Anda di halaman 1dari 4

10 TIPS AGAR SUAMI SELALU SAYANG DENGAN SANG ISTRI

Pelaku utama dalam kehidupan rumah tangga adalah suami dan istri. Keduanya laksana dua sahabat dan anggota tim yang harus kompak dalam membina biduk rumah tangga. Agar solid, antara suami dan istri harus bisa melakukan fungsi dan perannya masing-masing sesuai dengan tugas dan kewajibannya. Satu hal yang juga penting adalah bagaimana cinta antara keduanya bisa terus tumbuh dengan subur. Sebab, cinta akan membuat kehidupan keduanya menjadi lebih indah hingga terwujud keluarga yang saknah mawadah wa rahmah, yang merupakan tujuan dibangunnya sebuah rumah tangga. (Lihat: QS ar-Rum [30]: 21). Cinta Itu Fitrah Pada diri manusia terdapat dua potensi (dorongan) hidup yang senantiasa mendorong dirinya untuk melakukan kegiatan dan menuntut pemuasan. Pertama: kebutuhan jasmani (hjah aludhawiyah) seperti makan, minum, dan membuang hajat. Kedua: naluri (gharzah) yang menuntut adanya pemenuhan saja. Salah satu dari naluri tersebut adalah gharzah an-nau (naluri untuk mempertahankan spesies manusia), yang salah satu perwujudannya adalah munculnya rasa cinta/kasih-sayang, antara lain di antara suami-istri. Berbeda dengan dorongan kebutuhan jasmani yang bersifat internal, misalnya orang ingin makan karena rasa lapar dari dalam dirinya, dorongan naluri baru akan muncul kalau ada rangsangan dari luar. Begitupun dengan cinta. Cinta antar suami-istri harus selalu dirangsang dan ditumbuhkan agar kehidupan rumah tangga berjalan dengan harmonis. Sepuluh Kiat Agar Suami Makin Cinta 1. Taat. Suami dengan segala kelebihannya telah dijadikan Allah sebagai pemimpin bagi wanita. Keluarga ibarat sebuah kapal, maka mestilah ada yang menahkodainya. Itulah suami yang yang akan membawanya kemana kapal berlabuh. Karena itu, istri shalihah harus senantiasa mematuhi suaminya, kecuali dalam maksiat kepada Allah. Rasulullah saw. bersabda:

Dalam sebuah hadist dikatakan bahwa, Apabila seorang perempuan menunaikan shalat, puasa, memelihara kemaluannya dan berbakti, mentaati suaminya, dia akan masuk syurga. (HR al-Bazzar). Berbakti pada konteks ini adalah "mentaati" perintah suami. Karena kewajiban Istri dalam Islam dalam 3 hal, yaitu: Taat pada Allah, Taat pada Rasulullah dan Taat pada Suami. Perintah disini berarti ucapan-ucapan suami yang berkonotasi positif, tentunya jika suami memerintahkan Istri untuk berbuat sesuatu yang negatif hal itu tidak bisa dibenarkan. Makanya kenapa barometer "taat" disini adalah taat terhadap Allah dan Rasul-Nya, baru taat kepada suami. Misalnya jika suami melarang seorang Istri untuk keluar rumah jika suami tidak ada, maka hal itu merupakan perintah dan amanat suami bagi Istrinya, ketaatan itu yang akan membuat suami semakin sayang terhadap Istri dan Istri pun akan semakin di sayang Allah dan disayang suami. 2. Pandai menjaga amanatnya sebagai ibu (ummie). Tugas utama seorang ibu adalah merawat (baik dari sisi fisik maupun psikologisnya), membesarkan dan mendidik anak-anaknya. Tugas ini tidak boleh diabaikan. Agar suami senang, anak harus selalu terawat kebersihan-nya, juga kondisi psikologisnya. Akan sangat tidak enak tentunya kalau suami pulang ke rumah melihat anak-anak yang masih tampak kotor karena belum mandi sore, atau menangis tidak mau berhenti hanya karena ibunya tidak peka melihat keinginan anak. Kegesitan dan kecermatan ibu ketika pagi hari harus menyiapkan anak-anak yang akan berangkat sekolah juga akan membuat suasana rumah terasa lebih segar. Dengan begitu, suami juga akan merasa tenang ketika akan memulai aktivitasnya. 3. Pandai menjaga amanat sebagai pengatur rumah tangga (rabbah al-bayt). Rumah akan sangat terasa nyaman jika senantiasa tampak tertata, teratur dan bersih. Fisik rumah tentu bukan menjadi syarat utama. Yang penting, bagaimana istri bisa mengatur dan menjaga kebersihan rumah sehingga semua anggota keluarga, termasuk suami, betah tinggal di dalamnya. Selain itu istri yang Sedehana, sebuah konsep yang sangat Islami, bagaimana seorang Istri bisa menerima pemberian suami walaupun jumlahnya sangat kecil dan terkadang tidak cukup. Pepatah sunda mengatakan "Saeutik Cukup, Loba Nyesa", yang berarti "Sedikit cukup, banyak ada sisa", merupakan falsafah bagus yang bisa kita ikuti dalam kehidupan berumah tangga. SimKuring yakin, tidak ada seorang suami yang tega melihat istrinya sengsara... Tapi apabila keadaanya yang memang demikian, mau apalagi...??? Belajar bersikap ikhlas dalam menghadapi semua masalah dengan bertitik beratkan pada ajaran Islam, itu suatu metode terbaik untuk menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang. 4. Pandai menjaga diri, kehormatan dan harta suami. Ketika suami tidak di rumah, istri shalihah harus pandai menjaga diri dan harta suami dengan sebaik-baiknya. Ia tidak sembarangan menerima tamu di rumah atau melakukan aktivitas yang tidak ada manfaatnya, seperti ngobrol ngalor-ngidul dengan tetangga yang kadang secara tidak sengaja akan bercerita tentang keburukan suami atau keluarga.

Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada sesuatu yang berfaedah bagi seorang Mukmin setelah ketakwaan yang lebih baik baginya daripada seorang istri shalihah, yakniyang jika suaminya tidak ada di sisinya, ia menjaga diri dan harta suaminya. (HR Ibn Majah). 5. Berilah penghargaan dan kejutan. Semua orang, tak terkecuali suami, sangat senang jika dihargai. Penghargaan tidak selalu dalam wujud materi, tetapi bisa pujian atau pelukan mesra. Cobalah sekali-kali bawakan oleh-oleh kesukaannya saat dia dengan rela menjaga anak-anak ketika istri harus keluar rumah untuk berdakwah; kirimkan sms penuh kebanggaan ketika suami selesai mengisi dengan sukses sebuah acara sebelum peserta memberikan applause; atau berilah hadiah spesial pada saat-saat tertentu. 6. Menyenangkan jika dipandang. Nabi Muhammad saw. bersabda: Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah. (HR Muslim). Tidak ada sesuatu yang berfaedah bagi seorang Mukmin setelah ketakwaan yang lebih baik baginya daripada seorang istri shalihah, yakni yang jika suami memerintahnya, ia menaatinya; jika suaminya memandangnya, ia membuat suaminya bahagia (HR Ibn Majah). Perempuan cantik memang enak untuk dipandang. Namun, kecantikan fisik bukan segalanya, karena istiri semakin lama juga akan semakin tua. Buatlah suami agar selalu merasa senang dan betah di rumah dengan memberi kesetiaan yang ikhlas, senyuman yang tulus dan menawan, serta cinta dan pengorbanan. Panggillah dengan panggilan yang paling dia sukai. 7. Bertutur kata lembut. Saling menasihati antar suami-istri harus selalu dilakukan. Bagaimanapun, tidak ada manusia yang sempurna. Siapa pun suatu saat bisa melakukan kesalahan. Karena itu, penting istri untuk tidak lupa mengingatkan suami ketika dia alpa. Lakukanlah semua itu dengan penuh kelembutan. Pilihlah kata-kata yang baik dan santun selama berdialog. Rendahkan nada bicara dan usahakan dengan intonasi yang terkontrol. Kata-kata yang baik, jika disampaikan dengan cara yang lembut, akan melahirkan kekuatan yang besar. Semua itu, insya Allah, akan bisa menggerakkan jiwa yang lemah, membangkitkan semangat orang yang putus asa, dan menenteramkan hati yang gelisah. Ia juga akan meluluhkan sikap yang kaku sehingga nasihat yang semula tidak bisa masuk berubah menjadi nasihat yang menggugah dan menyadarkan. 8. Tidak membebani, tetapi membantu mencari solusi. Kehidupan berumah tangga tentu tidak lepas dari persoalan. Sebagai istri shalihah, ketika persoalan itu datang, bantulah suami untuk mencari solusi. Kalau tidak mampu, jangan menambah persoalan baru atau bahkan menuntut sesuatu di luar batas kemampuan-nya. Persoalan-persoalan kecil yang mampu diselesaikannya sendiri dan tidak memerlukan izin suami, selesaikanlah dengan segera. Jadikanlah diri istri menjadi tempat yang nyaman buat suami untuk mengadu dan menumpahkan kepenatan setelah seharian keluar rumah untuk

mencari rezeki atau berdakwah. Biasakan untuk selalu bersyukur dengan semua nikmat yang didapat, bersabar ketika menghadapi kesulitan, tawakal jika mempunyai rencana, dan bermusyawarah dalam menyelesaikan persoalan. 9.Kenali kecenderungan suami Anda, jadilah Penasihat yang baik. Sebaik-baik perempuan adalah yang menyenangkanmu bila engkau memandangnya, mentaatimu bila engkau perintahkan dan menjaga dirinya dan hartamu bila engkau tidak di rumah (HR Thabrani). Suami dan Istri mempunyai kedudukan yang hampir sama dalam rumah tangga. Tugas suami adalah bekerja dan berusaha untuk mencukupi kebutuhan pokok keluarganya, sedangkan Istrinya di rumah bertugas untuk menjaga harta yang di titipkan suami kepadanya. Tak bisa kita pungkiri timbul perdebatan kecil dalam rumah tangga, hal itu biasa terjadi pada rumah tangga di manapun. Perdebatan itu bisa timbul karena perbedaan pola pikir sampai masalah financial. Cara menghadapinya adalah dengan menghindar. Menghindar disini bukanlah kabur meninggalkan kewajiban sebagai istri, tetapi tidak memperuncing masalah yang ada dan justru bisa mengakitabkan perpecahan dalam rumah tangga. Saat suami sedang emosi, hendaklah sang Istri berdiam diri dengan tidak melontarkan komentar-komentar dan sanggahan kepada suaminya (walaupun saran Istri adalah benar). Berikan saran-saran dan masukan kepada suami jika kondisi emosi suami sudah berangsur reda, hal ini akan membuat suami semakin sayang dan cinta terhadap istrinya.

10. Jadilah pemaaf dan ringan berterima kasih. Manusia selamanya tetap manusia, yang memiliki sifat pelupa dan khilaf. Wajar jika suami atau istri sekali waktu berbuat keliru. Karena itu, diperlukan upaya saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran agar tetap di jalan Allah. Jadilah istri yang pemaaf dan tahu berterima kasih.

Anda mungkin juga menyukai