Anda di halaman 1dari 35

1. Pengertian anamnesis !

Anamnesis adalah suatu teknik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu percakapan antara seorang dokter dengan pasiennya secara langsung (autoanamnesis) atau dengan orang lain (alloanamnesis) yang mengetahui tentang kondisi pasien, untuk mendapatkan data pasien beserta permasalahan medisnya. (http://razimaulana.wordpress.com/2008/12/02/anamnesis/ ditulis oleh dr. Razi Maulana di unduh tanggal 2 desember 2008 )

2. Pengertian autoanamnesis ! Autoanamnesis yaitu anamnesis yang dilakukan langsung terhadap pasiennya. Pasien sendirilah yang menjawab semua pertanyaan dokter dan menceritakan permasalahannya. (http://razimaulana.wordpress.com/2008/12/02/anamnesis/ ditulis oleh dr. Razi Maulana di unduh tanggal 2 desember 2008 )

3. Pengertian alloanamnesis ! Alloanamnesis adalah anamnesis atau informasi yang di dapat dari orang lain, biasanya dilakukan pada pasien yang tidak sadar, sangat lemah atau sangat sakit untuk menjawab pertanyaan, atau pada pasien anak-anak. (http://razimaulana.wordpress.com/2008/12/02/anamnesis/ ditulis oleh dr. Razi Maulana di unduh tanggal 2 desember 2008 )

4. Berapakah pembagian ruangan pada perinatologi ? a. Pelayanan Perinatologi Level I (L1 ) Rawat bersama : ibu-bayi rawat gabung

Di tingkat komunitas Di rumah ( home care ) supervisi oleh bidan desa Di Polindes, di desa/ desa siaga : oleh bidan desa Di PKM / PKM PONED

Di tingkat rujukan : RS kelas D, C, B dan A Bayi baru lahir di RS dirawat bersama ibu/ rawat gabung/ rooming in

b. Pelayanan Perinatologi Level II (L 2 ) Jenis perawatan dapat berupa : Intermediate Care Unit ( IMCU ) High Care Unit ( HCU )

Tempat di RS kelas D, C, B dan A Pelayanan Perinatologi L2 rawat gabung, IMCU dan HCU c. Pelayanan Perinatologi Level III ( L3 ) Meliputi pelayanan L1, L2, dan L3 yaitu : IMCU / HCU NICU

(http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/ )

5. Setiap ruangan perinatologi merawat bayi apa ? Level 1

Kriteria : bayi baru lahir normal dan sehat Persalinan normal / tindakan tanpa komplikasi Nilai APGAR 5 menit > 7 Berat lahir 2500 4000 gram Usia kehamilan (gestasi) : 37-41 minggu Tanpa kelainan kongenital Tanpa risiko penyulit : mempunyai antibodi Rhesus, defisiensi G6PD, ketuban pecah dini, dll

Level 2 Batasan : semua bayi baru lahir yang memerlukan observasi dan perawatan selama periode neonatal lebih dari bayi baru lahir normal dan sehat. BBLR > 1000 gr tanpa komplikasi BBL > 4000 gr / makrosomia Nilai APGAR 5 menit : 4 7 Gangguan nafas ringan sedang Infeksi lokal / sistemik ringan sedang Kelainan bawaan ringan sampai sedang yang bukan keadaan gawat Penyulit / komplikasi yang lain tanpa memerlukan perawatan intensif

Level 3 Batasan : semua bayi baru lahir yang dalam keadaan kritis memerlukan observasi ketat dan tindakan intensif. Berat badan lahir amat sangat rendah (< 1000 gr ) Nilai APGAR 5 / 10 menit < 3

Gangguan nafas berat : RDS berat, MAS berat, Pneumonia berat, sepsis berat, hernia. Infeksi berat (sepsis berat dengan atau tanpa komplikasi NEC, DIC ) Meningitis Kejang neonatus, HIE, bilirubin enchepalopathi, hipoglikemia, tetanus neonatorum Kelainan bawaan ringan dengan gawat darurat : fistula trakheaesophagus, atresia esophagus, gastroskistis, ompalokel berat, TGA minimal,

meningoensefalokel dengan komplikasi minimal. Bayi baru lahir dengan komplikasi yang memerlukan ventilasi mekanik.

( http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/ ) 6. Jenis-jenis PASI ! Nasi tim Bubur susu Biskuit Susu formula - Nabati : buah dan sayur - Hewani : ikan, telur, daging

( Diagnosis fisis Pada Anak, edisi ke-2 dan www.docs.google.com/ repository.usu.ac.id)

7. Apa sajakah kandungan kolostrum ? AIR KALORI Nilai energi agak bervariasi dan sekitar 20 kkal/ons atau 0,67 kkal / mL. PROTEIN Berisi 1-1,5 % protein. 65% protein whey, sebagian besar laktalbumin, dan 35% kasein. KARBOHIDRAT Laktosa 6,5 7 %, 10% karbohidrat terdiri atas polisakarida dan glikoprotein. LEMAK Jumlah kadar lemak sesuai dengan diet ibu, selama satu kali menyusui, kadarnya lebih tinggi pada bagian akhir pemberian minum, yang dapat mengenyangkan bayi pada akhir menyusui. MINERAL Kadar mineral 0,15 0,25 % VITAMIN Kadar vitamin bervariasi sesuai dengan masukan makanan ibu. Asi biasanya berisi cukup citamin C, jika ibu makan makanan yang sesuai, dan cukup vitamin D kecuali bila ibu tidak terpapar secara cukup pada cahaya matahari atau berpigmen gelap. DIGESTIBILITAS

( Behrman., Kliegman. & Arvin. 2000. Nelson Ilmu Kesehatan Anak( edisi: 15, vol 1). Jakarta : EGC. 854 856 )

8. Pengertian Kompos mentis ! Kompos mentis adalah pasien sadar sepenuhnya dan memberi respon yang adekuat terhadap semua stimulus yang diberikan. (Prof. Dr. Corry S. Matondang, Prof. DR. Dr . Iskandar Wahidiyat & Prof. DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro. 2003. Diagnosis Fisis pada Anak ( edisi ke - 2). Jakarta : CV. Sagung Seto. )

9. Sebutkan 2 cara pemeriksaan kesadaran ! CARA PEMERIKSAAN KWANTITATIF (GLASGOW COMA SCALE ) MEMBUKA MATA RESPONS VERBAL ( BICARA ) RESPONS MOTORIK ( GERAKAN )

PENILAIAN GLASSGOW COMA SCALE ( GCS )

Pemeriksaan Eye Opening

Skala Spontan Dipanggil / perintah verbal Rangsang nyeri Tidak ada respon ( Diam )

Nilai 4 3 2 1

Pemeriksaan Verbal Response

Skala Orientasi baik Konversi / Jawaban kacau Kata-kata kacau ( Inappropriate ) Bersuara tidak berarti ( Incomprehensible ) Tidak bersuara

Nilai 5 4 3

Pemeriksaan Motor Response

Skala Sesuai perintah Lokalisasi / rangsang nyeri Reaksi pada nyeri ( menarik / berlawanan

Nilai 6 5 4

rangsang nyeri ) Fleksi abnormal ( Dekortikasi ) Ekstensi ( Deserebrasi ) Tidak ada respon ( Diam ) 1 2 3

NILAI : 15 : Composmentis

12-14 : Somnolen 8-11 3-7 : Soporous : Coma

CARA PEMERIKSAAN KESADARAN KWALITATIF ( PITTSBURGH BRAINSTEM SCORE )

Cara ini dapat digunakan untuk menilai refleks brainstem pada pasien koma :

Brainstem reflex 1. 2. 3. Refleks bulu mata kedua sisi Refleks kornea kedua sisi Dolls eye movement /ice water calories kedua sisi 4. 5. 6. Reaksi pupil kanan terhadap cahaya Reaksi pupil kiri terhadap cahaya Refleks muntah atau batuk

Positif 2 2 2

Negetif 1 1 1

2 2 2

1 1 1

Interpretasi : Nilai minimum : 6 Nilai maksimum : 12 ( nilai / skor makin tinggi makin baik )

(http://lea-utakutikotak.blogspot.com/2010/06/sop-pemeriksaan-kesadaran-secara.html di unduh oleh dr. Taufik hidayat )

10. Apa saja yang di nilai pada pemeriksaan nadi ? Laju nadi Paling baik dihitung pada pasien dalam keadaan tidur, bila tidak mungkin dilakukan pada anak dalam keadaan tidur, harus diberi catatan keadaan anak pada waktu nadi diperiksa (bangun tenang, gelisah, menangis, berontak ). Irama

Dalam keadaan normal irama nadi adalah teratur. Disritmia (aritmia)

sinus

adalah ketidakteraturan nadi yang paling sering dijumpai. Sering terjadi pada anak diatas 3 tahun, dan makin jelas pada masa remaja. Kualitas nadi Isi perabaan nadi yang normal disebut cukup. Pulsus seler adalah nadi yang teraba sangat kuat dan turun dengan cepat, akibat tekanan nadi (perbedaan tekanan sistolik dan diastolik ) yang besar. Keadaan tersebut biasanya disertai dengan pulsasi kapiler, yang dapat diperiksa dengan cara menekan ujung kuku dengan ringan (Quinkes pulse). Ekualitas nadi Dalam keadaan normal isi nadi teraba sama pada keempat ekstremitas. Pada koartasio aorta, nadi pada ekstremitas teraba kuat sedang pada ekstremitas bawah teraba lemah sampai tak teraba.

(Prof. Dr. Corry S. Matondang, Prof. DR. Dr . Iskandar Wahidiyat & Prof. DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro. 2003. Diagnosis Fisis pada Anak ( edisi ke - 2). Jakarta : CV. Sagung Seto. )

11. Apakah kepanjangan dari CDC ? Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Bahasa Inggris: Centers for Disease Control and Prevention, disingkat CDC ) adalah badan departemen kesehatan dan layanan masyarakat Amerika Serikat yang berbasis di DeKalb

County, Georgia berdekatan dengan kampus Universitas Emory dan sebelah timur kota Atlanta. Badan ini berfungsi untuk meningkatkan kesehatan dan keamanan publik dengan menyediakan informasi kesehatan, dan mempromosikan kesehatan dengan departemen kesehatan negara dan organisasi lainnya. CDC memfokuskan perhatian

nasional pada perkembangan dan pemasukan pencegahan penyakit dan mengontrol (terutama penyakit infeksi), kesehatan lingkungan, kesehatan dan keamanan pekerjaan, promosi kesehatan, pencegahan Serikat yang sehat. ( http://id.wikipedia.org/wiki/Pusat_Pengendalian_dan_Pencegahan_Penyakit ) 12. Bagaimana pemeriksaan lingkaran kepala? Yang di ukur iyalah lingkaran kepala terbesar. Caranya dengan meletakkan pita melingkari kepala melalui glabela pada dahi, bagian atas alis mata, dan bagian belakang kepala pasien yang paling menonjol yaitu Protuberansia Oksipitalis Externa. Pita pengukur diletakkan sedemikian rupa hingga kencang melingkari kepala. luka dan pendidikan untuk mewujudkan Amerika

(Prof. Dr. Corry S. Matondang, Prof. DR. Dr . Iskandar Wahidiyat & Prof. DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro. 2003. Diagnosis Fisis pada Anak ( edisi ke - 2). Jakarta : CV. Sagung Seto. ) 13. Sebutkan batas ubun-ubun besar dan batas ubun-ubun kecil !

1. Fontanel mayor/anterior ( ubun-ubun besar/bregma ), berbentuk segi empat, ubun-ubun ini dibentuk oleh pertemuan antara os parietalis dan os frontalis. 2. Fontanel minor/posterior ( ubun-ubun kecil ), berbentuk segi tiga, ubun-ubun ini dibentuk oleh pertemuan antara os parietalis dan os oksipitalis. (http://elisdcabi.blogspot.com/2010/03/anatomi-anak.html) 14. Apa sajakah yang diperiksa pada mulut dan tenggorokan pada bayi baru lahir? Pemeriksaan mulut dilakukan dengan inspeksi dan palpasi. Dengan inspeksi dapat dilihat adanya labio dan gnatosikis, adanya gigi atau ranula, yaitu kista lunak yang berasal dari dasar mulut. Perhatikan lidah apakah membesar seperti pada sindrom Beckwith atau selalu bergerak seperti sindrom Down. Bayi baru lahir dengan edema otak atau tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda Foote). Secara palpasi dapat dideteksi terdapatnya high arch palate, palatoskisis, dan baik atau tidaknya refleks hisap. Sebelum bayi berumur 2 bulan saliva bayi sedikit. Bila terdapat hipersalivasi pada bayi baru lahir dipikirkan kemungkinan atresia esophagus dengan atau tanpa fistula trakeoesofagus. Mulut yang normal jarang menunjukan perkembangan gigi yang lebih cepat, dengan gigi neonates pada insisivus bawah atau di tempat yang menyimpang, gigi ini terlepas sebelum gigi desidua tumbuh. Alternatif lainnya adalah, gigi neonates timbul pada sindrom Ellis-van Creveld, Hallermann-Streiff, dan sindrom lain. Palatum lunak dan keras harus di inspeksi untuk menemukan celah komplit atau celah submukosa, dan memperhatikan konturnya jika lekungan palatum sangat tinggi atau uvulanya bifida. Pada palatum keras, di salah satu sisi lipatan (rafe) mungkin dapat dijumpai pengelompokan sel-sel epitel yang sifatnya sementara, disebut mutiara Epstein. Kista retensi yang serupa mungkin juga ditemukan pada gusi. Keduanya menghilang secara spontan, biasanya dalam beberapa minggu setelah lahir. Kelompok folikel berwarna putih kecil atau kuning, atau ulkus di atas dasar eritematosa mungkin ditemukan pada penopang tonsil anterior, paling sering pada umur hari ke-2 atau lke-3. Dengan penyebab yang belum diketahui, mereka hilang tanpa pengobatan dalam 2-4 hari.

Tidak ada proses salvasi aktif. Lidah relatif tampak besar; frenulum mungkin pendek, tetapi jarang ditemukan. Jika ditemukan merupakan suatu alasan untuk memotongnya. Kadang-kadang membran mukosa sublingual membentuk lipatan yang mencolok. Pipi pada sisi bukal maupun sisi eksterna tampak penuh karena adanya akumulasi lemak, dan menciptakan bantalan pengisap. Bantalan ini sama seperti tuberkel labialis pada bibir atas (kalus [kulit tebal] pengisapan) menghilang ketika berhenti menyusu. Massa bukal sebesar kelereng biasanya disebabkan karena nekrosis lemak. Pemeriksaan trismus, adalah kesukaran dalam membuka mulut. Yang diperiksa yaitu diukur berapa milimeter (mm), dan centimeter (cm) mulut dapat dibuka. Bibir, yang diperiksa warna mukosa bibir, pucat (anemia), biru keabu-abuan (sianosis), merah anggur (asidosis), biru hitam (Syndrome Peutz-Jeghers). Gigi-geligi, yang diperiksa apakah itu gigi susu atau gigi tetap, karies dentis. Saliva, yang diperiksa pengeluarannya berlebihan atau tidak. Uvula tetap berada di garis tengah, dan ketika muntah uvula akan bergerak ke atas, deviasi uvula atau tidak adanya gerakan menunjukkan kerusakan nervus

glossofaringeus.

Tenggorokan (faring) terletak di belakang mulut, di bawah rongga hidung dan diatas kerongkongan dan tabung udara (trakea).

Tenggorokan terbagi lagi menjadi: - Nasofaring (bagian atas) - Orofaring (bagian tengah) - Hipofaring (bagian bawah)

Tenggorokan merupakan saluran berotot tempat jalannya makanan ke kerongkongan dan tempat jalannya udara ke paru-paru. Tenggorokan dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri dari sel-sel penghasil lendir dan silia. Kotoran yang masuk ditangkap oleh lendir dan disapu oleh silia ke arah kerongkongan lalu ditelan.

Tonsil (amandel) terletak di mulut bagian belakang, sedangkan adenoid terletak di rongga hidung bagian belakang. Tonsil dan adenoid terdiri dari jaringan getah bening dan membantu melawan infeksi. Ukuran terbesar ditemukan pada masa kanak-kanak dan secara perlahan akan menciut. Pada puncak trakea terdapat kotak suara (laring), yang mengandung pita suara dan berfungsi menghasilkan suara. Jika mengendur, maka pita suara membentuk lubang berbentuk huruf V sehingga udara bisa lewat dengan bebas. Jika mengkerut, pita suara akan bergetar, menghasilkan suara yang bisa dirubah oleh lidah, hidung dan mulut sehingga terjadilah percakapan.

Epiglotis merupakan suatu lembaran yang terutama terdiri dari kartilago dan terletak di atas serta di depan laring. Selama menelan, epiglotis menutup untuk mencegah masuknya makanan dan cairan ke dalam trakea. Proses menelan merupakan suatu proses yang kompleks, yang memerlukan setiap organ yang berperan harus bekerja secara terintegrasi dan berkesinambungan. Dalam proses menelan ini diperlukan kerjasama yang baik dari 6 syaraf cranial, 4 syaraf servikal dan lebih dari 30 pasang otot menelan. Pada proses menelan terjadi pemindahan bolus makanan dari rongga mulut ke dalam lambung. Secara klinis terjadinya gangguan pada deglutasi disebut disfagia yaitu terjadi kegagalan memindahkan bolus makanan dari rongga mulut sampai ke lambung.

(http://blog.uad.ac.id/nurmagupita/2011/12/16/sistem-pencernaan-pada-manusia/ http://books.google.co.id/books?id=bRSltDOJJRMC&pg=PA154&lpg=PA154&dq ) 15. Pengertian APGAR score !

dan

Apgar skor adalah suatu metode sederhana yang digunakan untuk menilai keadaan umum bayi sesaat setelah kelahiran. (Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina

PustakaSarwono Prawirohardjo.) 16. Bagaimanakah cara menghitung APGAR score ? Apgar score merupakan cara sederhana untuk menilai keadaanumum bayi sesaat setelah kelahiran, melalui perhitungan dengan melihat 5 komponen pada janin. Komponen tersebut dinilai dengan skor 0-2 dimana hasil dariApgar score bervariasi dari 0 - 10. Ke-5 kriteria tersebut adalah : Perhitungan/skor 0 Warna kulit biru seluruh tubuh 1 biru pada 2 ekstremitas, kemerahan

badan kemerahan Detak nadi Refleks iritabilitas tidak ada tidak ada < 100 respon menangis lemah > 100 atau batuk/bersin/ ketika tangannya dirangsang pergerakan aktif kuat menarik ketika

terhadap rangsangan menyeringai dirangsang

Tonus otot Pernapasan

tidak ada tidak ada

fleksi lemah atau ireguler

Apgar score dinilai pada menit pertama dan menit ke lima guna melihat apakah ada perbaikan setelah dilakukan resusitasi dan pertolongan pertama pada bayi. Apgar score pada bayi sehat diharapkan 9/10.

Bila Apgar score 4 6, bayi mungkin saja membutuhkan pertolongan pernafasan seperti penyedotan lendir atau pemberian oksigen. Bila Apgar score di bawah 4, bayi membutuhkan perawatan medis yang serius dan cepat. (Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.) 17. Bagaimana interpretasi hasil APGAR score ? Jumlah score Interpretasi Catatan

7 10 46

Normal Asfiksia ringan - sedang Memerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan

lendir yang menyumbat jalan nafas oksigen, 03 atau untuk pemberian membantu

pernafasan. Asfiksia berat Memerlukan tindakan medis yang lebih intensif

(Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.) 18. Kapan saja waktu pemeriksaan APGAR score ? Menit ke-1 setelah kelahiran, yaitu untuk menilai kemampuan adaptasi bayi terhadap perubahan lingkungan dari intrauterine ke ekstrauterine atau untuk menilai keadaan fisiologis bayi baru lahir. Menit ke-5, untuk menilai keberhasilan tindakan resusitasi yang dilakukan serta sebagai penentu prognosis.

Menit ke-10. Penilaian menit ke-10 memberikan indikasi morbiditas pada masa mendatang, nilai yang rendah berhubungan dengan kondisi neurologis. Penilaian dapat dilakukan lebih sering jika ada nilai yang rendah & perlu tindakan resusitasi.

(sipgunakanalamat.wodpress.com/2012/12/21/viskositas/ ) 19. Apakah pengertian KPD ? Ketuban pecah dini atau yang sering disebut dengan KPD adalah ketuban pecah spontan tanpa diikuti tanda-tanda persalinan, ketuban pecah sebelum pembukaan 3 cm (primigravida) atau sebelum 5 cm (multigravida). ( http://hilalahmar.com/artikel/ketuban-pecah-dini ) 20. Pentingnya informasi ibu dengan KPD terhadap penolong bayi ! Pengelolaan Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan masalah yang masih kontroversial dalam kebidanan. Pengelolaan yang optimal dan yang baku masih belum ada, selalu berubah. KPD sering kali menimbulkan konsekuensi yang dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas pada ibu maupun bayi terutama kematian perinatal yang cukup tinggi. Kematian perinatal yang cukup tinggi ini antara lain disebabkan karena kematian akibat kurang bulan, dan kejadian infeksi yang meningkat karena partus tak maju, partus lama, dan partus buatan yang sering dijumpai pada pengelolaan kasus KPD terutama pada pengelolaan konservatif. Dilema sering terjadi pada pengelolaan KPD dimana harus segera bersikap aktif terutama pada kehamilan yang cukup bulan, atau harus menunggu sampai terjadinya proses persalinan, sehingga masa tunggu akan memanjang berikutnya akan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi. Sedangkan sikap konservatif ini sebaiknya dilakukan pada KPD kehamilan kurang bulan dengan harapan tercapainya pematangan paru dan berat badan janin yang cukup.

Ada 2 komplikasi yang sering terjadi pada KPD, yaitu : pertama, infeksi, karena ketuban yang utuh merupakan barier atau penghalang terhadap masuknya penyebab infeksi. Dengan tidak adanya selaput ketuban seperti pada KPD, flora vagina yang normal ada bisa menjadi patogen yang akan membahayakan baik pada ibu maupun pada janinnya. Oleh karena itu membutuhkan pengelolaan yang agresif seperti diinduksi untuk mempercepat persalinan dengan maksud untuk mengurangi kemungkinan resiko terjadinya infeksi ; kedua, adalah kurang bulan atau prematuritas, karena KPD sering terjadi pada kehamilan kurang bulan. Masalah yang sering timbul pada bayi yang kurang bulan adalah gejala sesak nafas atau respiratory Distress Syndrom (RDS) yang disebabkan karena belum masaknya paru. Protokol pengelolaan yang optimal harus mempertimbangkan 2 hal tersebut di atas dan faktor-faktor lain seperti fasilitas serta kemampuan untuk merawat bayi yang kurang bulan. Meskipun tidak ada satu protokol pengelolaan yang dapat untuk semua kasus KPD, tetapi harus ada panduan pengelolaan yang strategis, yang dapat mengurangi mortalitas perinatal dan dapat menghilangkan komplikasi yang berat baik pada anak maupun pada ibu. (http://www.dokterbook.com/2011/12/01/ketuban-pecah-dini/ di tulis oleh dr. Wahyu R. Haryadie di unduh tanggal 01 Desember 2011) 21. Definisi KPSW Ketuban Pecah Sebelum Waktunya (KPSW) adalah pecahnya selaput berisi cairan ketuban yang terjadi 1 jam atau lebih sebelum terjadinya kontraksi. (http://indonesiaindonesia.com/f/13066-komplikasi-persalinan/) Jadi perbedaan keduanya adalah Ketuban Pecah Dini Tanpa disertai tanda-tanda persalinan Ketuban Pecah Sebelum Waktu Terjadi 1 jam atau lebih sebelum kontraksi

Ketuban pecah sebelum pembukaan 3 cm Ketuban pecah pada pembukaan lebih dari (primigravida) atau 5 cm (multigravida) 5 cm

( Sarwono Prawiroharjo,2002 dan (kapita selekta penatalaksanaan rutin Obstetri Ginekologi dan KB) 22. Berapa kali suntikan TT pada ibu hamil dan berapa dosisnya ? 1. TT 1, diberikan dengan dosis 0,5 cc 2. TT 2, jarak pemberian 4 minggu setelah TT 1, sapat memberikan perlindungan selama 3 tahun, dosis pemberian 0,5 cc. 3. TT 3, jarak pemberian 6 bulan setelah pemberian setelah TT 2, masa perlindungan 5 tahun, dosis pemberian 0,5 cc. 4. TT 4 jarak pemberian 1 tahun setelah pemberian setelah TT 3, masa perlindungan 10 tahun, dosis pemberian 0,5 cc. 5. TT 5 jarak pemberian 1 tahun setelah pemberian setelah TT 4, masa perlindungan 25 tahun, dosis pemberian 0,5 cc Sumber: Direktorat jendral PP dan PL. Depertemen Kesehatan RI.2005. Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas. Jakarta ( hlm; 11,77) 23. Apakah manfaat imunisasi TT pada ibu hamil ? a. Melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum (BKKBN, 2005; Chin, 2000). Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf pusat (Saifuddin dkk, 2001).

b. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka (Depkes RI, 2000) Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus maternal dan tetanus neonatorum (Depkes, 2004) (http://putriazka.wordpress.com/2005/04/20/imunisasi-tt-tetanus-toxoid-pada-ibu-hamilbumil/ di unduh tanggal 20 April 2005 )

24. Sebutkan jenis-jenis pernafasan pada bayi baru lahir ! Eupne Takipne : Pernapasan yang kedalamannya normal. : Pernapasan yang memiliki frekuensi cepat, seringkali terlihat

pada pelbagai penyakit paru. Pada bayi dan anak kecil takipne ini merupakan tanda dini gagal jantung. Bradipne : Pernapasan yang mempunyai frekuensi lambat, terdapat pada

gangguan pusat pernapasan, tekanan intrakranial yang meninggi, pengaruh obat sedatif, alkalosis, atau keracunan. Hiperpne : Pernapasan yang dalam, dapat terjadi pada asidosis, anoksia, serta

kelainan susunan saraf pusat. Hipopne : Pernapasan yang dangkal, dan biasanya menunujukkan

terdapatnya gangguan susunan saraf pusat. Dispne : Kesulitan bernapas yang ditandai oleh pernapasan cuping

hidung, retraksi subkostal, interkostal atau suprasternal, dapat disertai sianosis dan takipne. Ortopne : Kesulitan napas bila pasien berbaring, yang berkurang apabila

pasien duduk atau berdiri. Apne : Tidak ada pernapasan

Cheyne-Stokes : Pernapasam yang cepat dan dalam, diikuti oleh periode pernapasan yang lambat dan dangkal, serta akhirnya periode apne beberapa saat.

Kussmaul

: Tipe pernapasan cepat dan dalam, keadaan ini ditemukan pada

asidosis metabolik seperti dehidrasi, hipoksia atau keracunan salisilat. Biot : Tipe pernapasan dengan irama yang sama sekali tidak teratur, dan

biasanya merupakan petunjuk terdapatnya penyakit susunan saraf pusat seperti ensefalitis atau poliomielitis bulbaris. Stridor : Pernapasan bising yang terjadi akibat penyempitan pada saluran pernapasan. Dispne nocturnal paroxysmal : Terjadi beberapa jam setelah pasien tidur, biasanya tengah malam. Merupakan tanda edema paru akut misalnya pada stenosis mitral berat.

Pernapasan Paradoksial

: Merupakan pernapasan yang ditandai dengan

pergerakan dinding paru yang berlawanan arah dari keadaan normal. Sering ditemukan pada keadaan atelektasis. (Matondang, S Corry, dkk. 2000. Diagnosis fisik pada anak. Jakarta : PT Sagung Seto. Hal 30-31) 25. Sebutkan macam macam bentuk dada patologis ! Pektus ekskavatum (funnel chest) : sternum bagian bawah serta rawan iga masuk ke dalam, terutama pada saat inspirasi. Pektus karinatum (pigeon chest, dada burung ) : sternum menonjol ke arah luar, biasanya disertai dengan depresi ventrikel pada daerah kostokondral. Barrel chest, toraksemfisematikus:dada berbentuk bulat seperti tong, ditandai oleh sternum yang terdorong ke arah depan dengan iga-iga horizontal. (Prof. Dr. Corry S. Matondang, Prof. DR. Dr . Iskandar Wahidiyat & Prof. DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro. 2003. Diagnosis Fisis pada Anak ( edisi ke - 2). Jakarta : CV. Sagung Seto. ) 26. Apa sajakah yang diperiksa pada umbilikus bayi baru lahir ? Perlu diperhatikan kesegaran tali pusat, ada tidaknya simpul pada tali pusat. Pada potongan tali pusat diperhatikan apakah ada satu vena dan dua arteri. Tali pusat dan umbilikus harus diperiksa setiap hari untuk adanya tanda-tanda pelepasan dan infeksi. Tali pusat biasanya lepas dalam 5-16 hari, potongan kecil tali pusat dapat tertinggal di umbilikus, yang harus diperiksa setiap hari. Tanda awal infeksi di sekitar umbilikus dapat dideteksi dengan adanya kemerahan di sekitar umbilikus; tali pusat dapat berbau busuk dan menjadi lengket. (Prof. Dr. Corry S. Matondang, Prof. DR. Dr . Iskandar Wahidiyat & Prof. DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro. 2003. Diagnosis Fisis pada Anak ( edisi ke - 2). Jakarta : CV. Sagung Seto dan http://www.obgyn-rscmfkui.com/berita.php?id=209)

27. Penilaian iktus kordis apa saja ? Iktus kordis merupakan denyut apeks jantung yang terlihat didinding dada. Pada anak kecil dan bayi biasanya sulit terlihat kecuali pada anak yang sangat kurus dan anak yang mempunyai kelainan jantung. Yang dinilai pada iktus kordis adalah denyut iktus kordis, batasnya, letak iktus kordis, kekuatan denyut iktus kordis. (Diagnosis Fisik pada Anak edisi ke-2 hal 75)

28. Kriteria pada murmur inosen Bising inosen Bising inosen adalah bising yang tidak berhubungan dengan kelainan organik atau kelainan struktural jantung. Bising ini sering sekali ditemukan pada anak normal, pada lebih dari 75% anak normal pada suatu saat dapat ditemukan bising inosen. Bising ini dibedakan dari bising fungsional, yaitu bising akibat hipereaktivitas fungsi jantung, misalnya pada anemia atau tirotoksikosis. Karakteristik bising inosen Hampir selalu berupa bising ejeksi sistolik, kecuali dengung vena (venous hum) dan bising a.mamaria (mammary souffl) yang bersifat bising kontinu. Berderajat 3/6 atau kurang, sehingga tidak disertai getaran bising. Penjalarannya terbatas, meskipun kadang-kadang dapat terdengar pada daerah luas di prekordium. Cenderung berubah intesitasnya dengan perubahan posisi; biasanya bising ini terdengar lebih baik bila pasien telentang dan menghilang atau melemah bila pasien duduk, kecuali pada dengung vena yang justru baru dapat terdengar bila pasien duduk Tidak berhubungan dengan kelainan struktural jantung.

(Diagnosis Fisik pada Anak edisi ke-2 hal 83-87) 29. Sebutkan refleks refleks fisiologis ! a.Refleks Moro

Refleksmoro

Refleks ini terdapat pada bayi baru lahir sampai 3 bulan dapat dimunculkan dengan cara memukul tempat tidur bayi, suara ribut, dsb. Tetapi paling baik dengan cara memegang dan meletakkan lengan pemeriksa sepanjang punggung dan kepala bayi. Kemudian, jika tiba-tiba kepala bayi dijatuhkan sesaat beberapa centimeter ke belakang, akan muncul refleks: Tahap 1. Lengan dan tungkai terentang seperti terkejut. Tahap 2. Lengan melakukan gerak fleksi seperti memeluk

b. Refleks genggam Refleks ini Menghilang pada umur 6-8 bulan. Refleks ini dapat ditimbulkan dengan cara menggoreskan jari-jari pemeriksa pada permukaan telapak tangan bayi. Bayi akan menggenggam jari pemeriksa dan genggaman tersebut cukup erat sehingga dengan genggaman tersebut bayi dapat diangkat, bahkan pada bayi kurang bulan genggaman

tersebut juga sudah cukup kuat.

c. Refleks tonik otot leher asimetris

Reflekstonikototleherasimetris

Refleks ini dapat ditimbulkan dengan cara menolehkan kepala bayi ke satu sisi dan bayi akan bereaksi dengan gerakan ekstensi lengan dan tungkai pada sisi yang berlawanan. Refleks ini berangsur menghilang pada umur kehamilan 36 minggu dan hampir tidak tampak pada bayi cukup bulan, kemudian muncul lagi pada umur 1 bulan dan selanjutnya menghilang lagi.

d. Refleks tonik otot leher simetris

Bila kepala bayi diekstensikan, akan terdapat tonus otot ekstensor lengan dan tonus otot fleksor tungkai. Bila difleksikan, akan terjadi sebaliknya. Refleks ini menghilang pada umur 8-10 minggu.

e. Refleks berjalan

Refleksberjalan Refleks ini dapat ditimbulkan dengan cara memegang bayi pada ketiaknya seperti posisi berdiri. Bayi akan mengerakkan kakinya seperti gerak berjalan.

f. Refleks menaiki tangga Bila bagian dorsal kaki bayi disentuhkan ke bawah permukaan meja, bayi akan mengangkat kakinya ke atas permukaan meja.

g. Refleks rooting Jika pipi bayi disentuh, ia akan menggerakan mulutnya ke arah sentuhan. Itulah sebabnya, pada waktu bayi dalam posisi menyusu dan pipinya tersentuh putting susu, ia akan menggerakan mulutnya ke arah putting susu tersebut. (Sinopsis Pediatri, Binarupa aksara ) 30. Proses pertama ASI eksklusif ? Proses pertama dari ASI eksklusif adalah Inisiasi menyusui dini. (http://gizi.depkes.go.id/hasil_pertemuan/IMD-DKK-Klaten.pdf)

31. Kenapa imunisasi hepatitis tidak boleh di gluteus ? Menghindari risiko kerusakan saraf ischiadika pada suntikan daerah gluteal. Sifat imunogenitas vaksin hepatitis B berkurang bila disuntikan di daerah gluteal. Ini disebabkan karena pada gluteal terdapat banyak jaringan lemak sehingga suntikan tidak mencapai otot. ( Pedoman Imunisasi Indonesia edisi 4 dan www.idai.or.id/saripediatri/fulltext.asp?q=230 ) 32. Klasifikasi BBLR ! Ada beberapa cara dalam mengelompokkan BBLR : a. Menurut harapan hidupnya 1) Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500 gram. 2) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 10001500 gram. 3) Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir kurang dari 1000 gram. ( Proverawati, Atikah & Ismawati, Cahyo, 2010, BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah). Nuha Medika, Yogyakarta ) Cara lainnya adalah 1.Prematuritas murni :Bayi dengan usia kehamilan < 37 minggu dan mempunyai BB yang sesuaidengan usia kehaliman dan imaturitas organ 2.Dismaturitas Bayi lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan berat badan seharusnya untuk usia kehamilan danmenunjukkan bayi mengalami retardasi

pertumbuhan intrauterin.

( http://id.scribd.com/doc/57569652/BBLR di unduh 24 April 2005 ) 33. Bagaimana pemberian imunisasi pada bayi prematur ? Bayi prematur belum memiliki sistem imunitas yang sempurna, sehingga jika bayi prematur divaksinasi maka respon pembentukan antibodinya tidak akan sebaik anak atau orang dewasa, sehingga lebih rentan terhadap berbagai penyakit. Pada bayi prematur imunisasi tetap diberikan dengan pertimbangan untuk memberikan perlindungan akan ancaman infeksi. Titer antibodi bayi prematur tidak akan lebih rendah dibandingkan bayi normal, namun ada peneliti yang menyatakan bahwa kadar titer yang rendah ini masih diatas batas minimal kadar protektif. Umur yang tepat untuk memulai imunisasi pada bayi bayi kurang bulan adalah umur kronologis ( umur kronologis adalah usia anak sejak dilahirkan yang dapat dinyatakan dalam satuan tahun atau dalam satuan bulan ) dan dosis tidak boleh dikurangi. Bayi prematur yang menjalani perawatan di RS, apabila telah sampai pada jadwal pemberian imunisasi, maka diberikan imunisasi yang sesuai dengan jadwal tersebut. ( imunisasi, yudi garnadi, MediaDIKA, halaman 18 ) 34. Bagaimana cara pemberian vaksin Hepatitis B ?
1. Diberikan pada otot antara bagian atas dan tengah yaitu pada muskulus vastus

lateralis.
2. Letakkan bayi di atas tempat tidur atau meja, bayi ditidurkan terlentang. 3. Tungkai bawah sedikit ditekuk dengan fleksi pada lutut. 4. Cari trochanter mayo femur dan condlilus lateralis dengan cara palpasi, tarik garis

yang menghubungkan kedua tempat tersebut. Tempat suntikan vaksin ialah batas sepertiga bagian atas dan tengah pada garis tersebut.
5. Bersihkan paha bagian luar dengan kapas alcohol. 6. Regangkan kulit dengan telunjuk dan ibu jari tangan kiri. 7. Pegang semprit tegak lurus pada kulit dan dengan cepat suntikan searah jarum jam.

8. Pegan jarum suntik dengan sudut 45-60 terhadap permukaan kulit, dengan jarum

kea rah lutut.


9. Isap untuk melihat darah, bila tidak ada darah maka masukkan obat perlahan-lahan. 10. Cabut dengan cepat, hapus darah yang keluar dari bekas tusukan dengan alkohol.

(Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi keempat.Jakarta : Badan Penerbit IDAI.) 35. Dimana daerah pemberian imunisasi Hepatitis B? Diberikan pada sepertiga otot bagian atas dan tengah yaitu pada muskulus vastus lateralis. (Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi keempat.Jakarta : Badan Penerbit IDAI.) 36. Standart ekonomi cukup ! Lingkungan sosial ekonomi, adalah lingkungan manusia dalam hubungan dengan sesamanya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Standar kualitas lingkungan sosial ekonomi dikatakan cukup jika kehidupan manusia cukup sandang, pangan, papan, pendidikan dan kebutuhan lainnya. (http://110.138.206.53/bahan-ajar/modul_online/geografi/MO_92/geox0904.htm)

37. Cara menghitung gizi pada bayi !

http://gizi.picsidev.com/index.php/home/kebuthuhan_gizi

di

unduh

oleh

dinas

kesehatan DIY yahun 2013 ) 38. Definisi Trofi otot dan cara pemeriksaannya ! Trofi otot yaitu Ukuran otot. Cara pemeriksaannya : lihat besar dan kontur otot pada keempat ekstremitas dan tubuh. Interpretasikan : apakah eutofi, atrofi, hipertrofi atau pseudohipertrofi. ( www.scribd.com/doc/131400533/pemeriksaan-neurologi-i )

39. Pemeriksaan tonus otot ! Tonus otot adalah kontraksi otot yang selalu dipertahankan keberadaannya oleh otot itu sendiri.

Pemeriksa harus menggunakan kedua tangannya. Pemeriksa menggerakan secara pasif lengan bawah sendi siku dan tungkai bawah di sendi lutut berulangkali secara perlahan kemudian secara cepat. Tahanan yang terasa oleh pemeriksa sewaktu menekuk dan meluruskan bagian anggota tubuh harus dinilai menurun, normal atau meningkat. Tonus yang meningakat dirasakan dengan tingkat kesulitan dalam menekuk dan meluruskan lengan bawah sendi siku dan tungkai bawah di sendi lutut. Sedangkan jika tonus hilang, tidak terasa ada hambatan waktu menekuk dan meluruskan lengan bawah sendi siku dan tungkai bawah di sendi lutut. ( http://ikanpaus09.blogspot.com/2011/09/pemeriksaan-tonus-dan-refleks.html

40. Nama daerah antara vulva dan anus ! Perineum Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis (M.Levator ani, M.Coccygeus) dan diafragma urogenitalis (M.Perinealis transversus profunda,M.Constrictor urethra).

Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina. Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur. ( http://www.yepishare.com/2012/03/anatomi-fisiologi-sistem-reproduksi.html ) 41. Tentang Ikterik ! Secara klinis ikterus pada bayi dapat dilihat segera setelah lahir atau setelah beberapa hari kemudian. Pada bayi dengan peninggian bilirubin indirek, kulit tampak berwarna kuning terang sampai jingga, sedangkan pada penderita dengan gangguan obstruksi empedu warna kuning kulit tampak kehijauan. Penilaian ini sangat sulit dikarenakan ketergantungan dari warna kulit bayi sendiri. Tanpa mempersoalkan usia kehamilan atau saat timbulnya ikterus, hiperbilirubinemia yang yang cukup

berarti memerlukan fraksi bilirubin

penilaian

diagnostik

lengkap,

mencakup penentuan hitung

langsung (direk) dan tidak langsung (indirek) hemoglobin,

leukosit, golongan darah, test Coombs dan pemeriksaan apusan darah tepi.

Bilirubinemia indirek, retikulositosis dan sediaan apusan memperlihatkan petunjuk adanya hemolisis akibat nonimunologik. Jika terdapat hiperbilirunemia direk, adanya hepatitis hepatitis, fibrosis kistis dan sepsis. Jika hitung retikulosit, test Coombs dan bilirubin indirek normal, fisiologis atau patologis. Ikterus fisiologis, dalam keadaan normal, kadar bilirubin indirek dalam serum tali pusat adalah 1 3 mg/dl dan akan meningkat dengan kecepatan kurang dari 5 mg/dl /24 jam, dengan demikian ikterus baru terlihat pada hari ke 2 -3, biasanya mencapai puncak antara hari ke 2 4, dengan kadar 5 6 mg/dl untuk selanjutnya menurun sampai kadar 5 6 mg/dl, untuk selanjutnya menurun sampai kadarnya lebih rendah dari 2 mg/dl antara hari ke 5 7 kehidupan. Hiperbilirubin patologis, makna hiperbilirubinemia terletak pada insiden ikterus yang tinggi , berhubungan dengan kadar bilirubin serum yang lebih dari 18 20 mg/dl pada bayi aterm. Pada bayi dengan berat badan lahir rendah akan memperlihatkan ikterus pada kadar yang lebih rendah ( 10 15 mg/dl) Ikterus yang timbul 24 jam pertama kehidupan mungkin akibat eritroblastosis foetalis, sepsis, rubella atau toksoplasmosis congenital. Ikterus yang timbul setelah hari ke 3 dan dalam minggu pertama, harus dipikirkan kemungkinan septicemia sebagai penyebabnya. Ikterus yang permulaannya timbul setelah minggu pertama kehidupan memberi petunjuk adanya septicemia, atresia kongenital saluran empedu, hepatitis serum homolog, rubella, hepatitis herpetika, anemia hemolitik yang disebabkan oleh obatobatan dan sebagainya. Ikterus yang persisten selama bulan pertama kehidupan memberi petunjuk adanya apa yang dinamakan inspissated bile syndrome. Ikterus ini dapat dihubungkan dengan nutrisi parenteral total. Kadang bilirubin fisiologis dapat berlangsung berkepanjangan sampai beberapa minggu seperti pada bayi yang menderita penyakit hipotiroidisme atau stenosis pylorus. ( http://ml.scribd.com/doc/24708179/IKTERUS-Adalah-Menguningnya-Sklera ) maka mungkin terdapat hiperbilirubinemia indirek

42. Edukasi pada ibu dengan BBLR ! Bayi lahir dengan berat lahir rendah mempunyai lemak di bawah kulit yang sangat sedikit, karena beratnya kurang dari 2500 gram, oleh karena itu BBLR membutuhkan bantuan dan waktu untuk penyesuaian kehidupan di luar rahim. Mereka juga memerlukan bantuan untuk tetap hangat dan mendapatkan ASI yang cukup untuk tumbuh. Satu cara untuk menolong bayi mendapatkan kebutuhan ini adalah menjaga bayi tetap kontak kulit dengan kulit ibunya. Perawatan metode kanguru adalah suatu cara agar BBLR terpenuhi kebutuhan khusus mereka terutama dalam mempertahankan kehangatan suhu tubuh. Ada 5 perawatan yang harus dilakukan oleh ibu ataupun keluarga untuk bayi yang mengalami BBLR, antara lain: 1. Menjaga bayi agar tetap hangat. Misalnya, dengan perawatan bayi lekat (dekap bayi di dada ibu, kulit bayi menempel pada kulit ibu) yang disebut dengan metode Kanguru. Segera keringkan dan ganti pakaian bayi bila sudah basah, awasi juga suhu tubuh bayi dengan catatan jangan sampai kurang dari 36,5 derajat Celcius. Hal yang lain yang dapat diperhatikan untuk menjaga agar bayi tetap hangat adalah jangan menidurkan bayi di tempat yang banyak angin, dan awasi tanda bahaya, jangan sampai kaki bayi teraba dingin, dll. 2. Berikan Air Susu Ibu (ASI) saja setelah bayi lahir sedikit demi sedikit setiap 2-3 jam. Dan apabila bayi tertidur tidak ada salahnya jika dibanguni untuk menyusu. Bila bayi kesulitan untuk menghisap, sebaiknya berikan ASI yang sudah diperah dengan menggunakan sendok 3. Lakukanlah pemeriksaan pada bayi yang baru lahir, diantaranya dengan cara memeriksakan bayi kepada petugas kesehatan di Poskesdes/Puskesmas, atau fasilitas kesehatan lain lebih dari 3 kali sesuai anjuran petugas kesehatan. Cara ini gunanya adalah untuk mengetahui sedini mungkin bila bayi tidak sehat, atau ada kelainan bawaan, infeksi tali pusat, kulit kuning, tiba-tiba tidak bisa menetek, dll. 4. Menjaga tali pusat bersih, kering dan terbuka. Tali pusat yang dalam keadaan bersih dan kering akan membuat kuman tetanus tidak dapat hidup. Dan jangan membubuhi

apapun pada pangkal tali pusat (termasuk alcohol, dan povidon yodium) agar lekas kering dan lepas. Bila tali pusat terlihat kotor, segeralah bersihkan dengan menggunakan air bersih dan sabun mandi, lalu segera keringkan dengan menggunakan kain yang bersih. Hal yang terpenting lainnya adalah dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi. Bila tali pusat basah, berbau, atau dinding perut disekitarnya berwarna kemerahan, harus segera dibawa kepada petugas kesehatan/Puskesmas/Poskedes. 5. Adanya dukungan keluarga untuk merawat bayi dengan BBLR di rumah, misalnya ayah atau anggota keluarga lain dapat membantu ibu melakukan perawatan bayi lekat (metode Kanguru), dan memberi kesempatan ibu untuk beristirahat. 6. Pencegahan infeksi karena bayi dengan berat lahir rendah imunitasnya masih rendah, hal mendasar dalam pencegahan infeksi dicapai melalui mencuci tangan dengan teknik yang benar sebelum memegang bayi. (http://www.beritaedukasi.com/index.php?option=com_content&view=article&id=873:perawata n-bagi-anak-yang-mengalami-bblr dan (http://www.kesehatananak.depkes.go.id/index ) 43. Fase perkembangan intrauterin ! Periode Intra uterine a. masa embrional/mudigoh. Konsepsi 8 minggu b. masa Feotus atau janin. Yaitu akhir masa embrional- 40 minggu

Periode Embrional Organisme yang sebagian besar memiliki anatomi kasar manusia sudah lengkap calon organisme terbentuk. Konsepsi, 4 minggu, denyut jantung sudah mulai timbul 8 minggu, ( akhir masa embrional) berat badan 1 gram, panjang 2,5 cm 8 minggu, perkembangan syaraf dimulai

Periode Feotus Pertumbuhan cepat dengan perluasan fungsi 12 minggu, berat badan 14 gram, panjang 7,5 cm 24 minggu, berat 10 gram, panjang 35 cm ( http://mbaagus.blogspot.com/)

44. Imunisasi polio ! Polio-0 diberikan saat bayi sesuai pedoman PPI atau pada kunjungan pertama sebagai tambahan untuk mendapatkan cakupan imunisasi yang tinggi. Hal ini diperlukan karena Indonesia rentan terhadap transmisis virus polio liar dari daerah endemic polio (India, Pakistan, Afganistan, Nigeria). Mengingat OPV berisi virus polio hidup maka diberikan saat bayi dipulangkan dari rumah sakit / rumah bersalin untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain karena virus polio vaksin dapat di ekskresi melalui tinja. Selanjutnya dapay diberikan vaksin OPV atau IPV. Untuk imunisasi dasar (polio-2,3,4) diberikan pada umur 2, 4, dan 6 bulan, interval antara dua imunisasi tidak kurang dari 4 minggu. Dalam rangka eradikasi polio (Erapo), masih diperlukan Pekan Imunisasi Polio (PIN) yang dianjurkan oleh Kementrian Kesehatan. Pada PIN semua balita harus mendapat imunisasi OPV tanpa memandang status imunisasinya (kecuali pasien

imunokompromais diberikan IVP) untuk memperkuat kekebalan di mukosa saluran cerna dan memutuskan transmisi virus polio liar. Sediaan polio OPV (oral polio vaccine), hidup dilemahkan, tetes, oral. IPV (inactivated polio vaccine), in-aktif, suntikan. Kedua vaksin polio tersebut dapat dipakai secara bergantian. Vaksin IPV dapat diberikan pada anak sehat maupun anak yang menderita imunokompromais, dan dapat diberikan sebagai imunisasi dasar maupun ulangan. Vaksin IPV dapat juga diberikan bersamaan dengan vaksin DTP, secara terpisah atau kombinasi.

( pedoman imunisasi indonesia edisi 4 )

45. Pleksus Brachialis Pleksus brakialis adalah jaringan penting saraf yang mengendalikan bahu, lengan, lengan bawah dan tangan. Ini pleksus saraf menimbulkan saraf ulnaris, saraf median, saraf radialis dan saraf aksilaris yang bertanggung jawab untuk gerakan ekstremitas atas, fungsi tangan dan ketangkasan manual di manusia. Pleksus brakialis adalah jaringan saraf interlace penting yang mengontrol sensasi dan tindakan seluruh ekstremitas atas. Ini pleksus saraf yang terletak di aksila atau ketiak, lubang di bawah bahu. Pleksus brakialis ini dibentuk oleh cabang ventral dari 5 pasang saraf tulang belakang yang timbul di tingkat leher yang 4 lebih rendah saraf tulang belakang servikal (berlabel C5 melalui C8) dan saraf tulang belakang toraks pertama (disebut T1). (http://onbonsai.com/201109/brachial-plexus-jaringan-saraf-tubuh-bagian-atas.htm)

Anda mungkin juga menyukai