Anda di halaman 1dari 11

KEPUTUSAN PEMERINTAH TERKAIT KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK

MAK A LAH (Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pancasila semester genap tahun akademik

2012/2013) Penyusun: Yohanes CP (35533) Wahid Luthfi (39157) Wilnanda Agung Putra (40251) Wahyu Mahardhika (39016) Senja Rizkiyah Putri (39017) Athiya Ramadhani Ikhsan Putri (39044) Muhammad Syamsul Muin (39330) Marsetyo Wisaksono (39757) M. Ilham Esman (39869) Nur Habibah (40074) Rafika Amini (40170)

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA

2013
BAB I DESKRIPSI KASUS 1. Latar Belakang Pemerintah ingin menaikkan harga Bahan Bakar Minyak pada bulan April dengan harga 6000/Liter. Mengakibatkan kenaikan harga BBM bersubsidi dinilai akan cepat diserap konsumen domestik seiring meningkatnya pendapatan per kapita dan semakin besarnya sizeekonomi Indonesia. Goncangan inflasi pun cenderung moderat. Kenaikan harga BBM merupakan upaya yang dilakukan pemerintah untuk menyelamatkan APBN yang banyak dihabiskan oleh subsidi. Naiknya harga minyak dunia memaksa pemerintah untuk melakukan penyesuaian terhadap harga minyak di dalam negeri. Harga minyak dunia yang melebihi dari APBN memicu membengkaknya tambahan subsidi yang harus dikeluarkan pemerintah. Kita ambil contoh, ketika harga minyak dunia mencapai harga USD100 dan asumsi harga minyak di APBN pada angka USD80 per barrel untuk nilai tersebut pemerintah harus mengeluarkan tambahan subsidi sebesar 64 Trilliun.

BAB II RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah di atas,rumusan permasalahan sebagai berikut: 1. Apa saja dampak setelah kenaikan bahan bakar bagi indonesia.? 2. Bagaimana bila harga BBM meningkat dan bagaimana keuntungan atas kenaikan BBM tersebut?

BAB III LANDASAN TEORI

Kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) menjadi isu hangat akhir-akhir ini. Tidak hanya menjadi konsumsi para pakar ekonomi, politik, juga para penegak hukum, juga menjadi bahan obrolan di kalangan orang awam sekalipun. Hal ini tidak mengherankan, karena BBM merupakan barang krusial di kehidupan kita sehari-hari. Kenaikan harga BBM berarti kenaikan harga di seluruh sektor kehidupan. Bukan hanya sekali pemerintah gagal menaikkan harga BBM. Sehingga terkesan plinplan. Mulai dari program konversi minyak ke gas, yang berujung kegagalan. Wacana pemberian BLT (Bantuan Langsung Tunai) yang masih menuai pro dan kontra. Hingga yang terbaru, menghapus subsidi BBM, yang ternyata ditunda pelaksanaannya entah sampai kapan. Maka, makalah ini bermaksud menjabarkan permasalahan tersebut. Apa penyebab kenaikan harga BBM, bagaimana dampak yang ditimbulkan, bahkan apa yang tersembunyi di balik sikap pemerintah.

BAB IV PEMBAHASAN 1. Pengaruh kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) a) Keadaan Ekonomi Kondisi Ekonomi Masyarakat Ketika kebijakan sudah diambil, maka akan mempengarui beberapa aspek di dalamnya, meskipun hanya sedikit. Akan tetapi perekonomian rakyat Indonesia yang tergolong di dominasi menengah kebawah, akan merasakan pengaruh yang sangat tinngi. BBM merupakan salah satu bahan utama untuk mata pencaharian mereka, jika BBM naik maka sejumlah barang- barang kebutuhan pokok pun juga akan meningkat. Dari sektor ekonomi masyarakat, akan berdampak pada menurunya daya beli masyarakat karena kenaikan harga BBM maka akan dibarengi dengan kenaikan tarif listrik, transportasi dan berbagai jenis produk. Golongan masyarakat yang paling terkena dampaknya adalah masyarakat miskin. Kebijakan pemerintah dalam memberikan bantuan langsung tunai sangat bermanfaat bagi golongan ini. Setidaknya dalam jangka pendek ekonomi mereka dapat terbantu. Selanjutnya anggaran tersebut harus mampu dipergunakan dalam meningkatkan ekonomi mikro. Kegiatan perdagangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri perlu ditingkatkan dan dipenuhi sehingga mengurangi impor, kemudian jika bisa produk kita di ekspor ke negara lain. Harga Minyak Dunia Tingginya harga minyak mentah di pasaran dunia menimbulkan masalah yang cukup mengkhawatirkan bagi perekonomian Indonesia. Tingkat konsumsi BBM Indonesia yang terus meningkat ternyata tidak diimbangi dengan kenaikan kapasitas produksi minyak. Akibatnya, pemerintah harus memenuhi selisih kekurangan pasokan dalam negeri tersebut melalui impor. Harga minyak yang tinggi menyebabkan pemerintah harus mengeluarkan dana yang lebih besar untuk mengimpor, sementara di sisi lain, penerimaan migas tidak mampu menutupi biaya impor karena volume ekspor migas yang terus berkurang. Ditambah lagi, rupiah terus

terdepresiasi.

Konsekuensi

yang

terjadi

yaitu,

pemerintah

harus

mengalokasikan dana dengan jumlah yang semakin besar untuk subsidi BBM. Penjualan BBM domestik yang ditetapkan dengan harga rendah dan di bawah harga pasar yang sebenarnya menyebabkan kenaikan harga minyak yang terjadi semakin membebani APBN akibat tingginya subsidi BBM yang harus dikeluarkan pemerintah. Kondisi APBN Rencana menaikkan harga BBM sudah menjadi wacana sejak setidaknya 2010, karena beban subsidi yang sangat besar dalam APBN. Sampai dengan April 2013, jika tidak dilakukan perbaikan atau dikendalikan maka subsidi total (APBN 2013) akan bengkak menjadi Rp446,8 triliun, Dengan angka subsidi sebesar itu, menurut Presiden defisit anggaran akan bengkak jadi Rp353 triliun atau setara 3,83% dari Produk Domestik Bruto yang berarti melanggar ketentuan UU APBN yang mensyaratkan defisit di bawah 3%. Pemerintah menyatakan bila harga BBM tidak dinaikkan akan mengakibatkan defisit APBN sampai 3 persen atau lebih. Namun soal kapan harga baru diumumkan serta berapa harga yang akan dipakai setelah pemerintah mendapatkan persetujuan DPR karena pemerintah hanya akan menaikkan harga BBM sesudah DPR menyetujui rencana anggaran kompensasi untuk masyarakat miskin. Pembahasan mengenai kompensasi kenaikan harga BBM juga kemungkinan tidak akan berlangsung mudah karena sejak 2011 sejumlah partai oposisi sudah menyatakan menolak rencana anggaran kompensasi yang dianggap penuh dengan kepentingan politik penguasa. Presiden telah meminta pembahasan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN-P) dipercepat, sehingga pemerintah bisa segera menghitung besar kenaikan harga BBM bersubsidi. b) Keadaan Sosial Terkait dengan dampak social, adanya anggapan bahwa Pemerintah hanya mementingkan kepentingan kelompok asing dan golongan kaya yang hanya mencari keuntungan bahkan aspek sosial yang selama ini terabaikan seperti fasilitas jalan raya yang banyak berlubang, bangunan sekolah banyak yang rusak, belum lagi persoalan sampah yang menumpuk tidak dikelola

mengancam kesehatan. Lambannya peran Pemerintah mengatasi aspek sosial ini akan menyulitkan pengambilan keputusan terkait kebijakan yang akan dibuat sehingga nantinya akan menjadi tidak optimal secara keseluruhannya. Ditinjau secara menyeluruh bahwa kehidupan masyarakat di kota dan daerah berbeda sehingga peran Pemerintah Pusat dan Daerah diharapkan dapat bersinergi dengan kondisi sosial yang nampak saat ini. c) Kondisi Pendidikan Biaya pendidikan terutama pendidikan menengah atas dan pendidikan tinggi akan semakin meningkat. Jangkauan masyarakat ekonomi rendah akan sulit untuk melanjutkan pendidikan karena terbatasnya pendapatan dan harga yang semakin tidak terjangkau. Fasilitas sekolah yang terbatas dan bangunan yang rusak juga masih banyak. Belum lagi di beberapa daerah jumlah sekolah tidak sebanding dengan jumlah penduduknya. Kebijakan pemerintah dengan memberikan dana BOS adalah sudah tepat. Subsidi BBM dapat juga perlu diprioritaskan pada pembangunan sekolah, fasilitas sekolah dan beasiswa pendidikan tinggi bagi anak yang berprestasi. SDM berpendidikan adalah investasi bangsa Indonesia kedepannya. Pemerintah semestinya menyiapkan perencanaan jangka panjang dalam menyiapkan sumber daya manusia sehingga bisa di latih mencapai tujuan tertentu. Seperti contohnya kalau ingin membuat mobil maka kirimlah orang dalam jumlah tertentu untuk belajar ke negara maju. Selanjutnya setelah selesai pendidikan mereka diberikan fasilitas untuk mengembangkan kemampuanya hingga mampu membuat pabrik sendiri. Dengan demikian maka tidak akan rugi mengirim orang belajar. Kenyataanya dari tahun 1970, program beasiswa seperti ini tidak jelas alurnya sehingga tenaga ahli yang sudah datang tidak diberdayakan dengan baik.

d) Kondisi Kesehatan Sektor kesehatan akan terkena dampaknya karena biaya kesehatan yang meningkat menyebabkan jangkauan layanan kesehatan menjadi sulit. Ekonomi masyarakat yang rendah biasanya berhubungan dengan kondisi sanitasi lingkungan yang tidak sehat. Meningkatnya kejadian gizi kurang dan gizi buruk akibat terbatasnya pendapatan. Hal ini perlu menjadi perhatian

pemerintah selain hanya memberikan jaminan kesehatan masyarakat juga memberikan pembinaan kesehatan pada masyarakat. Peranan puskesmas sebagai ujung tombak kesehatan masyarakat harus dikembalikan peranan utamanya dala upaya pencegahan penyakit. Merevitalisasi program posyandu dalam membina kesehatan masyarakat dan mendeteksi secara dini tumbuh kembang anak. e) Kondisi Politik Dalam kehidupan politik yang sedang berkembang di masyarakat saat ini dilihat sebagai proses berjalannya demokrasi yang pluralis dengan beragamnya budaya dan suku telah membuat proses demokrasi di Indonesia dinilai sebagai suatu keberhasilan, namun masih terkendala dengan akses informasi yang memadai dan transparansi kinerja Pemerintah Pusat dan Daerah masih kurang memuaskan karena begitu banyaknya pejabat di Pemerintahan yang terjerat perkara hukum seperti korupsi, suap, dan kasus pidana lainnya. Pendapat publik terhadap kebijakan Pemerintah di DPR juga masih kurang memuaskan dengan masih banyaknya skandal anggota dewan yang terkait dengan korupsi, suap, bahkan opini publik banyak juga yang memberikan anggapan bahwa lembaga ini seolah tidak mewakili kepentingan rakyat tetapi telah menjadi mesin politik partai untuk meraih simpati rakyat guna pemilu selanjutnya namun tidak sedikit pula anggapan yang menilai bahwa anggota DPR adalah orang-orang yang cerdas, berintegritas dan akuntabel yang akan menjadi pioneer untuk melakukan perubahan yang lebih baik bagi bangsa dan Negara Indonesia. Pencitraan Harry Azhar Azis, Anggota DPR dari daerah pemilihan Provinsi Kepulauan Riau, mengatakan bahwa kami mencium ada kepentingan politik di balik rencana pemberlakuan bantuan langsung tunai (BLT). Pemerintah ingin melakukan pencitraan jika harga BBM dinaikkan secara merata. Pemerintah sebaiknya tidak mengkait-kaitkan BLT dengan kenaikan harga BBM. Kemiskinan itu merupakan kondisi yang mutlak yang harus ditanggulangi pemerintah, bukan hanya pada saat harga BBM dinaikan. f) Peraturan Perundang-undangan

UUD 1945 Pasal 33 Ayat 3

Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. UU No 22 Tahun 2001 UU No. 7 ayat 6 dan 6A

KESIMPULAN Diantara yang pro, kontra maupun yang abstain yang paling banyak dimuat beritanya adalah mereka yang menolak kenaikan BBM. Seperti misalnya berita tentang adanya aksi demo penolakan kenaikan BBM yang marak di berbagai daerah di Jawa, Sulawesi dan Sumatera dan tempat lainnya di Indonesia yang disiarkan berbagai media cetak dan elektronik serta internet. Padahal, yang setuju juga banyak, tapi beritanya tidak segencar berita aksi penolakan kenaikan harga BBM. Apalagi yang abstain, hampir tidak ada beritanya sama sekali. Hal ini wajar, karena mungkin di balik penyebaran berita aksi penolakan kenaikan harga BBM tersebut terdapat tujuan politis tertentu. Terlepas dari ajang pro dan kontra, pemerintah telah memutuskan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi dan memang demikian kenyataan yang harus dihadapi oleh negara dan masyarakat. Walaupun akan dirasakan berat dampaknya, namun kebijakan itulah yang saat ini dianggap pemerintah paling pas.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai