Anda di halaman 1dari 6

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

A. Landasan Hukum Pengelolaan Keuangan Daerah


Dasar Hukum Pengelolaan Keuangan Daerah: UU 17/2003 tentang Keuangan Negara; UU I/2004 tentang Perbendaharaan Negara; UU 32/ 2004 tentang Pemerintah Daerah; UU 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; PP 24/ 2005 tentang standar Akuntansi Pemerintah; PP 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; PP No. 56/2005; Sistem Informasi Keuangan Daerah PP No. 41/2007; Tentang organisasi perangkat daerah; PP No. 38/2007; tentang Pembagian urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota Permendagri No. 13/2006; tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; Permendagri No. 59/2007; tantang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri; Permendagri No. 32/2008; pedoman penyusunan APBD tahun anggaran 2009; Perda 11 /2008 tentang pokok-pokok pengeloaan Keuangan Daerah

B. Ruang Lingkup Pengelolaan Daerah


Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 58 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah, bagian kedua (Pasal Kedua) yakni: Ruang lingkup keuangan daerah meliputi: a. Hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta melakukan pinjaman;

b. Kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah dan membayar tagihan pihak ketiga; c. Penerimaan daerah; d. Pengeluaran daerah; e. Kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah; f. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau kepentingan umum. g. kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah; dan h. kekayaan pihak lain sebagaimana dimaksud meliputi kekayaan yang dikelola oleh orang atau badan lain berdasarkan kebijakan pemerintah, yayasan-yayasan di lingkungan kementerian negara/lembaga, atau perusahaan negara/daerah.

C. Definisi Perencanaan
Definisi perencanaan dikemukakan oleh Erly Suandy (2001:2) sebagai berikut : Secara umum perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi (perusahaan) dan kemudian menyajikan (mengartikulasikan) dengan jelas strategistrategi (program), taktik-taktik (tata cara pelaksanaan program) dan operasi (tindakan) yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Definisi perencanaan tersebut menjelaskan bahwa perencanaan merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Definisi perencanaan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan menggunakan beberapa aspek yakni : Penentuan tujuan yang akan dicapai. Memilih dan menentukan cara yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan atas dasar alternatif yang dipilih.

Usaha-usaha atau langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai tujuan atas dasar alternative yang dipilih.

Selain aspek tersebut, perencanaan juga mempunyai manfaat bagi perusahaan sebagai berikut: Dengan adanya perencanaan, maka pelaksanaan kegiatan dapat diusahakan dengan efektif dan efisien. Dapat mengatakan bahwa tujuan yang telah ditetapkan tersebut, dapat dicapai dan dapat dilakukan koreksi atas penyimpangan-penyimpangan yang timbul seawal mungkin. Dapat menghindari adanya kegiatan petumbuhan dan perubahan yang tidak terarah dan terkontrol.

D. Perencanaan Jangka Panjang, Jangka Menengah, dan Jangka Pendek


Rencana Jangka Panjang (long term planning) adalah perencanaan yang berlaku antara 10-25 tahun. Rencana Jangka Menengah (medium range planning) adalah perencanaan yang berlaku antara 5-7 tahun. Rencana Jangka Pendek (short range planning) adalah perencanaan umumnya berlaku hanya untuk 1 tahun

E. Ruang Lingkup Perencanaan Pembangunan Daerah


Ruang lingkup perencanaan daerah diklasifikasikan sebagai berikut : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP Daerah) RPJP Daerah berfungsi sebagai : Pedoman penyusunan visi, misi, dan program prioritas para calon Kepala Daerah, Pedoman dalam penyusunan RPJM Daerah, RPJP Daerah menjadi acuan RPJP Daerah Kabupaten/Kota. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (Renstrada atau RPJM Daerah) RPJM Daerah berfungsi sebagai : Pedoman bagi Kepala SKPD untuk menyempurnakan rancangan Renstra-SKPD menjadi Renstra SKPD, Bahan utama penyusunan RKP Daerah, Dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja Kepala Daerah RPJM, Provinsi merupakan bahan masukan penyusunan RPJM Daerah Kabupaten/Kota.

Rencana Pembangunan Tahunan Daerah atau Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) RKP Daerah berfungsi sebagai : Pedoman penyempurnaan rancangan Renja SKPD Pedoman penyusunan RAPBD

Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Rencana Kerja Satuan Kerja Renstra SKPD akan memudahkan untuk menyusun anggaran yang diklasifikasikan menurut organisasi, fungsi, program dan kegiatan. Renstra SKPD ditetapkan dengan Keputusan Kepala SKPD.

Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) Renja SKPD yang telah ditetapkan dengan Keputusan Kepala SKPD menjadi dasar dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran satuan kerja peragkat daerah (RKA-SKPD)

F. Rencana Kerja Pemerintah Daerah


RKP Daerah yang merupakan rencana pembangunan tahunan daerah, wajib disusun oleh Daerah sebagai landasan dalam penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. RKP Daerah Kabupaten merupakan penjabaran RPJM Daerah Kabupaten serta mengacu prioritas pembangunan pada RKP Daerah Provinsi dan atau RKP; 2. Memperhatikan seluruh aspirasi pemangku kepentingan pembangunan melalui penyelenggaraan musrenbang tahunan yang diselenggarakan secara berjenjang dari musrenbang kelurahan/desa, musrenbang kecamatan, musrenbang/forum SKPD Kabupaten. RKP Daerah memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan dan kewajiban daerah, rencana kerja dan pendanaannya yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah, pemerintah daerah, maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat, serta deskripsi kinerja pembangunan pada tahun sebelumnya. Rancangan kerangka ekonomi daerah mendeskripsikan proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber dana penggunaan pembiayaan disertai dengan asumsi

yang mendasarinya sebagai dasar pengalokasian dana pada setiap rencana kerja. Disamping itu, RKP Daerah yang telah ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah menjadi pedoman Rencana Kerja (Renja) SKPD.

G. Renstra dan Renja Satuan Kerja Perangkat Daerah


Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD yang berjangka waktu 5 (lima) tahun, disusun dalam rangka mengoperasionalkan RPJM Daerah sesuai tugas dan fungsi masing-masing SKPD sesuai bidang urusan yang menjadi kewenangan daerah. Renstra SKPD disusun dengan berpedoman pada RPJM Daerah dan SPM, dengan materi dan substansi utama memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan. Setiap SKPD berkewajiban melaksanakan program dan kegiatan untuk mencapai sasaran pembangunan jangka menengah Daerah, dengan tidak mengabaikan tingkat kinerja pelayanan/ pembangunan yang sudah dicapai pada periode sebelumnya. Renstra SKPD ditetapkan dengan Keputusan Kepala SKPD. Renja SKPD merupakan dokumen rencana pembangunan masing-masing SKPD yang berjangka waktu 1 (satu) tahun, memuat kebijakan, program, dan kegiatan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD yang bersangkutan berdasarkan urusan yang menjadi kewenangan daerah, sasaran (indikator) hasil dan keluaran yang terukur, beserta rincian pendanaannya. Renja SKPD yang telah ditetapkan dengan Keputusan Kepala SKPD menjadi dasar dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran satuan kerja peragkat daerah (RKA-SKPD)

DAFTAR PUSTAKA 1. Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah Repulik Indonesia No. 58 tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. 2. http://cintaimabar.blogspot.com/2011/11/perencanaan-pembangunan-daerah.html

Anda mungkin juga menyukai