Anda di halaman 1dari 20

EMBRIOLOGI ATRESIA ANI

Pembimbing : Dr. Topan Brian, SpB Disusun Oleh: NAMA : Fitri Haerani NIM : 0661050045

EMBRIOLOGI

Foreg ut
Midg ut Hindg ut

faring, sistem pernapasan bagian bawah, esofagus, lambung sebagian duodenum, hati dan sistem bilier serta pankreas usus halus, sebagian duodenum, sekum, appendik, kolon ascenden sampai pertengahan kolon transversum

sepertiga distal dan kolon tranversum , kolon desenden, sigmoid, rektum, bagian atas kanalis ani.

Definisi
Atresia berasal dari kata : a = tidak, tresis = rongga. Jadi Atresia adalah tidak memiliki rongga/lumen/lubang normal pada tubuh. Anus imperforata merupakan defek kongenital dimana lubang anus hilang atau tersumbat. Anus merupakan lubang menuju rektum dimana kotoran meninggalkan tubuh.

Atresia ani tidak lengkapnya perkembangan embrionik pada distal anus atau tertutupnya anus secara abnormal

PATHWAY

MANIFESTASI KLINIS
Menurut Betz. Ed 7. 2002 gambaran klinis dari atresia ani, yaitu : 1. Mekonium tidak keluar dalam 24 jam pertama setelah kelahiran. 2. Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rectal pada bayi. 3. Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus yang salah letaknya. 4. Distensi bertahap dan adanya tanda-tanda obstruksi usus (bila tidak ada fistula). 5. Bayi muntah-muntah pada umur 24-48 jam. 6. Pada pemeriksaan rectal touch terdapat adanya membran anal. 7. Perut kembung.

KLASIFIKASI
Menurut Ladd dan Gross (1966) anus imperforata dalam 4 golongan, yaitu: 1. Stenosis rektum yang lebih rendah atau pada anus. 2. Membran anus yang menetap. 3. Anus imperforata dan ujung rektum yang buntu terletak pada bermacam-macam jarak dari peritoneum. 4. Lubang anus yang terpisah dengan ujung.

Melbourne membagi berdasarkan garis pubocoxigeus dan garis yang melewati ischii kelainan disebut :

Letak tinggi rektum berakir diatas m.levator ani (m.pubo coxigeus) 2. Letak intermediet akhiran rektum terletak di m.levator ani 3. Letak rendah akhiran rektum berakhir bawah m.levator ani
1.

Diagnosis menurut PENA


LAKI-LAKI

Fistel perianal (+), bucket handle, anal stenosis atau anal membrane berarti atresia letak rendah

PSARP tanpa kolostomi.

Mekoneum (+) atresia letak tinggi

kolostomi 8 minggu kmdn definitive.

Akhiran/ujung rektum < 1 cm dari kulit disebut letak rendah Akhiran/ujung rektum > 1 cm disebut letak tinggi

PEREMPUAN

Fistel perineal (+)

PSARP tanpa kolostomi.

Fistel rektovaginal atau rektovestibuler

kolostomi terlebih dahulu

Fistel (-) invertrogram : - Akhiran < 1 cm dari kulit dilakukan postero sagital anorektoplasti - Akhiran > 1 cm dari kulit dilakukan kolostomi terlebih dahulu

PENATALAKSANAAN
Kolostomi dilakukan pada saat neonates, manfaat melakukan kolostomi adalah a. mengatasi obstruksi usus b. memungkinkan pembedahan rekonstruktif untuk dikerjakan dengan lapangan operasi yang bersih c. memberi kesempatan pada ahli bedah untuk melakukan pemeriksaan lengkap dalam usaha menentukan letak ujung rektum yang buntu serta menemukan kelainan bawaan yang lain.

PRINSIP OPERASI
1. Bayi diletakkan tengkurap 2. Sayatan dilakukan di perineum pada garis tengah, mulai dari ujung koksigeus sampai batas anterior marks anus. 3. Tetap bekerja di garis tengah untuk mencegah merusak saraf. 4. Ahli bedah harus mengenal dan melakukan preservasi seluruh otot. 5. Tidak menimbulkan trauma struktur lain.

Teknik Operasi
Dilakukan dengan general anestesi , dengan endotrakeal intubasi , dengan posisi pasien tengkurap dan pelvis ditinggikan Stimulasi perineum dengan alat Pena Muscle Stimulator untuk identifikasi anal dimple. Incisi bagian tengah sacrum kearah bawah melewati pusat spingter dan berhenti 2 cm didepanya

Dibelah jaringan subkutis , lemak, parasagital fiber dan muscle complek. Os Coxigeus dibelah sampai tampak muskulus levator , dan muskulus levator dibelah tampak dinding belakang rectum Rektum dibebas dari jaringan sekitarnya . Rektum ditarik melewati levator , muscle complek dan parasagital fiber Dilakukan anoplasti dan dijaga jangan sampai tension.

Perawatan Pasca Operasi PSARP


Antibiotik intra vena diberikan selama 3 hari ,salep antibiotik diberikan selama 810 hari. 2 minggu pasca operasi dilakukan anal dilatasi dengan heger dilatation, 2x sehari dan tiap minggu dilakukan anal dilatasi dengan anal dilator yang dinaikan sampai mencapai ukuran ynag sesuai dengan umurnya .

KOMPLIKASI
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Infeksi saluran kemih yang bisa berkepanjangan. Kerusakan uretra (akibat prosedur bedah). Komplikasi jangka panjang. Eversi mukosa anal. Stenosis (akibat kontriksi jaringan perut dianastomosis).a Masalah atau kelambatan yang berhubungan dengan toilet training. 7. Inkontinensia (akibat stenosis awal atau impaksi). 8. Prolaps mukosa anorektal. 9. Fistula kambuan (karena ketegangan diare pembedahan dan infeksi).

Skoring Klotz VARIABEL


1 Defekasi

KONDISI 2. kali sehari 1-2 hari sekali 3 5 kali sehari 3 hari sekali > 4 hari sekali Tidak pernah Kadang-kadang Terus menerus Normal Lembek Encer Terasa Tidak terasa Tidak pernah Terjadi bersama flatus Terus menerus > 1 menit < 1 menit Tidak bisa menahan Tidak ada Komplikasi minor Komplikasi mayor

SKOR 1 1 2 2 3 1 2 3 1 2 3 1 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

Kembung

Konsistensi

4 5

Perasaan ingin BAB Soiling

Kemampuan menahan feses yang akan keluar Komplikasi

Anda mungkin juga menyukai