Anda di halaman 1dari 5

Tanaman Penyerap Karbondioksida

1. Kemampuan tanaman dalam menyerap CO2 Semua tanaman merupakan penyerap karkarbondioksida (CO2) di udara. Namun kita harus pintar-pintar memilih pohon karena pohon dari jenis yang berbeda punya kadar penyerapan karbondioksida yang berbeda pula. Oleh karena itu, kita harus memilih pohon yang punya daya serap karbondioksida tinggi. Pada tahun 2007-2008, Endes N Dahlan, seorang dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor telah melakukan penelitian tentang daya serap karbondioksida pada berbagai jenis pohon. menemukan bahwa pohon trembesi (Samanea saman) terbukti dapat menyerap paling banyak karbondioksida dibandingkan pohon lainnya. Dalam setahun, trembesi mampu menyerap 28.488,39 kilogram karbondioksida. Disusul kemudian oleh pohon cassia (Cassia sp) yang mampu menyerap 5.295,47 kilogram. Seperti diketahui, tumbuhan melakukan fotosintesis untuk membentuk zat makanan atau energi yang dibutuhkan tanaman tersebut. Dalam fotosintesis tersebut tumbuhan menyerap karbondioksida (CO2) dan air yang kemudian diubah menjadi glukosa dan oksigen dengan bantuan sinar matahari. Kemampuan tanaman sebagai penyerap karbondioksida akan berbeda-beda. Banyak faktor yang memengaruhi daya serap karbondioksida. Di antaranya ditentukan oleh mutu klorofil. Mutu klorofil ditentukan berdasarkan banyak sedikitnya magnesium yang menjadi inti klorofil. Semakin besar tingkat magnesium, daun akan berwarna hijau gelap. Daya serap karbondioksida sebuah pohon juga ditentukan oleh luas keseluruhan daun, umur daun, dan fase pertumbuhan tanaman. Selain itu, Pohon-pohon yang berbunga dan berbuah memiliki kemampuan fotosintesis yang lebih tinggi sehingga mampu sebagai penyerap karbondioksida yang lebih baik. Faktor lainnya yang ikut menentukan daya serap karbondioksida adalah suhu, dan sinar matahari, ketersediaan air. Berikut ini adalah 31 jenis tanaman yang mempunyai daya serap karbondioksida lebih tinggi dibandingkan jenis tanaman lannya. Daya Serap CO2 (Kg/pohon/tahun) 1 Trembesi Samanea saman 28.448,39 2 Cassia Cassia sp 5.295,47 3 Kenanga Canangium odoratum 756,59 4 Pingku Dysoxylum excelsum 720,49 5 Beringin Ficus benyamina 535,90 6 Krey payung Fellicium decipiens 404,83 7 Matoa Pornetia pinnata 329,76 8 Mahoni Swettiana mahagoni 295,73 9 Saga Adenanthera pavoniana 221,18 10 Bungkur Lagerstroema speciosa 160,14 11 Jati Tectona grandis 135,27 12 Nangka Arthocarpus heterophyllus 126,51 13 Johar Cassia grandis 116,25 14 Sirsak Annona muricata 75,29 15 Puspa Schima wallichii 63,31 No Nama Lokal Nama Ilmiah

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Akasia Acacia auriculiformis Flamboyan Delonix regia Sawo kecik Manilkara kauki Tanjung Mimusops elengi Bunga merak Caesalpinia pulcherrima Sempur Dilena retusa Khaya Khaya anthotheca Merbau pantai Intsia bijuga Akasia Acacia mangium Angsana Pterocarpus indicus Asam kranji Pithecelobium dulce Saputangan Maniltoa grandiflora Dadap merah Erythrina cristagalli Rambutan Nephelium lappaceum Asam Tamarindus indica Kempas Coompasia excelsa

48,68 42,20 36,19 34,29 30,95 24,24 21,90 19,25 15,19 11,12 8,48 8,26 4,55 2,19 1,49 0,20

Keterangan : 1-2 : Sangat tinggi 3-5 : Tinggi 6-10 : Agak tinggi 11-16 : Sedang 17-24 : Rendah 24-31 : Sangat rendah Tumbuhan-tumbuhan tersebut adalah yang mempunyai daya serap karbondioksida cukup tinggi dibanding tanaman lainnya. Tidak menutup kemungkinan masih terdapat pohon-pohon lain yang mempunyai kemampuan daya serap karbondioksida yang lebih tinggi yang belum diketahui. Namun, upaya yang dilakukan Endes N Dahlan ini patut kita acungi jempol. Dengan penemuan ini kita dapat lebih tepat dalam memilih tanaman yang mempunyai kemampuan ekstra sebagai penyerap karbondioksida dalam upaya mengurangi polusi udara dan mengurangi dampak pemanasan global. Sumber: http://untukbumiku.blogspot.com/2009/09/tabel-tanaman-penyerap-karbondioksida.html http://batampos.co.id/rubrik-minggu/save-the-earth/18552-pilih-pohon-penyerapkarbondioksida.html http://alamendah.wordpress.com/2010/09/01/tanaman-penyerap-karbondioksida/

2. Perhitungan Jumlah Co2 yang Dihasilkan dari Proses Pembakaran Biomassa


Biomassa

Biomassa (bahan bakar hayati/nabati) merupakan produk fotosintensis, yaitu butirbutir hijau daun yang dihasilkan klorofil yang bekerja sebagai semacam sel-sel surya, menyerap energi matahari dan mengonversi karbon dioksida menjadi suatu senyawa karbon, hidrogen, dan oksigen. Senyawa ini dapat dipandang sebagai suatu penyerapan energi yang dapat dikonversi menjadi suatu produk lain, misalnya arang/karbon, alkohol kayu, dan lainlain. CO2 + H20 + E -> CX(H20)Y + O2 Dimana: E = Energi cahaya matahari CO2 = Gas karbondioksida CX(H20)Y = Hidrokarbon yang terjadi H20 = Air O2 = Oksigen Dalam sebuah perhitungan dengan metode Rabinowitch, proses fotosintesis menyimpan/menyisihkan seperdua energi pembakaran yang secara maksimum per atom karbon. Jenis-jenis biomassa dapat berasal dari limbah seperti limbah kelapa sawit, sekam padi, limbah tebu, dan kayu dan juga dapat berasal dari yang secara khusus ditanam misalnya jarak, sorgum, alga, dll. Bahan bakar cair yang dihasilkan kemudian dicampur dengan minyak dan sering disebut biofuel. Jika dicampur solar disebut biodiesel. Jika dicampur dengan bensin disebut bioetanol.

Sumber : http://www.kamase.org/?p=1113

Emisi dari Pembakaran Bahan Bakar Biomassa Emisi CO2 Banyak industri sebagai salah satu contoh pulp dan kertas menghasilkan lebih dari setengahnya kebutuhan energinya dari bahan bakar biomassa yang direkoveri dari limbah industri dan aliran proses. CO2 yang dihasilkannya bilamana biomassa dibakar tidak termasuk dalam total emisi tetapi dilaporkan sebagai informasi tambahan. Bahan bakar yang termasuk biomassa berdasarkan IPCC adalah sebagai berikut:

-alkohol l Emisi CH4 dan N2O Walaupun CO2 dari pembakaran biomassa tidak termasuk emisi, tetapi emisi CH4 dan N2O dari pembakaran biomassa kadang-kadang dimasukan karena gas-gas ini tidak ikut dalam proses resirkulasi CO2 di atmosfir. Oleh karena itu perangkat perhitungan melengkapinya untuk membantu estimasi emisi gas gas ini. Bila perusahaan mempunyai data spesifik yang mewakili untuk estimasi emisi CH4 dan N2O, maka perhitungannya harus menggunakan data tersebut. Kecuali bila diperlukan menggunakan faktor emisi yang tersedia. Pada table dibawah ini menunjukkan faktor emisi untuk CH4 dan N2O dari pembakaran biomassa dari berbagai sumber.

Faktor emisi CH4 dan N2O dari pembakaran biomassa

Contoh Pembakaran bahan bakar campuran biomassa dan fosil di boiler NCASI menyarankan untuk perhitungan pembakaranbahan bakar campuran biomassa dan fosil di boiler, diestimasi dari total panas input ke boiler dan faktor emisiCH4 dan N2O untuk biomassa. Contoh Suatu pabrik mempunyai boiler circulating fluidized bed (CFB) bahan bakar kulit kayu berkapasitas 250.000 kg uap/jam (550.000 lb/jam). Dalam setahun, boiler membakar kulit kayu sebanyak 6,9 x 106 GJ kulit kayu dan 0,8 x 106 GJ minyak residu. Pabrik memutuskan menggunakan faktor emisi minyak residu menurut IPCC (76,6 ton CO2/TJ, setelah dikoreksi 1% karbon tidak teroksidasi) dan estimasi emisi CH4 dan N2O berdasarkan Fortum untuk CFB boiler. Faktor emisi yang ditemukan oleh Fortum, dalam Tabel Emisi adalah 1 kg CH4/TJ dan 8,8 kg N2O/TJ. Emisi CO2 dari bahan bakar fosil = (Ek) (FECO2) = (0,8 x 106 GJ/th) (1 TJ/1000 GJ) (76,6 ton CO2/TJ) = 61.300 ton CO2/th Emisi CH4(ton CH4/th) = (Ek) (FECH4) Ek = total input panas = (6,9 x 106 GJ/th) + (0,8 x 106 GJ/th) = 7,7 x 106 GJ/th = 7,7 x 103 TJ/th = 7,7 x 103 TJ/th x 1 kg CH4/TJ = 7.700 kg CH4/th Emisi CH4 (ton CO2-eq./th) = Emisi CH4 (ton CH4/th) (GWPCH4) = (7,7 ton CH4/th) (21) = 162 ton CO2-eq./th. Emisi N2O (ton N2O/th) = (Ek) (FEN2O) Ek = total input panas = 7,7 x 103 TJ/th = 7,7 x 103 TJ/th x 8,8 kg N2O/TJ = 67.800 kg N2O/th = 67,8 ton N2O/th Emisi N2O (ton CO2-eq./th) = Emisi N2O(ton N2O/th) (GWPN2O) = (67,8 ton N2O/th) (310) = 21,000 ton CO2-eq./th Total emisi CO2 eq. = 61.300 + 162 + 21.000 = 82.500 ton CO2-eq./th
Sumber : http://apki.net/wp-content/uploads/2013/01/11.-Bilingual-Carbon-Calcultaion-for-PulpPaper-Guideline.pdf

Anda mungkin juga menyukai