DEMENSIA
Suatu sindrom penurunan kemampuan intelektual progresif yang menyebabkan deteriorasi kognitif dan fungsional, sehingga mengakibatkan gangguan fungsi sosial, pekerjaan dan aktivitas sehari-hari.
ETIOLOGI:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Penyekit Alzheimer. Penyakit vaskuler (demensia vaskuler). Depresi. Alkoholik. Ganggauan metabolik. Intoksikasi. Hidrosefalus. Anoksia otak. Tumor otak. Trauma otak. Hematom. Subdural. dll.
DEMENSIA ALZHEIMERS
Dr. Alois Alzheimer : menguraikan gambaran neuropatlogi seorang wanita, 55 th. yang menderita demensia progresif. Hasil otopsi: kehilangn neuron, neurufibrilary
GEJALA KLINIS:
a. b.
c.
Gangguan memori, terutama recent memori. Gangguan berbahasa; kemiskinan kosa kata, kesulitan menyebut nama benda/orang. Lebih banyak menjabarkan fungsi benda. Ganggaun visuospasial. Pada demensia tidak ada orientasi ruamg dan waktu. Gangguan dalam mengkopi, menyusun balok. Sukar memakai pakaian, karena kehilangan persepsi ruang dan sisi kanan dan kiri.
d.
e.
Gangguan emosi dan pemusatan perhatian. Tampak emosi yang tidak stabil, bisa apatis agresif. Perasaan curiga dan paranoid, perhatian mudah beralih. Gangguan kognisi. Fungsi kognisi atau peroses berfikir terganggu seperti tampak pada abstraksi dan pengertian bahasa.
1.
2.
3.
Riwayat neurologi umum: Anamnesis untuk penyakit neurologi yang mendasari demensia: TIA/stroke, trauma kapitis, infeksi SSP, riwayat epilepsi, operasi otak (tumor atau hidroesfalus). Gejala penyerta seperti, ganggaun motorik, sensorik, koordinasi, lebih mendukung pada lesi struktural. Riwayat neurobehavior Anamnesi kelainan neurobehavior: memori, orientasi ruang dan waktu, kesulita bahasa, fungsi eksekusi, kemampuan mengenal wajah orang.
4.
5.
6.
Riwayat psikiatri Tujuan: deteksi gangguan mood, isi pikiran dan prilaku penderita demensia dan kepribadian premorbid. Riwayat keracunan, nutrisi dan obatobatan, intoksikasi aluminium, pestisida, lem dan pupuk. Defisiensi nutrisi, alkoholism kronis Obat-obatan: benzodizsepin, antidepresan trisiklik dan antikolinergik. Riwayat keluarga. Kemungkinan insiden demensia pada keluiarga. Riwayat penyakit neurologik: Parkinson, demensia Alzheimer, sind. Down.
PEMERIKSAAN FISIK:
1.
2.
Pemeriksaan fisik umum. Observasi penampilan , tanda-tanda vital, arteriosklerosis, hipertensi, pemebesaran kelenjar limpe, dan gangguan endokrin, dengan penampilan sakit keras tidak cocok dengan demnsia Alzheimer. Pemeriksaan neurologi. Adanya tanda defisit neurologi, tekanan intra kranial, gangguan gerakan tidak mengarah pada demensia Alzheimer.
3.
Pemeriksaan neuropsikologi. A. Pemeriksaan status mini mental (MMSE Folstein). Pemeriksaan ini cukup baik dalam mendeteksi gangguan kognisi, menetapkan data dasar, dan memantau penurunan kognisi dalam kurun waktu tertentu. Nialai maksimal: 30, nilai dibawah 27 mengidikasikan gangguan kognnisi pada penderita berpendidikan perguruan tinggi.
Karena penderita dengan pendidkan tinggi yang telah memperlihatkan gangguan keperibadian, fungsi sosial, dan gangguan aktivitas sehari-hari yang khas pada demensia, namun nilai MMSE masih normal. Penyandang dengan pendidikan rendah: nilai MMSE paling rendah 24, masih dianggap normal, namun nilai yang rendah ini mengidentifikasikan resiko untuk demensia.
B.
C.
D.
Clock Drawing Test (CDT). untuk menilai fungsi eksektif dan visuospasial. Pemeriksaan aktivitas fungsional. Pemeriksaan melakukan aktivitas seharihari sebeluam dan saat ini. Pemeriksaan psikiatri. Mengetahui adanya deperesi, delirium, cemas, perubahan kepribdian.
PEMERIKSAAN PENUNJANG:
1.
2.
3. 4.
5.
Laboratorium.Darah lengkap,urine lengkap,elektrolit,BUN, SC, Fungsi hati, hormon tiroid, asam folat , vit.B12, HIV. Pemeriksaan neuroradiologi. CT sken kepala dan MRI. EEG. Pungsi lumbal Pemeriksaan genetika. Apolipoprotein E.
PENGOBATAN
FARMAKOLOGI.
1.
2.
3.
4.
Estrogen.
Vitamin E.
NON FARMAKOLOGI.
Mendorong penderita melakukan aktivitas
Merupakan suatu kelompok kondisi heterogen yang meliputi semua sindrom demensia akibat iskwmik, perdarahan, anoksik atau hipoksia otak.
Demensia vaskuler paska stroke: Infark strategis (girus angularis, talamus, basal fore brain, teritori arteri serebri posterior dan anterior), demensia multiinfark, dan stroke perdarahan. Demensia vaskuler subkortikal: infark lakuner subkortikal, lesi iskemik sub.alba, infartk
2.
Demensia vakulser tipe campuran (patologi demensia vaskuler dengan demensia Alzheimer.
GEJALA KLINIS:
terdiri dari:
Gangguan memori, bahasa, visuospasial,emosidan pemusatan perhatian dan kognisi. Disamping gejala-gejala tadi juga ada gejala defisit neurologi fokal Sebagai akibat lesi pada SSP. Seperti hemiparesis, monoparesis, ataksia dll.
2.
3.
Riwayat neurobehavior Anamnesi kelainan neurobehavior: memori, orientasi ruang dan waktu, kesulitan bahasa, fungsi eksekusi, kemampuan mengenal wajah orang.
4.
Riwayat psikiatri Tujuan: deteksi gangguan mood, isi pikiran dan prilaku penderita demensia
5.
Riwayat keracunan, nutrisi dan obatobatan, intoksikasi aluminium, pestisida, lem dan pupuk.
6.
Down.
7.
Pemeriksaan obyektif.
B. Pemeriksaan neurologis.
difikirkan.
Pemeriksaan kognisi status mental meliputi: memori, orientasi bahasa, fungsi kortikal terkait seperti berhitung, menulis, praksis, gnosis, visuospasial dan visuopersepsi seperti menggambar jam dinding, kubus atau gambaran geometrik yang saling bertindih; evaluasi pembuatan keputusan dan tingkah laku. Sebagai suatu esesmen awal pemeriksaan status mental mini (MMSE) adalah tes yang paling sering dipakai saat ini.
E. Pemeriksaan psikiatris.
Pemeriksaan ini untuk menentukan kondisi mental penyandang demensia;
apakah menderita gangguan depresi, delirium, cemas atau mengalami gejala psikotik (delusi, halusinasi), mempunyai perilaku menyimpang (abnormal behaviour) atau adanya perubahan kepribadian.
Tabel 1. Perbedaan gejala klinis VaD dan AD dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
VaD Perjalanan penyakit. Awitan mendadak/berkembang secara stepwise, kemunduran kognisi berkaitan dengan stroke. AD Awitan tidak jelas berkembang secara progresif perlahan-lahan.
Kesulitan visuospasial.
Daya ingat keseluruhan lebih baik. Daya ingat dan orientasi menurun/jelek Sulit menyusun kalimat. Lebih cenderung apatis, depresif, emosi labil, halusinasi, delirium. Adanya kelainan neurologis fokal. Sulit memahami kalimat dan mengingat nama. Lebih cenderung waham dan insight buruk. Tidak ada kelainan neurologis fokal.
Skor iskemik Hachinski dapat digunakan untuk membedakan VaD dan AD.
Riwayat dan gejala
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Ya 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2
Tidak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9.
10. 11. 12. 13.
Awitan (onset) mendadak. Deteriorasi bertahap. Perjalanan klinis berfluktuasi. Kebingungan malam hari. Keperibadian relatif tidak terganggu. Depresi. Keluhan somatik. Emosi tidak stabil. Riwayat hipertensi. Riwayat penyakit serebrovaskuler. Arteriosklerosis penyerta. Keluhan neurologi fokal. Gejala neurologi fokal.
Diagnosis demensia mempertimbangkan total skor iskemik Hachinski: > Demensia degeneratif bila jumlah skor kurang dari 5. >Demensia vaskuler (VAD) bila jumlah skor lebih dari 6
PEMERIKSAAN PENUNJANG:
1.
2.
3.
Laboratorium.Darah lengkap,urine lengkap,elektrolit,BUN, SC, Fungsi hati, hormon tiroid, asam folat , vit.B12, HIV. Pemeriksaan neuroradiologi. CT sken kepala dan MRI. EEG.
B.
Terapi simptomatik.
a. Donepezil hidrochlorida.
Diberikan dengan dosis tunggal 5-10 mg/hari tanpa titrasi, diberikan pada malam hari. b. Rivastigmin. Dengan dosis terbagi, untuk mengurangi efek samping perlu titrasi perlahan, dosis dinaikkan setiap 4 minggu dimulai dengan 2 X 1,5 mg dinaikkan sampai 2 X 6 mg. Perbaikan fungsi ADL didapatkan pada dosis 6 X 12 mg/hari.
Terapi Kausal Penderita dengan faktor risiko penyakit serebrovaskuler meliputi: hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, aterosklerosis, arteiosklerosis, dislipidemia dan merokok harus mengontrol penyakitnya dengan baik dan teratur serta memperbaiki gaya hidup.
c. Galantamine. Mempunyai efek cholinestrase inhibitor juga efek modulasi reseptor nikotinik yang dapat meningkatkan neurotransmiter kolinergik. Diberikan dalam dosis terbagi, dimulai dengan 2 X 4 mg, dinaikan setiap bulan sampai dosis terapeutik 24 jam/hari.