Anda di halaman 1dari 5

RISET TENTANG CARA TERBARU PEMETAAN GEOLOGI

GUTIT TRI BIROWO 21100112140029 Email : gutit_birowo@yahoo.com JURUSAN TEKNIK GEOLOGI UNIVERSTIAS DIPONEGORO, SEMARANG

ABSTRACT Geological mapping in Indonesia is done by a method with the average scale of 1:250,000. In fact, the need for high geological map on a bigger scale is 1:50,000. Moreover, to complete the conventional geological mapping, it takes about 50-100 years. However, with advances in information technology, the use of remote sensing technology to be one alternative to map geological elements throughout the Indonesia.Kemudian, found one of the applications of remote sensing technology for geological mapping of the image Interferometric Synthetic Aperture Radar (IFSAR). Technology, making images and new digital topographic maps, so IFSAR technology is used to create a map. As the name implies, IFSAR is the latest technology in the world of mapping relying radar.Teknologi IFSAR sensor produces two core products, namely Orthorectified Radar Imagery (ORI) with a resolution of 1.25 meter data and Digital Elevation Model (DEM) with a resolution of five meters. Other products such as base map scale is 1:5,000 1:10,000 can be produced easily from the core product. Keyword : Interferometric Synthetic Aperture Radar (IFSAR)

PENDAHULUAN
Dalam melakukan suatu pemetaan di suatu daerah diperlukansuatu peta yang mewakili kontur suatu daerah tersebut. Peta yang banyak digunakan dalam survey geologi adalah peta topografi dimana peta tersebut mencantumkan garis-garis kontur sebuah wilayah yang menggambarkan bentuk dan elevasi tanah daripada tanah. Peta topografi memberikan informasi 3 dimensi sebuah wilayah pada permukan 2 dimensi. Detil pada peta proporsional terhadap skala peta,

makin besar skala sebuah peta, maka makin banyak detil yang dapat terlihat pada peta tersebut. Namun dengan metode skala rata-rata yakni 1:250.000. Padahal, kebutuhan akan peta geologi cukup tinggi dengan skala lebih besar yaitu 1:50.000.Selain itu, untuk menyelesaikan pemetaan geologi secara konvensional tersebut, dibutuhkan waktu sekitar 50-100 tahun. Dengan kemajuan teknologi informasi, penggunaan teknologi penginderaan jauh menjadi salah satu

alternatif untuk memetakan unsur geologi di seluruh wilayah Indonesia. Kemudian, ditemukan salah satu aplikasi teknologi penginderaan jauh untuk pemetaan geologi yaitu citra Interferometric Synthetic Aperture Radar (IFSAR). Kegunaan dari teknologi IFSAR ini dapat digunakan untuk keperluan : eksplorasi, pengembangan, dan pengelolaan sumberdaya alam, pertahanan dan keamanan nasional, reaksi keadaan darurat, pengelolaan air, manajemen risiko , keteknikan dan infrastruktur, penerbangan, telekomunikasi. Produk-produk elevasi dan citra yang dihasilkan IFSAR udara dari Intermap ideal untuk beragam program infrastruktur data spasial di tingkat nasional dan regional.

mata hari, serta tidak ada kendala dengan musim dan cuaca. Hal ini menandakan bahwa teknologi sensor radar mempunyai akurasi yang sangat bagus dalam hal posisi geografis. ORI dan DTM dapat diproses lebih lanjut guna menghasilkan beberapa permodelan, seperti informasi geografis, visualisasi 3D. Selain itu juga dilakukan evaluasi potensi sumber daya alam di daerah, peta kontur atau kelerengan.

DASAR TEORI TEKNOLOGI IFSAR


Penginderaan jauh dapat berperan dalam mengurangi kegiatan survey terestrial secara signifikan dalam inventarisasi dan monitoring sumberdaya alam. Kegiatan survey terestrial dengan adanya teknologi ini hanya dilakukan untuk membuktikan suatu jenis obyek atau fenomena yang ada di lapangan untuk disesuaikan dengan hasil analisa data. Metode penginderaan jauh merupakan pengukuran dan pengambilan data spasial berdasarkan perekaman sensor pada perangkat kamera udara, scanner atau radar. Contoh hasil perekaman yang dimaksud adalah citra.IFSAR adalah teknologi pengambilan gambar permukaan bumi dengan menggunakan sensor radar yang dipasang pada pesawat terbang serta dapat menembus awan dan tidak dipengaruhi oleh sinar

Gambar Pengambilan Data Geologi Sistem IFSAR

Fused Imagery ORI menghasilkan citra monochrome sehingga kurang bisa memberikan informasi vegetasi penutupan lahan secara pada kenampakannya, untuk lebih memberikan efek warna yang menggambarkan vegetasi maka dilakukan fusi dengan citra SPOT/IKONOS/QuickBird.

pengamatan dilakukan dokumentasi dengan memotret dan mencatat informasi mengenai kondisi lapangan jenis tumbuh-tumbuhan dan lainnya. Pemetaan dengan mengikuti metode diatas akan menghasilkan data yang cukup akurat dan terukur, sehingga dengan data yang mempunyai kualitas sedemikian rupa akan sangat menunjang kegiatan pengelolaan HTI baik dari segi perencanaan dan operasional.

Gambar Pengambilan Data Citra SPOT/IKONOS/QuickBird

METODE PEMBUATAN PAPER


Paper ini dibuat sesuai dengan ketentuan format paper resmi. Paper riset tentang cara pemetaan terbaru di bidang geologi ini didapat berdasarkan dari berbagai sumber referensi. Paper ini membahas tentang proses dan keunggulan metode IFSAR dibandingkan dengan metode pemetaan secara konvensional.

Deliniasi vegetasi Deliniasi vegetasi adalah digitasi secara on-screen didalam GIS dengan membuat polygon pada setiap tanaman atau vegetasi yang dapat dilihat dan dibedakan secara jelas pada Fused Imagery. Selain menggambarkan sebaran vegetasi dapat pula di lakukan digitasi mengenai jalan, kanal, basecamp, dan lain sebagainya. Pada saat digitasi sekaligus memasukkan attribute setiap obyek yang dipetakan baik nomor Id dan keterangan secara lengkap dan detail. Hal ini adalah merupakan pengumpulan informasi yang akan menjadi basis data yang terstruktur dengan mengikuti standard dan kaidah system database. Ground Truthing Untuk mengecek kebenaran dari Interpretasi vegetasi maka diperlukan pengecekan dilapangan dengan menyebar titik pengamatan di lapangan sebanyak yang diperlukan sehingga data yang dikumpulkan akan lebih akurat. Pada titik

PEMBAHASAN
Citra IFSAR untuk pemetaan geologi merupakan salah satu aplikasi teknologi penginderaan jauh. Data citra IFSAR yang mempunyai resolusi tinggi ini dianalisa sehingga dapat diperoleh informasi mengenai unsur geologi di daerah tersebut dengan skala 1:50.000. Data IFSAR berupa DSM (Digital Surface Model) dan ORRI (Ortho Rectified Radar Image) didukung dengan citra Landsat ETM+7 dan data - data sekunder lainnya. Dalam metode pemetaan menggunakan IFSAR. pengambilan gambar permukaan bumi dengan menggunakan sensor radar yang dipasang pada pesawat terbang serta dapat menembus awan dan tidak

dipengaruhi oleh sinar matahari, serta tidak ada kendala dengan musim dan cuaca. Hasil penggunaan dengan metode IFSAR pun memiliki hasil yang lebih akurat dan jelas dibandingkan dengan menggunakan cara pemetaan konvensional suatu daerah. Dalam teknologi IFSAR ini menggunakan 2 penggabungan metode, yaitu metode ORI dan DTM dapat diproses lebih lanjut guna menghasilkan beberapa permodelan, seperti informasi geografis, visualisasi 3D. Penggunaan AFSAR ini mengkombinasikan antara ORI dengan metode Quick Birds yang menghasilkan suatu permodelan letak geografis suatu daerah. Metode ORI yang biasa digunakan menggunakan skala 1:10.000 dengan resolusi 1.25 meter, sehingga akan terlihat tampak dengan jelas kenampakan suatu daerah yang akan dipetakkan. Namun metode ORI ini kurang dapat menggambarkan suatu vegetasi yang ada dalam suatu daerah sehingga untuk elengkapi peralatan ini digunakan pula metode delegasi vegetasi yang dapat memperjelas vegetasi yang terdapat dalam suatu daerah pemetaan. Selain itu definisi dan kontras yang tersedia dalam citra radar beresolusi tinggi 0,625m menjadikan produk-produk IFSAR optimal bagi ekstraksi fitur secara otomatis dan semiotomatis untuk jalan, fitur-fitur buatan manusia, hidrologi, dan struktur, yakni semua elemen yang diperlukan untuk menghasilkan peta topografi yang berkualitas. Di samping itu, citra ini juga digeoreferensi untuk memberikan keakuratan posisi bagi semua elemen topografi yang diekstrak.

Selain itu sistem ini memiliki kelebihan dan kekurangan pengintegrasian citra IFSAR dan Landsat ETM+7. Dalam proses interpretasi geologi digunakan kuncikunci interpretasi, Berikut ini merupakan analisa kunci interpretasi dalam citra integrasi IFSAR dan Landsat : 1. Dari segi warna (tone) Penggabungan citra IFSAR dan Landsat ETM+7 memberikan sebuah citra tiga dimensi dengan resolusi spectral tinggi. Namun, dalam proses penginterpretasian geologi, khususnya analisa litologi dan kelurusan, tidak berdasarkan perbedaan warnanya. Tetapi, warna dan kuncikunci lainnya bermanfaat untuk mendeteksi interpretasi obyek di permukaan tersebut. Misalnya, dalam citra ini, warna abu-abu kehitaman menunjukkan area air (waduk). 2. Dari segi tekstur (texture) Dalam citra, dapat terlihat dengan jelas untuk perbedaan teksturnya sehingga kita bisa memperkirakan litologi area tersebut. Misalnya untuk tekstur kasar dengan morfologi perbukitan bergelombang dan pegunungan terdapat satuan tuf. Sedangkan untuk tekstur kasar morfologi pegunungan dan dataran bergelombang terdapat satuan konglomerat. 3. Dari segi lokasi (association) Dari citra, terlihat dengan baik area-area yang berbeda, misalnya dataran dan gunung api. Misalnya untuk daerah gunung api, kita bisa memperkirakan litologi yang ada di area tersebut, diantaranya satuan lava dan tuf.

4. Dari segi pola (pattern) Dalam citra integrasi ini, dapat diketahui pola dan daerah sungai yang dapat mempengaruhi jenis litologinya. Selain sungai, tutupan vegetasi juga berpengaruh terhadap jenis litologinya. Misalnya di sepanjang sungai terdapat endapan alluvial. Sedangkan untuk satuan konglomerat selain dilihat dari tekstur, juga dapat dilihat dari pola aliran sungai dendritik. Selain itu dari pola vegetasi tutupan seperti hutan, sawah, dan pemukiman juga berpotensi terdapat satuan konglomerat. 5. Dari segi bayangan (shadow) Bayangan dapat digunakan untuk mencari jejak sesar atau patahan, selain itu bayangan dapat memperlihatkan perbedaan antara dataran tinggi dan dataran rendah. Tetapi kekurangan dari citra integrasi ini, tidak dapat diketahui longsoran yang terjadi di tebing curam

Selain itu sistem ini memiliki beberapa kegunaan yang cukup penting dalam eksplorasi, pengembangan, dan pengelolaan sumberdaya alam, pertahanan dan keamanan nasional, reaksi keadaan darurat, pengelolaan air, manajemen risiko , keteknikan dan infrastruktur, penerbangan, telekomunikasi.

REFERENSI
http://dachyargisxp.wordpress.com/2 009/01/15/hello-world/ (Diakses pada tanggal 12 Desember 2012 pukul 23.41 WIB) http://digilib.its.ac.id/ITSUndergraduate3100010040057/12516 (Diakses pada tanggal 12 Desember 2012 pukul 23.45 WIB) http://achmadinblog.wordpress.com/ 2010/03/24/peta-topografi/ (Diakses pada tanggal 12 Desember 2012 pukul 23.47 WIB) www.teknologi.news.viva.co.id (Diakses pada tanggal 12 Desember 2012 pukul 23.51 WIB)

KESIMPULAN
Citra IFSAR dapat digunakan untuk pemetaan geologi teliti, karena resolusi spasialnya yang tinggi dan dapat menampilkan kondisi morfologi suatu daerah. Dalam pemetaan suatu daerah dengan menggunakan metode IFSAR memiliki beberapa keunggulan, yaitu menghasilkan data yang cukup akurat dan terukur, sehingga dengan data yang memiliki kualitas sedemikian, bentuk rupa suatu daerah akan menunjang dalam melakukan pemetaan baik dalam segi perencanaan maupun operasional.

Anda mungkin juga menyukai