Anda di halaman 1dari 17

SOFT SKIL PKN DEMOKRASI DI INDONESIA

Oleh

Nama NPM Kelas

: Natal Panjaitan : 15211107 : 2Ea27

Mata Kuliah : Pancasila

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA 2013


0

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat TUHAN YME yang telah memberikan segala rahmat serta karunia-Nya kepada kita semua sehingga penulis berhasil menyelesaikan Makalah Pendidikan Kewarganegaraan ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Demokrasi di Indonesia. Makalah ini berisi tentang suatu demokrasi di indonesia yang akan penulis bahas secara lebih dalam, karena selain kita perlu memahami dan mengerti apa itu demokrasi, kita juga perlu mengetahui sejarah, jenis-jenis demokrasi, masalah-masalah demokrasi di Indonesia serta demokrasi di Indonesia saat ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga dari makalah ini, kita dapat menambah pengetahuan mengenai sistem demokrasi di Indonesia.

BEKASI,20 MEI 2013

PENYUSUN

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN 1 2 2 1. Latar Belakang 2. Rumusan Masalah... 3. Tujuan Penulisan i ii

BAB II

RUMUSAN MASALAH

A. Pengertian Demokrasi dan Sejarah Demokrasi 1. Pengertian Demokrasi..................................................3 2. Sejarah Demokrasi Indonesia..............................................3 a. Demokrasi Periode1945 - 1959................................3 b. Demokrasi Periode1950 - 1965........4 c. Demokrasi Periode1965 - 1998............4 d. Demokrasi Periode1998 - sekarang.....................4 B. Jenis jenis Demokrasi 1. Menurut cara penyaluran kehendak rakyat, demokrasi dibedakan atas..............................................................................................................................................................5 a. Demokrasi Langsung ............................5 b. Demokrasi tidak Langsung ..6 2. Menurut dasar prinsip ideologi, demokrasi dibedakan ....................................................................7 3.Menurut dasar yang menjadi titik perhatian atau prioritasnya, demokrasi dibedakan ...................7 4. Menurut dasar wewenang dan hubungan antara alat kelengkapan negara, demokrasi dibedakan.7 5. Demokrasi Berdasarkan Prinsip Ideologi...............................................................................................7 a. Demokrasi Konstitusional (Demokrasi Liberal)..........................................................................7 b. Demokrasi Rakyat (Demokrasi Proletar).....................................................................................7 6. Demokrasi Berdasarkan Wewenang dan Hubungan Antara Alat Kelengkapan Negara Menurut dasar wewenang dan hubungan antara alat kelengkapan negara, demokrasi dibedakan atas : a. Demokrasi Sistem Parlementer....................................................................................................8 b. Demokrasi Sistem Presidensial....................................................................................................9

C. Masalah Demokrasi Indonesia......................................................................................................9

ii

D. Demokrasi Indonesia......................................................................................................................11

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan..12 2. Saran12 REFERENSI13

iii

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Orde Baru merupakan sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Orde Baru lahir dengan semangat koreksi total atas penyimpangan yang dilakukan oleh Soekarno pada masa Orde Lama. Orde Baru berdiri dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam era tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat walaupun hal ini terjadi bersamaan dengan praktik korupsi yang merajalela di negara ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar. Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Presiden Soeharto memulai Orde Baru dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya. Bagaimana orang menyeimbangkan demokrasi? Bisakah kita menerima pemerintahan oleh mayoritas, sementara minoritas tetap dihormati dan dilindungi? Sistem demokrasi di seluruh dunia harus menghadapi pertanyaan tentang bagaimana menjaga keseimbangan antara gagasan pemerintahan oleh mayoritas di satu pihak, dan gagasan demokrasi yang mempertimbangkan para individu di pihak lain. Masalah ini sebenarnya sudah cukup lama dikenali. Para ahli teori demokrasi seperti Alexis De Tocqueville and John Stuart Mill pernah menyinggung gagasan tentang Tirani Mayoritas dalam studinya yang sangat terkenal Democracy in America dalam abad ke 19, sementara Mill pernah mengingatkan kita tentang bagaimana mayoritas dapat meloloskan hukum atau undang-undang yang memiliki pengaruh sangat menjijikkan bagi kelompok minoritas. Pada tingkat kekuasaan, demokratisasi akan berarti keharusan untuk memperkuat paham kedaulatan rakyat (people sovereignty) dan menegakkan aturan main demokratis (dalam bentuk konstitusi dan rule of law), namun pada level akar rumput dan di kalangan generasi muda, tantangan demokratisasi menunjukkan wajah yang agak berlainan. masyarakat sipil memiliki kemampuan untuk mengarahkan dirinya sendiri, menyatakan, sebagaimana pernah dikemukakan juga oleh Alexis de Tocqueville bahwa adanya dorongan dalam masyarakat sipil sendiri yang mungkin menghambat pembentukan asosiasi sipil. Ada kecenderungan dalam masyarakat sipil itu sendirimisalnya dalam bentuk sentralisasi ekonomi, monopoli media, pemaksaan kepentingan khusus, dan partai politik yang terorganisasimembatasi jangkauan kemungkinan yang dapat diberikan pada individu. Jelas bahwa sejumlah tujuan (ends) tidak bebas dipilih oleh para individu, melainkan justru terberikan (given) atau dipaksa diberlakukan oleh kesempitan peluang atau ketiadaan kesempatan.

B.

Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: 1. 2. 3. Apa pengertian demokrasi dan sejarah demokrasi? Apa saja jenis-jenis demokrasi? Bagaimana demokrasi di Indonesia?

C.

Tujuan 1. Mahasiswa megetahui pengertian demokrasi dan sejarah demokrasi di Indonesia 2. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis demokrasi. 3. Mengetahui bagaimana demokrasi di Indonesia

BAB II PEMBAHASAN

A. 1.

Pengertian Demokrasi dan Sejarah Demokrasi Pengertian Demokrasi

Istilah demokrasi berasal dari bahasa yunani kuno yang disuarakan di Athena Kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem demokrasi di banyak negara. Kata demokrasi terdiri dari dua suku kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos /cratein yang berarti pemerintahan. Sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara. Hal semacam ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah yang begitu besar ternyata tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan absolut pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia. Begitu juga kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk gaji dan tunjangan anggota-anggotanya tanpa memperdulikan aspirasi rakyat, tidak akan membawa kebaikan untuk rakyat.

2. a.

Sejarah Demokrasi Indonesia Demokrasi pada priode 1945-1959

Demokrasi sering dikenal dengan sebutan demokrasi parlementer. Sistem parlementer yang dimulai berlaku sebulan sesudah kemerdekaan di proklamirkan dan diperkuat dalam UUD 1945 dan 1950, karna kurang cocok untuk indonesia. Persatuan yang dapat di galang selama menghadapi musuh bersama dan tidak dapat dibina menjadi kekuatan-kekuatan konstuktif sesudah kemerdekaan tercapai karna lemahnya benih-benih demokrasi sistem parlementer memberi peluang untuk dominasi partai-partai politik dan dewan perwakilan rakyat. Kekuatan sosial dan politik yang memperoleh saluran dan tempat yang realisistas dalam kontelasi politik, padahal merupakan kekuatan yang paling penting yaitu seorang presiden yang tidak mau bertindak sebagai Rubber stamppresident (presiden yang membubuhi capnya belaka) dan tentara yang karna lahir dalam repolusi merasa bertanggung jawab untuk turut menyelesaikan persoalan-persoalan yang di hadapi oleh masyarakat indonesia pada umumnya.

b.

Demokrasi Pada Priode 1950-1965

Ciri-ciri priode ini adalah dominasi dari presiden. Terbatasnya terbatasnya peranan partai politik, berkembangnya pengaruh komunis meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial politik. c. Demokrasi Pada Periode 1965-1998

Perkembangan demokrasi di negara kita di tentukan batas-batasnya tidak hanya oleh keadaan sosial, kulturia, gegrapis dan ekonomi, tetapi juga oleh penelitian kita mengenai pengalam kita pada masa lampau kita telah pada sampai titik dimana pada disadari bahwa badan exsekutip yang tidak kuat dan tidak kontinyu tidak akan memerintah secara efektip sekalipun ekonominya teratur dan sehat, tetapi kita menyadarinya pula bahwa badan eksekutip yang kuat tetapi tidak commited kepada suatu perogram pembangunan malahan mendapat kebobrokan ekonomi karna kekuasaan yang di milikinya di sia-siakan untuk tujuan yang ada pada hakikatnya merugikan rakyat. Oleh karena itu secara umum dapat dijelaskan bahwa watak demokrasi pancasila tidak berbeda dengan demokrasi pada umumnya. Karna demokrasi pancasila memandang kedaulatan rakyat sebagai inti dari sistem demokrasi. Karenanya rakyat mempunyai hak yang sama untuk menentukan dirinya sendiri. Begitu pula partisipasi yang sama semua rakyat untuk itu pemerintah patit memberikan perlindungan dan jaminan bagi warga negara dalam menjalankan hak politik. d. Demokrasi Pada Periode 1998-sekarang

Sukses atau gagalnya suatu transisi demokrasi sangat bergantung pada 4 faktor kunci yaitu: 1. 2. 3. 4. Komposisi elite politik Desain institusi politik Kultur politik atau perubahan sikap terhadap politik dikalangan elite dan non elite Peran civil society (masyarakat madani)

Ke-4 faktor diatas itu harus di jalan secara sinergis dan berkelindan sebagai modal untuk mengonsolidasikan demokrasi. Pengalaman negara-negara demokrasi yang sudah established memperlihatkan bahwa institusi-institusi demokrasi bisa tetap berfungsi walaupun jumlah pemilihannya kecil. Karena itu untuk mengatur tingkat kepercayaan publik terhadap instusi tidak terletakkan pada beberapa besar partisipasi politik warga yang bisa dijadikan indikasi bahwa masyarakat memiliki kepercayaan terhadap institus-institusdemokrasi adalah apakah partisipasi politik mereka itu dilakukan secara suka rela atau dibayar dengan gerakan. Keinginan lain dalam suksesnya transaksi demokrasi indonesia mungkin adalah pada paran sivil society (masyarakat madani) untuk mengurangi polarisasi politik dan menciptakan kultur toleransi , transaksi demokrasi selalu di mulai dengan jatuhnya pemerintah otoriter , sedangkan panjang pendeknya maka maka transisi tergantung pada kemampuan rezim demokrasi baru mengatasi problem tradisional yang menghadang . problem paling mendasar di hadapi negara yang sedang mengalami transisi menuju demokrasi adalah ketidak mampuan membetuk tata pemerintahan baru yang bersih, transparan dan akuntabel akibatnya legitimasi demokrsi menjadi lemah . Tanpa legitimasi yang kuat,rezim demokrasi baru akan kehilangan daya tariknya.

Secara historis, semakin berhasil suatu rezim dalam menyediakan apa yang diinginkan rakyat, semakin mengakar kuat dan dalam keyakinan mereka terhadap legitimasi demokrasi pada saat yang sama,legitimasi juga merupakan independen rezim. Semakin kuat keyakinan legitimasi demokrasi dan komitmen untuk mematuhi atuaran main sistem demokrasi, semakin manjur rezim dalam merumuskan kebijakan untuk merespon persoalan yang di hadapi masyarakat. Legitimasi demokrasi juga bisa di pengaruhai oleh bagaimana institusidemokrasi tertentu mengartikulasi bentuk-bentuk otoritas yang terlegitasi dan kemudian melakukan sosialisasi, penyebaran pendidikan dan perubahan kultur sosial , performance rezim bukan hanya dinilai dari perkembangan remormasi sosial, melainkan juga meliputi dimensi politik krusial lain seperti kemampuan untuk mewujudkan ketertiban, memerintah secara transparan, menegaskan hukum (Rule Of Law) dan menghargai serat mempertahankan aturan main demokrasi. Penunjuk kearah terwujudnya kehidupan demokrattis dalam area transisimenuju demokrasi di indonesia antara lain adanya reposisi dan redifinasi TNI dalam kaitannya dengan keberadaannya pada sebuah negara demokrasi di amandemennya pasal- pasal dalam konstitusi negara RI (amandemen 1-IV) adanya kebebasan pers di jalankan kebebasan otonomi daerah dan sebagainya. Akan tetapi sampai saat ini pun masih di jumpai indikasi- indikasi kembalainya kekuasaan status Quo yang ingin memutarbalikkan arah demokrasi indonesia kembali ke periode sebelum orde reformasi. Oleh karenaitu, kondisi transisi dmokrasi di indonesia masih berada di persampingan jalan yang belum jelas kemana arah perubahannya. Maka dari itu sedikit penjelasan mengenai Sejarah dan Perkembangan Demokrasi di Indonesia yang bisa kita bahas kali ini. Jika sobat ada pertanyaan mengenai Demokrasi di Indonesia, silahkan tanyakan melalui kotak komentar, jikalau kami bisa menjawab akan kami jawab secepat mungkin. Silahkan dibaca lagi Sejarah dan Perkembangan Demokrasi di Indonesia. B. 1. a. Jenis-jenis Demokrasi Menurut cara penyaluran kehendak rakyat, demokrasi dibedakan atas : Demokrasi Langsung

Demokrasi langsung merupakan suatu paham demokrasi yang mengikutsertakan setiap warga negaranya dalam permusyawaratan demi menentukan kebijaksanaan umum negara atau undang-undang. Demokrasi langsung sering dikenal dengan demokrasi bersih. Berarti rakyat memiliki kebebasan secara mutlak memberikan pendapatnya,dan semua aspirasi mereka dimuat dengan segera didalam satu pertemuan. Jenis demokrasi ini dapat dipraktekan hanya dalam kota kecil dan komunitas yang secara relatif belum berkembang,dimana secara fisik memungkinkan untuk seluruh electorate untuk bermusyawarah dalam satu tempat. Walalupun permasalahan pemerintah tersebut bersifat kecil. Demokrasi langsung berkembang di negara kecil Yunani kuno dan Eropa. Demokrasi ini tidak dapat dilaksanakan didalam masyarakat yang komplek dan negara yang besar. Demokrasi murni yang dapat diambil contoh terdapat diwilayah Switzerland. Mengubah bentuk demokrasi murni ini masih berlaku di Switzerland dan beberapa yang ada di dalamnya terdapat bentuk referendum dan inisisatip. Dibeberapa negara sangat memungkinkan bagi rakyat untuk memulai dan mengadopsi hukum,bahkan untuk mengamandemenkan konstitusional dan menetapkan permasalahan public politik secara langsung tanpa campur tangan representative. Kelebihan dan kekurangan demokrasi langsung :
5

1) 2)

menjamin kendali warga negara terhadap kekuasaan politik sulit dioperasikan pada masyarakat yang berukuran besar

3) mendorong warga negara meningkatkan kapasitas pribadinya(misal:meningkatkan kesadaran politik,meningkatkan pengetahuan pribadi,dll) 4) menyita terlalu banyak waktu yg diperlukan warga negara untuk melakukan hal-hal yang lain yg karenanya bisa menimbulkan apatisme 5) 6) 7) membuat warga negara tidak tergantung pada politisi yang memiliki kepentingan sempit sulit menghindar bias kelompok dominan masyarakat lebih mudah menerima keputusan yang sudah dibuat

8) masyarakat lebih dekat dengan(konflik) politik dan karenanya berpotensi melahirkan kehidupan bersama yang tidak stabil b. Demokrasi Tidak Langsung

Demokrasi tidak langsung adalah paham demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem perwakilan./corak pemerintahan demokrasi yang dilakukan melalui badan perwakilan rakyat yang dipilih oleh rakyat dan bertanggung jawab kepada rakyat. Biasanya dilaksanakn dengan pemilihan umum,secara terminologi. Demokrasi dari segi terminologi mengandung makna demokrasi konseptual. Demokrasi dilihat dari segi pemikiran politik. Penerapan demokrasi seperti ini berkaitan dengan kenyataan suatu negara yang jumlah penduduknya semakin banyak,wilayahnya semakin luas,dan permasalahan yang dihadapi semakin rumit dan kompleks. Kelebihan dan kelemahan demokrasi tidak langsung 1) mudah diterapkan dalam masyarakat yang lebih kompleks

2) jarak yang jauh dari proses pembuatan kebijakan yang sesungguhnya bisa membuat masyarakat bisa menolaknya ketika hendak diterapkan 3) mengurangi beban masyarakat dari tugas-tugas membuat,merumuskan,dan melaksanakan kebijakan bersama 4) mudah terjebak dalam kepentingan para wakil rakyat yang bertentangan dengan kepentingan masyarakat 5) memungkinkan fungsi-fungsi pemerintah berada ditangan-tangan yang lebih terlatih untuk itu atau

6) demokrasi perwakilan menghadapi persoalan waktu dan jumlah seperti yang dihadapi demokrasi langsung

7) cenderung menciptakan politik yang stabil karena menjauhkan masyarakat dari(konflik)politik;dan karenanya mendorong kompromi

2. a. b.

Menurut dasar prinsip ideologi, demokrasi dibedakan atas : Demokrasi Konstitusional (Demokrasi Liberal) Demokrasi Rakyat (Demokrasi Proletar)

3. a. b. c.

Menurut dasar yang menjadi titik perhatian atau prioritasnya, demokrasi dibedakan atas Demokrasi Formal Demokrasi Material Demokrasi Campuran

4. 1. 2.

Menurut dasar wewenang dan hubungan antara alat kelengkapan negara, demokrasi dibedakan atas : Demokrasi Sistem Parlementer Demokrasi Sistem Presidensial

5.

Demokrasi Berdasarkan Prinsip Ideologi

Menurut dasar prinsip ideologi, demokrasi dibedakan atas : a. Demokrasi Konstitusional (Demokrasi Liberal)

Prinsip demokrasi ini didasari pada suatu filsafat kenegaraan bahwa manusia merupakan makhluk individu yang bebas. Oleh karena itu dalam sistem demokrasi ini kebebasan individu sebagai dasar fundamental dalam pelaksanaan demokrasi. Pemikiran tentang Negara demokrasi sebagaimana dikembangkan oleh Hobbe, Lockedan Rousseaue bahwa Negara terbentuk karena adanya perbenturan kepentingan hidup mereka dalam hidup bermasyarakat dalam suatu natural state Konsekuensi dari implementasi sistem dan prinsip demokrasi ini adalah berkembang persaingan bebas, terutama dalam ekonomi sehingga akibatnya individu yang tidak mampu menghadapi persaingan tersebut akan tenggelam. Akibatnya kekuasaan kapitalislah yang menguasai kehidupan Negara, hal ini sesuai dengan analisis P.L. Berger bahwa dalam era globalisasi dewasa ini dengan semangat pasar bebas yang dijiwai oleh filosofi demokrasi liberal, maka kaum kapitalislah yang berkuasa.
7

b.

Demokrasi Rakyat (Demokrasi Proletar)

Demokrasi rakyat disebut juga demokrasi proletar yang berhaluan Marxisme-Komunisme. Ciri-ciri dari Demokrasi rakyat adalah mencita-citakan kehidupan yang tidak mengenal kelas social, manusia dibebaskan dari keterikatannya kepada pemilikan pribadi tanpa ada penindasan atau paksaan akan tetapi, untuk mencapai masyarakat tersebut dapat dilakukan dengan cara paksa atau kekerasan.

6.

Demokrasi Berdasarkan Wewenang dan Hubungan Antara Alat Kelengkapan Negara

Menurut dasar wewenang dan hubungan antara alat kelengkapan negara, demokrasi dibedakan atas : a. Demokrasi Sistem Parlementer

Periode 1945-1959 Demokrasi Parlementer, Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan demokrasi parlementer. Sistem parlementer ini mulai berlaku sebulan setelah kemerdekaan diproklamasikan. Sistem ini kemudian diperkuat dalam Undang-Undang Dasar 1949 (Konstitusi RIS) dan Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950. Meskipun sistem ini dapat berjalan dengan memuaskan di beberapa negara Asia lain, sistem ini ternyata kurang cocok diterapkan di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan melemahnya persatuan bangsa. Dalam UUDS 1950, badan eksekutif terdiri dari Presiden sebagai kepala negara konstitusional (constitutional head) dan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan. Ciri-ciri demokrasi parlementer : 1) lembaga perwakilan rakyat atau parlemen memainkan peranan yang sangat tinggi dalam proses politik yang berjalan. 2) akuntabilitas (pertanggungjawaban) pemegang jabatan dan politis pada umumnya sangat tinggi.

3) kehidupan kepartaian boleh dikatakan memperoleh peluang yang sebesar-besarnya untuk berkembang secara maksimal. 4) sekalipun Pemilihan Umum hanya dilaksanakan satu kali yaitu pada 1955, tetapi Pemilihan Umum tersebut benar-benar dilaksanakan dengan prinsip demokrasi. 5) masyarakat pada umumnya dapat merasakan bahwa hak-hak dasar mereka tidak dikurangi sama sekali, sekalipun tidak semua warga Negara dapat memanfaatkannya dengan maksimal. 6) dalam masa pemerintahan Parlementer, daerah-daerah memperoleh otonomi yang cukup bahkan otonomi yamg seluas-luasnya dengan asas desentralisasi sebagai landasan untuk berpijak dalam mengatur hubungan kekuasaan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah mengapa demokrasi perlementer mengalami kegagalan? Banyak sekali para ahli mencoba menjawab pertanyaan tersebut. Dari sekian banyak jawaban, ada beberapa hal yang dinilai tepat untuk menjawab pertanyaan tersebut. 1) munculnya usulan presiden yang dikenal dengan konsepsi presiden untuk membentuk pemerintahan yang bersifat gotong-royong.

2) Dewan Konstituante mengalami jalan buntu untuk mencapai kesepakatan merumuskan ideologi nasional. 3) 4) b. dominannya politik aliran, sehingga membawa konsekuensi terhadap pengelolaan konflik. Basis sosial ekonomi yang masih sangat lemah. Demokrasi Sistem Presidensial

Periode 1966-1988, masa demokrasi Pancasila era Orde Baru yang merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan system presidensial. Landasan formal periode ini adalah pancasila, UUD 1945 dan ketetapan MPRS/MPR dalam rangka untuk meluruskan kembali penyelewengan terhadap UUD 1945 yang terjadi dimasa demokrasi terpimpin. Namun dalam perkembangannya peran presiden dan semakin dominan terhadap lembaga-lembaga Negara yang lain. Melihat praktek demokrasi pada masa ini, nama Pancasila hanya digunakan sebagai legistimasi politis penguasa saat itu sebanyak kenyataannya yang dilaksanakan tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila.

1) 2) 3) 4)

rotasi kekuasaan eksekutif boleh dikatakan hampir tidak pernah terjadi. rekruitmen politik bersifat tertutup. Pemilihan Umum masih dikuasai partai besar saja. pelaksanaan hak dasar warga Negara.

Salah satu ciri Negara demokratis dibawa rule of law adalah terselenggaranya kegiatan pemilihan umum yang bebas. Pemilihan umum merupakan sarana politik untuk mewujudkan kehendak rakyat dalam hal memilih wakil-wakil mereka di lembaga legislatif serta memilih pemegang kekuasaan eksekutif baik itu presiden/wakil presiden maupun kepala daerah. Pemilihan umum bagi suatu Negara demokrasi berkedudukan sebagai sarana untuk menyalurkan hak asasi politik rakyat. Pemilihan umum memiliki arti penring sebagai berikut: 1) Untuk mendukung atau mengubah personel dalam lembaga legislative.

2) Membentuk dukungan yang mayoritas rakyat dalam menentukan pemegang kekuasaan eksekutif untuk jangka tertentu. 3) Rakyat melalui perwakilannya secara berkala dapat mengoreksi atau mengawasi kekuatan eksekutif. C. Masalah Demokrasi Indonesia Indonesia tengah dilanda berbagai masalah yang kompleks. Sistem demokrasi yang seyogyanya menghasilkan masyarakat yang bebas dan sejahtera, tidak terlihat hasilnya, malah kenyataannya bertolak belakang. Berikut ini adalah beberapa masalah demokrasi di Indonesia.

1. Demokrasi merupakan bagian dari filsafat liberal (beberapa golongan masyarakat masih sensitif dengan kata liberal). Demokrasi berarti hak kewajiban individu dalam mengepresiasikan dirinya secara bertanggung jawab. Kebebasan individu ini penting karena akan mendorong kemajuan pikiran dan selanjutnya peradapan manusia karena dalam kondisi terkekang kemajuan pikiran tidak dapat diwujudkan. 2. Dalam kehidupan bernegara demokrasi berarti membatasi kekuasaan pemerintah demi melindungi hak dan kepentingan rakyat. Pengertian ini berasal dari pandangan liberal yang senantiasa penuh prasangka terhadap kekuasaan negara yang cenderung disalahgunakan. 3. Demokrasi identik dengan pelaksanaan pemilihan umum yang bebas, kompetitif dan jujur.

Penerapannya di Indonesia, banyak caleg (calon legislatif) yang tidak jujur dengan menyuap masyarakat bahkan komisi penyelenggara pemilihan umum pun disuap demi ambisinya untuk duduk menjadi wakil rakyat. Selain itu masih banyak caleg yang kalah tidak terima dan menggerakan massa pendukungnya melakukan penyerangan dan lain-lain.

4.

Demokrasi identik dengan partisipasi rakyat secara bebas dan bertanggung jawab.

Penerapannya di Indonesia sering sekali partisipasi rakyat seperti demonstrasi menentang kebijakan pemerintah dengan merusak fasilitas umum dan itupun belum pasti didengar atau ditanggapi oleh pemerintah. 5. Demokrasi identik dengan penyelesaian masalah pada semua tingkatan secara dialogis dan tidak dengan kekerasan. 6. Tidak berjalannya fungsi partai politik. Fungsi partai politik paling tidak ada tiga: penyalur aspirasi rakyat, pemusatan kepentingan-kepentingan yang sama, dan sarana pendidikan politik masyarakat. Selama ini dapat dikatakan ketiganya tidak berjalan. Partai politik lebih mementingkan kekuasaan daripada aspirasi rakyat. 7. Ketidakstabilan kepemimpinan nasional. Jika kita cermati, semua pemimpin bangsa ini mualai dari Soekarno sampai Gus Dur, tidak ada yang kepemimpinannya berakhir dengan bahagia. Semua berakhir tragis alias diturunkan. Ini sebenarnya merupakan dampak dari tidak adanya pendidikan politik bagi masyarakat 8. Birokrasi yang politis, KKN, dan berbelit-belit. Birokrasi semasa orde baru sangat politis. Setiap PNS itu Korpri dan wadah Korpri adalah Golkar. Jadi sama saja dengan PNS itu Golkar. Ini berbahaya karena birokrasi merupakan wilayah eksekusi kebijakan. Jika birokrasi tidak netral, maka jika suatu saat partai lain yang memegang pucuk kebijakan, maka dia akan sulit dalam menjalankan kebijakannya karena birokrasi yang seharusnya menjalankan kebijakan tersebut memihak pada partai lain 9. banyaknya ancaman separatisme. Misalnya Aceh, Papua, RMS, dll. Ini merupakan dampak dari dianaktirikannya daerah-daerah tersebut semasa orde baru, yang tentunya adalah kesalahan pemerintah dalam mengurus anak. Tentunya ini membuat ketahanan nasional Indonesia menjadi lemah, mudah diadu domba, terkurasnya energi bangsa ini, dan mudah dipengaruhi kepentingan asing. Demikian unsur-unsur fundamental demokrasi yang banyak mengalami penyimpangan di negeri kita.

10

D.

Demokrasi di Indonesia

Demokrasi di negara Indonesia sudah mengalami kemajuan yang pesat. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan dibebaskan menyelenggarakan kebebasan pers, kebebasan masyarakat dalam berkeyakinan, berbicara, berkumpul, mengeluarkan pendapat, mengkritik bahkan mengawasi jalannya pemerintahan Demokrasi yang berjalan di Indonesia saat ini dapat dikatakan adalah Demokrasi Liberal. Dalam sistem Pemilu mengindikasi sistem demokrasi liberal di Indonesia antara lain sebagai berikut: 1. Pemilu multi partai yang diikuti oleh sangat banyak partai. Paling sedikit sejak reformasi, Pemilu diikuti oleh 24 partai (Pemilu 2004), paling banyak 48 Partai (Pemilu 1999). Pemilu bebas berdiri sesuka hati, asal memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan KPU. Kalau semua partai diijinkan ikut Pemilu, bisa muncul ratusan sampai ribuan partai. 2. Pemilu selain memilih anggota dewan (DPR/DPRD), juga memilih anggota DPD (senat). Selain anggota DPD ini nyaris tidak ada guna dan kerjanya, hal itu juga mencontoh sistem di Amerika yang mengenal kedudukan para anggota senat (senator). 3. Pemilihan Presiden secara langsung sejak 2004. Bukan hanya sosok presiden, tetapi juga wakil presidennya. Untuk Pilpres ini, mekanisme nyaris serupa dengan pemilu partai, hanya obyek yang dipilih berupa pasangan calon. Kadang, kalau dalam sekali Pilpres tidak diperoleh pemenang mutlak, dilakukan pemilu putaran kedua, untuk mendapatkan legitimasi suara yang kuat. 4. Pemilihan pejabat-pejabat birokrasi secara langsung (Pilkada), yaitu pilkada gubernur, walikota, dan bupati. Lagi-lagi polanya persis seperti pemilu Partai atau pemilu Presiden. Hanya sosok yang dipilih dan level jabatannya berbeda. Disana ada penjaringan calon, kampanye, proses pemilihan, dsb. 5. Adanya badan khusus penyelenggara Pemilu, yaitu KPU sebagai panitia, dan Panwaslu sebagai pengawas proses pemilu. Belum lagi tim pengamat independen yang dibentuk secara swadaya. Disini dibutuhkan birokrasi tersendiri untuk menyelenggarakan Pemilu, meskipun pada dasarnya birokrasi itu masih bergantung kepada Pemerintah juga. 6. Adanya lembaga survei, lembaga pooling, lembaga riset, dll. yang aktif melakukan riset seputar perilaku pemilih atau calon pemilih dalam Pemilu. Termasuk adanya media-media yang aktif melakukan pemantauan proses pemilu, pra pelaksanaan, saat pelaksanaan, maupun paca pelaksanaan. 7. Demokrasi di Indonesia amat sangat membutuhkan modal (duit). Banyak sekali biaya yang dibutuhkan untuk memenangkan Pemilu. Konsekuensinya, pihak-pihak yang berkantong tebal, mereka lebih berpeluang memenangkan Pemilu, daripada orang-orang idealis, tetapi miskin harta.Akhirnya, hitamputihnya politik tergantung kepada tebal-tipisnya kantong para politisi. Oleh karena itu, sinkronisasi antara demokrasi dengan pembangunan nasional haruslah sejalan bukan malah sebaliknya demokrasi yang ditegakkan hanya merupakan untuk pemenuhan kepentingan partai dan sekelompok tertentu saja. Jadi, demokrasi yang kita terapkan sekarang haruslah mengacu pada sendi-sendi bangsa Indonesia yang berdasarkan filsafah bangsa yaitu Pancasila dan UUD 1945.

11

BAB III PENUTUP

A.

Kesimpulan

Dari semua pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan demokrasi yang baik dan aman dapat membuat keadaan politik dan pemerintahan yang semakin baik dan dewasa dimata internasional. Demokrasi Indonesia harus dijalankan dengan baik oleh semua dukungan kalangan masyarakat tanpa pandang bulu. Mulai dari kegiatan demokrasi yang paling sederhana sampai dengan kegiatan demokrasi yang paling kompleks didalam pemerintahan Indonesia. Oleh sebab itu untuk dapat menjalankan demokrasi yang baik diperlukan aturan aturan hukum yang dapat menjadi panutan untuk semua masyarakat agar terciptanya demokrasi yang aman, tentram, serta rukun untuk semua kalangan.

B.

Saran

Berikut adalah beberapa saran yang dapat digunakan agar keadaan demokrasi di Indonesia dapat semakin berkembang dan dewasa dalam pemerintahan negara. Diharapkan diadakannya dapat tercipta aturan hukum (rule of law) yang tegas yang dapat mengatur demokrasi yang berada diindonesia untuk keadaan masyarakat Indonesia yang aman, damai serta semakin dewasa pemikiran, untuk perkembangan negara indonesia yang semakin maju dan sejahtera

12

REFERENSI Rahardjo, Satjipto,1985, Beberapa Pemikiran tentang Ancangan antar disiplin dalam Pembinaan Hukum Nasional, Bandung: Sinar Baru. http://mdqcourse.wordpress.com/2012/09/21/makalah-sivic/

13

Anda mungkin juga menyukai