Anda di halaman 1dari 13

1.

Regio abdomen dan organnya

Fisiologi: Fungsi appendix pada manusia belum diketahui secara pasti. Diduga berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh. Lapisan dalam appendix menghasilkan lendir. Lendir ini secara normal dialirkan ke appendix dan secum. Hambatan aliran lendir di muara appendix berperan pada patogenesis appendicitis.(1,3,5) Dinding appendix terdiri dari jaringan lymphe yang merupakan bagian dari sistem imun dalam pembuatan antibodi. Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yaitu Ig A. Immunoglobulin ini sangat efektif sebagai pelindung terhadap infeksi. http://www.scribd.com/doc/77684523/Appendicitis 2. Mengapa nyeri perut sekitar umbilikus yg terkesan nyeri tumpul kmudian berpindah ke perut kanan bawah terasa nyeri tajam? Bisa disebabkan oleh adanya obstruksi karena : Hiperplasi dari folikel limfoid, adanya fekolit ( masa keras dari feses ) dalam lumen apendiks, atau adanya benda asing seperti cacing atau biji bijian yang menyebabkan sirkulasi darah pada dinding appendiks akan terganggu. Adanya kongesti vena dan iskemia arteri menimbulkan luka pada dinding appendiks. Kondisi ini mengundang invasi mikroorganisme yang ada di usus besar memasuki luka dan menyebabkan proses radang akut, dan terjadi peningkatan tekanan intraluminal yang mengaktifkan rangsangan nyeri yang hebat progresif, kemudian terjadi proses irreversibel meskipun faktor obstruksi telah dihilangkan. (Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed: Ke-6. Jakarta: EGC) www.usu.ac.id

3. Mengapa sudah diberi obat tapi kambuh lagi? Alasan minum obat maag Permulaan nyeri pada peradangan appendiks adalah nyeri yang timbul pada daerah sentral ( viseral ) di sekitar umbilikus dan epigastrium disertai anoreksia (nafsu makan menurun), nausea, dan sebagian dengan muntah. Persarafan parasimpatis berasal dari cabang nervus vagus yang mengikuti arteri mesenterika superior dari arteri appendikularis, sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus torakalis X. Oleh karena itu, nyeri viseral pada appendicitis bermula di sekitar umbilikus. Beberapa jam kemudian ( 4-6 jam ) nyeri berpindah ke kanan bawah ke titik Mc Burney disertai kenaikan suhu tubuh ringan . Bila appendix terletak retrokolik, rasa nyeri terasa di daerah pinggang bagian bawah, bila terletak pelvical rasa nyeri dirasakan di hipogastrium atau di dalam pelvis, dan bila terletak retrocaecal bisa mengiritasi m. psoas. Oleh karena itu gejala awalnya mirip dengan sakit maag sehingga pasien menganggap dirinya terkena penyakit maag dan mencoba meminum obat maag tetapi tidak ada perubahan. Obat anti nyeri/analgetik Analgesik adalah kelas obat yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit. Lega rasa sakit yang disebabkan oleh analgesik terjadi baik dengan cara menghambat sinyal rasa sakit pergi ke otak atau dengan menghalangi otak interpretasi dari sinyal, tanpa menghasilkan anestesi atau kehilangan kesadaran. Tetapi analgesik hanya bersifat sementara dalam mengurangi kondisi simtomatik, dan tidak bisa sepenuhnya untuk mengatasi dari kondisi secara keseluruhan. (Lawrence. 2006. Appendix. Dalam: Current Surgical Diagnosis and Treatment. Ed : 12. USA : The McGraw-Hill Companies, Inc) (Pierce dan Neil. 2007. At a Glance Farmakologi. Ed : 3. Jakarta : Penerbit Erlangga) 4. Mengapa pasien mual, muntah, nafsu makan berkurang? Mual & muntah

Oleh karena adanya obstruksi intraluminal appendiks menghambat keluarnya sekresi mukosa dan menimbulkan distensi dinding appendiks yaitu ditandai dengan meningkatnya tekanan pada apendiks , tekanan vena juga meningkat, sehingga kapiler dan venule menutup tapi aliran arteriole tetap mengalir sehingga terjadi kongesti dan pelebaran vaskuler. Distensi ini biasanya menyebabkan reflex muntah, nausea, dan nyeri visceral semakin bertambah. Selain itu, Sirkulasi darah pada dinding appendiks akan terganggu. Adanya kongesti vena dan iskemia arteri menimbulkan luka pada dinding appendiks. Kondisi ini mengundang invasi mikroorganisme yang ada di usus besar memasuki luka dan menyebabkan proses radang akut, kemudian terjadi proses irreversibel meskipun faktor obstruksi telah dihilangkan. Dan karena ada peradangan maka ada mediator - mediator inflamasi sebagai pirogen endogen dan mikroorganisme sebagai pirogen eksogen yang kemudian akan mengaktifkan termostat diotak untuk meningkatkan set point suhu tubuh supaya membunuh dari mikroorganismenya. Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed: Ke-6. Jakarta: EGC. www.usu.ac.id Nafsu Makan Menurun

http://www.otsuka.co.id 5. Macam2 nyeri abdomen? Menurut jenisnya : a. Nyeri visceralnyeri sentral Terjadi bila terdapat rangsangan pada organ / struktur dalam rogga. Peritoneum viserale yg menyelimuti organ perut dipersarafi oleh system saraf otonom dan tidak peka terhadap rabaan/ pemotongan Misalnya : cedera / radang. b. Nyeri somatik Terjadi karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi oleh saraf tepi. Nyeri dirasakan seperti ditusuk / disayat dan pasien dapat menunjukan secara tepat letak nyerinya dengan jari. Rangsangan yang menimbulkan nyeri dapat berupa rabaan, tekanan, rangsangan kimiawi, proses radang. Gerakan antara visera yang meradang akan menimbulka rangsangan peritoneum dan menyebabkan nyeri. Misalnya : regangan pada peritoneum parietale & luka pada dinding perut. (R.Sjamsuhidajat & Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed Revisi, 1997, EGC Jakarta) Menurut sifatnya a. Nyeri alih Nyeri terjadi jika suatu segmen persarafan melayani lebih dari saru daerah. b. Nyeri radiasi

Adalah nyeri yang menyebar di dalam sistem atau jalur anatomi yang sama. c. Nyeri proyeksi Nyeri yang disebabkan oleh rangsangan saraf sensorik akibat cedera atau peradangan saraf. d. Nyeri kontinyu Nyeri akibat rangsangan pada peritoneum parietal akan dirasakan terus menerus e. Nyeri kolik Nyeri viseral akibat spasme otot polos organ berongga dan biasanya disebabkan oleh hambatan pasase dalam organ tersebut (0bstruksi usus, batu ureter, batu empedu, peningkatan tekanan intraluminer) f. Nyeri iskemik Nyeri yang sangat hebat, menetap, dan tidak menyurut, merupakan tanda adanya jaringan yang terancam nekrosis. Lebih lanjut akan tampak tanda intoksikasi umum seperti takikardi, merosotnya keadaaan umum, dan syok karena resorbsi toksin dari jaringan nekrosis. g. Nyeri pindah Kadang nyeri berubah sesuai dengan perkembangan patologi. (buku ajar ilmu bedah editor R Sjamsuhidijat wim de jong) Menurut letaknya a. Nyeri viseral Sesuai dengan letak asal organ pada masa embrional Saluran cerna yang berasal dari usus depan (foregut) : lambung, duodenum, sistem hepatobilier dan pankreas menyebabkan nyeri di ulu hati atau epigastrium Saluran cerna yang berasal dari usus tengah (midgut) : usus halus dan usus besar sampai pertengahan kolon transversum, menyebabkan nyeri di umbilikus Saluran cerna yang berasal dari usus belakang (hindgut) : pertengahan kolon transversum sampai kolon sigmoid menimbulkan nyeri di perut bagian bawah. b. Nyeri somatis Abdomen kanan atas : kandung empedu, hati, duodenum, pankreas, kolon, paru, miokard Epigastrium : lambung, pankreas, duodenum, paru, kolon. Abdomen kiri atas : limpa, kolon, ginjal, pankreas, paru. Abdomen kanan bawah : apendiks, adneksa, ureter, sekum, ileum Abdomen kiri bawah : kolon, adneksa, ureter Suprapubik : buli-buli, uterus, usus halus. Periumbilikus : usus halus Pinggang /punggung : pankreas, aorta ginjal Bahu : diafragma (buku ajar ilmu bedah editor R Sjamsuhidijat wim de jong) 6. Kenapa saat batuk perut bagian kanan terasa sakit?

Karena, adanya variasi letak apendix, seperti retrocaecal, paracolica, apabila batuk , m.psoas mayor kontraksi dari dorsal-> penekanan apendix-> nyeri Variasi letak apendix - Retro caecal : nyeri saat batuk & nyeri bagian kanan, aspirasi dalam - Pelvis : kalau menempel rectum sigmoid ->rangsangan saraf parasimpatis -> peristaltik meningkat -> bising usus meningkat Kalau dekat VU -> meningkatkan frekuensi kencing 7. Perut kanan bawah predileksi penyakit apa saja? Apendisitis Keganasan caceum, ovarium Batu di ureter 8. DD? Apendisitis APPENDISITIS Definisi Appendicitis is a painful swelling and infection of the appendix. Appendicitis adalah penyakit peradangan dan infeksi pada usus buntu The appendix is a ngerlike pouch attached to the large intestine and located in the lower right area of the abdomen. Scientists are not sure what the appendix does, if anything, but removing it does not appear to affect a persons health. The inside of the appendix is called the appendiceal lumen. Mucus created by the appendix travels through the appendiceal lumen and empties into the large intestine Etiologi Obstruction of the appendiceal lumen causes appendicitis. Mucus backs up in the appendiceal lumen, causing bacteria that normally live inside the appendix to multiply. As a result, the appendix swells and becomes infected. Sources of obstruction include Feces, parasites, or growths that clog the appendiceal lumen enlarged lymph tissue in the wall of the appendix, caused by infection in the gastrointestinal tract or elsewhere in the body inammatory bowel disease, including Crohns disease and ulcerative colitis trauma to the abdomen obstruksi pada lumen appendiks dapat menyebabkan appendicitis. Mukos dapat melindungi lumen appendiks, yang normalnya disebabkan karena bakteri yg berkembangbiak didalamnya. Akibatnya appendiks, peradangan dan terinfeksi. Sumber obstrusi antara lain : tinja, parasit atau pertumbuhannya yg dapat menyumbat lumen appendiksnya pembesaran jaringan getah bening pada dinding appendiks, yang disebabkan karena infeksi GIT atau tempat lain dalam tubuh IBS penyakit radang usus, termasuk sindrom Crohns dan colitis ulserativ Trauma abdomen Factor resiko Anyone can get appendicitis, but it is more common among people 10 to 30 years old. Appendicitis leads to more emergency abdominal surgeries than any other cause

Semua orang dapat terkena appendicitis, tetapi umumnya sering terjadi pada usia 10 30 tahun. Appendicitis lebih sering mengarah ke operasi abdomen daripada penyebab lain. Klasifikasi Appendicitis Akut a. Appendicitis Akut Sederhana (Cataral Appendicitis) Proses peradangan baru terjadi di mukosa dan sub mukosa disebabkan obstruksi. Sekresi mukosa menumpuk dalam lumen appendiks dan terjadi peningkatan tekanan dalam lumen yang mengganggu aliran limfe, mukosa appendiks jadi menebal, edema, dan kemerahan. Gejala diawali dengan rasa nyeri di daerah umbilikus, mual, muntah, anoreksia, malaise, dan demam ringan. Pada appendicitis kataral terjadi leukositosis dan appendiks terlihat normal, hiperemia, edema, dan tidak ada eksudat serosa. b. Appendicitis Akut Purulenta (Supurative Appendicitis) Tekanan dalam lumen yang terus bertambah disertai edema menyebabkan terbendungnya aliran vena pada dinding appendiks dan menimbulkan trombosis. Keadaan ini memperberat iskemia dan edema pada apendiks. Mikroorganisme yang ada di usus besar berinvasi ke dalam dinding appendiks menimbulkan infeksi serosa sehingga serosa menjadi suram karena dilapisi eksudat dan fibrin. Pada appendiks dan mesoappendiks terjadi edema, hiperemia, dan di dalam lumen terdapat eksudat fibrinopurulen. Ditandai dengan rangsangan peritoneum lokal seperti nyeri tekan, nyeri lepas di titik Mc Burney, defans muskuler, dan nyeri pada gerak aktif dan pasif. Nyeri dan defans muskuler dapat terjadi pada seluruh perut disertai dengan tanda-tanda peritonitis umum. c. Appendicitis Akut Gangrenosa Bila tekanan dalam lumen terus bertambah, aliran darah arteri mulai terganggu sehingga terjadi infrak dan ganggren. Selain didapatkan tanda-tanda supuratif, appendiks mengalami gangren pada bagian tertentu. Dinding appendiks berwarna ungu, hijau keabuan atau merah kehitaman. Pada appendicitis akut gangrenosa terdapat mikroperforasi dan kenaikan cairan peritoneal yang purulen. Appendicitis Infiltrat Appendicitis infiltrat adalah proses radang appendiks yang penyebarannya dapat dibatasi oleh omentum, usus halus, sekum, kolon dan peritoneum sehingga membentuk gumpalan massa flegmon yang melekat erat satu dengan yang lainnya. Appendicitis Abses Appendicitis abses terjadi bila massa lokal yang terbentuk berisi nanah (pus), biasanya di fossa iliaka kanan, lateral dari sekum, retrocaecal, subcaecal, dan pelvic. Appendicitis Perforasi Appendicitis perforasi adalah pecahnya appendiks yang sudah ganggren yang menyebabkan pus masuk ke dalam rongga perut sehingga terjadi peritonitis umum. Pada dinding appendiks tampak daerah perforasi dikelilingi oleh jaringan nekrotik. Appendicitis Kronis Appendicitis kronis merupakan lanjutan appendicitis akut supuratif sebagai proses radang yang persisten akibat infeksi mikroorganisme dengan virulensi rendah, khususnya obstruksi parsial terhadap lumen. Diagnosa appendicitis kronis baru dapat ditegakkan jika ada riwayat serangan nyeri berulang di perut kanan bawah lebih dari dua minggu, radang kronik appendiks secara makroskopik dan mikroskopik. Secara histologis, dinding appendiks menebal, sub mukosa dan muskularis propia mengalami fibrosis. Terdapat infiltrasi sel

radang limfosit dan eosinofil pada sub mukosa, muskularis propia, dan serosa. Pembuluh darah serosa tampak dilatasi. Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed: Ke-6. Jakarta: EGC. www.usu.ac.id Pathogenesis Appendicitis merupakan peradangan appendiks yang mengenai semua lapisan dinding organ tersebut. Tanda patogenetik primer diduga karena obstruksi lumen dan ulserasi mukosa menjadi langkah awal terjadinya appendicitis. Obstruksi intraluminal appendiks menghambat keluarnya sekresi mukosa dan menimbulkan distensi dinding appendiks. Sirkulasi darah pada dinding appendiks akan terganggu. Adanya kongesti vena dan iskemia arteri menimbulkan luka pada dinding appendiks. Kondisi ini mengundang invasi mikroorganisme yang ada di usus besar memasuki luka dan menyebabkan proses radang akut, kemudian terjadi proses irreversibel meskipun faktor obstruksi telah dihilangkan. Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed: Ke-6. Jakarta: EGC. www.usu.ac.id Patogenesis Appendicitis dimulai dengan proses eksudasi pada mukosa, sub mukosa, dan muskularis propia. Pembuluh darah pada serosa kongesti disertai dengan infiltrasi sel radang neutrofil dan edema, warnanya menjadi kemerah-merahan dan ditutupi granular membran. Pada perkembangan selanjutnya, lapisan serosa ditutupi oleh fibrinoid supuratif disertai nekrosis lokal disebut appendicitis akut supuratif. Edema dinding appendiks menimbulkan gangguan sirkulasi darah sehingga terjadi ganggren, warnanya menjadi hitam kehijauan yang sangat potensial ruptur. Pada semua dinding appendiks tampak infiltrasi radang neutrofil, dinding menebal karena edema dan pembuluh darah kongesti. Appendiks yang pernah meradang tidak akan sembuh dengan sempurna, tetapi akan membentuk jaringan parut. Jaringan ini menyebabkan terjadinya perlengketan dengan jaringan sekitarnya. Perlengketan tersebut dapat kembali menimbulkan keluhan pada perut kanan bawah. Pada suatu saat organ ini dapat mengalami peradangan kembali dan dinyatakan mengalami eksaserbasi. www.usu.ac.id

Manifestasi klinis Tanda dan gejala Apendisitis Awalnya nyeri pada umbilicus dalam 2 12 jam nyeri beralih ke kuadran kanan bawah Nyeri akan terasa berat pada waktu berjalan n batuk Anoreksia Malaise Demam ( 39 40oC ) Konstipasi Diare Mual Muntah Kapita Selekta Kedokteran jilid 2 tahun 2000 Dewasa Gejala prodromal berupa lemas, mual, muntah dan gelisah Nafsu makan menurun

Perut terasa tidak enak dimana kadang2 terasa sakit di sekitar pusat, lalu pindah ke perut kanan bawah Pasien sering tidur dengan paha kanan ditekuk karena bila paha diluruskan appendiks akan terangsang sehingga menimbulkan perasaan sakit. Nyeri perut kanan bawah bila peritoneum bergerak seperti nafas dalam, berjalan, batuk dan mengejan Demam Beberapa penderita dewasa mengeluh konstipasi dalam beberapa hari Bila letak apendiks retrosekal retroperitoneal, karena letaknya terlindung oleh sekum, tanda nyeri perut kanan bawah tidak begitu jelas dan tidak ada rangsangan peritoneal. Rasa nyeri lebih ke arah perut sisi kanan atau nyeri timbul pada saat berjalan karena konstraksi m.psoas mayor yang menegang dari dorsal Appendiks yang terletak di rongga pelvis, bila meradang dapat menimbulkan gejala dan tanda rangsangan sigmoid atau rektum sehingga peristalsis meningkat, pengosongan rektum akan menjadi lebih cepat dan berulang-ulang. jika apendiks tadi menempel ke kandung kemih, dapat terjadi peningkatan fekuensi kencing karena rangsangan dindingnya.

Anak-anak Sering rewel Tidak mau makan Ditemui gejala mencret Tidak dapat melukiskan rasa nyerinya Dalam beberapa jam kemudian anak muntah dan menjadi lemah dan letargik Pada bayi 80-90% appendisitis baru diketahui setelah terjadi perforasi. Pada kehamilan Keluhan utama nyari perut, mual dan muntah Kehamilan trimester pertama sering terjadi mual dan muntah Kehamilan lanjut, sekum dan appendiks terdorong ke kraniolateral sehingga keluhan tidak dirasakan di perut kanan bawah tetapi lebih ke regio lumbal kanan Sjamsuhidayat, R & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: penerbit EGC, 1997 Pemeriksaan Fisik 1. Inspeksi Kadang sudah terlihat waktu penderita berjalan sambil bungkuk dan memegang perut. Penderita tampak kesakitan. Pada inspeksi perut tidak ditemukan gambaran spesifik. Kembung sering terlihat pada penderita dengan komplikasi perforasi. Penonjolan perut kanan bawah bisa dilihat pada massa atau abses appendiculer. 2. Palpasi Dengan palpasi di daerah titik Mc. Burney didapatkan tanda-tanda peritonitis lokal yaitu: Nyeri tekan di Mc. Burney. Nyeri lepas.

Defans muscular lokal. Defans muscular menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietal. Pada appendix letak retroperitoneal, defans muscular mungkin tidak ada, yang ada nyeri pinggang. 3. Auskultasi Peristaltik usus sering normal. Peristaltik dapat hilang karena ileus paralitik pada peritonitis generalisata akibat appendicitis perforata. Pemeriksaan Colok Dubur Akan didapatkan nyeri kuadran kanan pada jam 9-12. Pada appendicitis pelvika akan didapatkan nyeri terbatas sewaktu dilakukan colok dubur. Tanda-Tanda Khusus 1. Psoas Sign Dilakukan dengan rangsangan m.psoas dengan cara penderita dalam posisi terlentang, tungkai kanan lurus ditahan pemeriksa, penderita disuruh hiperekstensi atau fleksi aktif. Psoas sign (+) bila terasa nyeri di abdomen kanan bawah. 2. Rovsing Sign Perut kiri bawah ditekan, akan terasa sakit pada perut kanan bawah. 3. Obturator Sign Dilakukan dengan menyuruh penderita tidur terlentang, lalu dilakukan gerakan fleksi dan endorotasi sendi panggul. Obturator sign (+) bila terasa nyeri di perut kanan bawah. http://www.scribd.com/doc/77684523/Appendicitis Penatalaksanaan Penatalaksanaan Medis Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada penderita appendicitis meliputi penanggulangan konservatif dan operasi. Penanggulangan konservatif Penanggulangan konservatif terutama diberikan pada penderita yang tidak mempunyai akses ke pelayanan bedah berupa pemberian antibiotik. Pemberian antibiotik berguna untuk mencegah infeksi. Pada penderita appendicitis perforasi, sebelum operasi dilakukan penggantian cairan dan elektrolit, serta pemberian antibiotik sistemik. Operasi Bila diagnosa sudah tepat dan jelas ditemukan appendicitis maka tindakan yang dilakukan adalah operasi membuang appendiks (appendektomi). Penundaan appendektomi dengan pemberian antibiotik dapat mengakibatkan abses dan perforasi. Pada abses appendiks dilakukan drainage (mengeluarkan nanah). Pencegahan Tersier Tujuan utama dari pencegahan tersier yaitu mencegah terjadinya komplikasi yang lebih berat seperti komplikasi intra-abdomen. Komplikasi utama adalah infeksi luka dan abses intraperitonium. Bila diperkirakan terjadi perforasi maka abdomen dicuci dengan garam fisiologis atau antibiotik. Pasca appendektomi diperlukan perawatan intensif dan pemberian antibiotik dengan lama terapi disesuaikan dengan besar infeksi intraabdomen.

Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed: Ke-6. Jakarta: EGC. www.usu.ac.id 9. Pemeriksaan penunjang? 1. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan darah : akan didapatkan leukositosis pada kebanyakan kasus appendisitis akut terutama pada kasus dengan komplikasi. Pada appendicular infiltrat, LED akan meningkat. Pemeriksaan urin : untuk melihat adanya eritrosit, leukosit dan bakteri di dalam urin. Pemeriksaan ini sangat membantu dalam menyingkirkan diagnosis banding seperti infeksi saluran kemih atau batu ginjal yang mempunyai gejala klinis yang hampir sama dengan appendicitis. 2. Abdominal X-Ray Digunakan untuk melihat adanya fecalith sebagai penyebab appendicitis. Pemeriksaan ini dilakukan terutama pada anak-anak. 3. USG Bila hasil pemeriksaan fisik meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan USG, terutama pada wanita, juga bila dicurigai adanya abses. Dengan USG dapat dipakai untuk menyingkirkan diagnosis banding seperti kehamilan ektopik, adnecitis dan sebagainya. 4. Barium enema Yaitu suatu pemeriksaan X-Ray dengan memasukkan barium ke colon melalui anus. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan komplikasi-komplikasi dari appendicitis pada jaringan sekitarnya dan juga untuk menyingkirkan diagnosis banding. 5. CT-Scan Dapat menunjukkan tanda-tanda dari appendicitis. Selain itu juga dapat menunjukkan komplikasi dari appendicitis seperti bila terjadi abses. 6. Laparoscopi Yaitu suatu tindakan dengan menggunakan kamera fiberoptic yang dimasukkan dalam abdomen, appendix dapat divisualisasikan secara langsung.Tehnik ini dilakukan di bawah pengaruh anestesi umum. Bila pada saat melakukan tindakan ini didapatkan peradangan pada appendix maka pada saat itu juga dapat langsung dilakukan pengangkatan appendix. http://www.scribd.com/doc/77684523/Appendicitis 10. Komplikasi dari DD ? 1. Perforasi Keterlambatan penanganan merupakan alasan penting terjadinya perforasi. Perforasi appendix akan mengakibatkan peritonitis purulenta yang ditandai dengan demam tinggi, nyeri makin hebat meliputi seluruh perut dan perut menjadi tegang dan kembung. Nyeri tekan dan defans muskuler di seluruh perut, peristaltik usus menurun sampai menghilang karena ileus paralitik (Syamsuhidajat, 1997). 2. Peritonitis Peradangan peritoneum merupakan penyulit berbahaya yang dapat terjadi dalam bentuk akut maupun kronis. Keadaan ini biasanya terjadi akibat penyebaran infeksi dari apendisitis.

Bila bahan yang menginfeksi tersebar luas pada permukaan peritoneum menyebabkan timbulnya peritonitis generalisata. Dengan begitu, aktivitas peristaltik berkurang sampai timbul ileus paralitik, usus kemudian menjadi atoni dan meregang. Cairan dan elektrolit hilang ke dalam lumen usus menyebabkan dehidrasi, gangguan sirkulasi, oligouria, dan mungkin syok. Gejala : demam, lekositosis, nyeri abdomen, muntah, Abdomen tegang, kaku, nyeri tekan, dan bunyi usus menghilang (Price dan Wilson, 2006). 3. Massa Periapendikuler Hal ini terjadi bila apendisitis gangrenosa atau mikroperforasi ditutupi pendindingan oleh omentum. Umumnya massa apendix terbentuk pada hari ke-4 sejak peradangan mulai apabila tidak terjadi peritonitis generalisata. Massa apendix dengan proses radang yang masih aktif ditandai dengan keadaan umum masih terlihat sakit, suhu masih tinggi, terdapat tanda-tanda peritonitis, lekositosis, dan pergeseran ke kiri. Massa apendix dengan proses meradang telah mereda ditandai dengan keadaan umum telah membaik, suhu tidak tinggi lagi, tidak ada tanda peritonitis, teraba massa berbatas tegas dengan nyeri tekan ringan, lekosit dan netrofil normal (Ahmadsyah dan Kartono, 1995). Ahmadsyah dan Kartono. 1995. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Anda mungkin juga menyukai