Anda di halaman 1dari 42

`

BAB I PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang Sudah waktunya sebuah lahan parkir dikelola secara modern khususnya lahan parkir mobil yang memiliki pintu masuk dan pintu keluar. Cara pengelolaan secara modern itu menuntut pengemudi berpikir secara modern pula dengan ciri memiliki disiplin yang tinggi. Kebutuhan menjaga sebuah lahan parkir mobil secara otomatis itu dapat dipenuhi dengan membuat program aplikasi menggunakan fasilitas yang tersedia pada PLC. Bergantung pada kreatifitas maka pengguna PLC dapat mencari/ memilih fasilitas yang tepat untuk membuat program aplikasi guna menjaga sebuah lahan parkir mobil secara otomatis. Diantara berbagai fasilitas yang tersedia ternyata bahwa fasilitas instruksi komparator pada PLC paling tepat untuk diterapkan dalam program aplikasi untuk kebutuhan tersebut. Diharapkan setiap mobil yang masuk ke dalam lahan parkir memberikan masukan data menambah, dan setiap mobil yang meninggalkan lahan parkir memberikan masukan data mengurangi. Data hasil dari penambahan/ pengurangan itu setiap saat diolah oleh PLC menggunakan instruksi komparator untuk dibandingkan dengan data daya tampung/ kapasitas maksimum dari lahan parkir. Hasil perbandingan data-data itu selanjutnya difungsikan oleh PLC untuk

mengoperasikan portal dan menyalakan lampu indikator yang memberikan informasi kepada pengemudi tentang kondisi lahan parkir. Peralatan pendukung yang diperlukan yaitu sebagai berikut : dua buah sensor untuk mendeteksi mobil masuk dan mobil keluar, sebuah motor penggerak portal, dua buah kontaktor untuk membuka dan menutup portal, dua buah limit switch untuk pembatas membuka dan menutup portal, sebuah lampu indikator lahan parkir penuh. Kelebihan dari instruksi program aplikasi ini adalah bahwa apabila terjadi pemadaman listrik maka instruksi program comparator masih menyimpan data terakhir jumlah mobil yang berada di dalam lahan parkir ke dalam memori dan akan melanjutkan kembali proses perbandingan data sesuai dengan status data terakhir ketika listrik hidup kembali sehingga tidak terjadi kesalahan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dimasa ini sangat pesat, terutama dibidang teknologi Elektronika yang dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat untuk melangkah lebih maju (moderenisasi) dan berfikiran praktis. Hal semacam ini memerlukan sarana pendukung yang sederhana, praktis dan berteknologi tinggi. Hal ini dapat disaksikan dengan dibuatnya peralatanperalatan serba otomatis yang dapat mengesampingkan pekerjaan manusia sebagai subyek pekerjaan telah banyak ditemukan. Untuk memenuhi kebutuhan otomatis ini diperlukan peralatan control yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut. Alat-alat

control ini diantaranya adalah alat control berbasis PLC (Programmable Logic Controller). Dijaman Modern ini, selain untuk meringankan kerja manusia, alat-alat yang digunakan manusia diharapkan mempunyai nilai lebih daripada hanya untuk

meringankan kerja manusia. Nilai lebih itu antara lain adalah kemampuan alat tersebut untuk lebih menghemat tenaga dan waktu yang diperlukan manusia dalam melakukan suatu kegiatan. Sebagai contoh pekerjaan yang berhubungan dengan lingkungan dan aktivitas masyarakat seperti penjagaan tempat patkir ditempat-tempat tertentu. Sebagian masih dilakukan secara manual. Tetapi dengan proses mekanisasi menggunakan system PLC dapat memudahkan dan meringankan pekerja, mengefisienkan waktu dan juga tenaga. Berdasarkan uraian diatas maka, saya akan mengoprasikan hal tersebut secara otomatis dengan menggunakan system PLC, sehingga pnelitian ini berjudul Pembatas Parkir Otomatis.

I.II Rumusan Masalah


3

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka, masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: Bagaimana caranya agar dalam pengoprasian alat ini dapat memiliki kelebihan dibandingkan dengan pengoprasian secara manual. Bagaimana cara untuk mengoprasikan Pembatas Parkir Otomatis ini dengan menggunakan PLC.

I.III Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut : System program pengendali piranti menggunakan PLC OMRON SYSMAC CPM2A 40CDR A. System pengendali inputannya menggunakan dua sensor

I.IV Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : Dapat merancang sebuah miniatur rangkaian pembatas parkir otomatis dengan system kendali PLC

Dapat memahami dan menerapkan system PLC dalam kehidupan sehari-hari

Untuk memenuhi tugas akhir mata pelajaran PLC

I.V Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Memberikan suatu wawasan yang lebih akan system pengendali menggunakan PLC Mampu mengaflikasikan diagram ladder kedalam sebuah aplikasi miniatur pembatas parkir otomatis Memberikan pengetahuan yang lebih luas tentang penjabaran PLC yang terkait dengan mekanik dan elektrik dalam sebuah industry Memberikan banyak manfaat bagi semua orang

I.VI Rencana Kegiatan

Rencana pembuatan miniature tempat parkiran ini memerlukan waktu beberapa minggu atau beberapa bulan.

I.IV.I Tabel 1 rencana kegiatan

NO 1 2 3 4

JENIS KEGIATAN Perencanaan desain miniature Pembuatan miniature Pengecatan miniature Pemasangan elektronika komponen

DILAKSANAKAN PADA

I.VII Penegasan Istilah Untuk menghindari salah penafsiran tentang judul laporan ini diperlukan penegasan istilah, yaitu : Pembatas : suatu pekerjaan yang sifatnya menghentikan.

(Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Oleh Ananda Santoso, Penerbit ALUMNI Surabaya)
6

Parkir : tempat menghentikan atau menaruh kendaraan bermotor dan bermobil untuk sementara.

(Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern oleh Ananda Santoso, Penerbit ALUMNI Surabaya) Otomatis : Mesin yang bergerak sendiri.

(Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern oleh Ananda Santoso, Penerbit ALUMNI Surabaya) PLC : (programmable logic controller) adalah sebuah alat yang digunakan untuk membuat rangkaian system relay yang dijumpai pada system control proses konvensional (Eko Putra, Agfianto. 2004:1)

I.VIII Sistematika Laporan Sistematika laporan ini disusun dari awal hingga akhir dengan langkah-langkah sebagai berikut : Bagian awal laporan terdiri dari ;

Halaman judul

Halaman pengesahan Abstrak Kata pengantar Daftar isi Daftar gambar Daftar table dan Daftar lampiran Bagian pokok laporan terdiri dari beberapa bab, yaitu ;

Bab I Pendahuluan, bab ini diuraikan tentang lata belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika laporan. Bab II Landasan teori, bab ini menjelaskan tentang teori PLC dan peralatan pendukung. Bab III Metode penelitian, bab ini menguraikan tentang metode-metode pengumpulan data, tempat dan waktu penelitian, alternative desain rangkaian, pemilihan alternative rangkaian, bahan dan alat Bab IV Perencanaan alat, bab ini menjelaskan tentang perencanaan alatalat yang akan digunakan
8

Bab V Cara kerja rangkaian, bab ini menerangkan tentang bagaimana rangkaian ini bekerja Bab VI Penutup, bab ini merupakan kesimpulan dari semua penelitianpenelitian dan saran

BAB II LANDASAN TEORI


II.I PLC (Programmable Logic Controller) II.I.I Uraian materi

PLC (Programmable Logic Controller) adalah sebuah alat peralatan control otomatis yang mempunyai memori untuk menyimpan program masukan guna mengontrol peralatan atau proses melalui modul masukan dan keluaran baik digital maupun analog. Setiap jenis PLC biasanya pada dasarnya merupakan sebuah microcontroller (CPU nya PLC bisa berupa Microkontroller maupun

Microprosesor) yang dilengkapi dengan peripheral yang dapat berupa masukan digital, keluaran digital ataupun relay. Perangkat lunak programnya sama sekali berbeda dengan bahasa computer seperti pascal, basis C, dan lain-lain. Programnya menggunakan apa yang dinamakan dengan diagram tangan atau ladder diagram. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai dengan yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya (logic, 0 atau 1, hidup atau mati). Pengguna membuat program (yang umumnya dinamakan diagram tangga atau ladder diagram) yang kemudian harus dijalankan oleh PLC yang bersangkutan. Dengan kata lain, PLC menentukan aksi apa yang harus dilakukan pada instrument keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau besaran yang diamati.

II.II System kendali

10

Istilah item kendali dalam teknik listrik mempuyai arti suatu peralatan atau sekelompok peralatan yang digunakan untuk mengatur fungsi kerja suatu mesin dan memetakan tingkah laku mesin tersebut sesuai dengan yang dikehendaki. Fungsi kerja mesin tersebut mencangkup antara lain menjalankan (start), mengatur (regulasi), dan menghentikan proses suatu kerja. Pada umumnya, system kendali merupakan suatu kumpulan peralatan listrik atau elektronik,peralatan mekanik, dan peralatan lain yang menjamin stabilitas dan transisi halus serta ketepatan suatu proses kerja.

System kendali mempunyai 3 unsur yaitu input, proses, dan output.

Input umumnya beruoa sinyal dari sebuah tranduser, yaitu alat yang dapat merubah besaran fisik menjadi besaran listrik, misalnya botol tekan, saklar batas, thermostat, dan lain-lain. Transduser memberikan informasi mengenai besaran yang diukur, kemudian informasi ini diproses oleh bagian proses. Bagian proses dapat berupa rangkaian kendali yang menggunakan peralatan yang dirangkai secara listrik, atau juga berupa suatu system kendali yang dapat diprogram misalnya PLC.

11

Pemprosesan informasi (sinyal input) menghasilkan sinyal output yang selanjutnya digunakan untuk mengaktifkan actuator (peralatan output) yang dapat berupa motor listrik, kontaktor, katup solenoid, lampu, dan sebagainya. Dengan peralatan output, besaran listrik dirubah menjadi besaran fisik.

System kendali dibedakan menjadi dua, yaitu system kendali loop terbuka dan system kendali loop tertutup.

II.II.I System Kendali Loop Terbuka System kendali loop terbuka adalah proses pengendalian dimana variable inpu t mempengaruhi output yang dihasilkan. Maksud disini ialah dapat dipahami bahwa tidak ada informasi yang diberikan oleh peralatan output kepada bagian proses sehingga tidak diketahui apakah hasil output sesuai dengan yang dikehendaki.

II.II.II System kendali loop tertutup


12

System kendali loop tertutup adalah suatu proses pengendalian dimana variable yang dikendalikan (output) disensor secara kontinyu, kemudian dibandingkan dengan besaran acuan. Variable yang dikendalikan dapat berupa hasil pengukuran temperature, peralatan kelembaban, posisi mekanik, kecepatan putaran, dan sebagainya. Hasil pengukuran tersebut diumpan-balikan kepembanding (komparator) yang dapat berupa peralatan mekanik, listrik, elektronik, atau pneumatic. Pembanding membandingkan sensor yang berasal dari variable yang dikendalikan dengan besaran acuan, dan hasilnya berupa sinyal kesalahan. Selanjutnya, sinyal kesalahan diumpankan kepada peralatan kendali dan diproses untuk memperbaiki kesalahan sehingga menghasilkan output sesuai dengan yang dikehendaki. Dengan kata lain, kesalahan sama dengan nol.

II.III System kendali PLC Hingga akhir tahun 1970, system otomasi mesin dikendalikan oleh relay electromagnet. Dengan semakin meningkatnya perkembangan teknologi, tugastugas pengendalian terprogram yang dapat dilakukan antara lain menggunakan PLC. Dengan PLC, sinyal dari berbagai peralatan luar di_ interface sehingga fleksible dalam mewujudkan system kendali. Disamping itu, kemampuan dalam

13

komunikasi jaringan memungkinkan penerapan yang luas dalam berbagai operasi pengendalian system. Dalam system otomasi, PLC merupakan jantung system kendali. Dengan program yang disimpan dalam memori PLC, dalam eksekusinya, PLC dapat memonitor keadaan system melalui sinyal dari peralatan input, kemudian didasarkan atas logika program menentukan rangkaian aksi pengendalian peralatan output luar. PLC dapat digunakan untuk mengendalikan tugas-tugas sederhana yang berulang-ulang, atau diinterkoneksi dengan yang lain menggunakan computer melalui sejenis jaringan komunikasi untuk mengintegrasikan pengendalian proses yang kompleks. PLC banyak digunakan pada aplikasi-aplikasi industry, misalnya pada proses pengepakan, penanganan bahan, perakitan otomatis, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, hamper semua aplikasi yang memerlukan control listrik atau elektronik membutuhkan PLC. Dengan demikian, semakin kompleks proses yang harus ditangani, semakin penting penggunaan PLC untuk mempermudah proses-proses tersebut (dan sekaligus menggantikan beberapa alat yang diperlukan). Selain itu mesin control proses konvensional memiliki beberapa kelemahan, antara lain :

14

Perlu kerja keras saat dilakukan pengkabelan Saat terjadi masalah, waktu tunggu tidak menentu dan biasanya memerlukan waktu yang sangat lama Kesulitan saat dilakukan penggantian dan perubahan Kesulitan saat dilakukan pelacakan kesalahan Sedangkan penggunaan kontroler PLC memiliki beberapa kelebihan

dibandingkan dengan system control proses konvensional, antara lain : Dibandingkan dengan system control proses konvensional, jumlah kabel yang dibutuhkan bisa berkurang hingga 80% Fungsi diagnostic pada sebuah kontroler PLC membolehkan pendeteksian kesalahan yang mudah dan cepat PLC mengkonsumsi daya lebih rendah dibandingkan dengan system control konvensional (berbasis Relay) Perubahan pada urutan oprasional atau proses atau aplikasi dapat dilakukan dengan mudah, hanya dengan melakukan perubahan atau penggantian program, baik melalui terminal konsol maupun computer PC Tidak membutuhkan spare part yang banyak

15

Ketahanan PLC jauh kebih baik dibandingkan dengan relay automekanik Lebih mudah dibandingkan dengan system konvensional, khususnya dalam kasus penggunaan instrument I/O yang cukup banyak dan fungsi oprasional prosesnya cukup kompleks Komponen system kendali PLC terdiri atas CPU, peralatan input, peralatan output, peralatan penunjang, dan catu daya. Penjelasan masing-masing komponen sebagai berikut : II.III.I CPU PLC terdiri atas CPU (Central Processing Unit), memori, modul interface input dan output program kendali disimpan dalam memori program. Program mengendalikan PLC sehingga saat sinyal input dari peralatan input ON, namun timbul respon yang sesuai. Respon ini umumnya meng-ON-kan sinyal output pada peralatan output. CPU adalah mikroprosesor yang mengkoordinasikan kerja system PLC. Ia mengeksekusi program, memproses sinyal input/output, dan mengkomunikasikan dengan peralatan luar. Memori adalah daerah yang menyimpan system operasi dan data pemakaian. System operasi sesungguhnya software system yang mengkoordinasikan PLC. Program kendali disimpan pada memori pemakaian.
16

Ada dua jenis memori , yaitu : ROM (read only memory) dan RAM (random access memori). ROM adalah memori yang hanya dapat deprogram sekali. Penimpanan program dalam ROM bersifat permanen, maka ia digunakan untuk menyimpan system operasi. Ada memori sejenis ROM, yaitu EPROM (Erasable Programmable Read Only Memory) yang isinya dapat dihapus dengan cara disinari dengan menggunakan sinar ultraviolet dan kemudian diisi program ulang menggunakan PROM writer. Interface adalah modul rangkain yang digunakan untuk menyesuaikan sinyal pada peralatan luar. Interface input menyesuaikan sinyal dari peralatan input dengan sinyal yang dibutuhkan untuk operasi system. Interface output menyesuaikan sinyal dari PLC dengan sinyal untuk mengendalikan peralatan output. II.III.II Peralatan Input Peralatan input adalah peralatan yang berfungsi untuk memberikan masukan kepada CPU yang kemudian akan diproses oleh CPU. Contoh peralatan input PLC antara lain : Limit Switch Switch button Proximity sensor kapasitif
17

Proximity sensor induktif

II.III.III Peralatan Output Peralatan output yaitu peralatan yang berfungsi sebagai alat yang menerima keluaran dari CPU contoh peralatannya yaitu : Lampu Kontaktor Solenoid Buzzer Motor Listrik

II.III.IV Peralatan Penunjang Peralatan penunjang adalah peralatan yang digunakan dalam system kendali PLC, tetapi bukan merupakan bagian dari system secara nyata. Maksudnya, peralatan ini digunakan untuk keperluan tertentu yang tidak berkaitan dengan aktifitas pengendalian. Peralatan penunjang itu, antara lain :

18

Berbagai jenis alat pemprogram, yaitu computer, software ladder, konsol pemperogram, programmable terminal, dan sebagainya. Berbagai software ladder, yaitu: SSS, LSS, Syswin, dan CX Programmer. Berbagai jenis memori luar, yaitu: disket, CD, flash disk Berbagai alat pencetak dalam system computer, misalnya printer, plotter.

II.IV Komponen pendukung II.IV.I RESISTOR DAN TRANSISTOR Resistor adalah salah satu komponen elektronika dari bahan semi konduktor yang mempunyai dua kaki yang bersifat menghambat arus yang mengalir. Untuk menentukan nilai resistansi dari resistor biasanya dilakukan dengan cara mengamati gelang warna yang terdapat pada resistor. Tabel 2.1. Daftar gelang warna resistor No Warna Gelang ke-1 Gelang ke-2 Gelang ke-3

19

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Hitam Coklat Merah Orange Kuning Hijau Biru Ungu Abu-abu Putih Emas Perak

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 -

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 -

0 10 100

1000 10000 100000 1000000 10000000 100000000 1000000000 5% 10%

Transistor adalah merupakan salah satu komponen elaktronika yang terdapat dari bahan semikonduktor yang mempunyai tiga kaki yaitu kaki basis, kaki kolektor dan kaki emitor. Transistor dibagi menjadi dua tipe, yaitu : 1. Tipe PNP (negative-positif-negative) 2. Tipe PNP (positif-negative-positif) Dalam rangkaian ini menggunakan transistor tipe NPN,

transistor ini bekerja jika pada basis dibias positif. Jika kolektor positif
20

dan emitor negative, maka transistor akan jenuh, serta antara kolektor dan emitor akan terhubung singkat, hal ini yang dimanfaatkan sebagai saklar. II.IV.II RELAI Relai adalah suatu alat yang dioperasikan dengan listrik yang mengontrol penghubungan rangkaian listrik (Frank D. Petruzella, 2004:191). Susunan semua kontaknya itu secara listrik terisolasi dari rangkaian kumparan. Normal terbuka (normally open), kontak-kontak akan tertutup bila relai diberi tegangan. Normal tertutup (normally close),kontak-kontak terbuka bila diberi tegangan. II.IV.III LIMIT SWITCH Limit switch merupakan saklar yang dapat dioperasikan secara otomatis ataupun manual. Limit switch mampunyai fungsi yang sama yaitu mempunyai kontak NO (Normaly Open) dan NC (Normally Close). Limit switch akan bekerja jika ada benda yang menekan roller-nya, sehingga kedudukan kontak NO menjadi NC dan kontak NC menjadi NO. Jika benda sudah diangkat, roller dari limit switch kembali keposisi semula, demikian pula dengan kedudukan kontak-kontaknya. II.IV.IV CATU DAYA

21

Sebagian besar piranti elektronika membutuhkan tegangan DC untuk bekerja. Sumber daya yang mudah dapat dibuat dari sebuah rangkaian yang dapat mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC. Sebuah power supply dapat dibuat dengan tiga buah komponen utama, yaitu transformer, dioda penyearah, dan kapasitor filter. II.IV.V TRANSFORMATOR PENURUN TEGANGAN Transformator penurun tegangan adalah transformator yang diperlukan untuk menurunkan tegangan primer yang tinggi misalnya sebesar 220 Volt atau 380 Volt, menjadi tegangan yang lebih rendah pada bagian sekundernya, 6 Volt, 9 Volt, 12 Volt, atau 24 Volt. Ada dua jenis transformator penurun tegangan yaitu transformator penurun tegangan dengan CT (Center Tap) dan transformator penurun tegangan tanpa CT. II.IV.VI PENYEARAH Penyearah (rectifier) merupakan bagian dari catu daya yang berfungsi untuk mengubah tegangan bolak-balik atau AC menjadi tegangan searah atau DC. Komponen yang berfungsi sebagai penyearah adalah dioda. Dalam pembuatan catu daya menggunakan 2 macam rangkaian penyearah yaitu : Penyaring kapasitor (filter capasitor)
22

Tegangan DC yang berdenyut yang dihasilkan oleh rangkaian penyearah bukanlah DC murni, sehingga dibutuhkan sebuah

penyaring. Rangkaian filter ini menggunakan kapasitor yang diletakkan melintasi terminal keluaran.

II.III.VII Catu Daya Catu daya yaitu sumber tegangan yang memasok tegangan pada PLC, tegangan yang dibutuhkan oleh PLC yaitu AC dan DC. Tanpa tegangan modul PLC tidak akan menyala.

PLC adalah sebuah peralatan digital dan setiap peralatan digital membutuhkan catu daya DC. Catu daya ini dapat dicatu dari luar, atau dari dalam PLC itu sendiri. PLC type modular membutuhkan catu daya dari luar, sedangkan PLC tipe compact catu daya tersedia pada unit.

II.V Komponen PLC II.V.I Penjelasan bagian-bagian yang ada pada PLC

23

Jumlah terminal input/output

Ada berbagai macam unit PLC dan juga jumlah terminalnya . jumlah terminal I/O yang tersedia bergantung kepada merk PLC. Misalnya PLC merk OMRON pada satu unit tersedia terminal I/O sebanyak 10, 20, 30 , 40, atau 60. Jumlah terminal I/O dikembangkan dengan memasang unit I/O Ekspansi sehingga dimungkinkan memiliki 100 I/O. Pada umumnya, jumlah terminal input dan output mengikuti perbandingan tertentu, yaitu 3 : 2. Jadi, PLC dengan terminal I/O sebanyak 10 memiliki terminal input 6 dan terminal output 4.

II.V.II Tabel 2. Port I/O beberapa type PLC

Number points

of

I/O Power supply

Inputs

Outputs

Model

20 I/O points (12 100 TO 240 24 inputs and 8 outputs) VAC 20 I/O points (12 24 VDC inputs and 8 outputs) 20 I/O points (12 24 VDC inputs and 8 outputs) VDC 24 VDC 24 VDC

Relay

CPM2A-20CDR-A

Relay

CPM2A-20CDR-D

Sinking Transistror

CPM2A-20CDT-D

24

20 I/O points (12 24 VDC inputs and 8 outputs) 30 I/O points (18 100 inputs outputs) 30 I/O points (18 24 VDC inputs outputs) 30 I/O points (18 24VDC inputs outputs) 30 I/O points (18 24 VDC inputs outputs) 40 I/O points (24 100 inputs outputs) 40 I/O points (24 24 VDC inputs outputs) 40 I/O points (24 24 VDC inputs and 16 and 16 and 16 VAC to and 12 and 12 and 12 and 12 VAC to

24 VDC 240 24 VDC

Sourcing Transistor Relay

CPM2A-20CDT1D CPM2ACDR30CDR-A

24 VDC

Relay

CPM2ACDT30CDR-D

24 VDC

Sinking Transistor

CPM2A-30CDT-D

24 VDC

Sourcing Transistor

CPM2A-30CDT1D

240 24 VDC

Relay

CPM2A-40CDR-A

24 VDC

Relay

CPM2A-40CDR-D

24 VDC

Sinking Transistor
25

CPM2A-40CDT-D

outputs) 40 I/O points (24 24 VDC inputs outputs) 60 I/O points (36 100 to 240 VAC inputs outputs) 60 I/O points (36 24 VDC inputs outputs) 60 I/O points (36 24 VDC inputs outputs) 60 I/O points (36 24 VDC inputs outputs) and 24
24 VDC 24 VDC 24 VDC 24 VDC 24 VDC

Sourcing Transistor

CPM2A-40CDT1D

and

16

Relay

CPM2A-60CDR-A

and

24

Relay

CPM2A-60CDR-D

and

24

Sinking Transistor

CPM2A-60CDT-D

and

24

Sourcing Transistor

CPM2A-60CDT1D

26

II.V.III Gambar 1. Terminal CPU

II.V.IV Penjelasan komponen Terminal CPU : Terminal input caru daya

Hubungkan catudaya (100 s.d 240 VAC atau 24 VDC)ke terminal ini. Terminal ground fungsional

27

Pastikan untuk membumikan terminal ini (hanya untuk PLC type AC) untuk meningkatkan kekebalan terhadap derau (noise) dan mengurangi resiko kejutan listrik Terminal Ground Pengaman

Pastikan untuk membumikan terminal ini untuk mengurangi resiko kejutan listrik Terminal catudaya luar PLC tertentu, misalnya CPM2A dilengkapi dengan terminal output catu daya 24 VDC untuk membantu daya peralatan input Terminal input

Sambunglah peralatan input luar ke terminal input ini Terminal output

Sambungkanlah terminal output luar ke output ini Indicator status PLC

Indicator ini menunjukan stats operasi PLC, seperti ditunjukkan pada table berikut ini :

28

II.V.V Table 3. Indicator status PLC

Indikator PWR (hijau}

Status ON OFF

Arti Daya sedang dicatukan ke PLC Daya sedang tidak dicatukan ke PLC PLC beroprasi dalam mode RUN atau MONITOR

RUN (hijau)

ON

OFF

PLC

beroperasi

dalam

Mode

PROGRAM, atau terjadi kesalahan fatal COMM (kuning) Berkedip Data sedang ditransfer melalui port peripheral atau port RS-232C OFF Data tidak sedang ditransfer melalui port peripheral atau port RS-232C ERR/ALM (merah) ON Terjadi kesalahan fatal

Berkedip Terjadi kesalahan tidak fatal OFF Operasi berlangsung normal

Indikato input

29

Indicator input menyala saat terminal input yang sesuai ON. Indicator input menyala selama refreshing input/output. Jika terjadi kesalahan fatal, indicator input berubah sebagai berikut :

II.V.VI Table 4. indicator kesalahan

KESALAHAN FATAL

INDIKATOR INPUT

Kesalahan inout CPU, kesalahan bus Padam I/O, atau terlalu banyak unit I/O Kesalahan memori atau kesalahan Indicator akan berubah seuai FALS (system fatal) status sinyal input, tetapi status input tidak akan diubah pada memori

Indikator output

Indicator output akan menyala disaat terminal output yang sesuai ON Analog Control
30

Putarlah control ini untuk setting analog (0 s.d 200) pada IR 250 dan IR 251 Port peripheral sambungan PLC keperalatan pemprogram : konsol pemprogram, atau computer Port RS 232C

Sambungan PLC keperalatan pemprogram: konsol pemprogram, atau programmable terminal Saklar komunikasi

Saklar ini untuk memilih apakah port peripheral atau port RS-232C akan menggunakan setting komunikasi pada PC setup atau setting standar Batere

Batere ini mem-back-up memori pada unit PLC Konektor ekspansi

Tempat sambungan PLC ke Unit I/O ekspansi atau unit ekspansi (unit I/O analog, unit sensor suhu)

31

BAB III METODE PENELITIAN

III.I Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam proses pembuatan laporan tugas akhir, saya melaksanakan kegiatan observasi lapangan. Kegiatan ini dimaksudkan agar saya dapat memperoleh data-data dan cara kerja aplikasi secara
32

nyata dan akurat serta mencatat hal-hal penting guna melengkapi data sebagai bahan acuan perancangan alat peraga maupun dalam pembuatan laporan. Disamping itu, saya juga mencari dan mengumpulkan berbagai literature ataupun buku-buku sebagai bahan acuan landasan teori, guna melengkapi dan memperkuat teori-teori yang berhubugan dengan pembuatan serta pembahasan laporan ini, sehingga hal-hal yang ditulis maupun diungkapkan dalam tugas akhir ini mempunyai sumber yang dapat dipetanggung jawabkan. Untuk memperjelas alur laporan tugas akhir ini dan membantu pemecahan masalah mengenai proses perancangan alat peraga sampai dalam penyelesaian pembuatan laporan tugas akhir ini, saya membutuhkan pengetahuan, wawasan, dan arahan, serta bimbingan dari guru pembimbing yang berkompeten dibidangnya.

III.II Tempat Dan Waktu Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di Rumah saya sendiri dan di bengkel Elektronika Industri SMKN 1 Kota sukabumi, dan waktu pelaksanaan dimulai pada bulan Februari 2013 sampai dengan April 2013.

33

BAB IV PERENCANAAN ALAT

IV.I Perencanaan Protype IV.I.I Gambar Aflikasi

34

IV.I.II Kontruksi Miniatur Desain ALAT


Gergaji Palu Cutter Obeng Ampelas

SPESIFIKASI
1 buah 1 buah 1 buah 1 buah Secukupnya

35

Koas Bor listrik

3 buah 1 buah

BAHAN
Kayu Triplek Paku Cat Kayu Serbuk kayu Baud Konector PLC Kabel Aksesoris

SPESIFIKASI
Secukupnya Secukupnya Secukupnya 3 kaleng Cat Secukupnya Secukupnya Secukupya Secukupnya -

BAB V CARA KERJA RANGKAIAN


V.I Cara kerja Sensor S1 pada pintu masuk garasi parkir di set pada IR200.00, bit ini untuk mengeksekusi dua instruksi dalam program, yang pertama mereset Carry bit CY (Ini diperlukan sebelum perhitungan lain dilakukan), instruksi kedua untuk menambahkan satu jumlah mobil pada HR00 dan menjumlahkannya lalu hasilnya disimpan dalam HR00. Ruang memory HR (Holding Relay) dipilih untuk menyimpan jumlah kendaran karena ketika supply padam memori didalam HR tidak akan hilang.

36

Simbol "#" di instruksi pengurangan mendefinisikan konstanta desimal yang atau dikurangkan dari sejumlah mobil yang sudah ada

samping dan sedang ditambahkan di garasi. Kondisi untuk

melaksanakan instruksi perbandingan BPT selalu dieksekusi karena bitSR253.13 selalu diset, perbandingan akan dilakukan dalam setiap

siklus terlepas apakah mobil telah memasuki atau meninggalkan garasi. Sinyal lampu ke output IR010.00.Kerja lampu dikendalikan di alamat SR255.06 dan ORkan (OR GR (greater than) flag di untuk "garasi penuh" terhubung oleh EQ (equal) flag alamat SR255.05. Kedua bit di

logika) dengan output IR010.00 lampu sinyal. Lampu menyala ketika

sejumlah mobila lebih besar dari atau sama dengan 100.

V.II Diagram Ladder

37

38

Untuk pengembangan bisa saja indikator lampu di hubungkan dengan motor portal pintu masuk, sehingga ketika lokasi parkir penuh pintu akan tertutup dibarengi dengan indikator menyala.

V.III MNEUMONIK

Alamat 0 1 2 3 4

Intruksi DIFU(13) LD LD CLC(41) ADD(81)

Operand 200.00 0.00 200.00 HR0 #0001 HR0 0.01 0.01 200.01 200.01 HR0 #0001 HR0 P_On HR0 #0100 P_EQ 10.00 P_GT

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

LD DIFU(13) LD CLC(41) SUB(31) LD CMP(20) LD OUT LD END(01)

39

BAB VI PENUTUP VI.I KESIMPULAN


Berdasarkan hasil aktivasi program yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : Instruksi program komparator pada PLC Twido TWD20DTK dapat difungsikan untuk program aplikasi menjaga lahan parkir mobil secara otomatis tanpa menimbulkan kesalahan dan mampu menggantikan tenaga kerja/ manusia. Setiap perubahan data yang diproses oleh instruksi program komparator dapat menghasilkan persamaan atau perbedaan lebih besar atau lebih kecil, namun
40

yang digunakan dalam program aplikasi untuk menjaga lahan parkir mobil ini tanpa memakai perbedaan yang lebih besar karena jumlah mobil yang masuk tidak mungkin melebihi kapasitas maksimum daya tampung dari lahan parkir. Gangguan pemadaman listrik tidak mengubah data jumlah mobil yang telah berada di dalam lahan parkir karena data terakhir telah tersimpan di dalam memori, sehingga ketika listrik hidup kembali maka instruksi program komparator melanjutkan proses perbandingan data-data berikutnya.

V.II SARAN Dalam pemakaian sistem kendali khususnya PLC, sistem harus benarbenar terisolasi dari rangkaian interface luar. Dengan adanya alat simulasi ini, dapat memberikan gambaran mengenai salah satu aplikasi PLC.

DAFTAR PUSTAKA Joko Sunyoto, 2003, Menjaga Lahan Parkir Menggunakan PLC Omron CPM 1A, Jurnal TELE Vol.8, No.4, Desember, Politeknik Negeri Semarang. Noel M. Morris, 1991, Control Engineering, London, Mc. Graw Hill Book Company.

41

Schneider Electric, 2008, Twido Programmable Controllers Modular and Compact Bases Hardware Guide. Schneider Electric, 2009, TwidoSuite V2.2 Programming Guide. Sugijono, 1998, Rancangan Listrik Menggunakan PLC, Politeknik Negeri Semarang. Omron Corporation, 1995, CPM1A Programmable Controllers, Tokyo.

42

Anda mungkin juga menyukai