Anda di halaman 1dari 20

A.

Latar Belakang Penelitian


Manusia hidup di dunia menentukan lingkungannya

atau ditentukan oleh lingkungannya. Perubahan lingkungan sangat ditentukan oleh sikap maupun perlindungan manusia pada lingkungannya. Alam yang ada secara fisik dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia dalam mengupayakan kehidupan yang lebih baik. Apabila pemanfaatannya tidak digunakan sesuai dengan kemampuan maka kehidupan yang lebih baik dan sehat menjadi tidak baik dan tidak sehat.

Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

suatu masyrakat adil dan makmur berdasarkan pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tertib, tentram dan dinamis dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai Kegiatan pembangunan yang makin meningkat mengandung resiko pencemaran, sehingga struktur dan fungsi ekosistem yang menjadi penunjang kehidupan dapat rusak. Pencemaran itu akan menjadi beban sosial, yang pada akhirnya masyarakat dan pemerintah harus menanggung kerugiannya.

Sejalan dengan hal tersebut muncul beberapa masalah

terutama masalah dari dampak negatif yang ditimbulkan dari pembangunan, yaitu timbulnya limbah atau polusi yang menyebabkan pencemaran terutama pencemaran udara yang diakibatkan dari pembuangan gas kendaraan bermotor. Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kota yang termasuk bagian dari pembangunan nasional, juga tidak mau ketinggalan dalam mengantisipasi pencemaran udara. Hal ini dapat dilihat dari seriusnya pemerintah daerah dalam menanam pohon-pohon yang rindang sepanjang jalan protokol yang ada di Kabupaten Cianjur dan penghijaun bukit yang gundul akibat dari penebangan liar serta pelestarian hutan kota.

Sesuai dengan hakikat Negara Kesatuan Republik

Indonesia sebagai negara hukum, pengembangan yang berwawasan lingkungan hidup harus diberi peraturan hukum yang jelas, tegas, dan menyeluruh guna menjamin kepastian hukum. Dengan peningkatan pendayagunaan berbagai ketentuan hukum, baik hukum administrasi, hukum perdata maupun hukum pidana. Sehingga masyarakat tidak hanya sekedar berperan serta tetapi juga mampu berperan secara nyata.

Bertitik tolak dari latar belakang tersebut di atas,

maka Penulis merasa tertarik untuk mengangkat masalah-masalah tersebut ke dalam penelitian dengan judul : KAJIAN ATAS PELAKSANAAN AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANGUNDANG NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP .

B. Identifikasi Masalah.
penulis lebih mengarahkan untuk mengkaji lebih dalam hal-hal sebagai berikut : 1. Apakah yang dimaksud dengan pencemaran dan ambang batas emisi gas buang? 2. Bagaimana kewenangan Dinas Perhubungan dalam mengantisipasi pencemaran akibat dari gas buang dari kendaraan bermotor? 3. Apakah sanksi terhadap pelaku pencemaran sudah dapat mengurangi pencemaran lingkungan hidup?

C. Kerangka Pemikiran.
Indonesia sebagai negara yang sedang membangun selalu

mengupayakan sumber daya alam yang ada tersebut untuk mencapai tujuannya, sehingga perubahan-perubahan dari kondisi awal tanpa memperhatikan tatanan tidak mustahil cepat atau lambat akan mematikan sumber yang ada sehingga fungsinyapun tertutup. Lingkungan sangat menentukan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, namun sebaliknya manusia juga dapat menetukan keadaan lingkungan. Apakah lingkungan nanti dan sekarang selalu berada pada kondisinya untuk menunjang kehidupan? Jawaban atas pertanyaan ini ada pada sikap manusia dalam mengelola maupun mendayagunakan sumber daya alam.

Di

dalam pengelolaan lingkungan berasaskan pelestarian kemampuan agar hubungan manusia dengan lingkungannya selalu berada pada kondisi optimum, dalam arti manusia dapat memanfaatkan sumber daya dengan dilakukan secara terkendali dan lingkungannya mampu menciptakan sumbernya untuk dibudidayakan. Pencemaran udara selalu dikaitkan dengan sumber yang menghasilkan pencemaran udara yaitu sumber bergerak yang pada umumnya kendaraan bermotor dan sumber tidak bergerak yang pada umumnya kegiatan industri, Sedangkan pengendaliannya selalu terkait dengan serangkaian pengendalian yang bermuara dari kegiatan baku mutu udara.

Adanya tolak ukur baku mutu udara maka akan dapat

dilakukan penyusunan dan penetapan kegiatan pengendalian udara. Penjabaran kegiatan pengendalian pencemaran udara nasional merupakan arahan dan pedoman yang sangat penting untuk pengendalian pencemaran udara yang terjadi di daerah.

Pengendalian yang berintikan pada inventaris kualitas udara dengan mempertimbangkan berbagai macam kriteria yang ada dalam pengendalian pencemaran udara :
Penetapan baku mutu udara dan baku mutu emisi. 2. Penetapan mutu kualitas udara. 3. Peranan masyarakat dalam kepedulian terhadap pengendalian pencemaran udara.
1.

Mengenai hak dan kewajiban serta peran masyarakat dalam memelihara lingkungan hidup dalam pasal 5, 6 dan 7 UndangUndang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,) disebutkan:
Setiap orang mempunyai Hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. 2. Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.
1.

Salah satu instansi yang bertanggung jawab dalam

penanggulangan pencemaran udara adalah Dinas Perhubungan lewat pengujian unit pengujian kendaraan bermotor (KIR) dengan melakukan uji tipe emisi berkala sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Tugas Dinas Perhubungan dalam penanggulangan pencemaran udara meliputi pengawasan terhadap penataan baku mutu emisi yang telah ditetapkan, pemantauan emisi yang keluar dari kegiatan dan mutu udara ambient di sekitar lokasi dan penataan terhadap ketentuan persyaratan teknis yang berkaitan dengan penataan baku mutu emisi, ambient dan gas buang.

Dalam Bab V Pasal 12 dan Pasal 13 Undang-Undang Nomor

14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan disebutkan bahwa setiap kendaraan bermotor yang dioprasikan di jalan harus sesuai dengan kelas jalan yang dilaluinya. Kaitanya dengan layak jalan tersebut selanjutnya diimplementasikan ke dalam Pasal 127 Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 Tentang Kendaraan dan Pengemudi, mengatakan bahwa kendaraan bermotor harus memenuhi ambang batas layak jalan yang meliputi diantaranya emisi gas buang kendaran bermotor. Jadi dapatlah dikatakan bahwa sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah tercapainya keselarasan , keserasian dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup dengan mempertimbangkan generasi kini dan yang akan datang serta terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara arif dan bijaksana.

D. Metode Penelitian.
Sehubungan dengan hal Penelitian, maka teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: 1. Penelitian kepustakaan / Library Research 2. Penelitian Lapangan / Fild Research
Observasi, yaitu penelitian dengan cara mengamati, mempelajari, menganalisa dan menyimpulkannya secara langsung terhadap pelaksanaan antisipasi pencemaran udara di kantor Dinas Perhubungan b) Kabupaten Cianjur untuk dipergunakan sebagai bahan dalam penyusunan karya ilmiah. c) Wawancara, dilakukan untuk memperoleh informasi yang erat hubungannya dengan pokok permasalahan dari para pelaku.
a)

E. Lokasi Penelitian.
lokasi dikantor Dinas Perhubungan , Jln. Raya

Bandung No.67 Cianjur. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 26 April 2012 sampai dengan 25 Mei 2012.

F. Sistematika Penulisan.
Untuk mempermudah serta memperoleh gambaran

materi dalam penulisan skripsi ini, serta untuk mendapatkan satu kesatuan dari keseluruhan pembahasan , maka penulis membagi pokok bahasan penulisan ke dalam lima bab, yang disusun dalam sisematika sebagai berikut :

BAB I

Membahas secara garis besar materi erat kaitanya dengan penulisan skripsi, yaitu antara lain latar belakang, identifikasi masalah, maksud dan tujuan, kerangka pemikiran, metode pemikiran, lokasi penelitian, sistematika pemikiran. BAB II Membahas serta menguraikan mengenai pengertian pencemaran, ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor, berbagai bentuk pencemaran dan sanksi hokum serta regulasi Amdal. BAB III Membahas mengenai pengaturan dan pelaksanaan tentang batas emisi gas buang kendaraan bermotor, penyerahan uruasan lalu linatas, tugas pokok, fungsi dan wewenang dinas perhubungan, sarana dan proses pengujian kendaraan bermotor, serta peranan Dinas Perhubungan dalam proses pengujian kendaraan bermotor.

BAB IV

Membahas tentang upaya mengantisipasi pencemaran udara, pelestarian lingkungan hidup, hak dan kewajiban masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup, ambang batas gas buang kendaraan bermotor, hambatan dalam mengantisipasi pencemaran udara, serta upaya menagantisipasi pencemaran udara. BAB V Merupakan bab penutup dari penulisan skripsi ini yang mengemukakan kesimpulan serta sran-saran ari bab-bab sebelumnya.

Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai