Anda di halaman 1dari 20

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar belakang Paragraf atau alinea merupakan sekumpulan kalimat yang saling berkaitan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat, karena dalam bentuk inilah penulis menuangkan ide atau pikirannya sehingga membentuk suatu topik atau tema pembicaraan. Satu paragraf terdapat beberapa bentuk kalimat, kalimatkalimat itu ialah kalimat pengenal, kalimat utama (kalimat topik), kalimat penjelas, dan kalimat penutup. Kalimat-kalimat ini terangkai menjadi satu kesatuan yang dapat membentuk suatu gagasan. Panjang pendeknya suatu paragraf dapat menjadi penentu seberapa banyak ide pokok paragraf yang dapat diungkapkan. Paragraf dapat juga dikatakan yang paling pendek (singkat). Dengan adanya paragraf, pembaca akan dapat membedakan suatu ide mulai dan berakhir. Paragraf tidak hanya ada pengertiannya, tetapi juga ada ciri-ciri paragraf, jenis-jenis paragraf, dan syarat-syarat pembentukan paragraf. Semua hal-hal penting yang menyangkut dengan paragraf merupakan pengetahuan penting yang harus diketahui untuk lebih mengerti dengan apa yang dimaksud dengan paragraf. 1.2 Tujuan 1. Mengetahui pengertian paragraf 2. Mengetahui ciri-ciri paragraf 3. Mengetahui syarat-syarat pembentukan paragraf 4. Mengetahui jenis-jenis paragraf

BAB II
1

PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Paragraf Menurut Wijono (2005:160) Paragraf mempunyai beberapa pengertian: (1) Paragraf adalah karangan mini. Artinya, semua unsur karangan yang panjang ada dalam paragraf. (2) Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun secara runtut, logis, dalam satu kesatuan ide yang tersusun secra lengkap, utuh, dan padu. (3) Paragraf adalah bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kaliamat yang mengungkapkan satuan informasi dengan pikiran utama sebagia pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya. Menurut Yahya (2000:135) Paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru atau alinea). Menurut Sanggup (2013:94) Paragraf atau alinea merupakan sekumpulan kalimat yang saling berkaitan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat, karena dalam bentuk inilah penulis menuangkan ide-ide atau pikirannya sehingga membentuk suatu topik atau tema pembicaraan. Satu paragraf terdapat beberapa bentuk kalimat, kalimat-kalimat itu ialah kalimat pengenal, kalimat utama (kalimat topik), kalimat penjelas, dan kalimat penutup. Kalimat-kalimat akan terangkai menjadi satu kesatuan yang dapat membentuk suatu gagasan. Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Di dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang di dukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat mengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat-kalimat penjelasan sampai kepada kalimat penutup. Menurut Arifin dan Tasai (2006:125) Paragraf seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Kalimat- kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Sebuah paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat, terdiri atas dua kalimat, juga lebih dari dua kalimat. Bahkan, sering ditemukan bahwa suatu paragraf berisi dari lima buah kalimat. Ciri-ciri paragraf:
2

a).

Kalimat pertama bertakuk ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan biasa, misalnya surat, dan delapan ketukan untuk jenis karangan ilmiah formal, misalnya: makalah, skrpsi, tesis, dan disertasi. Karangan yang berbentuk lurus yang tidak bertakuk ( block style) ditandai spasi memengang.

b).

Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan dalam kalimat topik.

c).

Setiap paragraf menggunakan sebuah kalimat topik dan selebihnya merupakan kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan, menguraikan, atau menerangkan pikiran utama yang ada dalam kalimat topik.

d).

Paragraf menggunakan pikiran penjelas (gagasan penjelas) yang dinyatakan dalam kalimat penjelas. Kalimat ini berisi detail-detail kalimat topik. Paragraf bukan kumpulan-kumpulan kalimat topik, hanya berisi satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas berisi detail yang sangat spesifik, dan tidak mengulang kalimat penjelas lainnya.

2.2 Unsur-unsur Paragraf Secara umum, paragraf dibentuk oleh dua unsur yaitu, gagasan utama dan beberapa gagasan penjelas. 1). Gagasan utama adalah gagasan yang menjadi dasar pengembangan sebuah paragraf. Gagasan utama paragraf mungkin terletak di awal ataupun di akhir paragraf. Ada pula gagasan utama yang berada di awal dan di akhir secara sekaligus. Contoh : Dampak merebaknya penyebaran virus sindrom pernapasan akut parah Severe Acute Respiration Sindrom (SARV) dari negeri Jiran. Singapura, mulai mengancam bisnis perhotelan di Bantam. Jumlah tamu, baik di luar negeri dan di dalam negeri merusak hingga tingkat union di Batam merusak hingga 10%. Demikian kata Public Relation Manager Gudwe Hotel Puri Garden, Budi Purnomo, dan pengusaha Nopotel, Anas, ketika dihubungi Kompas di Batam. Gagasan utamanya adalah : Dampak penyebaran virus SARS terhadap bisnis perhotelan
3

2).

Gagasan penjelas adalah gagasan yang menjelaskan gagasan utama dan gagasan umunya dinyatakan oleh lebih dari satu kalimat.

3).

Hubungan gagasan utama dan gagasan penjelas Gagasan utama terdapat pada kalimat pertama dan kalimat berikutnya sebagai gagasan penjelasnya. Hubungan antarunsur paragraf, terutama kalimat utama dengan kalimat penjelas lainnya, sering menggunakan kata penyambung antarkalimat. Contohnya biarpun demikian, setelah itu, selain itu, sebaliknya, oleh sebeb itu dan kecuali itu. Contohnya : Jika mobil menikung dalam kecepatan tinggi dan bagian belakang mobil terasa oleng dan mengayun ke depan program ini akan memerintahkan, agar ada pengurangan tenaga mesin. Hal ini dimaksudkan agar gaya lateral juga menurun. Selain itu, program ini juga dapat meningkatkan daya pengereman. Dengan adanya kontrol ini keselamatan lebih terjamin.

2.3 Syarat-Syarat Pembentukan Paragraf Sama halnya dengan kalimat, paragraf yang baik harus memiliki syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat itu adalah : 1. Kesatuan Tiap paragraf hanya mengandung satu pikiran atau satu tema. Fungsi paragraf adalah mengembangkan tema tersebut. Oleh sebab itu dalam pengembangannya tidak boleh terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan tema atau pikiran tersebut. Penyimpangan akan menyulitkan pembaca. Jadi, tiap paragraf hanya boleh mengandung satu tema atau satu pikiran utama. Semua kalimat dalam paragraf harus membicarakan gagasan pokok atau temanya. Contoh : Alkisah di negara kita yang tercinta ini ada seorang gubernur yang pada suatu hari sempat mengetahui putra kandungnya yang duduk di bangku SMA tidak dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Putra Bapak gubernur itu menurut penilaian ayahnya tidak dapat mengutarakan dua pikirannya secara tertulis dengan
4

bahasa Indonesia yang runtun dan teratur. Seketika itu juga Bapak gubernur menelepon kepala kantor wilayah (Kakanwil) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, mengutarakan kekecewaannya. Bapak Kakanwil tidak tinggal diam, ia langsung menghubungi Kepala Sekolah SMA tempat putra Bapak gubernur bersekolah. Diperoleh penjelasan bahwa putra Bapak gubernur bukanlah tergolong siswa yang bodoh. Bapak Kakanwil berpikir, kalau siswa yang tidak bodoh saja tidak dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, lalu bagaimana dengan siswa yang bodoh? Contoh diatas dapat anda lihat bahwa paragraf di atas hanya mengandung satu pikiran utama, yaitu : Putra Bapak gubernur tidak dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Pikiran utama ini kemudian diperinci dengan beberapa pikiran penjelas : Bapak gubernur kecewa Putra Bapak gubernur tidak bodoh Bagaimana bahasa Indonesia siswa yang bodoh

2. Koherensi Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf ialah koherensi atau kepaduan. Satu paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau tumpukan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri atau terlepas, tetapi dibangun oleh kalimat yang mempunyai hubungan yang timbal balik. Pembaca dapat dengan mudah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena tidak adanya loncatan pikiran yang membingungkan. Urutan pikiran yang teratur akan melihatkan pepaduan. Jadi kepaduan atau koherensi dititikberatkan pada hubungan antara kalimat dengan kalimat. Kepaduan dalam sebuah paragraf dapat dibangun dengan memperhatikan : Masalah kebahasaan yang digambarkan dengan : a. Repetisi b. Kata ganti c. Kata transisi Contoh :
5

Pengajaran bahasa sebagai proses belajar mengajar di dalam lingkungan lembaga pendidikan formal, memiliki tiga peranan pokok yang berhubungan dengan pembinaan bahasa. Pertama, pengajaran bahasa merupakan proses yang memungkinkan pelajar memiliki kegairahan dan keterampilan menggunakan bahasa yang diajarkan. Kedua, pengajaran bahasa merupakan jalur penyebar luasan penggunaan bahasa dan sarana peningkatan mutu penggunaan bahasa yang diajarkan, terutama dikalangan generasi muda. Ketiga, pengajaran bahasa merupakan salah satu jalur yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana evaluasi pembinaan dan pengembangan bahasa dan sumber data tambahan bagi pembinaan dan pengembangan bahasa selanjutnya. Perhatikanlah hubungan kalimat di atas dan perhatikan kata atau frasa transisi yang digunakan (yang ditulis miring). Kata atau frasa transisi itu biasanya digunakan dalam tulisan dalam bermacam hubungan, misalnya : 1) Hubungan yang menyatakan tambahan kepada sesuatu yang telah disebut

sebelumnya. Untuk transisi yang digunakan biasanya : lebih-lebih lagi, tambahan, selanjutnya, di samping itu, seperti halnya, lalu, juga, lagipula, berikutnya, kedua, ketiga, akhirnya, tambahan pula, dan demikian juga. 2) Hubungan yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang sudah disebut sebelumnya digunakan : tetapi, namun, baaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, sama sekali tidak, biarpun, dan meskipun. 3) Hubungan yang menyatakan perbandingan, menggunakan : lain halnya, seperti, dalam hal yang sama, dalam hal yang demikian, dan sebagaimana. 4) Hubungan yang menyatakan akibat atau hasil, dengan kata transisi : sebab itu, oleh sebab itu, karena itu, jadi, maka, dan akibatnya. 5) Hubungan yang menyatakan tujuan, dengan kata penghubung : untuk maksud itu, untuk maksud tersebut, dan supaya. 6) Hubungan yang menyatakan singkatan, menggunakan : pendeknya, ringkasan, secara sigkat, pada umumnya, seperti sudah dikatakan, dengan kata lain, misalnya, yakni, yaitu, dan sesungguhnya.
6

7) Hubungan yang menyatakan waktu, misalnya : sementara itu, segera, beberapa, saat kemudian, sesudah itu, dan kemudian. 8) Hubungan yang menyatakan tempat, misalnya : di sini, di sana, dekat, di seberang, berdekatan, dan berdampingan dengan. 3). Perincian dan Urutan Pikiran Bagaimana cara mengembangkan pikiran utama menjadi sebuah paragraf dan bagaimana hubungan antara pikiran utama dengan pikiran-pikiran penjelas, di lihat dari urutan perinciannya. Perinciannya ini dapat di ukur secara kronologis (menurut urutan waktu), secara logis (sebab - akibat, akibat - sebab, khusus - umum, umum - khusus), menurut urutan ruang, menurut proses, dan dapat juga dari sudut pandangan yang satu ke sudut pandangan yang lain. 2.4 Jenis-jenis Paragraf 2.4.1 Paragraf Berdasarkan Tujuan a. Paragraf Narasi Paragraf narasi ialah jenis paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa berdasarkan urutan waktu. Paragraf narasi terdiri atas narasi kejadian dan narasi runtut cerita. Paragraf narasi kejadian adalah paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa, sedangkan paragraf narasi runtut cerita adalah paragraf yang pola pengembangannya di mulai dari urutan tindakan atau perbuatan yang menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Pada paragraf narasi terdapat alur cerita, tokoh, setting, dan konflik. Paragraf narasi juga tidak memiliki kalimat utama. Contoh paragraf narasi: Kemudian mobil meluncur kembali, Nyonya Marta tampak bersandar lesu. Tangannya di balut dan terikat di leher. Mobil itu berhenti di depan rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri mereka pada keluar rumah untuk menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinya yang sakit. Sementara bawahan Tuan Hasan berlomba menyambut kedatangan Nyonya Marta.

Paragraf narasi juga dapat dibedakan menurut jenis ceritanya, yaitu:

Narasi ekspositoris ialah jenis narasi yang berisikan rangkaian perbuatan yang disampaikan secara informatif sehingga pembaca mengetahui peristiwa itu secara tepat. Contoh paragraf narasi ekspositoris: Siang itu, sabtu pekan lalu, Ramin bermain sangat bagus. Mula-mula ia menyodorkan sebuah kontramelodi yang hebat, lalu bergantian dengan klarinet, meniupkan garis melodi utamanya. Ramin dan tujuh kawannya berbaris seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi Akhmad, mempelai pria yang akan menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di Perumahan Kampung Meruyung. Mereka membawakan "Mars Jalan" yang dirasa tepat untuk mengantar Akhmad, sang pengantin.

Narasi sugestif ialah jenis narasi yang hanya mengisahkan suatu hasil rekaan, khayalan, atau imajinasi pengarang. Jenis karangan ini dapat di lihat pada roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan novel. Narasi sugestif selalu melibatkan daya khayal atau imajinasi karena sasaran yang ingin di capai yaitu kesan terhadap peristiwa. Contoh paragraf narasi sugestif: Patih Pranggulang menghunus pedangnya. Dengan cepat ia mengayunkan pedang itu ke tubuh Tunjungsekar. Tapi, aneh sebelum menyentuh tubuh Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut pedang itu dan membacokkan lagi ke tubuh Tunjungsekar. Tiga kali Patih Pranggulang melakukan hal itu, Akan tetapi, semuanya gagal.

b. Paragraf Deskripsi Paragraf deskripsi ialah paragraf yang menggambarkan suatu objek dengan kata-kata yang mampu merangsang indra pembaca. Artinya penulis ingin membuat pembaca melihat, mendengar maupun merasakan apa yang sedang mereka baca dari paragraf tersebut.
8

Contoh Paragraf Deskriptif: Masih melekat di mataku, pemandangan indah nan elok pantai Swarangan. Gelombang ombak yang tidak terlalu besar datang bergulung silih berganti menyambut siapapun yang datang seakan ingin mengajak bermain. Air yang jernih dan pasir putih lembut yang terhampar luas tanpa ada karang yang menghalangi membuatku ingin kembali lagi. Sejauh mata memandang yang kulihat hanya laut yang terbentang luas dan biru. Kurasakan dingin membasuh kakiku karena ombak yang terus-menerus menghempas kakiku dan terasa asin ketika air laut itu menyentuh bibirku karena percikannya. Disepanjang bibir pantai kulihat wisatawan beserta keluarga dan teman-teman mereka berkumpul membentuk suatu kelompok kecil untuk menikmati keindahan pantai Swarangan. Tidak jauh dari tempat itu aku juga melihat beberapa wisatawan berkejar-kejaran di bibir pantai, bermain bola, bermain dengan air, atau berfoto-foto dengan latar belakang pantai. Meskipun tak seramai dengan pantai-pantai yang sudah terkenal di kancah nasional maupun internasional pantai ini tidak pernah surut oleh wisatawan yang datang. Ciri-ciri paragraf deskriptif ialah: 1. Menggambarkan atau melukiskan suatu benda, tempat, atau suasana tertentu. 2. Penggambaran di lakukan dengan melibatkan pancaindra (pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan). 3. Bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat atau merasakan sendiri objek yang dideskripsikan. 4. Menjelaskan ciri-ciri objek seperti warna, ukuran, bentuk, dan keadaan suatu objek secara terperinci.

Di dalam paragraf deskriptif terdapat pola pengembangan paragraf, yaitu: 1. Pola Spasial 2. Pola Sudut Pandang

Pola sudut pandang adalah pola pengembangan yang berdasarkan pada posisi penulis saat menggambarkan suatu objek. Pola sudut pandang terbagi lagi menjadi 2 pola yaitu: 1. Pola subjektif ialah pola yang menggambarkan objek sesuai penafsiran dengan disertai kesan atau opini dari penulis. 2. Pola objektif ialah pola pengembangan paragraf deskripsi dengan cara menggambarkan objek secara apa adanya tanpa disertai opini penulis. c. Paragraf Eksposisi Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan suatu topik kepada pembaca dengan tujuan untuk memberikan informasi sehingga memperluas pengetahuan pembaca. Untuk memahaminya pembaca perlu melakukan proses berpikir dan melibatkan pengetahuan. Ciri-ciri paragraf eksposisi: 1. Memaparkan definisi dan memaparkan langkah-langkah, metode atau melaksanakan suatu tindakan. 2. Gaya penulisannya bersifat informatif. 3. Menginformasikan/menceritakan sesuatu yang tidak bisa di capai oleh alat indra. 4. Paragraf eksposisi umumnya menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana, kapan, mengapa, dan bagaimana. Contoh Paragraf Eksposisi: Sejak zaman dahulu, nenek moyang kita telah mengenal tanaman lidah buaya beserta manfaatnya bagi manusia. Manfaat lidah buaya tidak hanya sebagai penyubur rambut, tapi juga bermanfaat bagi kesehatan. Tumbuhan tanpa buah ini memiliki ciri fisik sebagai berikut: daun berbentuk panjang dengan duri kedua sisi daunnya, tebal, dan berwarna hijau. Daunnya mengandung serat bening sebagai daging. Meskipun lidah buaya sejak dahulu dikenal memiliki banyak khasiat, belum banyak yang mengetahui bahwa tanaman ini bisa menjadi komoditas yang menguntungkan. Menariknya, komoditas ini tidak hanya bermanfaat sebagai ramuan penyubur
10

rambut, tapi juga sebagai minuman yang menyehatkan seperti teh lidah buaya yang terbuat dari daun lidah buaya yang dikeringkan dan kuliner sepert: kerupuk dan jelly lidah buaya. Paragraf eksposisi terbagi dalam beberapa jenis yaitu:

Eksposisi definisi, batasan pengertian topik dengan menfokuskan pada karakteristik topik itu sendiri. Contoh paragraf eksposisi definisi: Ceplukan adalah tumbuhan semak liar yang biasanya tumbuh di tanah-tanah kosong yang tidak terlalu becek dan hanya bisa ditemukan pada saat musim penghujan. Tumbuhan ini memiliki tinggi antara 30-50 Cm, dengan ciri fisiknya ialah memiliki batang yang berwarna hijau kekuningan, buahnya berbentuk bulat dan berwarna kuning. Daging buah ceplukan yang tidak hanya terasa manis, ternyata juga mengandung beberapa khasiat penting untuk menyembuhkan penyakit seperti influenza, sakit paru-paru, kencing manis, dan beberapa penyakit lain. Meski memiliki beberapa khasiat penting, keberadaan tumbuhan ini sering disepelekan karena di angggap sebagai tumbuhan liar yang sama tidak pentingnya dengan tumbuhan liar yang lain.

Eksposisi klasifikasi ialak paragraf yang membagi sesuatu dan mengelompokkannya ke dalam kategori-kategori. Contoh paragraf eksposisi klasifikasi: Sistem penamaan jenis-jenis kritik sastra bervariasi, tergantung pada pendekatan yang digunakan. Pendekatan moral menekankan pada pertalian karya sastra dengan wawasan moral dan agama. Pendekatan historis, bekerja atas dasar lingkungan karya sastra yang berkaitan dengan fakta-fakta dari zaman dan hidup pengarang. Pendekatan impresionistik menjadi ciri khas aliran sastra romantik, menekankan pada efek personil karya sastra pada kritikusnya.

Eksposisi proses, paragraf jenis ini sering ditemukan pada buku-buku petunjuk pembuatan, penggunaan, atau cara-cara tertentu. Contoh paragraf eksposisi proses:

11

Lemon dan jeruk nipis ternyata memiliki khasiat sebagai penghilang jerawat. Kedua buah ini mengandung citric acid yang sangat kaya dan sangat baik untuk memindahkan sel-sel kulit mati yang bisa menjadi penyebab jerawat. Cara menggunakannya ialah dengan mencampurkan perasan lemon atau jeruk nipis dengan air mawar, kemudian oleskan di wajah secara merata dan biarkan selama 10-15 menit. Setelah itu bilas wajah dengan air hangat. Penerapan yang di lakukan secara rutin dan konsisten selama 15 hari akan memberikan hasil yang maksimal.

Eksposisi ilustrasi (contoh), pengembangannya menggunakan gambaran sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide. Mengilustrasikan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan sifat. Biasanya menggunakan frase penghubung "seperti" dan "bagaikan." Contoh paragraf eksposisi ilustrasi (contoh): Sebenarnya, kondisi ekonomi kita sudah relatif membaik. Indikatornya dapat di lihat dari berbagai aspek. Misalnya, dalam bidang otomotif. Setiap hari kita temukan aneka kendaraan melintas di jalan raya. Sepeda motor baru, mobil pun baru. Ini menandakan bahwa taraf hidup masyarakat mulai membaik. Indikator lain seperti daya beli masyarakat akan kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Pada bidang papan, misalnya, banyak warga masyarakat yang membangun tempat tinggal yang permanen.

Eksposisi pertentangan, berisi pertentangan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain. Frase penghubung yang digunakan adalah "akan tetapi", "meskipun begitu", "sebaliknya". Contoh paragraf eksposisi pertentangan: Orang yang gemar bersepeda, pada umumnya ialah orang-orang yang suka pada alam. Sebaliknya, orang yang tak pernah bersepeda kebanyakan orang kota yang ke mana-mana terbiasa naik mobil nyaman. Mereka akan menggerutu jika menemui jalan sempit di desa-desa.

Eksposisi berita ialah paragraf yang berisi pemberitaan mengenai suatu kejadian. Jenis ini banyak ditemukan pada surat kabar. Contoh paragraf eksposisi berita:

12

Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.

Eksposisi Perbandingan, dalam hal ini penulis mencoba menerangkan ide dalam kalimat utama dengan cara membandingkannya dengan hal lain. Contoh paragraf eksposisi perbandingan: Tinju bukanlah jenis olah raga yang banyak peminatnya, yang banyak adalah penggemarnya. Berbeda dengan olah raga jalan kaki, peminatnya banyak, penggemarnya sedikit. Tidak ada orang yang menonton orang lain berjalan kaki.

Eksposisi analisis, proses memisah-misahkan suatu masalah dari suatu gagasan utama menjadi beberapa subbagian, kemudian masing-masing subbagian dikembangkan secara berurutan. Contoh paragraf eksposisi analisis: Beragam teori dikemukakan untuk menemukan latar belakang kematian Merilyn Monroe. Ada yang berpendapat dia diancam oleh mafia. Seorang detektif memperkirakan, Merilyn memiliki hubungan dengan J.F. Kennedy. Dia dibunuh untuk menutupi kejadian yang dapat merusak nama baik tokoh penting AS tersebut.

d. Paragraf Argumentasi Paragraf agumentasi ialah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta (benar-benar terjadi). Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti. Ciri-ciri paragraf argumentasi, yaitu: 1. Menjelaskan suatu pendapat agar pembaca yakin. 2. Memerlukan fakta untuk membuktikan pendapatnya biasanya berupa gambar/grafik. 3. Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian.
13

4. Penutup berisi kesimpulan.

Jenis-jenis paragraf argumentasi: 1. Pola analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Contoh pola analogi: Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas. Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri tegak. 2. Pola generalisasi (pola umum) adalah penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Contoh pola generalisasi: Setelah karangan anak-anak kelas 8 diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan mendapat nilai 8. Anak-anak yang lain mendapat 7. Hanya Maman yang 6, dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Boleh dikatakan, anak kelas 8 cukup pandai mengarang. 3. Pola hubungan sebab akibat adalah paragraf yang di mulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat. Contoh pola hubungan sebab akibat: Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa ini tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal. e. Paragraf persuasi Paragraf persuasi ialah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta. Ciri-ciri paragraf persuasi, yaitu: 1. Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah. 2. Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.

14

3. Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara penulis dengan pembaca. 4. Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai. 5. Persuasi memerlukan fakta dan data. Contoh paragraf persuasi: Masyarakat Hindu di Bali memiliki upacara kematian yang sangat unik dan memiliki daya tarik tersendiri untuk wisatawan asing maupun lokal. Ritual unik ini disebut dengan ngaben. Ngaben adalah ritual atau upacara pembakaran mayat sebagai simbol penyucian roh orang yang sudah meninggal. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya membutuhkan berbagai perlengkapan dengan biaya yang cukup besar, maka tidak semua orang telah meninggal bisa langsung melakukan ngaben. Jenazah yang belum diberikan ngaben biasanya akan dikubur terlebih dahulu sambil menunggu semua perlengkapan ngaben telah siap dan lengkap. Jika ingin melihat ritual pembakaran mayat yang sangat unik ini, tidak ada salahnya anda berkunjung ke Provinsi Bali karena Upacara Ngaben dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat Hindu di Bali.

2.4.2 Berdasarkan Letak dan Gagasan Utamanya 1. Paragraf Deduksi Deduksi adalah paragraf yang letak gagasannnya di awal paragraf, berarti berfikir dari umum ke khusus. Contoh: Janji-janji yang disampaikan oleh calon presiden pada waktu kampanye pilkada (pemilihan kepala daerah) amat menarik. Pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme di kalangan pejabat daerah merupakan prioritas utama yang akan segera dilaksanakan untuk menjamin terselenggaranya pemerintahan daerah yang bersih dan berwibawa. Kesejahteraan petani, nelayan, dan buruh serta karyawan baik negeri maupun swasta akan ditingkatkan. Anggaran pendidikan pun akan dinaikkan sampai dua kali lebih besar dari pada anggaran sebelumnya. Gedung-gedung sekolah dan peralatannya akan diperbaharui dan ditambah. Selain itu, tidak akan ada lagi anak yang tidak mampu bersekolah karena SPP dan buku
15

murid-murid SD/MI sampai SMA/MA yang berasal dari keluarga kurang mampu akan ditanggung oleh pemerintah daerah. 2). Paragraf Induksi Induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di akhir paragraf, berarti cara berpikir dari khusus ke yang umum. Contoh: Baik di Indonesia maupun di negaranya sendiri, Shin-chan tidak dianggap sebagai role model yang baik untuk anak-anak. Protes pun bermunculan. Ruang surat pembaca di koran-koran dipenuhi denga keberatan para orang tua terhadap komik yang laris manis itu. Umumnya surat itu datang dari kalangan ibu. Menurut mereka dalam suratnya, kelakuan negatif Shin-chan ternyata diikuti oleh anggota nak-anak. Shin-chan, dimata para orang tua Indonesia, adalah setan kecil penyebar virus. 3). Paragraf Campuran Paragraf campuran adalah paragraf yang gagasan utamanya pada kalimat pertama dan kalimat terakhir. Paragraf ini terdapat du kalimat utama, dan kalimat terakhir umunya mengulangi gagasan yang dinyatakan kalimat pertama dengan sedikit tekanan atau variasi. Contoh: Saya berkeyakinan kalau Indonesia memfokuskan diri pada sektor agrobisnis, tidak ada negara lain yang mampu menandingi kita. Agar reformasi tersebut dapat terjadi, over valued yang harus dihindari. Memang, krisis ekonomi yang sedang berlangsung, telah mengoreksi nilai tukar kita. Sehingga pemerintah tidak perlu memaksa rupiah menguat, tetapi biarkan mekanisme pasar menemukan keseimbangannya. Hal yang perlu dilakukan adalah menyesuaikan diri terhadap nilai tukar yang ada dengan mendorong industri-industri yang mampu survive pada nilai tukar yang ada, yakni sektor agrobisnis. Bagi sektor agrobisnis, semakin melemah rupiah asal stabil-, akan semakin baik. Apabila sektor ini sudah berjalan dengan baik, tidak mustahil negara kita akan menjadi salah satu Negara yang ekonominya tertangguh didunia. 2.4.3 a. Berdasarkan Sifatnya Paragraf Pembuka

Paragraf pembuka berperan sebagai pengantar untuk sampai kepada masalah yang akan diuraikan. Oleh karena itu, paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan. Paragraf pembuka ini jangan terlalu panjang supaya tidak membosankan. b. Paragraf Penghubung
16

Masalah yang akan diuraikan terdapat dalam paragraf penghubung. Jadi, paragraf penghubung berisis inti persoalan yang akan dikemukakan. Oleh sebab itu, antara paragraf dengan paragraf harus saling berhubungan secara logis. c). Paragraf Penutup

Paragraf penutup mengkhiri sebuah karangan. Biasanya paragraf ini berisi kesimpulan dari paragraf ini berisi kesimpulan dari paragraf penghubung. Dapat juga paragraf penutup berisi penegasan kembali mengenai hal-hal yang dianggap penting dalam paragraf penghubung. Paragraf penutup yang berfungsi mengakhiri sebuah karangan tidak boleh terlalu panjang. Namun, tidak berarti paragraf ini dapat tiba-tiba diputuskan begitu saja. Jadi, seorang penulis harus dapat menjaga perbandingan antara paragraf pembuka, penghubung, dan penutup. 2.4.4 Berdasarkan Pola Pengembangannya Paragraf dapat disusun dalam berbagi pola. Beberapa pola paragraf diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Secara Alamiah Pada hal ini penulis sekedar menggunakan pola yang sudah ada pada obyek atau kejadian yang dibicarakan. Susunan ini mengenal dua macam urutan : (a) urutan ruang (spasial) yang membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya yang berdekatan dalam sebuah ruang. Misalnya gambaran dari depan ke belakang, dari luar ke dalam, dari atas ke bawah, dari kanan ke kiri dan sebagainya; (b) urutan waktu (urutan kronologi) yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan atau tindakan. 2. Klimaks dan Antiklimaks Pikiran utama mula-mula diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya. Kemudian berangsur-angsur dengan gagasan lain hingga ke gagasan yang paling tinggi kedudukannya atau kepentingannya.

3. Pola Perbandingan dan Pertentangan Pengembangan Paragraf perbandingan dilakukan dengan cara membandingbandingkan kalimat topik. Misalnya, kalimat topik mengenai hal yang bersifat abstrak dibandingkan dengan hal yang bersifat konkret dengan cara merinci perbandingan tersebut dalam bentuk yang konkret atau bagian bagian kecil. Contoh: Sifat orang jahat sama halnya dengan lalat. Lalat biasa hinggap di tempat-tempat yang kotor dan selalu makan makanan yang menjijikan. Kemana saja dia pergi pasti pasti membawa penyakit. Begitu juga orang jahat biasa tinggal di tempat-tempat maksiat dan biasa
17

makan makanan yang diharamkan. Kemana pun dia pergi pasti bikin membuat keonaran yang meresahkan warga. 4. Analogi Analogi biasanya dipergunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah diketahui umum dengan yang tidak atau kurang dikenal umum. Gunanya untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal tersebut. 5. Contoh-contoh Paragraf contoh adalah pengembangan kalimat topik dalam sebuah paragraf dengan menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh itu dipakai untuk memperjelas maksud dalam kalimat topik. Contoh : Proses pengurusan surat-surat yang paling mudah ialah dengan cara Menembak atau Lewat belakang (Tidak melalui prosedur yang berlaku). Contohnya waktu membayar pajak mobil, saya tidak mengurus sendiri, tetapi menyuruh calon yang biasa mangkal disana. Beresnya cepat sekali. Contoh lain waktu adik saya akan membuat SIM. Dia hanya memberikan uang dan salinan KTP kepada calon lalu dia dipanggil untuk dipotret. Beberapa menit kemudian, SIM pun selesai. Selain itu, waktu membuat akta kelahiran anak, saya hanya memerlukan waktu menunggu satu jam dengan cara memberi uang pelicin alakadarnya. Sementara itu, orang lain harus menunggu akta kelahiran anaknya beberapa jam setelah menyerahkan formulir karena tidak memberi uang pelicin. 6. Sebab - Akibat Kalimat topik paragraf sebab-akibat merupakan sebab atau akibat peristiwa-peristiwa atau sifat objek yang dipaparkan dalam kalimat pengembang. Jika kalimat topiknya berupa sebab maka kalimat pengembangnya harus merupakan akibat dari sebab itu. Sebaliknya, jika kalimat topiknya berupa akibat, kalimat pengembangnya harus merupakan sebab-sebab dari akibat itu. Contoh : Pak Ahmad sangat telaten merawat tanamannya. Setiap petak sawah yang akan ditanami padi selalu diperiksa tingkat keasamannya. Kalau sudah diketahui tingkat keasamannya, beliau taburi kapur atau kalsit secukupnya dan dibiarkan beberapa hari sebelum diaduk. Ketika menanam, beliau selalu mengikuti aturan dari PPL (Penyuluhan pertanian) baik jarak dari rumpun ke rumpun maupun jumlah pohon yang di tanam pada setiap rumpun. Kengiatan pemupukan, selain menggunakan pupuk organik buatan sendiri, beliau juga menggunakan pupuk Urea,TSP,dan KCL dengan dosis sesuai dangan aturan. Setiap pagi beliau pergi ke sawah untuk mengairi tanaman padinya dengan air yang dialirkan
18

dari irigasi. Hama-hamanya, baik hama tikus maupun ulat penggerek batang selalu di berantas. Selain itu, Bapak Ahmad selalu berdoa agar hasil panennya melimpah. Tidak mengherankan apabila panen padi Bapak Ahmad tahun ini sangat melimpah. 7. Definisi Luas Untuk memberikan batasan tentang sesuatu, kadang-kadang penulis terpaksa menguraikan dengan beberapa kalimat, bahkan beberapa alinea.

8. Klasifikasi Di dalam pengembangan karangan kadanng-kadang kita mengelompokan hal-hal yang mempunyai persamaan. Pengelompokan ini biasanya diperinci lagi lebih lanjut ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil. 9. Umum Khusus Cara ini paling banyak digunakan dalam pengembangan paragraf baik dari umum ke khusus atau sebaliknya dari khusus ke umum. Bentuk umum perincian dan diakhiri dengan kalimat utama. Karya ilmiah umumnya berbentuk deduktif artinya dari umum ke khusus.

BAB III KESIMPULAN Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan. Ciri-ciri paragraf terdiri atas, kalimat pertama bertakuk, paragraf menggunakan pikiran utama yang (gagasan utama), setiap paragraf menggunakan sebuah kalimat topik dan selebihnya merupak an kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan, menguraikan, atau menerangkan pikiran utama yang ada dalam kalimat topik, dan paragraf menggunakan pikiran penjelas (gagasan penjelas) yang dinyatakan dalam kalimat penjelas. Paragraf yang baik harus memenuhi syarat-syarat seperti : kesatuan, koherensi, perincian, dan urutan pikiran. Jenisjenis paragraf dibagi berdasarkan : 1. Berdasarkan tujuan yaitu paragraf narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi. 2. Berdasarkan letak dan gagasan utamanya : paragraf deduksi, induksi, dan campuran.
19

3. Berdasarkan sifatnya paragraf : paragraf pembukaan, penghubunga, dan penutup. 4. Berdasarkan pola pengembangannya : secara alamiah, klimaks dan antiklimaks pola perbandingan dan pertentangan, analogi, contoh-contoh, sebab akibat, defenisi luas, klasifikasi, umum khusus.

DAFTAR PUSTAKA A, Yahya. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta Arifi dan Amran. 2006. Cermat Berbahasa Indonesia. Akademika Pressindo: Jakarta Hs, Widjono. 2005. Bahasa Indonesia. Gramedia Widiasarana Indonesia: Jakarta Kokasih, E. 2009. Bahasa Indonesia. Yrama Widya: Bandung Barus, Sanggup, dkk. 2013. Bahasa Indonesia. Tim Dosen: Medan

20

Anda mungkin juga menyukai