2. Mengetahui proses yang terjadi dalam transformasi limbah industri tahu menjadi biogas. 3. Mengetahui manfaat biogas dalam menangani limbah cair industri dan nilai manfaat hasil pengolahan.
Biogas yang utama yaitu kotoran ternak Sapi, Kerbau, Babi dan Kuda. (Workshop CPI- NU, 2009) Biogas merupakan renewable energy yang dapat dijadikan bahan bakar alternatif untuk menggantikan bahan bakar yang berasal dari fosil seperti minyak tanah dan gas alam (Houdkova et.al. dalam Eliantika, 2008). Biogas juga didefinisikan sebagai gas yang dilepaskan jika bahan bahan organik seperti kotoran ternak, kotoran manusia, jerami, sekam dan daun-daun hasil sortiran sayur difermentasi atau mengalami proses metanisasi. (Hambali E dalan Eliantika,2009)
Tipe terapung terdiri atas sumur pencerna dan di atasnya diletakkan drum terapung dari besi terbalik yang berfungsi untuk menampung gas yang dihasilkan oleh digester. Bagian sumur dibangun dengan menggunakan bahan-bahan yang biasa digunakan untuk membuat fondasi rumah seperti pasir, batu bata, dan semen.
2. Reaktor Kubah Tetap (fixed dome type) Pada reaktor ini memiliki dua bagian yaitu digester sebagai tempat pencerna material biogas dan sebagai rumah bagi bakteri,baik bakteri pembentuk asam ataupun bakteri pembentu gas metana. bagian ini dapat dibuat dengan kedalaman tertentu menggunakan batu, batu bata atau beton. Strukturnya harus kuat karena menahan gas aga tidak terjadi kebocoran. B agian yang kedua adalah kubah tetap (fixed-dome). Dinamakan kubah tetap karena bentunknya menyerupai kubah dan bagian ini merupakan pengumpul gas yang tidak bergerak (fixed). Gas yang dihasilkan dari material organik pada digester akan mengalir dan disimpan di bagian kubah.
3. Tipe Reaktor Balon Reaktor balon merupakan jenis reaktor yang banyak digunakan pada skala rumah tangga yang menggunakan bahan plastik. Reaktor ini terdiri dari satu bagian yang berfungsi sebagai digester dan penyimpan gas masing masing bercampur dalam satu ruangan tanpa sekat. (Steel,2010).
Kelebihan dan kekurangan ketiga tipe reaktor tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Kelebihan
Kekurangan
pada
drum
dapat
dilihat
lebih mahal
y faktor korosi pada drum sehingga
langsung
y tekanan gas konstan
bagian tetapnya.
kubah
karena
konstruksi
Tipe Reaktor Balon y sehingga lebih efisien dalam penanganan tempat biogas.
Sumber: Pikiran Rakyat,2006
dan
perubahan
Suhu
- untuk mengetahui kemampuan digester tersebut dalam mencerna bahan. Pada temperatur 35o C bahan limbah cair tahu dapat dicerna selama 10 15 hari.
pH - Derajat keasaman dari bahan di dalam digester merupakan salah satu indikator bagaimana
kerja digester (Fry, 1973).
BOD - Pemeriksaan parameter BOD didasarkan pada reaksi oksidasi zat organik dengan
oksigen di dalam air dan proses tersebut berlangsung karena adanya bakteri aerobik. Untuk menguraikan zat organik memerlukan waktu 2 hari untuk 50% reaksi, 5 hari untuk 75% reaksi tercapai dan 20 hari untuk 100% reaksi tercapai.
COD - Pemeriksaan parameter COD ini menggunakan oksidator potasium dikromat yang
berkadar asam tinggi dan dipertahankan pada temperatur tertentu. Penambahan oksidator ini menjadikan proses oksidasi bahan organik menjadi air dan CO2, setelah pemanasan maka sis a dikromat diukur. Pengukuran ini dengan jalan titrasi, oksigen yang ekifalen dengan dikromat inilah yang menyatakan COD dalam satuan ppm.
TSS - Total Suspended Solid adalah semua zat terlarut dalam air yang tertahan membran saring
yang berukuran 0,45 mikron. Kemudian dikeringkan dalam oven pada temperatur 103C 105C, hingga diperoleh berat tetap.
Lama Waktu Fermentasi - Secara Optimum reguler waktu yang diperlukan untuk
memfermentasi limbah cair tahu menjadi gasbio mencapai 3 minggu tergantung pada kual itas limbahnya.
Sumber : Bajracharya, dkk., 1985 Sebagai pembangkit tenaga listrik, energi yang dihasilkan oleh biogas setara dengan 60 100 watt lampu selama 6 jam penerangan. Kesetaraan biogas dibandingkan dengan bahan bakar lain dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Aplikasi
1 m3 biogas
Produk yang dihasilkan dari pengolahan limbah tahu cair adalah biogas. Bio gas sangat bermanfaat bagi alat kebutuhan rumah tangga/kebutuhan sehari -hari, misalnya sebagai bahan bakar kompor (untuk memasak), lampu, penghangat ruangan/gasole, su plai bahan bakar mesin diesel, untuk pengelasan (memotong besi), dan lain-lain.
Manfaat bagi lingkungan adalah dengan proses fermentasi oleh bakteri anaerob (Bakteri Methan) tingkat pengurangan pencemaran lingkungan dengan parameter BOD dan COD akan berkurang sampai dengan 98% dan air limbah telah memenuhi standard baku mutu pemerintah sehingga layak di buang ke sungai.
Bio gas secara tidak langsung juga bermanfaat dalam penghematan energi yang berasal dari alam, khususnya sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (minyak bumi) sehingga sumber daya alam tersebut akan lebih hemat dalam penggunaannya dalam jangka waktu yang lebih lama lagi.
Raliby dkk, 2007, menyebutkan produksi tahu dengan kapasitas hingga 100 kg kedelai perhari menghasilkan limbah cair mencapai 160 liter dengan karakteristik BOD mengandung 334,75 mg/l, COD 1826 mg/l, danTSS 250 mg/l,serta pH 5,4. Apabila dilakukan pengolahan untuk menghasilkan biogas dapat menurunkan karakteristik limbah cair tahu seperti pada Tabel 3.3
Tabel 3.3 Hasil analisa air sebelum dan sesudah Pengolahan secara anaerob (Setelah operasi berjalan 4 minggu)
No.
1 2 3 4
Parameter
BOD COD Total SS (suspended solids) Sulfat
Konsentrasi Limbah Cair (mg/l) Sebelum Diolah Setelah Diolah 334.75 85 1826 450
250 Ttd 40 28.6
PH
5,4
6,7
4.2 Saran
1. Pemerintah dan pihak terkait hendaknya terus melakukan sosialisasi kepada pemilik industri tahu tentang pengetahuan dan manfaat yang dihasilkan dari biogas.
2. Pengembangan biogas tidak hanya dari limbah cair tahu tetapi juga dapat menggunakan
kotoran ternak, sehingga diperlukan penelitian berkelanjutan untuk pengembangan reakor biogas untuk skala besar dan luas.
3. Perlu
adanya
kompanye
cara
pembuatan,
pengoperasiaan
dan
pemeliharaan
instalasi/reaktor biogas.
Daftar Pustaka
Bajracharya, T.R., A. Dhungana., N. Thapaliya dan G. Hamal. 1985. Purification and Compression of Biogas : Research Experience. Journal of The Institute of Engineering 7 (1) : 1 9. Direktorat Jenderal Energi dan Sumber Daya Mineral. 2009. Statistik Energi Indonesia. Pusat Data dan Informasi ESDM: Jakarta Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi. 2006. Ketersedian Energi Fosil Indonesia: Jakarta Eliantika, F. Efriza. 2009. Biogas Limbah Peternakan Sapi Sumber Energi Alternatif Ramah Lingkungan. Fakultas Peternakan dan Lingkungan: Universitas Bengkulu Fry, L. J., 1973, Methane Digesters for Fuel Gas and Fertilizer, The New Alchemy Institute, Massachusetts, 8th Printing. http://journeytoforever.org/biofuel_library/MethaneDigesters/MD1.html , diakses 26 sept 2010. Nandiyanto, D.B, Asep. 2007. Biogas Sebagai Peluang Pengembangan energy alternatif.Pikiran Rakyat. edisi 24 Maret 2006. Benarkah Kita Mengalami Krisis Energi? Prayati, P. Umi, Hasanudin, Udin. 2009. Kajian Proses Pembentukan Gas Metana (CH4) Bedasarkan Nilai COD dan Neraca Massa Karbon Pada IPAL Industri Tapioka dan Kelapa Sawit: Raliby, Oesman., Rusdjijati, Retno., Rosyidin Imron. Pengolahan Limbah Cair Tahu menjadi Biogas pada Industri Pengolahan Tahu. Jurnal Badan Penelitian dan Pengembangan. Jawa Tengah: No.2, Vol 7, Desember 2009 Steel, Alpen. 2010. Renewable Energy. Bandung. Alpen Steel
10