Anda di halaman 1dari 13

Anaximender

Arys Rafiah Fitri Aprilianingrum Hanifa Rohmawati

Anaximender

Anaximandros Filsafat Barat Filsafat Pra-Socratik Anaximandros Nama: ()? Lahir: c. 610 SM Meninggal: c. 546 SM Filsafat Ionia, Mazhab Aliran/tradisi: Miletos, Filsafat Alam Metafisika, Astronomi, Minat utama: geografi Prinsip ''to apeiron'' Gagasan penting: sebagai prinsip dasar segala sesuatu Dipengaruhi: Thales dari Miletos Anaximenes,

Anaximandros adalah seorang filsuf

dari Mazhab Miletos dan merupakan murid dari Thales Anaximandros adalah filsuf pertama yang meninggalkan bukti tulisan berbentuk prosa. Akan tetapi, dari tulisan Anaximandros hanya satu fragmen yang masih tersimpan hingga kini.

Menurut tradisi Yunani kuno,

Anaximandros memiliki jasa-jasa di dalam bidang astronomi dan geografi. Misalnya saja, Anaximandros dikatakan sebagai orang yang pertama kali membuat peta bumi. Usahanya dalam bidang geografi dapat dilihat ketika ia memimpin ekspedisi dari Miletos untuk mendirikan kota perantauan baru ke Apollonia di Laut Hitam.

Peta Bumi menurut Anaximandros[

Selain itu, Anaximandros telah

menemukan, atau mengadaptasi, suatu jam matahari sederhana yang dinamakan gnomon. Ditambah lagi, ia mampu memprediksi kapan terjadi gempa bumi. Kemudian ia juga menyelidiki fenomena-fenomena alam seperti gerhana, petir, dan juga mengenai asal mula kehidupan, termasuk asal-mula manusia. Kendati ia lebih muda 15 tahun dari Thales,

Pemikiran : To Apeiron sebagai prinsip dasar segala sesuatu


Meskipun Anaximandros merupakan murid Thales,

namun ia menjadi terkenal justru karena mengkritik pandangan gurunya mengenai air sebagai prinsip dasar (arche) segala sesuatu. Menurutnya, bila air merupakan prinsip dasar segala sesuatu, maka seharusnya air terdapat di dalam segala sesuatu, dan tidak ada lagi zat yang berlawanan dengannya. Namun kenyataannya, air dan api saling berlawanan sehingga air bukanlah zat yang ada di dalam segala sesuatu. Karena itu, Anaximandros berpendapat bahwa tidak mungkin mencari prinsip dasar tersebut dari zat yang empiris. Prinsip dasar itu haruslah pada

To apeiron berasal dari bahasa

Yunani a=tidak dan eras=batas. Ia merupakan suatu prinsip abstrak yang menjadi prinsip dasar segala sesuatu. Ia bersifat ilahi, abadi, tak terubahkan, dan meliputi segala sesuatu. Dari prinsip inilah berasal segala sesuatu yang ada di dalam jagad raya sebagai unsur-unsur yang berlawanan (yang panas dan dingin, yang kering dan yang basah, malam dan terang). Kemudian kepada

Pandangan tentang Alam Semesta


Dengan prinsip to apeiron,

Anaximandros membangun pandangannya tentang alam semesta. Menurut Anaximandros, dari to apeiron berasal segala sesuatu yang berlawanan, yang terus berperang satu sama lain. Yang panas membalut yang dingin sehingga yang dingin itu terkandung di dalamnya.

Api yang membalut yang dingin itu kemudian

terpecah-pecah pula. Pecahan-pecahan tersebut berputar-putar kemudian terpisah-pisah sehingga terciptalah matahari, bulan, dan bintang-bintang. Bumi dikatakan berbentuk silinder, yang lebarnya tiga kali lebih besar dari tingginya. Bumi tidak jatuh karena kedudukannya berada pada pusat jagad raya, dengan jarak yang sama dengan semua benda lain. Mengenai bumi, Thales telah menjelaskan bahwa bumi melayang di atas lautan.Akan tetapi, perlu dijelaskan pula mengenai asal mula lautan. Anaximandros menyatakan bahwa bumi pada awalnya dibalut oleh udara yang basah. Karena

Gambran Alam Semesta menurut Anaximandros

Pandangan tentang Makhluk Hidup


Mengenai terjadinya makhluk hidup di bumi,

Anaximandros berpendapat bahwa pada awalnya bumi diliputi air semata-mata. Karena itu, makhluk hidup pertama yang ada di bumi adalah hewan yang hidup dalam air, misalnya makhluk seperti ikan. Karena panas yang ada di sekitar bumi, ada laut yang mengering dan menjadi daratan. Di ditulah, mulai ada makhluk-makhluk lain yang naik ke daratan dan mulai berkembang di darat. Ia berargumentasi bahwa tidak mungkin manusia yang menjadi makhluk pertama yang hidup di darat sebab bayi manusia memerlukan asuhan orang lain pada fase awal kehidupannya. Karena itu,

Anaximander Langit yang kita lihat adalah seteng ah saja, langit dan isinya beredar m engelilingi bumi ia juga mengajarkan membuat jam dengan tongkat

Anda mungkin juga menyukai