergik di SSP.tjd peningkatan darah yg singkat diikuti hipotensi yg lama Eso : mulut kering, pusing, mual, muntah dan konstipasi Kontraindikasi : wanita hamil Dosis : o,1-o,3 mg
2. Reserpin Mekanisme kerja : menghilangkan efek katekolamin dan 5 HT di berbagai organ termsk medula adrenal dan otak Eso : mengantuk, spasme saluran cerna, hipotensi, diare dan anemia Kontraindikasi : ulkus peptikum, kolitis ulseratif, depresi Dosis : awal0,5 mg/hr 1-2 mgg Penunjang0,1-0,25 mg/hr
ANTAGONIS ADRENOSEPTOR
Di gunakan untuk mengatasi hipertensi ringan-sedang.ini merupakan grup obat yg mengantagonisir katekolamin pd reseptor alfa dan beta
Continue..
2. Metoprolol Mekanisme kerja : pengurangan curah jantung yg diikuti vasodilatasi perifer, efek pd reseptor adrenergik di SSP, penghambatan sekresi renin akibat aktivasi adrenoseptor beta 1 di ginjal Eso : lesu, kaki dan tangan dingin, insomnia, mimpi buruk, diare Kontaindikasi : bradikardia sinus, blok jantung tingkat II dan III, syok kardiogenik, gagal jantung tersembunyi
Continue...
3. Nadolol Mekanisme kerja : pengurangan curah jantung yg diikuti vasodilatasi perifer, efek pd reseptor adrenergik di SSP, penghambatan sekresi renin akibat aktivasi adrenoseptor beta 1 di ginjal Eso : lesu, kaki dan tangan dingin, insomnia, mimpi buruk, diare Kontraindikasi : bradikardia sinus, blok jantung tingkat II dan III, syok kardiogenik, gagal jantung tersembunyi, hati2 pd penderita DM dan tirotoksikosis
Continue..
4. Atenolol Mekanisme kerja : pengurangan curah jantung yg diikuti vasodilatasi perifer, efek pd reseptor adrenergik di SSP, penghambatan sekresi renin akibat aktivasi adrenoseptor beta 1 di ginjal Eso : nyeri otot, tangan kaki rasa dingin, lesu, gangguan tidur, kulit kemerahan, impotensi Kontraindikasi : ggn konduksi AV, ggl jantung tersembunyi, bradikardia sinus,
Continue
5. Asebutolol Mekanisme kerja : menghambat efek isoprotrenol, menurunkan aktivitas renin, efek sentral dg menurunkan outflow simpatik perifer Eso : mual, kaki tangan dingin, insomnia, mimpi buruk, lesu Kontraindikasi : ggn konduksi AV (blok AV tingkat 2-3), bradikardia persisten, ggal jantung tersembunyi, syok kardiogenik, hati2 pd penderita asma,DM,bradikardia
Continue..
6. Pindolol Mekanisme kerja : tdk diket jelas, diduga menghambat adrenoseptor beta-2 sehingga tjd penurunan curah jantung, menghambat pelepasan renin, menurunkan outflow simpatetik perifer Eso : pusing, mual, muntah, lesu, ggn tidur, bradikardia, letargi, sesak napas, nyeri otot kontraindikasi : bradikardia sinus, blok jantung tingkat II dan III, syok kardiogenik, gagal jantung tersembunyi, hati2 pd penderita DM dan tirotoksikosis
Continue
7. Prazosin (alfa bloker/penghambat adrenoseptor alfa) Mekanisme kerja : menghambat transmisi efek saraf simpatis dan dg dilatasi arteriol dan vena sehingga resistensi perifer menurun Eso : sinkop, pusing, palpitasi, mual, muntah, sakit kepala, hidung tersumbat, pandangan kabur, mulut kering Kontraindikasi : tdk diket, hati2 pd wanita hamil dan menyusui
Continue..
8. Terazosin Mekanisme kerja : menghambat adrenoseptor (alfa 1) di SSP yg menurunkan total resistensi perifer Eso : pusing, mengantuk, lemah, mual, muntah, palpitasi, kongesti nasal, edema perifer, sakit kepala Kontraindikasi : tdk diket, hati2 pd dosis pertama bisa sinkop Dosis : awal 1 mg menjelang tdr dpt
Continue
9. Doksazosin Mekanisme kerja : merelaksasi arteriol dan sistem vena sehingga menurunkan resistensi perifer Eso : first rebound phenomen, pusing, letargi, capek, retensi cairan, mulut kering, pandangan kabur, hipotensi ortostatik Kontraindikasi : hipersensitivitas Dosis : awal 1x1 mg / hr dpt ditingkatkan 1 x 4-8 mg / hr
VASODILATOR
Menurunkan tekanan darah dg cara merelaksasi otot polos vaskular, sehingga mendilatasi pembuluh resisten dan derajat yg berbeda-beda meningkatkan jg kapasitan Biasanya digunakan u/ berobat jalan (hidralazin & minoksidil) Hipertensi gawat digunakan nitroprusid dan diazoksid
Macam-macam vasodilator
1. Hidralazin Mekanisme kerja : merelaksasi otot polos arteriol sehingga resistensi perifer menurun, meningkatkan denyut jantung, curah sekuncup dan curah jantung Eso : sakit kepala, takikardia, ggn saluran cerna, muka merah, kulit kemerahan Kontraindikasi : aneurisma aorta, gagal ginjal, penyakit reumatik jantung Dosis : 50 mg / hr dibagi 2-3 dosis
Continue..
2. Natrium nitroprusid Mekanisme kerja : melebarkan pembuluh darah arteri dan vena, mengurangi tahanan vaskular perifer dan venous return Eso : metabolik asidosis, akumulasi sianida, aritmia, hipotensi hebat Kontraindikasi : Dosis : o,5 g/kg/menit
Continue
3. Diazoksid Mekanisme kerja : sangat terikat dg serum albumin dan jar vaskular Eso : hipotensi berat, stroke, infark miokard, iskemik, angina Kontraindikasi : pd penyakit jantung iskemik Dosis : 75-100 mg
2. Diltiazem Mekanisme kerja : menghambat asupan, pelepasan atau kerja kalsium melalui slow channel calcium Eso : bradikardia, pusing, lelah, edema kaki, ggn saluran cerna Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui, gagal jantung Dosis : 3x30 mg / hr sblm makan
PENGHAMBAT ANGIOTENSIN
Menurunkan tekanan darah dg mengurangi tahanan perifer vaskular dan volume darah Disebut juga ace inhibitor (inhibitor angiotensin-converting enzyme)
Continue
2. Enalapril Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II yg berakibat sekresi aldosteron menurun dan menurunnya aktivitas vasopresor Eso : batuk, pusing, sakit kepala, lelah Kontraindikasi : riwayat angioedema, wanita menyusui dan hipersensitivitas Dosis : awal 5 mg / hr
Continue
3. Lisinopril Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II yg berakibat sekresi aldosteron menurun dan menurunnya aktivitas vasopresor Eso : batuk, pusing, lelah, nyeri sendi, bingung, insomnia Kontraindikasi : penderita riwayat angioedema, wanita hamil dan
Continue
4. Benazepril Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II yg berakibat sekresi aldosteron menurun dan menurunnya aktivitas vasopresor Eso : batuk, sakit kepala, lesu, mual, pusing. Hati2 pd penderita gagal ginjal, hiperkalemia dan pemberian anastetik umum Kontraindikasi : riwayat angioedema, wanita
Continue..
5. Ramipril Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II yg berakibat sekresi aldosteron menurun dan menurunnya aktivitas vasopresor Eso : batuk, pusing, sakit kepala, rasa letih, nyeri perut, bingung, susah tidur Kontraindikasi : riwayat angioedema, hipersensitivitas, hati2 pemberian pd
Penatalaksanaan gagal ginjal : - Konservatif : diet, obatobatan dan kontrol teratur Terapi ginjal pengganti (TGP) : dilakukan bila cara konservatif tidak berhasil yaitu dengan cangkok ginjal
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar fungsi ginjal tidak bertambah parah,yakni :
1. Mengkonsumsi makanan rendah protein. Tubuh memerlukan protein untuk membentuk otot. Tapi bagi penderita penyakit ginjal, kelebihan protein menyebabkan gangguan pada proses filtrasi atau penyaringan, sehingga terjadilah peningkatan sisa hasil metabolisme protein dalam darah. Anda dapat mencegah hal ini dengan mengkonsumsi makanan rendah protein. 2. Mengkonsumsi sedikit garam.
Garam natrium berfungsi untuk mempertahankan cairan dalam tubuh Anda. Untuk mengurangi kadar garam dalam tubuh, bila Anda membeli makanan, periksalah label makanan carilah makanan yang mempunyai kandungan natrium di bawah 400 mg untuk sekali makan, gunakan saus yang berkadar natrium rendah,
3. Tidak minum terlalu banyak. Ginjal yang normal dapat mengatur keseimbangan cairan yang masuk dan ke luar dari tubuh. Jika ginjal Anda mengalami gangguan, maka akan terjadi masalah pada pembentukan urine. Anda harus membatasi konsumsi air. Sebaiknya hisaplah air jeruk lemon untuk membasahi bibir yang kering, minumlah hanya untuk mengatasi haus, dan jika Anda menderita diabetes, jagalah ka-dar gula Anda, agar Anda tidak merasa terlalu haus. 4. Tidak mengkonsumsi fosfat. Makanan dari produk susu, kacang-kacangan