Anda di halaman 1dari 28

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Industri perbankan syariah di Indonesia mengalami pertumbuhan yang
cukup pesat. Peningkatan yang cukup pesat ini tercermin dari pertumbuhan
sejumlah indikator kerjanya. Pertumbuhan aset perbankan syariah di Indonesia per
akhir 2012, perseroan mencatat total aset mencapai Rp32,5 triliun, meningkat 51,8%
dibanding posisi akhir tahun sebelumnya sebesar Rp21,4 triliun. Kinerja tersebut
melampaui pertumbuhan aset perbankan nasional sebesar 21,4% dan perbankan
syariah 49,2%.
Dari sisi pembiayaan, sampai akhir tahun 2012, perseroan telah menyalurkan
Rp22,47 triliun, meningkat 41,2% dari posisi akhir tahun 2011 sebesar Rp15,92
triliun. Sementara pengumpulan dana pihak ketiga (DPK) tercatat meningkat 53,3%
dari Rp17,39 triliun menjadi Rp26,66 triliun.
Pertumbuhan perbankan syariah yang cukup pesat ini didukung oleh
adanya kebijaksanaan pemerintah yang mengubah Undang-Undang No. 7 Tahun
1992 menjadi Undang-Undang No. 10 Tahun 1998. Undang-undang tersebut
memberikan landasan hukum yang lebih kuat dan kesempatan yang lebih luas
bagi pengembangan perbankan syariah di Indonesia serta merinci jenis-jenis
usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah. Selain
itu, adanya Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 menyebabkan Bank Indonesia
dapat menerapkan kebijakan moneter berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
Adanya Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dan
Undang-undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia menyebabkan
banyak bermunculan bank-bank syariah. Salah satunya terlihat dari mulai
menjamurnya bank-bank konvensional papan atas yang kini menerjuni bisnis
perbankan syariah, melalui dual system banking yang diberlakukan pemerintah.
Dengan dual system banking, bank-bank konvensional dapat membuka cabang
syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah.
2

Saat ini, masih ada sebagian masyarakat Islam yang enggan untuk
berhubungan dengan bank karena berpandangan bahwa bunga bank sama dengan
riba yang diharamkan dalam Islam. Dengan adanya bank berdasarkan syariah
Islam maka mereka akan merasa terpanggil untuk berhubungan dengan bank
Islam sehingga akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses
pembangunan. Sumbangan bank syariah dalam perekonomian Indonesia dapat
dilihat dari besarnya dana masyarakat yang masuk ke sektor perbankan syariah,
maupun dari besarnya kredit yang dikeluarkan ke pasaran.
Bank Muamalat merupakan bank syariah pertama di Indonesia. Hadirnya
Bank Muamalat di lingkungan perbankan nasional tentunya memiliki andil yang
cukup besar terutama dalam rangka turut serta meningkatkan kualitas kehidupan
sosial ekonomi masyarakat, mengingat sasaran pasar Bank Muamalat adalah
golongan menengah ke bawah yang banyak membutuhkan bantuan serta
pembinaan. Namun tidak menutup kemungkinan bagi Bank Muamalat untuk
melayani lapisan atas yang mungkin kelebihan dana atau membutuhkan bantuan.
Eksistensi Bank Muamalat sampai saat ini merupakan bukti nyata dari
ketahanan sistem perbankan syariah terhadap krisis ekonomi yang melanda
Indonesia. Krisis Ekonomi telah menyebabkan dunia perbankan konvensional
terpuruk dan sebagian besar dimasukkan ke Badan Penyehatan Perbankan
Nasional (BPPN). Namun Bank Muamalat, sebagai satu-satunya bank syariah
pada saat itu, terbebas dari kerugian akibat negative spread. Hal ini karena bank
tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap
tetapi disesuaikan dengan pendapatan atau hasil usaha bank, sehingga bank tidak
akan pernah mengalami negative spread. Bank Muamalat juga masih
membukukan pendapatan margin dan bagi hasil yang positif. Fakta ini juga
membuktikan ketahanan konsep perbankan syariah dalam menghadapi krisis
ekonomi. Keunggulan Bank Muamalat dengan menerapkan sistem syariah
menjadi daya tarik tersendiri bagi bank-bank konvensional untuk lepas dari
kanker ganas yang bernama negative spread. Kesuksesan ini tidak lepas dari
penerapan strategi pemasaran yang dilakukan oleh Bank Muamalat.
3

Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah dana ini dapat dilihat dari
strategi pemasaran dalam menghimpun dana dari masyarakat. Di dalam bab III
pasal 3 Undang-Undang Perbankan No. 7 Tahun 1992 dinyatakan bahwa fungsi
perbankan Indonesia yang utama adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana
dari masyarakat. Sehubungan dengan itu, perbankan pada umumnya dalam
melakukan operasionalnya ditekankan pada strategi penghimpunan dana yang
bersumber dari masyarakat. Sebagai lembaga keuangan maka dana merupakan
masalah bank yang paling utama. Tanpa dana yang cukup, bank tidak dapat
berbuat apa-apa, artinya bank tidak dapat menjalankan operasionalnya. Oleh
karena itu, Bank Muamalat harus dapat mendesain suatu strategi pemasaran yang
tepat, khususnya strategi pemasaran dalam menghimpun dana yang bersumber
dari masyarakat. Dengan meningkatnya dana yang dapat dihimpun dari
masyarakat akan meningkatkan kemampuan bank dalam menyalurkan kredit
sehingga fungsi intermediasi bank dapat dioptimalkan.
Pada penelitian ini digunakan salah satu analisis statistik yang menyatakan
adanya hubungan sebab akibat (causal) antara dua variabel, yaitu variabel terikat
(Y) dan variabel bebas (X). Hubungan antara beberapa variabel tersebut dalam
sebuah model, yang disebut dengan model regresi. Jika hubungan tersebut
mempunyai satu variabel terikat (Y), maka model tersebut dinamakan model
regresi berganda. (Singgih, 2009:188).
Berdasarkan uraian diatas penggunaan analisis regresi berganda,untuk
melihat faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi jumlah dana yang
dihimpun dari masyarakat pada Bank Muamalat, sehingga penulis tertarik untuk
menggunakan analisis ini dalam penelitian yang berjudul Faktor-faktor yang
mempengaruhi dana Bank Muamalat Indonesia tahun 2012 dengan
menggunakan analisis regresi berganda.



4

B. Batasan Masalah
Batasan masalah bertujuan untuk memperjelas arah dan tujuan dari suatu
masalah yang akan diteliti sehingga tidak menimbulkan kekeliruan/agar masalah
itu tidak mengambang. Sehubungan dengan itu peneliti membatasi masalah
penelitian dengan faktor strategi pemasaran, bauran pemasaran, sumber dana
Bank, dan produk pendanaan.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi jumlah dana yang dapat
dihimpun Bank Muamalat dari masyarakat?
2. Bagaimanakah bentuk model yang sesuai untuk menerangkan hubungan
antara jumlah dana yang dapat dihimpun Bank Muamalat dari masyarakat
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah dana tersebut?

D. Hipotesis
Hipotesis adalah anggapan / jawaban sementara yang perlu dibuktikan
kebenarannya berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan. Dalam penelitian
ini hipotesis yang diajukan adalah : terdapat pengaruh signifikan dari faktor
strategi pemasaran, bauran pemasaran, sumber dana dan produk pendanaan
dengan dana Bank Muamalat Indonesia Tahun 2012.

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Mendapatkan model yang sesuai untuk menerangkan hubungan antara
jumlah dana yang dapat dihimpun Bank Muamalat dari masyarakat dengan
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah dana yang dapat
dihimpun Bank Muamalat dari masyarakat, dan seberapa besar pengaruh
masing-masing faktor terhadap jumlah dana tersebut.
5


F. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan bahwa:
1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan atau bahan
perbandingan terhadap penelitian terdahulu maupun penelitian berikutnya.
2. Memberi kontribusi bagi pengembangan sistem perbankan syariah
Indonesia.
3. Hasil penelitian dapat dijadikan informasi bagi manajemen bank
khususnya Bank Muamalat dalam melakukan strategi pemasaran terutama
strategi dalam menghimpun dana dari masyarakat





















6

BAB II
KAJIAN TEORI


A. Pengertian Bank
Bank merupakan suatu lembaga intermediasi keuangan umum yang
didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjam uang,
dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.
B. Jenis Bank
Berdasarkan pasal 5 Undang-Undang No. 10 Th 1998 tentang perubahan
Undang-Undang No. 7 Th 1992 tentang perbankan, terdapat dua jenis bank
berdasarkan Undang-Undang yaitu :
1. Bank Umum
Bank Umum merupakan bank yang dalam pengumpulan dananya terutama
menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dalam usahanya
terutama dalam memberikan kredit jangka pendek.
2. Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan perinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
C. Faktor yang mempengaruhi jumlah dana
1. Strategi Pemasaran
Faktor penting dalam proses perencanaan ini adalah dari strategi
pemasarannya. Apabila misi dan tujuan perusahaan biasanya dirumuskan untuk
waktu yang lama, sebaliknya strategi lazimnya lebih sering mengalami perubahan.
Strategi adalah suatu seni. Walaupun diadakan suatu peralatan analisis untuk
mendefinisikan dan mengevaluasi strategi, proses perumusan strategi tetap lebih
banyak didominasi oleh pemikiran intuisi, perasaan, persepsi, dan pendapat
individu. Keberhasilan strategi seorang pemimpin suatu perusahaan mungkin akan
merupakan tantangan bagi pemimpin lain. Oleh karena itu, strategi dari berbagai
perusahaan akan berlainan, sangat tergantung pada maksud pokok dan misi
7

perusahaan, keadaan perusahaan dan lingkungan yang ada. Suatu strategi biasanya
harus diikuti oleh substrategi agar pelaksanaan strategi dapat dilakukan dengan
baik (Sukristono, 1995).
Pemasaran menurut William J. Stanton (1996:7) adalah suatu sistem total
dari kegiatan-kegiatan usaha yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang
lain, bertujuan untuk merencanakan, menentukan harga, melakukan promosi, serta
mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan pembeli yang ada
khususnya kepada pembeli potensial. Sedangkan pemasaran menurut Philip
Kotler (1989:5) adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu-
individu dan kelompok-kelompok mendapat apa yang mereka butuhkan dan
inginkan melalui penciptaan, penawaran, pertukaran produk-produk yang bernilai.
Adapun tujuan pemasaran adalah untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhan konsumen agar produk atau jasa sesuai bagi konsumen sehingga
produk atau jasa tersebut dapat dijual dengan sendirinya. Tujuan dalam jangka
pendek biasanya untuk merebut konsumen terutama untuk produk yang baru
diluncurkan. Sedangkan tujuan dalam jangka panjang dilakukan untuk
mempertahankan produk-produk yang sudah ada agar tetap eksis.
Bagi dunia perbankan, konsep pemasaran yang paling tepat adalah konsep
pemasaran yang bersifat kemasyarakatan. Konsep ini menekankan kepada
penentuan kebutuhan, keinginan, dan minat pasar sasaran serta memberikan
kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien daripada para pesaing
sehingga dapat menjamin atau memberikan kesejahteraan konsumen dan
masyarakat. Karena kondisi pasar sekarang adalah buyers market maka
pelanggan adalah segalanya. Kebutuhan, keinginan, dan kepuasan nasabah harus
benar-benar diperhatikan. Sedangkan tujuan konsep ini adalah agar pelanggan
tetap setia (loyal) menggunakan produk-produk atau jasa yang dihasilkan oleh
bank.

Untuk mengarah pada tujuan tersebut, kegiatan atau proses pertukaran harus
dapat dikelola dengan baik oleh manusia dan organisasinya agar dapat
menghasilkan pendapatan bagi mereka sendiri serta kepuasan bagi pihak lain. Tak
8

dapat dipungkiri bahwa kegiatan pemasaran memerlukan strategi karena tanpa
strategi akan sulit untuk mencapai sasaran yang diinginkan.
Menurut Philip Kotler dan Paul N. Bloom dalam Suryani (2003) strategi
pemasaran dapat diartikan sebagai seleksi atas pasar sasaran (target market),
menentukan posisi bersaing, dan pengembangan suatu bauran pemasaran yang
efektif untuk mencapai dan melayani klien-klien yang telah dipilih. Sedangkan
menurut Simorangkir (1988:46) strategi pemasaran adalah penciptaan suatu
pemasaran terpadu untuk memuaskan keinginan nasabah.
Dari definisi-definisi tersebut maka dapat disimpulkan:
1. Strategi pemasaran adalah suatu kesatuan rencana perusahaan yang
komprehensif dan terpadu yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan.
2. Pemasaran menggunakan dan meramu seperangkat sarana yang disebut bauran
pemasaran agar dapat memenuhi kepuasan konsumen.
2. Bauran Pemasaran
Salah satu unsur dalam faktor yang mempengaruhi jumlah dana adalah
strategi bauran pemasaran. Bauran pemasaran (Marketing Mix) sebuah perusahaan
adalah inti dari sistem pemasarannya. Menurut Philip Kotler (1989:98) bauran
pemasaran adalah campuran dari variabel-variabel pemasaran yang dapat
dikendalikan dan dipergunakan oleh suatu perusahaan untuk mengejar tingkat
penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran merupakan
strategi pemasaran yang memadukan strategi-strategi produk, harga, promosi, dan
distribusi yang diarahkan kepada segmen pasar (target pasar) yang dituju.
Menurut Sukanto dan Sukmawati dalam Indra (1992) strategi pemasaran
sesungguhnya merupakan penggabungan antara strategi-strategi 4P (Price,
Product, Promotion, and Place) atau strategi bauran pemasaran.
Bauran pemasaran merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan secara
terpadu. Artinya kegiatan ini dilakukan secara bersamaan di antara elemen-elemen
yang ada dalam bauran pemasaran itu sendiri. Setiap elemen tidak dapat berjalan
sendiri-sendiri tanpa dukungan dari elemen yang lain. Oleh karena itu, setiap
elemen membutuhkan strategi tersendiri, namun tetap akan terkait dengan strategi
9

pada elemen lainnya seperti strategi produk, strategi harga, strategi lokasi, dan
strategi promosi.
a) Strategi Produk (Product)
Philip Kotler mendefinisikan produk sebagai sesuatu yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk diperhatian, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang
dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa produk dapat berupa
barang dan jasa. Sedangkan produk dalam dunia perbankan adalah berupa jasa.
Dalam konsep produk, para konsumen akan menyukai produk-produk yang
memberikan kualitas, penampilan dan ciri-ciri yang terbaik.
Ciri-ciri dan karakteristik jasa adalah sebagai berikut:
a. Tidak berwujud, artinya tidak dapat dirasakan atau dinikmati sebelum jasa
tersebut dibeli.
b. Tidak dapat dipisahkan, artinya antara si pembeli jasa dengan si penjual jasa
saling berkaitan.
c. Beraneka ragam, artinya jasa dapat diperjualbelikan dalam berbagai bentuk.
d. Tidak tahan lama, artinya jasa tidak dapat disimpan, begitu jasa dibeli maka
akan segera dikonsumsi.
b) Strategi Harga (Price)
Strategi harga adalah menghitung dan merumuskan nilai atau harga dari
produk atau jasa yang akan dipasarkan. Harga adalah sesuatu yang dibayarkan
oleh konsumen sebagai pengganti barang atau jasa yang diterimanya. Bagi
perbankan terutama bank yang berdasarkan prinsip konvensional, harga adalah
bunga, biaya admistrasi, biaya provisi dan komisi, biaya kirim, biaya tagih, biaya
sewa, biaya iuran, dan biaya-biaya lainnya. Sedangkan harga bagi bank yang
berdasarkan prinsip syariah adalah bagi hasil.

10

Harga bukan merupakan faktor yang dominan dalam penjualan suatu
produk. Namun demikian, harga merupakan salah satu dari bauran pemasaran
yang dapat digunakan secara efektif untuk melakukan suatu taktik dan strategi
pemasaran.
c) Strategi Promosi (Promotion)
Promosi adalah salah satu bagian dari bauran pemasaran yang besar
peranannya. Promosi adalah cara menyampaikan pesan yang dapat mempengaruhi
konsumen agar berubah sikapnya dengan tujuan untuk membantu menciptakan
permintaan dan terlaksananya penjualan. Menurut Philip Kotler, promosi adalah
berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menonjolkan
keistimewaan-keistimewaan produknya dan membujuk konsumen sasaran agar
membelinya. Sedangkan menurut Reidenbach dan Pitts dalam Ekawati (1996)
promosi merupakan istilah generik untuk usaha komunikasi perusahaan yang
ditujukan bagi pencapaian tujuan strategi pemasaran.
Pengeluaran untuk promosi merupakan faktor yang paling signifikan bagi
bank jika seluruh proses komunikasi yang menjadi pertimbangan. Bank tidak
perlu menyesuaikan dengan biaya promosi bank pesaing yang setara asetnya.
Penentuan biaya yang terbaik untuk promosi adalah dengan menentukan formula
yang tidak tetap atau berubah-ubah sesuai dengan tujuan bank tersebut (Ekawati,
1996).
d) Strategi Distribusi (Place)
Distribusi adalah penyerahan produk atau jasa oleh produsen kepada
konsumen secara cepat dan tepat. Unsur tempat (place) dalam bauran pemasaran
merupakan berbagai kegiatan yang membuat produk terjangkau oleh konsumen
sasaran. Salah satu jalur distribusi dalam dunia perbankan adalah jumlah kantor
cabang.
Penentuan lokasi kantor cabang bank dilakukan untuk kantor cabang
utama, kantor cabang pembantu, dan kantor kas. Penentuan lokasi kantor beserta
sarana dan prasarana pendukungnya menjadi sangat penting. Hal ini mengingat
11

apabila salah dalam menganalisis akan berakibat meningkatnya biaya yang akan
dikeluarkan nantinya. Lokasi bank yang strategis bertujuan agar nasabah mudah
menjangkau setiap lokasi bank yang ada. Sedangkan lokasi yang tidak strategis
akan mengurangi minat nasabah untuk berhubungan dengan bank. Jumlah kantor
yang sedikit dan tidak merata dapat mengakibatkan bagian-bagian yang tidak
tercapai akan menjadi peluang bagi pesaing. Demikian pula sarana dan prasarana
harus memberikan rasa yang aman dan nyaman kepada seluruh nasabah yang
berhubungan dengan bank. Bank juga perlu mempercantik kantor cabangnya agar
nasabah terkesan dengan pelayanannya sehingga nasabah akan semakin loyal.
3. Sumber Dana Bank
Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan
kemampuannya menghimpun dana masyarakat. Dana adalah uang tunai yang
dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam bentuk tunai atau aktiva lain yang dapat
segera diubah menjadi uang tunai. Dana yang dimiliki atau yang dikuasai oleh
bank tidak hanya berasal dari pemilik bank itu sendiri, tapi juga berasal dari dana
pihak lain yang dititipkan pada bank dan sewaktu-waktu atau pada saat tertentu
akan diambil baik sekaligus maupun secara berangsur-angsur. Prinsip dasar
kebijakan perbankan di sisi dana ialah memperoleh dana sebanyak-banyaknya
dengan biaya serendah mungkin.
Sumber dana adalah dari mana asal dana yang diperoleh perbankan. Dana
bank yang digunakan sebagai modal operasional bersumber dari:
1) Dana dari modal sendiri yang berasal dari para pemegang saham (sering
disebut dana dari pihak ke-1).
2) Dana dari lembaga lain yang dapat diperoleh dari Bantuan Likuiditas Bank
Indonesia (BLBI), pinjaman antar bank (Call Money), Surat Berharga Pasar
Uang (SBPU), dan pinjaman dari bank-bank luar negeri (sering disebut
dana dari pihak ke-2).
3) Dana dari masyarakat yang terdiri dari tabungan, deposito, dan giro (sering
disebut dana dari pihak ke-3).
12

Bagi bank konvensional, selain modal, sumber dana lainnya cenderung
bertujuan untuk menahan uang. Hal ini sesuai dengan pendekatan yang
dilakukan Keynes yang mengemukakan bahwa orang membutuhkan uang untuk
tiga kegunaan: transaksi, cadangan (berjaga-jaga), dan investasi. Berbeda dengan
hal tersebut, bank syariah tidak melakukan pendekatan tunggal dalam
menyediakan produk penghimpunan dana bagi nasabahnya. Misalnya pada
tabungan, beberapa bank memperlakukannya seperti giro dan ada pula yang
memperlakukannya seperti deposito (Antonio, 2001).
Dalam pandangan syariah, uang bukanlah merupakan suatu komoditi
melainkan hanya sebagai alat untuk mencapai pertambahan nilai ekonomis
(economic added value). Hal ini bertentangan dengan perbankan berbasis bunga
di mana uang mengembangbiakkan uang, tidak peduli apakah uang itu dipakai
dalam kegiatan produktif atau tidak. Untuk menghasilkan keuntungan, uang harus
dikaitkan dengan kegiatan ekonomi dasar (primary economic activities), baik
secara langsung melalui transaksi seperti perdagangan, industri manufaktur, sewa
menyewa dan lain-lain, atau secara tidak langsung melalui penyertaan modal guna
melakukan salah satu atau seluruh kegiatan usaha tersebut.
Sumber dana bagi bank syariah antara lain:
1) Modal inti (core capital)
Modal inti adalah dana modal sendiri, yaitu dana yang berasal dari para
pemegang saham, yakni pemilik bank. Pada umumnya dana modal inti terdiri dari
modal yang disetor oleh para pemegang saham, cadangan, dan laba ditahan.
2) Dana titipan (wadiah atau non remunerated deposit)
Dana titipan adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada bank, yang
umumnya berupa giro atau tabungan. Pada umumnya, motivasi utama orang
menitipkan dana pada bank adalah untuk keamanan dana mereka dan memperoleh
keleluasaan untuk menarik kembali dananya sewaktu-waktu.


13

3) Investasi
Bank menghimpun dana bagi hasil atas dasar prinsip mudharabah, yang
terdiri dari dua yaitu:
a. Mudharabah Muthlaqoh (General Investment), dimana pemilik dana tidak
memberikan batasan-batasan (restriction) atas dana yang diinvestasikan.
Pengelola dana diberi wewenang penuh mengelola dana tersebut tanpa
terikat waktu, tempat, jenis usaha, dan jenis pelayanannya.
b. Mudharabah Muqayyadah, dimana pemilik dana memberikan batasan atas
dana yang diinvestasikan. Misalnya hanya untuk jenis usaha, tempat, dan
waktu tertentu.
Dalam pembahasan ini, dana yang dimaksud adalah dana pihak ketiga
yang mempunyai peranan penting karena berkaitan dengan masyarakat luas yaitu
simpanan masyarakat. Simpanan menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998
adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan
perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito,
tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Hal ini
mengingat, hingga saat ini sebagian besar sumber dana perbankan adalah dana
pihak ketiga. Sumber dana dari masyarakat merupakan sumber dana terpenting
dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari
sumber dana ini. Sumber dana dari pihak ketiga ini selain mudah untuk
mencarinya juga tersedia banyak di masyarakat.
4. Produk Pendanaan
Produk pendanaan Bank Muamalat Indonesia terdiri dari:
1) Tabungan Ummat
Tabungan Ummat merupakan investasi tabungan yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat di seluruh cabang maupun ATM Bank Muamalat sesuai
ketentuan yang berlaku. Dengan kartu ATM Bank Muamalat, nasabah juga dapat
melakukan penarikan di seluruh mesin ATM BCA dan ATM Bersama. Nasabah
memperoleh bagi hasil yang berasal dari pendapatan bank atas dana tersebut serta
dapat menikmati fasilitas asuransi jiwa.

14

2) Tabungan Arafah
Tabungan Arafah merupakan tabungan yang dimaksudkan untuk
mewujudkan niat nasabah untuk menunaikan ibadah haji. Produk ini membantu
nasabah untuk merencanakan ibadah haji sesuai dengan kemampuan keuangan
dan waktu pelaksanaan yang diinginkan. Dengan fasilitas asuransi jiwa, Insya
Allah pelaksanaan ibadah haji tetap terjamin. Keistimewaan Tabungan Arafah
antara lain menguntungkan, terencana, terjamin, dan aman.
3) Tabungan Trendi
Tabungan Trendi merupakan tabungan yang dikhususkan bagi remaja dan
pelajar. Selain fasilitas asuransi kecelakan, tersedia juga hadiah khusus bagi
pelajar berprestasi.
4) Tabungan Ukhuwah
Tabungan Ukhuwah merupakan tabungan yang bekerjasama dengan
dompet Dhuafa Republika untuk kemudahan pembayaran secara teratur dan
otomatis dengan tiga paket pilihan yaitu Rp25.000, Rp50.000, Rp100.000.
Nasabah tidak dikenakan biaya atas pembuatan kartu ataupun jasa yang diberikan.
Nasabah memperoleh perlindungan asuransi kecelakaan dan kartu tabungan yang
dapat berfungsi sebagai kartu ATM serta kartu diskon di tempat-tempat yang
ditunjuk.
5) Dana Pensiunan Muamalat
Dana Pensiunan Muamalat dapat diikuti oleh mereka yang berusia
minimal 18 tahun atau sudah menikah, dan berusia maksimal 60 tahun. Iuran
sangat terjangkau, yaitu minimal Rp20.000,00 per bulan dan pembayarannya
dapat didebet secara otomatis dari rekening Bank Muamalat atau dapat ditransfer
dari Bank lain. Peserta juga dapat mengikuti program WASIAT UMMAT, di
mana selama masa kepesertaannya, peserta dilindungi asuransi jiwa sebesar nilai
tertentu dengan premi tertentu. Dengan asuransi ini, keluarga peserta akan
memperoleh dana pensiun sebesar yang diproyeksikan sejak awal jika peserta
meninggal dunia sebelum memasuki masa pensiun.


15

6) Mudharabah Muqayyadah
Mudharabah Muqayyadah merupakan perjanjian kerjasama antara
nasabah dengan bank, dimana nasabah hanya boleh menggunakan modal yang
diberikan untuk melaksanakan proyek yang telah ditentukan. Pembagian hasil
keuntungan dari proyek dilakukan sesuai dengan nisbah yang disepakati bersama.
7) Musyarakah
Musyarakah merupakan kerjasama antara dua (atau lebih) pihak, dimana
keduanya menyediakan modal untuk membiayai suatu proyek. Proyek ini boleh
dikelola oleh salah satu dari pemberi dana atau oleh pihak lainnya. Untuk jenis
pembiayaan ini, pemilik dana boleh melakukan intervensi dalam manajemen
proyek tersebut. Pembagian keuntungan dilakukan sesuai dengan kesepakatan
bersama, namun kerugian dibagikan berdasarkan besarnya modal yang diberikan.
8) Qardh
Qardh merupakan perjanjian pemberian pinjaman bank kepada pihak
kedua dan pinjaman tersebut dikembalikan dengan jumlah yang sama (sebesar
yang dipinjam). Pengembalian ditentukan dalam jangka waktu (sesuai
kesepakatan bersama) dan pembayaran dapat dilakukan secara angsuran maupun
tunai.
Variabel Operasional
Variabel tak bebas (dependent variable) yang digunakan dalam penelitian
ini adalah jumlah dana yang dapat dihimpun Bank Muamalat dari masyarakat.
Jumlah dana tersebut merupakan peningkatan jumlah dana nasabah yang disimpan
dalam bentuk tabungan, deposito, dan giro pada tiap semester.
Sedangkan variabel bebas (independent variable) yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan unsur-unsur bauran pemasaran yaitu jumlah kantor,
biaya promosi, jumlah ragam produk pendanaan, dan tingkat bagi hasil tabungan.
Jumlah Kantor merupakan jumlah kantor yang melakukan kegiatan
penghimpunan dana dari masyarakat yang meliputi kantor cabang utama, kantor
cabang pembantu, kantor kas, dan Gerai Muamalat.
16

Biaya promosi merupakan keseluruhan biaya yang digunakan untuk dapat
mempengaruhi konsumen agar berubah sikapnya dengan tujuan untuk membantu
menciptakan permintaan dan terlaksananya penjualan. Pengaruh variabel promosi
terhadap peningkatan jumlah dana yang dapat dihimpun Bank Muamalat dari
masyarakat dilakukan dengan memasukkan seluruh biaya promosi sebagai alat
ukur. Ini dilakukan karena pada umumnya bank belum memisahkan antara biaya
promosi untuk produk pinjaman, produk pendanaan dan biaya promosi atas nama
bank yang dilakukan untuk meningkatkan citra korporasi (corporate image) bank
yang bersangkutan.
Untuk mengukur pengaruh produk bank terhadap dana yang dapat
dihimpun dari masyarakat digunakan jumlah ragam produk pendanaan (funding
product) yang ditawarkan oleh Bank Muamalat. Jumlah ragam produk pendanaan
merupakan jumlah ragam produk yang digunakan dalam rangka penghimpunan
dana dari masyarakat. Produk-produk tersebut dapat berupa rekening tabungan,
deposito, dan giro.
Pengaruh variabel harga dalam penelitian ini diwakili oleh tingkat bagi
hasil produk pendanaan yaitu tingkat bagi hasil tabungan yang diberikan Bank
Muamalat kepada nasabahnya. Tingkat bagi hasil tabungan merupakan rata-rata
besarnya persentase bagi hasil tabungan mudharabah yang diterima nasabah.
Tingkat bagi hasil tabungan digunakan karena tabungan pada dasarnya merupakan
dana yang relatif stabil untuk mendukung kegiatan pembiayaan. Tingkat bagi
hasil produk pinjaman (lending product) tidak dimasukkan sebagai variabel yang
berpengaruh terhadap masuknya dana dari masyarakat di sektor perbankan.
Sedangkan bagi hasil sendiri merupakan pembagian keuntungan yang didapatkan
dari pembiayaan kepada bank dan nasabah berdasarkan perjanjian pembagian
keuntungan di muka (biasanya terdapat dalam formulir pembukaan rekening yang
berdasarkan mudharabah).



17

D. Metode Analisis
1. Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kuatnya tingkat hubungan
linear antara dua variabel dan biasanya dilambangkan dengan r
xy
atau r. Koefisien
korelasi bernilai antara 1 dan -1. Nilai r = 1 berarti hubungan X dan Y sempurna
dan positif, nilai r = -1 berarti hubungan X dan Y sempurna dan negatif, nilai r = 0
berarti hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan. Kalau tidak ada
hubungan berarti naik turunnya X tidak mempengaruhi Y. Kalau hubungan positif
pada umumnya kenaikan (penurunan) X menyebabkan kenaikan (penurunan) Y,
sebaliknya jika hubungan negatif pada umumnya kenaikan (penurunan) X
menyebabkan penurunan (kenaikan) Y.


Cara menghitung koefisien korelasi (r) adalah sebagai berikut:


= = = =
= = =

=
n
i
n
i
i i
n
i
n
i
i i
n
i
n
i
n
i
i i i i
Y Y n X X n
Y X Y X n
r
1 1
2 2
1
2
1
2
1 1 1
) ( ) (
. (1)
atau

= =
=
=
n
i
i
n
i
i
n
i
i i
y x
y x
r
1
2
1
2
1
.. (2)
di mana:

= =
= =
=
=
n
i
i
n
i
i
i i
i i
Y
n
Y X
n
X
Y Y y
X X x
1 1
1
,
1


Kedua rumus di atas disebut koefisien korelasi Pearson (Pearsons
Product Moment Coefficient of Correlation).
Beberapa sifat dari r adalah sebagai berikut:
18

1. Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan
antar dua variabel (atau lebih). Arah dinyatakan dalam bentuk hubungan
positif (+) atau negatif (-), sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dengan
besarnya koefisien korelasi.
2. Jika koefesien korelasi diketemukan +1, maka hubungan tersebut disebut
sebagai korelasi sempurna atau hubungan linear sempurna dengan kemiringan
(slope) positif. Jika koefesien korelasi diketemukan -1, maka hubungan
tersebut disebut sebagai korelasi sempurna atau hubungan linear sempurna
dengan kemiringan (slope) negatif.
3. Jika kedua variabel diperlakukan secara simetris (nilai pengukuran tetap sama
seandainya peranan variabel-variabel tersebut ditukar) maka meski kedua
variabel berkorelasi tidak dapat dikatakan mempunyai hubungan kausalitas.
Dengan demikian, jika terdapat dua variabel yang berkorelasi, tidak harus
terdapat hubungan kausalitas.
4. Korelasi sama dengan + 1 artinya kedua variabel mempunyai hubungan linier
sempurna (membentuk garis lurus) positif. Korelasi sempurna seperti ini
mempunyai makna jika nilai X naik, maka Y juga naik. Korelasi sama dengan
-1 artinya kedua variabel mempunyai hubungan linier sempurna (membentuk
garis lurus) negatif. Korelasi sempurna seperti ini mempunyai makna jika
nilai X naik, maka Y turun (dan sebaliknya).
5. Dalam korelasi sempurna tidak diperlukan lagi pengujian hipotesis, karena
kedua variabel mempunyai hubungan linear yang sempurna. Artinya variabel
X mempengaruhi variabel Y secara sempurna. Jika korelasi sama dengan nol
(0), maka tidak terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut.
6. Hanya merupakan suatu ukuran korelasi linier atau ketergantungan linier,
tidak berlaku untuk menerangkan hubungan yang tidak linier.
7. Meskipun r adalah ukuran hubungan linier antara dua variabel, tetapi tidak
berarti harus merupakan hubungan sebab akibat. Hubungan sebab akibat
harus didasarkan atas suatu teori atau yang masuk akal (common sense).

19

2. Analisis Regresi Berganda
Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh orang Perancis bernama
Galton. Menurut Gujarati (1995) analisis regresi berkenaan dengan studi
ketergantungan dari satu variabel yang disebut variabel tak bebas (dependent
variable) terhadap satu atau lebih variabel lain yaitu variabel yang menjelaskan
(explanatory variables), dengan maksud menaksir atau meramalkan nilai rata-rata
dari variabel tak bebas apabila nilai variabel yang menerangkan sudah diketahui.
Model regresi yang variabel tak bebasnya tergantung dari dua atau lebih
variabel yang menjelaskan (explanatory variables) disebut regresi berganda
(multiple regression).
Model persamaan regresi berganda dapat dituliskan sebagai berikut:
c | | | | + + + + + =
k k
X X X Y ...
2 2 1 1 0
. (3)
di mana:
Y = variabel tak bebas
0
| = konstanta
k
| | | ,..., ,
2 1
= parameter
k
X X X ,..., ,
2 1
= variabel-variabel yang menjelaskan
c = faktor gangguan (galat)
a) Asumsi Regresi Linier Berganda
Untuk membentuk model regresi linier berganda harus dipenuhi asumsi-
asumsi sebagai berikut:
1. 0 ) ( =
i
E untuk tiap i = 1, 2, , n . (4)
Artinya nilai rata-rata kesalahan pengganggu ) (
i
adalah nol.
2. 0 ) , ( =
j i
Cov untuk tiap i = j . (5)
Artinya tidak ada korelasi antara kesalahan pengganggu yang satu dengan
yang lainnya, asumsi ini dikenal dengan nama asumsi tidak ada autokorelasi.



20

3.
2
) ( o =
i
Var . (6)
Artinya setiap kesalahan pengganggu mempunyai varians yang sama. Secara
teknis asumsi ini menyatakan homoskedastisitas. Homoskedastisitas berasal
dari kata homo yang berarti sama dan cedasticity yang berarti penyebaran.
4. 0 ) , cov( ... ) , cov( ) , (
3 2
= = = =
ki i i i i i
X X X Cov . . (7)
Artinya tidak ada korelasi antara kesalahan pengganggu dengan setiap
variabel bebas yang tercakup dalam persamaan regresi linier berganda.
5. Tidak ada multikolinearitas, yang berarti tidak terdapat hubungan linier yang
pasti di antara variabel-variabel bebas.
6. ) , 0 ( ~
2
o N
i
. (8)
Artinya kesalahan pengganggu mengikuti distribusi normal dengan rata-rata
nol dan varians sama dengan
2
o .
b) Pemeriksaan Asumsi Regresi Berganda
Model regresi yang akan diuji hipotesisnya harus dilakukan uji asumsi
klasik terlebih dahulu. Uji asumsi ini akan membuktikan bahwa model regresi
yang akan digunakan tidak mengandung gejala multikolinearitas, autokorelasi
ataupun heteroskedastisitas sehingga model regresi yang digunakan dalam
penelitian dapat dijadikan sebagai alat pengambilan keputusan.
1. Uji Kenormalan
Kenormalan yaitu kesalahan pengganggu atau error mengikuti distribusi
normal dengan rata-rata nol dan varians
2
o . Apabila variabel tak bebas dan
variabel bebas mengikuti distribusi normal, maka errornya juga akan mengikuti
distribusi normal. Uji kenormalan dapat dilakukan dengan melihat normal
probability plot, jika mengikuti garis normal maka asumsi dapat diterima
(Drapper, 1992).
2. Uji Nonautokorelasi
Maurice dan William dalam Gujarati (1995) menyatakan bahwa istilah
autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antar anggota serangkaian
observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti data deret waktu) atau ruang
(seperti dalam data cross-sectional).
21

Salah satu cara untuk mendeteksi autokorelasi adalah dengan
menggunakan plot residual, jika plot residual membentuk pola tertentu maka
menandakan ada autokorelasi. Cara lain untuk mendeteksi autokorelasi adalah
dengan menggunakan Statistik d Durbin Watson.
d =

=
=

n
t
n
t
t t
e
e e
1
2
2
2
1) (
. (9)
Batas nilai d adalah nol dan empat. Jika d mendekati nol maka ada
autokorelasi positif, sedangkan jika d semakin mendekati empat maka ada
autokorelasi negatif. Jika d berada di sekitar dua menunjukkan bahwa tidak ada
autokorelasi.
Jika terjadi autokorelasi maka penaksir tetap tak bias. Walaupun penaksir
tersebut masih tetap konsisten tetapi tidak efisien. Akibatnya perkiraan menjadi
kurang teliti (less accurate), uji hipotesis kurang kuat (less powerfull), dan
interval keyakinan menjadi lebar (panjang). Dalam analisis regresi, secara umum
pengaruh korelasi antarsisaan tidak perlu dicemaskan, kecuali jika (n-k)/n kecil
(Drapper, 1992).
3. Uji homoskedastisitas
Asumsi penting dari model regresi linier adalah homoskedastisitas atau
ganggguan (disturbance) yang muncul mempunyai varians yang sama.
Heterokedastisitas (varians yang tidak sama) mengakibatkan penaksir tidak lagi
efisien walaupun penaksir tersebut tetap tak bias dan konsisten.
Uji asumsi varians sama dilakukan dengan melihat plot antara nilai sisa
dengan nilai taksiran, jika plot membentuk pola yang sistematis maka asumsi
tidak terpenuhi (Gujarati, 1995). Sebaliknya, jika tidak ada pola yang sistematis
serta titik-titik menyebar di sekitar angka nol maka dapat dikatakan tidak terdapat
heteroskedastisitas dan asumsi homoskedastisitas dapat terpenuhi.



22

4. Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah menguji hubungan antara variabel bebas. Cara
yang paling umum untuk mengetahui adanya multikolinearitas adalah dengan
melihat nilai toleransi (tolerance) yang didapat dari 1-R
2
.
Cara lain adalah dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor)
yang mempunyai persamaan:
VIF =
TOLERANCE
1
. (10)
Pada umumnya, jika nilai VIF lebih besar dari 5 menunjukkan adanya
multikolinearitas. Multikolinearitas juga akan terjadi jika nilai eigen value
mendekati 0 (nol) dan condition index melebihi 15, serta benar-benar problem
yang serius jika indeks sampai melebihi 30 (Santoso, 1999).
Apabila terdapat kolinearitas yang sempurna di antara variabel bebas,
koefisien regresi parsial dari masing-masing variabel bebas tidak menentu
(indeterminate) dan standar errornya tak terbatas (infinite) sehingga perkiraan |
j

tidak akurat, perkiraan interval untuk |
j
menjadi lebih panjang, pengujian
hipotesis menjadi less powerfull, dan dapat merubah tanda dari koefisien regresi.
Apabila kolinearitas tinggi tetapi tidak sempurna, koefisien regresi dapat dicari
tetapi standard errornya terlalu besar sehingga perkiraan interval dari koefisien
regresi menjadi lebih lebar (panjang) dan tingkat ketelitiannya kurang.
c) Uji Koefisien Regresi Berganda
Dengan tingkat kepercayaan 95 persen dilakukan uji hipotesis, baik secara
keseluruhan maupun parsial untuk mengetahui apakah koefisien regresi yang telah
diperoleh mempunyai pengaruh atau tidak.
1. Uji Signifikansi Garis Regresi Secara Keseluruhan (Overall Test atau Uji F)
Untuk menguji atau mengukur hubungan antara variabel tak bebas dengan
variabel bebas dari persamaan regresi secara menyeluruh digunakan uji statistik F,
dengan hipotesis sebagai berikut:

23

H
0


: 0 ...
2 1
= = = =
k
| | | . (11)
artinya tidak ada pengaruh dari variabel bebas terhadap Y.
H
1
: minimal ada satu 0 =
j
| j = 1, 2, ..., k . (12)
artinya minimal ada satu variabel bebas yang mempengaruhi Y.
Uji statistik F dapat dinyatakan dalam bentuk rumus sebagai berikut Uji
statistik F dapat dinyatakan dalam bentuk rumus sebagai berikut (Gujarati, 1995):
) /(
) 1 /(
k n SSE
k SSR
F
obs

= atau
MSE
MSR
F
obs
= . (13)
di mana: SSR = jumlah kuadrat regresi MSR = rata-rata kuadrat regresi
SSE = jumlah kuadrat sisaan MSE = rata-rata kuadrat sisaan
k = jumlah parameter n = jumlah sampel
Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai statitik
F
obs
dengan F
tabel
dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar (1-). Jika
F
obs
> F
tabel (, k-1, n-k)
maka H
0
ditolak, artinya minimal ada satu variabel bebas
(independent variables) yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel
tak bebas.
2. Uji Signifikansi Garis Regresi Secara Parsial (Partial Test atau Uji t)
Untuk mengetahui pengaruh secara parsial masing-masing variabel bebas
terhadap variabel tak bebas digunakan uji statistik t, dengan hipotesis sebagai
berikut:
H
0
: 0 =
j
| j = 1, 2, ..., k . (14)
artinya tidak ada pengaruh |
j
terhadap Y
H
1
: 0 =
j
| j = 1, 2, ..., k . (15)
artinya terdapat pengaruh |
j
terhadap Y
Dengan kriteria penghitungan sebagai berikut:

) (

j
j
obs
se
t
|
|
= . (16)
24

Jika >
obs
t t
tabel
dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar (1-)
maka H
0
ditolak yang berarti bahwa pengaruh masing-masing variabel bebas
terhadap variabel tak bebas cukup signifikan. Demikian pula sebaliknya, jika
<
obs
t t
tabel
maka H
0
diterima yang berarti bahwa pengaruh masing-masing
variabel bebas terhadap variabel tak bebas tidak signifikan.
3. Uji Kecocokan Model (Goodness of Fit Test)
Untuk mengetahui sejauh mana ketepatan atau kecocokkan suatu garis
regresi sampel dalam mencocokkan sekumpulan data, diperlukan suatu ukuran
lazim yang dinamakan koefisien determinasi (R
2
). Gujarati (1995) menyatakan
bahwa koefisien determinasi merupakan ukuran seberapa baik garis regresi
mencocokkan data (a measure of the goodness of fit). Secara verbal, koefisien
determinasi mengukur proporsi atau persentase total variasi dalam variabel tak
bebas yang dijelaskan oleh variabel-variabel bebas secara bersama-sama dalam
model regresi.
Gujarati juga menyatakan bahwa dalam hubungan regresi, R
2
adalah
ukuran yang lebih berarti daripada R karena :
1. Nilai R
2
menyatakan proporsi variasi dalam variabel tak bebas yang dijelaskan
oleh variabel yang menjelaskannya.
2. Nilai R
2
memberikan suatu ukuran keseluruhan mengenai sejauh mana variasi
dalam satu variabel menentukan variasi dalam variabel lain.
Secara matematis koefisien determinasi (R
2
) dapat dinyatakan sebagai berikut:

= = = =
2
2 2
2
2
2

1
i
i
i
i
y
x
y
y
SST
SSE
SST
SSR
R
|
. (17)
di mana: SSE = jumlah kuadrat error
SSR = jumlah kuadrat regresi
SST = jumlah kuadrat total
Koefisien Determinasi (R
2
) merupakan besaran nonnegatif dengan batas
1 0
2
s s R . Jika R
2
bernilai 1 berarti suatu kecocokkan sempurna, sedangkan jika
25

R
2
bernilai nol berarti model regresi yang ada tidak menjelaskan sedikitpun
variasi dalam variabel tak bebas.
Dalam membandingkan dua model regresi atau lebih dengan
menggunakan R
2
harus diperhitungkan banyaknya variabel bebas yang ada dalam
model. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mempertimbangkan koefisien
determinasi alternatif yaitu koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R
2
).
Istilah disesuaikan berarti disesuaikan dengan derajat bebasnya. Koefisien
determinasi yang disesuaikan dihitung sebagai berikut:
Adjusted R
2
=

=
) 1 n ( y
) k n ( e
1 R
2
i
2
i
2
. (18)
3. Pemilihan Model Terbaik
Model terbaik dapat diperoleh dari variabel-variabel yang diteliti dengan
menggunakan metode Eliminasi Backward (Backward Elimination). Prosedur
Eliminasi Backward adalah salah satu prosedur pemilihan model terbaik dalam
regresi dengan eliminasi variabel bebas yang membangun model secara bertahap.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut (Drapper, 1992):
1) Menghitung persamaan regresi yang mengandung semua variabel bebas.
2) Menghitung nilai F parsial untuk setiap variabel bebas, seolah-olah ia
merupakan variabel terakhir yang dimasukkan ke dalam persamaan regresi.
3) Membandingkan nilai-nilai F parsial terendah, misalnya F
L
, dengan nilai F
bertaraf nyata tertentu dari tabel, misalnya F
0
.
a. Jika F
L
< F
0
, buang variabel Z
L
yang menghasilkan F
L
dari persamaan
regresi, kemudian hitung kembali persamaan regresi tanpa
menyertakan variabel bebas Z
L
tersebut; kembali ke langkah (2).
b. Jika F
L
> F
0
, ambillah persamaan regresi tersebut.
Dalam SPSS 15, proses pengurangan variabel dapat dilakukan dengan
membuang variabel yang nilai signifikan (probabilitas) t lebih dari o tertentu
(dalam analisis ini digunakan o = 5%).



26

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diteliti maka jenis penelitian ini digolongkan
kedalam penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang
bertujuan memaparkan peristiwa yang urgen terjadi pada masa kini.

B. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari lembaga terkait berupa laporan tahunan Bank Muamalat. Data yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan data Bank Muamalat pada tahun 2011.

C. Variabel
a. Variabel dependen
Y = Peningkatan Dana Pihak Ketiga (Milyar Rp)
b. Variabel independen
X
1
= Jumlah Kantor (Unit)
X
2
= Biaya Promosi (Jutaan Rp)
X
3
= Jumlah Ragam Produk (Jenis)
X
4
= Tingkat Bagi Hasil Tabungan (%)









27

D. Teknik Analisis Data
Analisis data cenderung diartikan sebagai proses perhitungan dalam
penerapan metode statistika, analisis data yang pada dasarnya meliputi upaya
penelusuran dan pengungkapan informasi yang relevan yang terkandung dalam
data dan penyajian hasilnya dalam bentuk yang lebih ringkas dan sederhana.
Adapun langkah-langkah dalam analisis regresi berganda ini adalah sebagai
berikut :
a. Pengujian asumsi
1. Uji kenormalan
2. Uji Nonautokorelasi
3. Uji Homoskedastisitas
4. Uji Multikolinieritas
b. Menghitung korelasi berganda (R) dan koefisien (R
2
) untuk
mengetahui keeratan hubungan antara variabel dan untuk mengukur
seberapa besar variasi variabel dependen (Y) mampu diterangkan
secara bersama-sama oleh variabel independen (X).
c. Melakukan metode eliminasi backward untuk menetukan model yang
terbaik,perlu dilakukan penyeleksian model terlebih dahulu
d. Melakukan uji kecocokan model
e. Melakukan uji F untuk melihat apakah secara serentak variabel
independen (X) mampu menjelaskan variabel dependen (Y) dengan
baik.
f. Melakukan uji T (t-test) untuk melihat apakah masing-masing
koefisien regresi signifikan atau tidak, berdasarkan nilai
probabilitasnya.
g. Melihat hasil analisis yang didapat dengan mendapatkan model
terbaik.



28

DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip. 1996. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Pengendalian Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1. Jakarta:
Intermedia.
Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan (UPP) AMPYKPN.
Saladin, Djaslim. 1994. Dasar-dasar Pemasaran. Bandung: Mandar Maju.
Santoso, Singgih. 2003. SPSS Versi 10 Mengolah Data Statistik secara
Profesional. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Sembiring, R.K. 1995. Analisis Regresi. Bandung: PT ITB, 1995.
Suryabrata, Sumadi. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali.
Walpole, E, Ronald. 1993. Pengantar Statistika. Jakarta : PT Gramedia Pustaka.
Utama.
www.muamalatbank.com
http://www.scribd.com/doc/11320386/Defenisi-Bank

Anda mungkin juga menyukai