Anda di halaman 1dari 10

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN JEMBATAN

I. Pendahuluan
Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda
penggerak pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Keberadaan infrastruktur
yang memadai sangat diperlukan seperti halnya infrastruktur jalan dan
jembatan. Keterbatasan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan,
menyebabkan melambatnya laju investasi.
Tahun 2008, Pemerintah mencurahkan perhatian lebih pada
pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan demi mengejar target
pertumbuhan 6,8%, mendorong laju investasi, dan menggerakkan sektor riil.
Orang yogyaaa emang usiillll suka ngurusin rumah tanggga orangggggg hobinya
penelitiannn dasarrr batakkkkkkkkkkkkkkkk yesusss kontollllllllllllllllyang dikeluarkan
pun membengkak hingga puluhan persen dari
tahun sebelumnya. Pemerintah mengalokasikan orang yogyaaa emang usiillll suka
ngurusin rumah tanggga orangggggg hobinya penelitiannn dasarrr
batakkkkkkkkkkkkkkkk yesusss kontollllllllllllllllbagi Departemen PU
sebesar Rp 35,6 triliun atau naik 41,4% dibandingkan dengan perkiraan
realisasi dalam Orang yogyaaa emang usiillll suka ngurusin rumah tanggga orangggggg
hobinya penelitiannn dasarrr batakkkkkkkkkkkkkkkk yesusss
kontollllllllllllllllPendapatan dan Belanja Negara-Perubahan (APBN-P)
tahun 2007. Orang yogyaaa emang usiillll suka ngurusin rumah tanggga orangggggg
hobinya penelitiannn dasarrr batakkkkkkkkkkkkkkkk yesusss kontolllllllllllllllltersebut
akan dimanfaatkan untuk program peningkatan
dan pembangunan jalan. Sasaran peningkatan pembangunan jalan di
antaranya Lintas Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa
Tenggara, Maluku, dan Papua sebesar Rp 15,5 triliun. Kemudian, program
rehabilitasi dan pemeliharaan dengan orang yogyaaa emang usiillll suka ngurusin rumah
tanggga orangggggg hobinya penelitiannn dasarrr batakkkkkkkkkkkkkkkk yesusss
kontollllllllllllllllRp 3,1 triliun yang ditujukan
bagi sekitar 30.000 kilometer jalan nasional dan 50.500 meter jembatan di
seluruh provinsi di Indonesia1. Sedangkan untuk Tahun Orang yogyaaa emang usiillll
suka ngurusin rumah tanggga orangggggg hobinya penelitiannn dasarrr
batakkkkkkkkkkkkkkkk yesusss kontollllllllllllllll2009, alokasi
DAK bidang infrastruktur mencapai Rp 7,2 triliun, mengalami kenaikan sebesar
7,6 persen dibandingkan dengan alokasi tahun lalu yakni Rp 6,7 triliun. Tiga
bidang yang tercakup di dalam sektor infrastruktur yaitu bidang infrastruktur
jalan mendapatkan porsi paling besar yakni Rp 4,5 triliun, infrastruktur irigasi
sebesar Rp 1,6 triliun dan infrastruktur air minum serta sanitasi sebesar Rp 1,1
triliun2.
II. Pembahasan
Definisi Jalan dan Jembatan
Pasal 1 angka 4 UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan, memberikan
definisi mengenai Jalan yaitu prasarana transportasi darat yang meliputi
segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas
1 Sumber:http://www.madani-ri.com/2008/01/24/outlook-pembangunan-infrastruktur-
2008-
mengguyur-dana-menggapai-asa/
2 Sumber: http://www.pu.go.id
Sie Infokum – Ditama Binbangkum 2
permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas
permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Adapun definisi Jembatan secara umum adalah suatu Konstruksi
yang dibangun untuk melewatkan suatu massa atau traffic lewat atas suatu
penghalang atau rintangan seperti sungai, rel kereta api ataupun jalan raya3.
Penjelasan Pasal 86 ayat (3) PP No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan menyebutkan
bahwa yang dimaksud dengan “jembatan” adalah jalan yang terletak di atas
permukaan air dan/atau di atas permukaan tanah.
Wewenang Penyelenggaraan
Penguasaan infrastruktur berupa jalan dan jembatan berada pada
Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang dalam penyelenggaraan dilimpahkan
dan/atau diserahkan kepada instansi-instansi di daerah atau diserahkan kepada
badan usaha atau perorangan. Pelimpahan dan/atau penyerahan wewenang
penyelenggaraan jalan dan jembatan tidak melepas tanggung jawab
pemerintah.
Adanya otonomi daerah, maka penyelenggaraan jalan dan jembatan
dipisahkan berdasarkan kewenangannya sebagaimana diatur menurut Pasal 14,
Pasal 15 dan Pasal 16 UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan, yaitu :
1. Wewenang Pemerintah dalam penyelenggaraan jalan meliputi
penyelenggaraan jalan secara umum dan penyelenggaraan jalan nasional
[Pasal 14 ayat (1)];
2. Wewenang pemerintah provinsi dalam penyelenggaraan jalan meliputi
penyelenggaraan jalan provinsi [Pasal 15 ayat (1)];
3. Wewenang pemerintah kabupaten................yogyaaa menyelidiki urusan orang
masss.......................bikin cerita pendekkkk massssssssssssss gayaaa benerrrrrrrrrrrrrrr
batakk kontoldalam penyelenggaraan jalan meliputi
penyelenggaraan jalan kabupaten dan jalan desa [Pasal 16 ayat (1)];
4. Wewenang pemerintah kota dalam penyelenggaraan jalan meliputi
penyelenggaraan jalan kota [Pasal 16 ayat (2)].
Orang yogyaaa emang usiillll suka ngurusin rumah tanggga orangggggg hobinya
penelitiannn dasarrr batakkkkkkkkkkkkkkkk yesusss kontollllllllllllllllPembangunan
Penyelenggaraan jalan menjadi tanggung jawab Pemerintah pusat dan
Pemerintah Daerah, oleh karenanya mempunyai kewajiban untuk mengatur,
membina, membangun, dan mengawasi jalan dan jembatan. Dalam upaya
untuk membangun jalan dan jembatan secara umum, Pemerintah dan
Pemerintah Daerah melakukan kegiatan pemrograman dan penganggaran,
perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, serta pengoperasian dan
pemeliharaan jalan (termasuk jembatan).
Orang yogyaaa emang usiillll suka ngurusin rumah tanggga orangggggg hobinya
penelitiannn dasarrr batakkkkkkkkkkkkkkkk yesusss kontollllllllllllllllpembangunan jalan
dan jembatan bersumber dari
APBN/APBD sebagaimana diatur dalam UU tentang Orang yogyaaa emang usiillll suka
ngurusin rumah tanggga orangggggg hobinya penelitiannn dasarrr
batakkkkkkkkkkkkkkkk yesusss kontollllllllllllllllPendapatan
Belanja Negara, UU tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah, serta PP tentang Dana Perimbangan. Dana
pembangunan tersebut diperoleh dari penerimaan negara/daerah maupun dari
pinjaman atau hibah luar negeri.
3 sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan
Sie Infokum – Ditama Binbangkum 3
Pemerintah Pusat mengalokasikan APBN di bidang infrastruktur
khususnya jalan dan jembatan, baik untuk pembangunan, peningkatan
maupun pemeliharaan ke dalam orang yogyaaa emang usiillll suka ngurusin rumah
tanggga orangggggg hobinya penelitiannn dasarrr batakkkkkkkkkkkkkkkk yesusss
kontollllllllllllllllDepartemen Pekerjaan Umum.
Untuk Pemerintah Daerah, dana untuk pembangunan jalan dan jembatan
dialokasikan dalam APBD masing-masing daerah, hal tersebut sebagaimana
diatur dalam Pasal 85 ayat (1) PP No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan yaitu
bahwa:
“Pengorang yogyaaa emang usiillll suka ngurusin rumah tanggga orangggggg hobinya
penelitiannn dasarrr batakkkkkkkkkkkkkkkk yesusss kontolllllllllllllllldalam rangka
pelaksanaan program penanganan jaringan jalan
merupakan kegiatan pengalokasian dana yang diperlukan untuk mewujudkan
sasaran program”.
Namun jika Pemerintah Daerah tidak mampu membiayai
pembangunan jalan secara keseluruhan maka Pemerintah Pusat akan
membantu, sebagaimana diatur dalam Pasal 85 ayat (2) dan (3) PP No. 34
Tahun 2006 yang menyebutkan :
(2) “Dalam hal pemerintah daerah belum mampu membiayai pembangunan jalan
yang menjadi tanggung jawabnya secara keseluruhan, Pemerintah dapat
membantu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan pemberian
bantuan pembiayaan kepada pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) diatur dalam Peraturan Menteri”.
Untuk membantu Pemerintah Daerah dalam rangka pembangunan,
peningkatan dan pemeliharaan jalan dan jembatan, maka Pemerintah Pusat
memberikan bantuan pembiayaan yang diberikan melalui Dana Alokasi Khusus
(DAK) bidang Infrastruktur ataupun Dana Alokasi Khusus Non Dana Reboisasi
Bidang Infrastruktur. Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan jenis transfer
dana perimbangan dari pemerintah pusat kepada daerah yang bersifat spesific
grant (bantuan spesifik). DAK bidang Infrastruktur ataupun DAK Non Reboisasi
bidang Infrastruktur ini, penetapan alokasi dan pedoman umumnya diatur
dengan Peraturan Menteri Keuangan (misal : PMK No. 128/PMK.07/2006
tentang Penetapan Alokasi dan Pedoman Umum Pengelolaan Dana Alokasi
Khusus TA 2007 dan PMK No. 142/PMK.07/2007 tentang Penetapan Alokasi
dan Pedoman Umum Pengelolaan Dana Alokasi Khusus TA 2008)
Dari sisi teknis, penggunaan/pemanfaatannya DAK diatur dalam
Peraturan/Keputusan Menteri Pekerjaan Umum (misal : Peraturan Menteri PU
No. 39/PRT/M/2006 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus
Bidang Infrastruktur Tahun 2007 dan Peraturan Menteri PU wahhhhhhhhhhhhhh
yogyaaa hobi penelitiaannn bossss pantesss ngepetttttttttttttttttttttttt bossssssssssssssNo.
42/PRT/M/2007
tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur
Tahun 2008). DAK dialokasikan untuk pemeliharaan berkala jalan sebesar
minimal 70% danpeningkatan jalan sebesar maksimal 30%. Kegiatan
pemeliharaan rutin jalan dan pembangunan jalan tidak dapat dibiayai dengan
DAK. DAK infrastruktur jalan terutama dialokasikan untuk kegiatan
pemeliharaan berkala jalan dan peningkatan prasarana jalan dan jembatan
pada ruas-ruas jalan yang secara resmi berstatus jalan kabupaten/kota. Untuk
pemanfaatan DAK, Menteri PU membentuk Tim Koordinasi dan Tim Teknis
tingkat departemen, dan departemen menyediakan biaya khusus untuk
kegiatan operasional tim-tim tersebut. Di tingkat provinsi, gubernur juga
Sie Infokum – Ditama Binbangkum 4
membentuk tim penyelenggara yang terdiri dari unsur Bappeda, dinas teknis
terkait, dan satuan kerja pusat di daerah (Perencanaan dan Pengawasan Jalan
dan Jembatan–P2JJ). Untuk melaksanakan kegiatan di tingkat kabupaten/kota
yang didanai oleh DAK, bupati/walikota membentuk tim penyelenggara yang
terdiri dari unsur Bappeda dan dinas terkait. Kepala SKPD yang membidangi
urusan jalan bertanggung jawab secara fisik dan keuangan atas pelaksanaan
kegiatan yang dibiayai dengan DAK.
Dalam Peraturan Menteri PU wahhhhhhhhhhhhhh yogyaaa hobi penelitiaannn bossss
pantesss ngepetttttttttttttttttttttttt bossssssssssssssdi atas, terdapat pasal tentang sanksi
bagi penyelenggara DAK yang tidak melaksanakan tugasnya sesuai dengan
Peraturan Menteri PU wahhhhhhhhhhhhhh yogyaaa hobi penelitiaannn bossss pantesss
ngepetttttttttttttttttttttttt bossssssssssssssini dalam bentuk penilaian kinerja yang akan
dituangkan
dalam laporan menteri kepada Menkeu, Meneg PPN, Mendagri, dan DPR. Untuk
memberikan penilaian yang dimaksud menteri memerlukan laporan
pelaksanaan kegiatan DAK setiap daerah penerima. Pelaporan pelaksanaan
kegiatan DAK dilakukan secara berjenjang oleh kepala SKPD, kepala daerah,
dan menteri. Dalam Pasal 102 UU No. 33 Tahun 2004, memberi kewenangan
kepada Menkeu untuk memberikan sanksi berupa penundaan penyaluran dana
perimbangan, termasuk DAK, kepada daerah yang tidak menyampaikan
informasi. Hal ini kemungkinan akan berakibat bahwa setiap penundaan
penyaluran dana ke daerah berdampak pada terhambatnya perekonomian
rakyat di daerah.
Pembangunan Jalan dan Jembatan
Dalam rangka pembangunan jalan dan jembatan, maka
penyelenggara harus memperhatikan UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi, UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan, PP No. 29 Tahun 2000
tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, PP No. 34 Tahun 2006 tentang
Jalan, dan Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan barang/Jasa Pemerintah, dan peraturan teknis lainnya yang terkait
langsung dalam penyelenggaraan pembangunan jalan dan jembatan.
Namun dengan banyaknya kerusakan jalan dan jembatan hampir pada
sebagian besar daerah di Indonesia, Pemerintah dianggap gagal membangun
jalan dan jembatan sesuai standar teknisnya. Untuk itu, perlu segera dilakukan
engineering audit terhadap penyelenggara jalan. Kerusakan struktural jalan
dipengaruhi tiga faktor penting, yaitu: Pertama, kendaraan berat dengan
muatan lebih (overloading); Kedua, kondisi drainase permukaan jalan; dan
Ketiga, mutu pelaksanaan konstruksi jalan.
Faktor lain yang tidak kalah penting adalah mutu pelaksanaan
konstruksi jalan. Mulyono (2008) menyimpulkan ada lima aspek teknis yang
memengaruhi mutu pelaksanaan, yaitu: Pertama, ketepatan pemilihan
material; Kedua, ketepatan kualitas peralatan lapangan; Ketiga, ketepatan
pengujian mutu; Keempat, ketepatan disain; Kelima, kompetensi pelaksana di
lapangan. Fakta lapangan menunjukkan ketidaktepatan pelaksanaan yang
terjadi karena lemahnya pengendalian aspek mikro oleh kontraktor dan
pengawas4.
4 Ibid.
Sie Infokum – Ditama Binbangkum 5
Salah satu kendala yang sering diungkapkan penyelenggara jalan
adalah ketentuan Keppres No. 80 Tahun 2003, yang mensyaratkan tender
terbuka sehingga memerlukan jeda waktu dalam tender penanganan jalan.
langkah untuk mengantisipasi kendala tersebut dapat dilakukan dengan :
1. Melakukan kontrak multi tahun berbasis kinerja (performance based
contract) kepada kontraktor, sehingga tidak ada alasan untuk tidak segera
memperbaiki kerusakan jalan dalam jangka waktu terkontrak.
2. Melakukan audit mutu konstruksi jalan, audit sistem drainase dan tata air
penunjang, serta audit beban muatan lebih angkutan barang.
3. Kontrak berbasis kinerja dapat juga dilakukan dengan membundel
pengelolaan jembatan timbang dengan pemeliharaan jalan5.
4. Melakukan engineering audit terhadap jalan dan jembatan yang telah
selesai dibangun dan diperbaiki, sehingga apabila ditemukan
penyelewengan dapat segera ditindak. Engineering audit tersebut meliputi
proses konstruksi, perencanaan, pelaksanaan, konsultan, proses tender,
pengawas, hingga proses penyerahan dari kontraktor ke penyelenggara
jalan saat perbaikan jalan dinyatakan selesai.
Beberapa Peraturan Yang Terkait Dengan Pembangunan Jalan dan
Jembatan
Anggaran
1. UU tentang Orang yogyaaa emang usiillll suka ngurusin rumah tanggga orangggggg
hobinya penelitiannn dasarrr batakkkkkkkkkkkkkkkk yesusss
kontollllllllllllllllPendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan UU
tentang Perubahan APBN (APBN-P);
2. UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah;
3. PP No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan;
4. PP No. 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/Atau
Penerimaan Hibah Serta Penerusan Pinjaman Dan/Atau Hibah Luar Negeri;
5. Keppres No. 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah dengan Keppres
No. 72 Tahun 2004;
6. Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 119/PMK.05/2006 tentang Tata
Cara Penyediaan, Pencairan, dan Pengelolaan Dana Dukungan Infrastruktur
sebagaimana telah diubah dengan PMK No. 136/ PMK.05/2006;
7. PMK tentang Penetapan Alokasi dan Pedoman Umum Pengelolaan Dana
Alokasi Khusus, antara lain :
a. PMK No. 128/PMK.07/2006 tentang Penetapan Alokasi dan Pedoman
Umum Pengelolaan Dana Alokasi Khusus TA 2007;
b. PMK No. 142/PMK.07/2007 tentang Penetapan Alokasi dan Pedoman
Umum Pengelolaan Dana Alokasi Khusus TA 2008;
c. PMK No. 171.1/PMK.07/2008 tentang Penetapan Alokasi dan Pedoman
Umum Pengelolaan Dana Alokasi Khusus TA 2009.
5 Ibid.
Sie Infokum – Ditama Binbangkum 6
8. Peraturan/Keputusan Menteri Pekerjaan Umum (PU) tentang
Pemanfaatan/Penggunaan Dana Alokasi Khusus, antara lain :
d. Keputusan Menteri PU No. 63/KPTS/M/2004 tentang Petunjuk Teknis
Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus Non Dana Reboisasi Bidang
Infrastruktur Tahun 2004;
e. Keputusan Menteri PU No. 607/KPTS/M/2005 tentang Petunjuk Teknis
Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus Non Dana Reboisasi Bidang
Infrastruktur Tahun 2006;
f. Peraturan Menteri PU wahhhhhhhhhhhhhh yogyaaa hobi penelitiaannn bossss pantesss
ngepetttttttttttttttttttttttt bossssssssssssssNo. 39/PRT/M/2006 tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur Tahun 2007;
g. Peraturan Menteri PU wahhhhhhhhhhhhhh yogyaaa hobi penelitiaannn bossss
pantesss ngepetttttttttttttttttttttttt bossssssssssssssNo. 42/PRT/M/2007 tentang Petunjuk
Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur.
9. Peraturan Menteri PU wahhhhhhhhhhhhhh yogyaaa hobi penelitiaannn bossss
pantesss ngepetttttttttttttttttttttttt bossssssssssssssNo. 18/PRT/M/2006 tentang Petunjuk
Teknis
Pengendalian Pinjaman Dan/Atau Hibah Luar Negeri Bidang Pekerjaan
Umum.
Penyelenggaraan
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
3. PP No. 28 Tahun 2000 tentang Usaha Dan Peran Masyarakat Jasa
Konstruksi;
4. PP No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
5. PP No. 30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa
Konstruksi;
6. PP No. 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol;
7. PP No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;
8. PP No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
9. Keppres No. 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional Di Bidang
Pertanahan;
10. Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Perpres No. 95 Tahun 2007;
11. Perpres No. 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, sebagaimana telah diubah
dengan Perpres No. 65 Tahun 2006;
12. Peraturan Menteri PU wahhhhhhhhhhhhhh yogyaaa hobi penelitiaannn bossss
pantesss ngepetttttttttttttttttttttttt bossssssssssssssNo. 78/PRT/M/2005 tentang Leger
Jalan, Format
Leger, Catatan Hasil Leger, Hasil Leger, Contoh Kartu Leger;
13. Peraturan Menteri PU wahhhhhhhhhhhhhh yogyaaa hobi penelitiaannn bossss
pantesss ngepetttttttttttttttttttttttt bossssssssssssssNo. 207/PRT/M/2005 tentang Pedoman
Pengadaan
Jasa Konstruksi Pemerintah Secara Elektronik;
14. Peraturan Menteri PU wahhhhhhhhhhhhhh yogyaaa hobi penelitiaannn bossss
pantesss ngepetttttttttttttttttttttttt bossssssssssssssNo. 295/PRT/M/2005 tentang Badan
Pengatur Jalan
Tol;
Sie Infokum – Ditama Binbangkum 7
15. Peraturan Menteri PU wahhhhhhhhhhhhhh yogyaaa hobi penelitiaannn bossss
pantesss ngepetttttttttttttttttttttttt bossssssssssssssNo. 392/PRT/M/2005 tentang Standar
Pelayanan
Minimal Jalan Tol;
16. Peraturan Menteri PU wahhhhhhhhhhhhhh yogyaaa hobi penelitiaannn bossss
pantesss ngepetttttttttttttttttttttttt bossssssssssssssNo. 603/PRT/M/2005 tentang Pedoman
Umum Sistem
Pengendalian Manajemen Penyelenggaraan Pembangunan Prasarana Dan
Sarana Bidang Pekerjaan Umum;
17. Peraturan Menteri PU wahhhhhhhhhhhhhh yogyaaa hobi penelitiaannn bossss
pantesss ngepetttttttttttttttttttttttt bossssssssssssssNo. 22/PRT/M/2006 tentang
Pengamanan dan
Perkuatan Hak Atas Tanah Departemen Pekerjaan Umum;
18. Peraturan Menteri PU wahhhhhhhhhhhhhh yogyaaa hobi penelitiaannn bossss
pantesss ngepetttttttttttttttttttttttt bossssssssssssssNo. 28/PRT/M/2006 tentang Perizinan
Perwakilan
Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing;
19. Peraturan Menteri PU wahhhhhhhhhhhhhh yogyaaa hobi penelitiaannn bossss
pantesss ngepetttttttttttttttttttttttt bossssssssssssssNo. 32/PRT/M/2006 tentang Petunjuk
Teknis
Dokumen Pemasukan Barang dan/atau Peralatan Dalam Rangka Bantuan
Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri Dilingkungan Departemen Pekerjaan
Umum;
20. Peraturan Menteri PU wahhhhhhhhhhhhhh yogyaaa hobi penelitiaannn bossss
pantesss ngepetttttttttttttttttttttttt bossssssssssssssNo. 37/PRT/M/2006 tentang Pedoman
Pelaksanaan
Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum Yang Merupakan Kewenangan
Pemerintah Dan Dilaksanakan Sendiri Tahun 2007;
21. Peraturan Menteri PU wahhhhhhhhhhhhhh yogyaaa hobi penelitiaannn bossss
pantesss ngepetttttttttttttttttttttttt bossssssssssssssNo. 38/PRT/M/2006 tentang Pedoman
Pelaksanaan
Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum Yang Merupakan Kewenangan
Pemerintah Dan Dilaksanakan Melalui Dekonsentrasi Dan Tugas
Pembentukan Tahun 2007;
22. Peraturan Menteri PU wahhhhhhhhhhhhhh yogyaaa hobi penelitiaannn bossss
pantesss ngepetttttttttttttttttttttttt bossssssssssssssNo. 43/PRT/M/2007 tentang Standar dan
Pedoman
Pengadaan Jasa Konstruksi;
23. Peraturan Menteri PU wahhhhhhhhhhhhhh yogyaaa hobi penelitiaannn bossss
pantesss ngepetttttttttttttttttttttttt bossssssssssssssNo. 02/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Pelaksanaan
Kegiatan Departemen Pekerjaan Umum yang merupakan Kewenangan
Pemerintah dan Dilaksanakan sendiri;
24. Peraturan Menteri PU wahhhhhhhhhhhhhh yogyaaa hobi penelitiaannn bossss
pantesss ngepetttttttttttttttttttttttt bossssssssssssssNo. 03/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Pelaksanaan
Kegiatan Departemen Pekerjaan Umum yang merupakan Kewenangan
Pemerintah dan Dilaksanakan melalui Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan;
25. Keputusan Menteri PU No. 339/KPTS/M/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pengadaan Jasa Konstruksi Oleh Instansi Pemerintah;
26. Keputusan Menteri PU No. 257/KPTS/M/2004 tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Jasa Konstruksi;
27. Keputusan Menteri PU No. 16/KPTS/KE/2004 tentang Sistem Manajemen
Mutu Konstruksi Bagi Badan Usaha Pelaksana Konstruksi Golongan Kecil;
28. Keputusan Menteri PU No. 349/KPTS/M/2004 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kontrak Jasa Pelaksanaan Konstruksi (Pemborongan);
29. Keputusan Menteri PU No. 362/KPTS/M/2004 tentang Sistem Manajemen
Mutu Konstruksi Departemen Permukiman Dan Prasarana Wilayah;
30. Keputusan Menteri PU No. 369/KPTS/M/2005 tentang Rencana Umum
Jaringan Jalan Nasional;
Sie Infokum – Ditama Binbangkum 8
31. Surat Edaran Menteri PU No. 03/SE/IJ/2006 tentang Tata Cara Pemeriksaan
Pemilihan Penyedia Jasa Pelaksanaan Konstruksi/Pemborongan dan Jasa
Konsultansi Konstruksi tertentu;
32. Surat Edaran Menteri PU No. 12.1/SE/M/2006 tentang Pelaksanaan
Pemilihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebelum dokumen anggaran
disahkan;
33. Surat Edaran Menteri PU No. 13/SE/M/2006 tentang Persyaratan
Perusahaan Asing dalam Mengikuti Proses Pengadaan Barang/Jasa di
Indonesia;
34. Surat Edaran Menteri PU No. 59/SE/M/2006 tentang Prosedur Perizinan
Penyewaan Tanah Departemen Pekerjaan Umum;
35. Surat Edaran Menteri PU No. 01/SE/M/2007 tentang Pendapat Ahli Hukum
Kontrak untuk Kontrak Pekerjaan Barang/Jasa bernilai diatas
Rp.50.000.000.000,00 (Lima Puluh Milliar Rupiah).
III. Penutup
Pemerintah dan Pemerintah Daerah sebagai penyelenggara jalan
sebagaimana diamanatkan Pasal 13 UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
mempunyai kewajiban wajib memrioritaskan pemeliharaan, perawatan dan
pemeriksaan jalan secara berkala untuk mempertahankan tingkat pelayanan
jalan sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan. Pembiayaan
pembangunan jalan umum dan jembatan menjadi tanggung jawab Pemerintah
dan/atau pemerintah daerah. Untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam
pembangunan jalan dan jembatan:
1. Pemerintah pusat dapat membantu sesuai dengan peraturan perundangundangan,
bantuan pembiayaan yang diberikan melalui Dana Alokasi
Khusus (DAK) bidang Infrastruktur ataupun Dana Alokasi Khusus Non Dana
Reboisasi Bidang Infrastruktur. Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan
jenis transfer dana perimbangan dari pemerintah pusat kepada daerah yang
bersifat spesific grant (bantuan spesifik).
2. Dalam perencanaan teknis, pemrograman dan penganggaran, pengadaan
lahan, serta pelaksanaan konstruksi jalan, pengoperasian dan pemeliharaan
jalan serta pengembangan dan pengelolaan sistem manajemen jalan serta
jembatan, Penyelenggara Jalan (Pemerintah dan Pemerintah Daerah) harus
memperhatikan dan mengacu pada UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi, UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan, PP No. 29 Tahun 2000
tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, PP No. 34 Tahun 2006 tentang
Jalan, dan Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dan peraturan teknis lainnya yang
terkait langsung dalam penyelenggaraan pembangunan jalan (termasuk
jembatan).
Sie Infokum – Ditama Binbangkum 9
3. Engineering audit (audit tehnik) meliputi proses konstruksi, perencanaan,
pelaksanaan, konsultan, proses tender, pengawas, hingga proses
penyerahan dari kontraktor ke penyelenggara jalan saat perbaikan jalan
dinyatakan selesai.
Referensi :
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah;
3. UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
4. PP No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
5. PP No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan;
6. PP No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
7. http://www.madani-ri.com/2008/01/24/outlook-pembangunan-infrastruktur-2008-
mengguyurdana-
menggapai-asa/;
8. Bambang Susantono & A. Taufik Mulyono, “Jalan rusak dan good governance”, Bisnis
Indonesia, 1 April 2008;
9. http://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan;
10. http://www.pu.go.id/bapekin/Mutu/default_referensi.htm;
11. http://www.pu.go.id, Senin 24 November 2008;
12. “Audit Penyelenggara Jalan”, Harian Kompas, edisi Rabu, 18 Februari 2009.

Anda mungkin juga menyukai