Anda di halaman 1dari 16

Bedside Teaching

Stroke Hemoragik
Untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Saraf di RSUD Tugurejo Semarang

Pembimbing : dr. ST. Istiqomah, Sp.S

Disusun oleh : Bela Bagus Setiawan H2A008007

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2012

LEMBAR PENGESAHAN

Bed Side Teaching ini telah disetujui oleh dosen pembimbing dari : Nama NIM Fakultas Universitas Kegiatan Judul : Bela Bagus Setiawan : H2A008007 : Kedokteran : Universitas Muhammadiyah Semarang : Stase Ilmu Penyakit Saraf : Stroke Hemoragik

Pembimbing : dr. ST Istiqomah, Sp. S Nilai :

Semarang, Juli 2012 Pembimbing

dr. ST Istiqomah, Sp. S

CASE ANALYSIS (Bedside Teaching / BST)

Nama NIM Bagian Preceptor

: Bela Bagus Setiawan : H2A008029 : Ilmu Penyakit Saraf : Dr. ST. Istiqomah, Sp.S

Nama Pasien : supardi. Tn. Jenis Kelamin : Laki-laki Umur Alamat No. RM : 54 Tahun : Jatisari RT02 / RWII Semarang : 403470

Problem

Hypothesis

Mechanisme

More Info

Dont Know

Learning Issues

Problem Solving

ANAMNESIS (26 desember 2012) Secara auto dan allo amanesis Keluhan Utama : tangan dan kaki kiri merasa lemah dan ngomong pelo Riwayat Penyakit Sekarang : Onset Lokasi : 7 jam yang lalu : tangan dan kaki kiri, mulut

DD :

Terlampir

Pemeriksaan lab darah CT scan tanpa kontras

SH

Terlampir

DECISION MAKING :

SH SNH

RPS : 7 jam sebelum masuk RS pasien mengaku habis terjatuh kelantai habis solat subuh, tiba tiba tangan dan kaki kiri pasien sulit digerakkan serta pasien sulit berbicara (pelo), gejala terus

Kualitas : tangan dan kaki lemah sulit digerakkan dan mulut dibuat bicara tidak jelas ( pelo) Kuantitas : terus menerus, ADL terganggu, Faktor memperberat : tidak ada Faktor memperingan : tidak ada

menerus sepanjang jam, serta tidak terdapat faktor pemberat mampun peringan dari gejala tersebut,

keluhan disertai dengan muntah.

Gejala penyerta

: mual (+), muntah (-),

Saat masuk RS keluhan dirasa semakin berat dari pertama kali terjadi, dimana tangan dan kaki kiri sulit digerakkan dan pasien sulit bicara (pelo), gejala terus menerus tidak disertai faktor pemberat keluhan penurunan

sakit kepala (-), pingsan (-), kejang (-), penurunan kesadaran (+) Kronologis : 7 jam sebelum masuk RS pasien mengaku habis terjatuh kelantai habis solat subuh, tiba tiba tangan dan kaki kiri pasien sulit digerakkan serta pasien sulit berbicara (pelo), gejala terus menerus sepanjang jam, serta tidak terdapat faktor pemberat mampun peringan dari gejala tersebut, keluhan disertai dengan mual, pingsan disangkal, muntah disangkal, sakit kepala disangkal, kejang disangkal, penurunan kesadaran disangkal Saat masuk RS keluhan dirasa semakin berat dari pertama kali terjadi, dimana tangan dan kaki kiri sulit digerakkan dan pasien sulit bicara (pelo), gejala terus menerus tidak disertai faktor pemberat maupun peringan, keluhan kesadaran. Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat sakit seperti ini disangkal terdapat riwayat hipertensi Riwayat trauma disangkal Riwayat DM disangkal ditambah dengan penurunan

maupun ditambah kesadaran.

peringan, dengan

RPD : terdapat riwayat hipertensi

Sosek : Biaya pengobatan saat ini atas biaya sendiri namun segera akan diurus menjadi Jamkesmas. Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum : Tampak sakit berat Kesadaran : delirium GCS : E4M6V4 (pelo) = 14 Vital Sign : Nadi : 84 kali/menit, iregular, Tensi : 220/150 mmHg Suhu : : 36,5 c

Riwayat penyakit jantung disangkal Riwayat penyakit kronis lain disangkal Alergi obat disangkal

RR

: 24 kali/menit,

Mata

: Pupil bulat isokor RC +/+

3 mm/3 mm, Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga yang menderita penyakit serupa riwayat keluarga mempunyai hipertensi Riwayat Pribadi : pasien seorang perokok dan terkandang minum alkohol Sosek : Biaya pengobatan pasien saat ini atas biaya sendiri namun segera akan diurus menjadi Jamkesmas. Ekstrimitas bawah Gerakan Ka N Ki terbat as sensibilitas N Kekuatan 555 Ekstrimitas atas Gerakan Ka N Ki terbat as N VII. (Fasialis) Paresis perifer dektra Ka Ki

111 menu run

PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum : Tampak sakit berat Kesadaran : delirium GCS : E4M6V4 ( pelo ) = 14 Status Gizi : (BB/TB tidak diperiksa) Vital Sign : Nadi : 84 kali/menit, iregular, : 36,5 c : 24 kali/menit,

Kekuatan sensibilitas

555 N

111 menr un

Tekanan darah : 220/150 mmHg Suhu RR

Status Generalis : Kepala : bentuk mesosephal Mata : Pupil bulat isokor RC +/+ 3 mm/3mm, konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-) Hidung : nafas cuping hidung (-) , deformitas (-) , secret (-), pembesaran konka (-), konka hiperemis (-), epistaksis (-) Telinga : serumen (-/-) , nyeri mastoid (-/-), nyeri tragus (-/-), membran tympani intag Mulut : sianosis (-), karies gigi (-), lidah kotor (-), tonsil T1-T1, hiperemis (-), kripte melebar (-), dinding faring posterior : hiperemis (-), jaringan granulasi (-). Leher : pembesaran kelenjar limfe (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), kaku kuduk (-). NonMedikamentosa Status Internus Thorax (Cor&Pulmo) : dalam batas normal Abdomen : dalam batas normal Konsul Sp.KFR terapi rehabilitative yang bertujuan untuk menimbulkan dan TREATMENT : Medikamentosa Pasang DC Infus RL 20 tpm catapres 1x 1 ampul asam tranex 3x 1 gram citicolin 2 x 500 mg Konsul Sp.Pd DIAGNOSIS : Suspek SH Diagnosis Klinik : hemiparesis sinistra dan afasia motorik Diagnosis Topik hemisfrer dektra/sinistra Diagnosis Etiologik : vaskular

meningkatkan kompensasi sentral Status Psikis Dalam batas normal dan habituasi pada pasien dengan berjalan.

Status Neurologis Nervus Cranialis N I. (Olfaktorius) Daya pembau N II. (Optikus) Daya penglihatan Lapang pandang N III. (Okulomotorius) Ptosis reflek cahaya langsung Gerak mata ke atas reflek cahaya konsesual Gerak mata ke bawah Reflek akomodasi Gerak mata media Ukuran & bentuk pupil Diplopia N IV. (Trokhlearis) Gerak mata lateral bawah Diplopia N III. (Trigeminus) Menggigit Membuka mulut reflek masseter sensibilitas reflek kornea Ka N Ka N N Ka (-) N N N N N N N (-) Ka N (-) Ka (+) (+) (+) (+) (+) Ki N Ki N N Ki (-) N N N N N N N (-) Ki N (-) Ki (+) (+) (+) (+) (+)

Edukasi :

Mengatur pola makan yang sehat Melakukan olah raga yang teratur Menghentikan rokok Menhindari minum alkohol dan penyalahgunaan obat Memelihara berat badan yang layak

PROGNOSIS : Dubia ad malam

N VI. (Abdusen) Gerak mata lateral Diplopia N VII. (Fasialis) Paresis sentral sinistra N VIII. (Akustikus) Mendengar suara pendengaran turun N IX. (Glosofaringeus) Arkus faring sengau tersedak N X. (Vagus) Bersuara Menelan

Ka N (-) Ka

Ki N (-) Ki

Ka N (-) Ka N (-) (-) Ka (+) (+)

Ki N (-) Ki N (-) (-) Ki (+) (+)

N XI. (Aksesorius) Memalingkan kepala mengangkat bahu Sikap bahu trofi otot bahu N XII. (Hipoglosus) Sikap lidah kekuatan lidah Artikulasi trofi otot lidah Tremor lidah

Ka (+) (+) N (-) Ka N N N (-) (-)

Ki (+) (+) N (-) Ki N N N (-) (-)

Menjulurkan lidah

Badan Trofi otot punggung (-) Trofi otot dada (-) Nyeri membungkukkan badan (-) Vertebra : bentuk : normal, nyeri tekan (-) Gerakan : normal

Anggota Gerak Atas Inspeksi: Drop hand Claw hand Pitchers hand Kontraktur Warna kulit Palpasi : Lengan atas lengan bawah tangan Gerakan Kekuatan Tonus Trofi Sensibilitas Nyeri

Ka

Ki

(-) (-) (-) (-) N (-) (-) (-) N N 555 (-) N (-)

(-) (-) (-) (-) N (-) (-) (-) N terbatas 111 (-) N menurun

Reflek fisiologik Reflek patologik

(+) (-)

(+) (-)

Anggota Gerak Bawah Inspeksi: Drop foot Claw foot Pitchers foot Kontraktur Warna kulit Gerakan Kekuatan Tonus Trofi Sensibilitas Reflek fisiologik Reflek patologik TES PROVOKASI Tes KERNIG

Ka

Ki

(-) (-) (-) (-) N N 555 N (-) N N (-)

(-) (-) (-) (-) N terbatas 111 N (-) menurun N (-)

: tidak dilakukan

Mechanisme Penyebab utamanya: hipertensi - terjadi jika tekanan darah meningkat dengan signifikan - pembuluh arteri robek - perdarahan pada jaringan otak -membentuk suatu massa - jaringan otak terdesak, bergeser, atau tertekan(displacement of brain tissue) - fungsi otak terganggu Semakin besar hemoragi yg terjadi - semakin besar displacement jaringan otak yang terjadi Pasien dengan stroke hemoragik sebagian besar mengalami ketidaksadaran - meninggal

Stroke Hemoragik DEFINISI Definisi stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global), dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain selain vaskuler.

KLASIFIKASI Berdasarkan kelainan patologis a. Stroke hemoragik

1) Perdarahan intra serebral 2) Perdarahan ekstra serebral (subarakhnoid)

Etiologi dari Stroke Hemoragik : 1) Perdarahan intraserebral Perdarahan intraserebral ditemukan pada 10% dari seluruh kasus stroke, terdiri dari 80% di hemisfer otak dan sisanya di batang otak dan serebelum.3 Gejala klinis : Onset perdarahan bersifat mendadak, terutama sewaktu melakukan aktivitas dan dapat didahului oleh gejala prodromal berupa peningkatan tekanan darah yaitu nyeri kepala, mual, muntah, gangguan memori, bingung, perdarhan retina, dan epistaksis. Penurunan kesadaran yang berat sampai koma disertai hemiplegia/hemiparese dan dapat disertai kejang fokal / umum. Tanda-tanda penekanan batang otak, gejala pupil unilateral, refleks pergerakan bola mata menghilang dan deserebrasi Dapat dijumpai tanda-tanda tekanan tinggi intrakranial (TTIK), misalnya papiledema dan perdarahan subhialoid.

2) Perdarahan subarakhnoid Perdarahan subarakhnoid adalah suatu keadaan dimana terjadi perdarahan di ruang subarakhnoid yang timbul secara primer Gejala klinis : Onset penyakit berupa nyeri kepala mendadak seperti meledak, dramatis, berlangsung dalam 1 2 detik sampai 1 menit. Vertigo, mual, muntah, banyak keringat, mengigil, mudah terangsang, gelisah dan kejang. Dapat ditemukan penurunan kesadaran dan kemudian sadar dalam beberapa menit sampai beberapa jam. Dijumpai gejala-gejala rangsang meningen Perdarahan retina berupa perdarahan subhialid merupakan gejala karakteristik perdarahan subarakhnoid. Gangguan fungsi otonom berupa bradikardi atau takikardi, hipotensi atau hipertensi, banyak keringat, suhu badan meningkat, atau gangguan pernafasan. FAKTOR RESIKO Secara garis besar faktor risiko stroke dibagi atas faktor risiko yang dapat dimodifikasi (modifiable) dan yang tidak dapat dimodifikasi (nonmodifiable). Faktor risiko stroke yang dapatdimodifikasi diantaranya adalah hipertensi, penyakit jantung (fibrilasi atrium), diabetes melitus,merokok, konsumsi alkohol, hiperlipidemia, kurang aktifitas, dan stenosis arteri karotis.Sedangkan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi antara lain usia, jenis kelamin, ras/suku, dan faktor genetik. Menurut The seventh report of the joint national commite on prevention, detection, evaluation, and treatment of high blood pressure (JNC 7), klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1, dan hipertensi derajat 2.

DIAGNOSIS STROKE HEMORAGIK Diagnosis didasarkan atas hasil: a. Penemuan Klinis 1. Anamnesis

Terutama terjadinya keluhan/gejala defisit neurologik yang mendadak. Tanpa trauma kepala, dan adanya faktor risiko stroke. 2. Pemeriksaan Fisik Adanya defisit neurologik fokal, ditemukan faktor risiko seperti hipertensi, kelainan jantung dan kelainan pembuluh darah lainnya. b. Pemeriksaan tambahan/Laboratorium 1. Pemeriksaan Neuro-Radiologik Computerized Tomography Scanning (CTScan), sangat membantu diagnosis dan membedakannya dengan perdarahan terutama pada fase akut. Angiografi serebral (karotis atau vertebral) untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pembuluh darah yang terganggu, atau bila scan tak jelas. Pemeriksaan likuor serebrospinalis, seringkali dapat membantu membedakan infark, perdarahan otak, baik perdarahan intraserebral (PIS) maupun perdarahan subarakhnoid (PSA). 2. Pemeriksaan lain-lain Pemeriksaan untuk menemukan faktor resiko, seperti: pemeriksaan darah rutin (Hb, hematokrit, leukosit, eritrosit), hitung jenis dan bila perlu gambaran darah. Komponen kimia darah, gas, elektrolit, Doppler, Elektrokardiografi (EKG). Gejala Klinis Perdarahan Intraserebral (PIS) Berat Menit-jam Perdarahan Subarachnoid (PSA) Ringan 1-2 menit Stroke Non Hemoragik Berat/ringan + Pelan hari) (jam-

Gejala defisit fokal TIA sebelumnya Onset

Nyeri kepala

Hebat

Sangat hebat

Ringan/tidak ada kecuali lesi di batang otak ++ +/-

Muntah pd awalnya Hipertensi Penurunan Kesadaran Kaku kuduk

Sering +++ ++ +/-

Sering + +

Hemiparesis

Sering awal ++ ++ ++ -

sejak

Permulaan tidak ada + +++ + +

Sering awal +/++ -

sejak

Deviasi mata Gangguan bicara Perdarahan subhialoid Paresis/ gangguan N.III

TES DIAGNOST Skor stroke Gadjah Mada

Penurunan kesadaran + + _ _ _

Nyeri kepala + _ + _ _

Babinski

Jenis stroke

+ _ _ + _

Perdarahan Perdarahan Perdarahan Iskemik Iskemik

Tatalaksana Umum Stroke Akut a. Stabilisasi fungsi kardiologis melalui ABC b. Posisi kepala dan badan atas 20-30o c. Bebaskan jalan nafas, bila perlu berikan oksigen 1-3 L/ menit sampai ada hasil pemeriksaan gas darah d. Kandung kemih yang penuh dikosongkan, sebaiknya dengan kateterisasi intermiten e. Penatalaksanaan tekanan darah dilakukan secara khusus f. Hiperglikemia atau hipoglikemia harus segera dikoreksi g. Suhu tubuh harus dipertahankan normal h. Keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankan

i. Cairan intravena 24 jam pertama RL, NaCl 0,9%, Asering, dan dilanjutkan 24 jam berikutnya kristaloid atau koloid j. Asupan nutrisi per oral setelah hasil tes fungsi menelan baik dan apabila gangguan menelan atau kesadaran menurun pipa nasogastrik dengan 1500 kalori k. Mencegah infeksi sekunder traktus respiratorius dan urinarius l. Mecegah timbulnya stress ulcer obat antasida/proton pump inhibitor m. Mencegah dekubitus dengan trombosis vena dalam heparin subkutan 5000 IU 2 kali sehari /LMWH n. Mobilisasi terbatas untuk mencegah dekubitus

Prognosis a. Sekitar 50% penderita yang mengalami kesembuhan dan kembali menjalankan fungsi normalnya. b. Penderita lainnya mengalami kelumpuhan fisik dan mental dan tidak mampu bergerak, berbicara atau makan secara normal. c. Sekitar 20% penderita meninggal di rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai