Anda di halaman 1dari 49

EVENT MANUSIA DITINJAU DARI ASPEK KELAHIRAN DAN KEMATIAN MANUSIA

Kelompok 1

Anggota kelompok
Humairah Imelda k. Saifuddin Z. Adi K. Grace A. Titik H. Diah A. Pamela D. Afif F.

Cinitra A. Rania A. Fransiska F. Hanifa A. Lavinia D. Adam W. Faizah H. Tika Y. Aliffia N.

Event manusia

Kelahiran

Kehidupan

Kematian

Penyakit

Penyakit
Faktor penyebab penyakit tidak dapat dilepaskan dengan berbagai faktor yang saling berkaitan dan berperan dalam proses terjadinya penyakit.
Manusia berinteraksi dengan berbagai faktor penyebab itu dan jika faktor itu dapat mengalahkan kemampuan faal tubuh manusia maka seseorang menjadi jatuh sakit.

Faktor Agen
Dalam rantai epidemologi suatu penyakit faktor agen yang dapat meliputi : Faktor Biologis Faktor Fisik Faktor Kimiawi Faktor Sosial

Masa anak-anak <5 tahun


Angka kematian bayi (AKB) indikator penting untuk menilai tingkat kesejahteraan suatu negara dan status kesehatan masyarakat. AKB sebagian besar adalah kematian neonatal yang berkaitan dengan status kesehatan ibu saat hamil, pengetahuan ibu dan keluarga dengan pentingnya pemeriksaan kehamilan dan peranan tenaga kesehatan serta ketersediaan fasilitas kesehatan.

A. Lahir premature
kelahiran prematur mencapai 75-80 % dari seluruh bayi yang meninggal pada usia kurang dari 28 hari. Data dari WHO (2002) menunjukkan angka yang sangat memprihatinkan terhadap kematian bayi yang dikenal dengan fenomena 2/3. Pertama, fenomena 2/3 kematian bayi pada usia 0-1 tahunan terjadi pada masa neonatal (bayi berumur 0-28 hari). Kedua, 2/3 kematian bayi pada masa neonatal dan terjadi pada hari pertama. Dewasa ini Indonesia memiliki angka kejadian prematur sekitar 19% dan merupakan penyebab utama kematian perinatal.

Anemia Faktor ekonomi

Penyebab

Asap rokok & bahan bakar biomassa

Riwayat prematur
Umur yang beresiko

B. Cacat lahir
1. Hidrosefalus -/+ 2 : 1000 kelahiran Remaja & dewasa > disebabkan toksoplasmosis
Hidrosefalus infantil:
46%
abnormalitas perkembangan otak

50%
pendarahan subaraknoid & meningitis

4%
tumor fossa posterior

2. Down syndrom
Angka kejadian tahun 1994, 1.0-1.2 per 1000 kelahiran 20 tahun lalu 1.6 per 1000 kelahiran

Angka kejadian kulit putih > kulit hitam


Kebanyakan anak dengan sindrom ini dilahirkan wanita berusia >35 tahun

Kasus Anak-anak
1. Osteomielitis hematogen akut

Insidens : Mengenai anak-anak Laki-laki : wanita = 3 : 1 Lokasi tulang tersering : paha, tibia (tulang kering), radius dan ulna (lengan bawah), dan fibula Bakteri yang menjadi penyebab tersering bakteri Stafilokokus aureus.

Glomerulonefritis Indonesia pada tahun 1995 170 pasien yang dirawat di rumah sakit pendidikan dalam 12 bulan. Pasien terbanyak : 1.Surabaya (26,5%), 2.Jakarta (24,7%), 3.Bandung (17,6%), dan 4.Palembang (8,2%). L : P = 2 : 1 dan terbanyak pada anak usia antara 6-8 tahun (40,6%). . Penyakit ini umumnya (sekitar 80%) sembuh spontan, 10% menjadi kronis, dan 10% berakibat fatal

2. Hand, Foot and Mouth Disease (HMFD)


Daerah beriklim sedang, kasus >pada musim panas dan awal musim gugur. wabah HFMD yang disebabkan oleh Enterovirus 71 telah dilaporkan di Asia dan Australia. HFMD Enterovirus 71 insiden yang lebih tinggi keterlibatan neurologis (sistem saraf). Dan kasus-kasus fatal ensefalitis (pembengkakan otak) yang disebabkan oleh Enterovirus 71 telah terjadi selama wabah Namun, hasil ini serius masih sangat jarang

3. Obesitas
pada anak epidemi global. Anak obesitas memiliki banyak efek buruk pada morbiditas dan mortalitas.
Prevalensi penyakit ginjal stadium akhir (ESRD) secara dramatis dalam dekade terakhir secara paralel dengan peningkatan obesitas. Dari 1980-2006 prevalensi obesitas hampir 3x lipat dalam anak 2-15 tahun dan lebih dari 3x lipat pada anak 16-19 tahun

Kasus remaja
Remaja di seluruh dunia umumnya lebih sehat saat ini dibandingkan generasi sebelumnya. Tahun 2004 hampir 1 juta anak <18 thn meninggal karena cedera. Risiko untuk kelangsungan hidup dan kesehatan remaja berasal dari beberapa penyebab, termasuk kecelakaan, AIDS, kehamilan dini, aborsi yang tidak aman, perilaku berisiko seperti konsumsi tembakau dan penggunaan narkoba, masalah kesehatan mental dan kekerasan.

1. Masalah gizi

masalah gizi antara lain anemia dan indeks massa tubuh (IMT) kurang dari normal (kurus).
Prevalensi anemia pada remaja berkisar 40-88%, sedangkan prevalensi remaja dengan IMT kurus berkisar 30-40%.

anak perempuan risiko >anak laki-laki dalam hal kesulitan gizi, terutama anemia.

2. Kecelakaan
Di Indonesia berdasarkan data Survei Kesehatan Nasional tahun 2001, kecelakaan menempati urutan ke-6 dari 10 penyakit penyebab kematian berbagai usia. Insiden kecelakaan pada anak dan remaja meningkat dari tahun ke tahun.

Cedera merupakan penyebab utama kematian di kalangan remaja berusia 1019 tahun, 400.000 kematian setiap tahun di antara kelompok usia ini. Banyak dari kematian ini berkaitan dengan kecelakaan lalu lintas Kematian karena cedera di kalangan remaja yang tertinggi di kalangan orang miskin, dengan negara berpenghasilan rendah dan menengah mengalami beban terbesar.

Remaja Indonesia saat ini sedang mengalami peningkatan kerentanan terhadap berbagai ancaman risiko kesehatan terutama yang berkaitan dengan kesehatan seksual dan reproduksi termasuk peningkatan ancaman HIV/AIDS

Data penyakit infeksi menular seksual (IMS) remaja yang berobat ke RSHS tahun 1998 adalah 19 kasus pria, dan 20 kasus perempuan dari total kunjungan pasien baru 483 orang. Pada remaja pria kasus terbanyak adalah uretritis gonore dan pada perempuan adalah bakterial vaginosis

Remaja dan HIV


Penularan HIV di Indonesia terutama terjadi melalui hubungan seksual yang tidak aman, yaitu sebanyak 2.112(58%) kasus. Cara penularan lainnya adalah melalui jarum suntik (pemakaian jarum suntik secara bergantian pada pemakai narkoba, yaitu sebesar 815 (22,3%) kasus dan melalui transfusi darah 4 (0,10%) kasus).

Berdasarkan laporan Departemen Kesehatan sampai Juni 2003 jumlah pengidap HIV/AIDS atau ODHA (Orang Yang Hidup Dengan HIV/AIDS) di Indonesia adalah 3.647 orang terdiri dari pengidap HIV 2.559 dan penderita AIDS 1.088 orang. Dari jumlah tersebut, kelompok usia 15 - 19 berjumlah 151 orang (4,14%); 19-24 berjumlah 930 orang (25,50%). Ini berarti bahwa jumlah terbanyak penderita HIV/AIDS adalah remaja dan orang muda.

Kasus Dewasa
Penyakit Menular

Dewasa rentan

dua per tiga orang yang terkena PMS berada di bawah usia 25 tahun Penyakit Tidak Menular

Secara global WHO (World Health Organization) memperkirakan PTM menyebabkan sekitar 60% kematian dan 43% kesakitan di seluruh dunia.
Perubahan pola struktur masyarakat dari agraris ke industri dan perubahan pola fertilitas gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat diduga sebagai hal yang melatarbelakangi prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM), sehingga kejadian penyakit tidak menular semakin bervariasi dalam transisi epidemiologi.

1. Migran
10% manusia di dunia Migran Di Amerika Serikat, sekitar 6% pria dan 18% wanita mengalami migrain pada tahun tertentu dan sebanyak 18% dan 43% dari masing-masing persentase tersebut beresiko mengalami migrain seumur hidup

2. TBC
Terutama terjadi di Rusia, India, Asia Tenggara, Sub-Sahara Afrika, dan bagian dari Amerika Latin. Lebih dari 1,5 juta orang meninggal karena TB tahun 1998, tidak termasuk mereka yang terinfeksi HIV/AIDS, dan ada sampai 7,4 juta kasus baru.

3. Malaria
Pada tahun 1998, sekitar 300 juta orang terinfeksi malaria, dan lebih dari 1,1 juta meninggal akibat penyakit tahun itu. Sebagian besar kematian terjadi di Sub-Sahara Afrika. Menurut US Agency for International Development (USAID), Sub-Sahara Afrika sendiri kemungkinan akan mengalami 7 - untuk meningkatkan 20 persen tahunan terkait kematian malaria dan penyakit berat selama beberapa tahun mendatang

4. Hepatitis B dan C.
Hepatitis B, yang menyebabkan sedikitnya 0,6 juta kematian pada tahun 1997, sangat endemis di negara berkembang, dan beberapa 350 juta orang di seluruh dunia adalah pembawa kronis.

WHO memperkirakan bahwa 3 persen dari populasi global terinfeksi virus hepatitis C pada tahun 1997

Berarti lebih dari 170 juta orang berisiko terkena penyakit yang berhubungan dengan virus ini.

Kasus manula
mortalitas usia >40 tahun keatas sangat tinggi dibandingkan tingkat mortalitas manusia yang berusia <40 tahun. riset di kota Baltimore di Amerika. 70,4% manusia mengalami kematian pada usia >45 tahun, sedangkan manusia yang umurnya <45 tahun memiliki prosentase tidak lebih dari 30%.

Proporsi penyebab kematian pada kelompok usia 45-54 tahun di perkotaan dan pedesaan.

usia 55-64 hampir = kelompok usia 45-54 tahun penyebab kematian utamanya bukan penyakit menular, namun adalah penyakit tidak menular.

Penyakit menular pada kelompok usia tersebut menempati ranking ketiga, baik di perkotaan atau di pedesaan. Sedangkan menurut jenis kelamin, proporsi kematian wanita (11,6%) akibat penyakit menular lebih besar dibandingkan proporsi pada laki-laki (9,2%)

Proporsi penyebab kematian pada kelompok usia 45-54 tahun menurut jenis kelamin

Proporsi penyebab kematian pada kelompok usia 55-64 tahun di perkotaan dan pedesaan

Proporsi penyebab kematian pada kelompok usia 55-64 tahun menurut jenis kelamin

Sifat penyakit pada penderita lanjut usia


Penyebab penyakit

umumnya berasal dari dalam tubuh (endogen), sedangkan pada orang dewasa berasal dari luar tubuh (eksogen).
penurunan fungsi dari berbagai organ-organ tubuh akibat kerusakan selsel karena proses

Gejala penyakit sering tidak khas atau tidak jelas

Sangat penting untuk diketahui bahwa gejala penyakit pada lansia seringkali tidak khas/tidak jelas, yang berbeda dengan penyakit yang ditemukan pada orang dewasa.
Memerlukan lebih banyak obat

Akibat penyakit pada lansia yang lebih dari satu jenis maka dalam pengobatannya akan memerlukan obat-obat yang beraneka ragam jenisnya

Upaya penanggulangan kesehatan


Puskesmas adalah unit terdepan dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara menyeluruh, terpadu dan bermutu yang antara lain melakukan upaya pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, serta sebagai pusat pengembangan dan peningkatan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Saat ini Puskesmas diharapkan dapat melaksanakan berbagai macam program dalam bentuk upaya kesehatan wajib dan pengembangan.

Upaya kesehatan a. Upaya promotif


Kegiatan promotif dilakukan kepada lanjut usia, keluarga ataupun masyarakat di sekitarnya, 1. Perilaku hidup sehat 2. Gizi untuk Lanjut Usia

B. Upaya preventif Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah sedini mungkin terjadinya penyakit dan komplikasinya akibat proses degeneratif. C. Upaya kuratif Kegiatan pengobatan ringan bagi lanjut usia yang sakit bila dimungkinan dapat di lakukan di kelompok lanjut usia atau Posyandu lansia.

D. Upaya rehabilitatif Upaya rehabilitatif ini dapat berupa upaya medis, psikososial, edukatif maupun upaya-upaya lain yang dapat semaksimal mungkin mengembalikan kemampuan fungsional dan kepercayaan diri lanjut usia

Thank you!^^ Any question??

Pertanyaan
1. Faktor apakah yang menyebabkan pergeseran terjadinya down syndrome? (Dian Lupita) 2. Apakah migrain itu sebagai penyakit atau gejala dari penyakit lain? 3. Down syndrom kenapa sering terjadi pada orang berkulit putih?

Anda mungkin juga menyukai