Anda di halaman 1dari 55

1

Salah satu faktor penyebab kegagalan dalam budidaya udang di

tambak adalah karena serangan penyakit. Serangan penyakit yang paling berbahaya dan banyak menimbulkan kerugian bagi petambak adalah karena serangan virus (WSSV, TSV, YHD, IMNV, IHHNV). Hingga saat ini penyakit masih dianggap sebagai penyebab kegagalan terbesar dalam budidaya udang di tambak. Serangan penyakit baru pada udang yang banyak menimbulkan kerugian bagi petambak di Indonesia antara lain: < Th 1990 : penyakit bakterial (insang merah, kunangkunang) Th 1989 : serangan MBV (Monodon Baculovirus), kunangkunang Th 1994 : serangan WSSV, Th 2003 : serangan TSV, 2 Th 2006 : serangan IMNV, Mati Pelan-pelan

Penyebab

kegagalan umum disebabkan oleh:

di

tambak

secara

a) Serangan penyakit b) Penurunan kualitas lingkungan

c) Kualitas benur
d) Manajemen budidaya yang tidak tepat

Keberhasilan dalam budidaya udang sangat tergantung

pada 5 faktor yaitu :


1. Daya dukung tambak dan lingkungannya 2. Kualitas benur yang ditebar 3. Manajemen dasar tambak dan kualitas air 4. Kualitas pakan dan manajemen pakan 5. Manajemen kesehatan udang dan pengendalian hama

penyakit
3

INTERAKSI 3 FAKTOR YANG DAPAT MENIMBULKAN TERJADINYA PENYAKIT

stress

WABAH
infeksi
blooming

PATOGEN

P E N YAK I T

NON INFEKSIUS

INFEKSIUS

KUALITAS AIR (DO, pH, suhu) POLUTAN (NO2, NH3) STRESS NUTRISI (Vit A dan B)

BAKTERI

PARASIT
JAMUR VIRUS

TANDA IKAN TERSERANG PENYAKIT


behaviour
Nafsu makan turun Lemah Berenang di dasar / permukaan Menggosokkan badan

eksternal
Warna tubuh Luka Popeye / exopthalmia Geripis sirip Hemoragik / ulcer Insang pucat / perdarahan Ekses lendir Pembengkakan perut

internal
Pembengkakan organ dalam (hati, limpa, ginjal) Terdapat cairan tubuh

II . POKOK PERMASALAHAN BUDIDAYA UDANG YANG

BERKAITAN DENGAN MUNCULNYA PENYAKIT 1. PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA TIDAK SEMPURNA


PEMILIHAN LOKASI YANG TIDAK TEPAT PERSIAPAN TAMBAK YANG TIDAK KOMPREHENSIF - TANAH - AIR PEMILIHAN BENIH YANG TIDAK PROPESIONAL PROSES PEMELIHARAAN YANG TIDAK KONTINYU MONITORING KESEHATAN UDANG TIDAK DILAKUKAN

2.

PENGGUNAAN SARANA PRODUKSI YANG TIDAK STANDAR


INDUK UDANG YANG TIDAK TERJAMIN KESEHATANNYA PRODUKSI BENIH YANG TIDAK SEHAT GELONDONGAN TIDAK STANDAR PAKAN/OBAT-OBATAN YANG BELUM TERUJI

3. PERILAKU SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)


LAMBAT MENERIMA INOVASI/TIDAK

BERUBAH

MUDAH

KURANG INFORMASI/KOORDINASI KOMPETENSI MASIH RENDAH

4. DUKUNGAN FASILITAS/INFRA STRUKTUR PENANGANAN PENYAKIT UDANG MASIH KURANG


LABORATORIUM KESEHATAN IKAN MASIH KURANG ( PCR ,KUALITAS AIR, PLANKTON, TANAH/NUTRISI, HISTOLOGI,MIKROBIOLOGI) PUSTU KESEHATAN IKAN DI SENTRA PRODUKSI BELUM ADA SISTEM KOMUNIKASI YANG BELUM LANCAR

10

1. Penyakit Non-patogen
Disebabkan oleh faktor lingkungan
Suhu, (cuaca), plankton dan kualitas air lainnya (pH, zat

beracun, kelarutan gas) Keracunan oleh biotoxin dari plankton (Bluegreen algae dan atau dinoflagellata).

Disebabkan oleh nutrisi


Kekurangan nutrisi (vitamin, mineral, as lemak tak jenuh,

dll) Gejala keracunan pakan.


11

Soft shell syndrome


Penyebab :
Kualitas air : goncangan salinitas tinggi, goncangan pH

tinggi, alkalinitas rendah, kandungan fosfat rendah, dasar tambak terlalu kotor, polusi. Kualitas pakan (kekurangan nutrisi tertentu)

Penanganan :
Perbaiki kualitas air (ganti air, probiotik, dolomite, SP-36)
Pembersihan dasar dengan sifon, pemberian zeolite dan

probiotik)

12

Insang hitam (black gill disease)


Penyebab :
Kotoran, bahan organik (lumpur) yang melekat pada

insang. Dasar tambak kotor, setting aerator tidak tepat. Kualit air yang tidak stabil (sering terjadi kematian plankton)

Penanganan :
Ganti air secukupnya Berikan probiotik

Perbaiki setting kincir


Kurangi pakan
13

Red disease
Udang berwarna kemerahan, ekor kemerahan, insang kemerahan. Penyebab : kaki dan

Kualitas air yang kurang baik (DO rendah, NH3, NO2-, Fe),

bahan organik terlalu tinggi, Kualitas pakan kurang baik (terlalu lama, berjamur)

Penanganan :
Berikan pakan berkualitas baik (baru)
Perbaiki kualitas air

14

Kram (cramped tail disease)


Udang kram saat anco diangkat atau udang dijala,

udang mudah stress Penyebab :


Goncangan suhu / salinitas tinggi Perbedaan suhu (kualitas air antara dasar dan permukaan

tinggi) Kekurangan mineral tertentu.

Penanganan :
Operasikan kincir siang dan malam hari Berikan vitamin (terutama vit C dan B) Berikan mineral melalui pakan.
15

Emboli (Gas bubble disease)


Karena kelarutan gas dalam air lewat jenuh baik gas

Nitrogen atau Oksigen Bila karena Oksigen tidak menimbulkan kematian, tetapi bila karena N2, dapat menyebabkan kematian.

16

Bercak hitam pada kulit


Ada bercak hitam pada permukaan kulit, bekas luka Penyebab :
Udang

sering lompat (tumburan) karena padat, kualitas air kurang baik, suspensi tanah Infeksi bakteri.

terlalu

Penanganan :
Perbaiki kualitas air Hidupkan kincir siang-malam Kurangi kepadatan

Lapisi tambak dengan plastik/HDPE, atau disemen

17

Toksin
Sumber pencemaran dari lingkungan : pestisida,

herbisida, insektisida, logam berat, Dari pakan : aflatoksin (dari pakan rusak atau kedaluwarsa) Biotoxin : dari algae (blue green algae dan dinoflagellata).

18

Udang pucat (putih keruh), kebiruan


Udang putih polos, pucat atau kebiruan Penyebab :
Suspensi tanah tinggi Kurang oksigen

Penanganan :
Lapisi tambak dengan semen atau plastik HDPE atau pasir Kurangi padat penebaran.

19

2. Penyakit patogen
Bersifat parasit dan terdiri atas 4 kelompok :
Penyakit viral Penyakit bakterial

Penyakit jamur
Penyakit parasitik

Karakteristik penyakit infeksi pada udang/ikan


Udang/ikan merupakan hewan air yang selalu

bersentuhan dengan lingkungan perairan sehingga mudah terinfeksi patogen melalui air. Pada budidaya udang/ikan, air tidak hanya sebagai tempat hidup ikan tetapi juga sebagai perantara bagi patogen.
20

PENYAKIT PARASIT

Epistylis sp

21

PENYAKIT PARASIT

Zoothamnium sp
22

PENYAKIT PARASIT

Koloni Zoothamnium sp
23

PENYAKIT PARASIT

Koloni Epistylis sp
24

PENYAKIT PARASIT

Vorticella sp
25

PENYAKIT PARASIT

Acineta sp
26

Parasite Epikomensal
Agen: Zoothamnium sp., Vorticella sp., Acineta sp., Epistylis sp. Muncul bila bahan organik tinggi Efek: mengganggu pergerakan, pertumbuhan lambat, mudah terinfeksi patogen lain Pencegahan: menghilangkan detritus organik,

formalin 50 100 ppm

27

PENYAKIT BAKTERI

Yang termasuk penyakit bakteri Vibriosis: disebabkan oleh Vibrio spp Efek pada udang: nekrosis, luka jaringan, kelainan bentuk, pertumbuhan lambat Bakteri menyala: Vibrio harveyi V. alginolyticus dominan pada hatchery dan tambak di Sul-sel Pencegahan: Disinfeksi air, filtrasi, treatmen air yang akan digunakan, UV, ozone.
28

Vibriosis pada udang

29

2. Penyakit Microsporidia
Disebut penyakit udang kapas (cotton shrimp disease) Agen: Ameson (Nosema) nelsoni, Thelohania sp., Pleistophora sp., Microsporidium sp. Menginfeksi otot, jantung, gonad, insang, hepatopankreas Jaringan terinfeksi memutih Pencegahan: mengisolasi dan memusnahkan udang terinfeksi, hindari kontak induk terinfeksi dengan anaknya, disinfeksi kolam dengan chlorine atau iodine.
30

Infeksi Microsporidia

31

PENYAKIT JAMUR
Yang termasuk Penyakit Jamur Agen: Fusarium solani Menyerang bagian insang Diagnosis dengan melihat hypa pada insang Pencegahan: menghilangkan sumber

konidiospore, memusnahkan udang terinfeksi

32

Infeksi Fusarium sp

33

Larval Mycosis
Agen: Lagenedium sp., Sirolpidium sp. Menginfeksi larva terutama: protozoe dan

mysis Diagnosis dengan melihat hypa dan spora pada tubuh larva Pencegahan: disinfeksi bak, peralatan dan air masuk Obat: Treflan, formali, detergen

34

Spora Lagenedium sp

35

Penyakit Bakteri Filamen


Agen Leucothrix mucor, Thiothrix sp., Flexibacter sp., Cytophaga sp., atau Flavobacterium sp. Umum ditemukan pada larva, peneneran dan pematangan induk Tanda-tanda: perubahan warna pada insang menjadi pucat, pertumbuhan dan selera makan rendah, molting terganggu, hemoraghi Muncul bila bahan organik tinggi Bahan kimia seperti copper bisa mengatasi

penyakit ini
36

Infeksi Bakteri Filamen

37

Penyakit Viral pada Udang


IHHNV (Infectious Hypodermal and Hematopoietic Necrosis Virus) TSV (Taura Syndrome Virus) WSSV (White Spot Syndrome virus) YHV (Yellow Head Virus) HPV (Hepatopancreatic Parvovirus) MBV (Monodon Baculovirus) IMNV (Infectious Myo Necrosis Virus) PvNV / Nodavirus (Penaeus vannamei Nodavirus) BMN (Baculoviral Midgut gland necrosis) LPV (Lymphoidal Parvo-like Virus) LOVV (Lymphoid Organ Vaccuolization Virus) LOSV (Lymphoid Organ Spheroid Virus) REO (REO III dan REO IV) RPS (Rhabdovirus of Penaid Shrimp) MoV (Moyrillyan Virus) BP (Baculovirus Penaid) IRDO (Shrimp Iridovirus)

38

Penyakit IHHNV (Infectious Hypodermal and Hematopoietic Necrosis Virus)


Virus

menyebabkan pertumbuhan terhambat, sehingga terjadi perbedaan ukuran yang nyata dalam satu populasi Serangan bisa mencapai > 30% populasi). Multi infeksi dengan virus jenis lain. Banyak terjadi pada tambak yang menggunakan benur non SPF (induk lokal) Inang: Penaeus stylirostris, P. vannamei,P. occidentalis, P. californiensis, P. monodon, P. semisulcatus, and P. japonicus.

39

TSV (Taura Syndrome Virus)


Penyebab : virus taura (TSV) Inang : P.monodon,

Fa.aztecus, Fa.duoderum, Fe.merguiensis, L.setiferus,L.stylirostris, L.vannamei Merupakan penyakit import (dari negara asal udang vaname Ujung ekor berwarna merah (warna ganda), disertai dengan adanya bercak hitam pada kulit, kulit lembek (lunak/keropos) Disertai kematian secara bertahap atau massal.

40

Perlakuan Bila sudah terdeteksi TSV


Umumnya penyakit viral tidak ada obatnya Hanya bisa dicegah/diperlakukan dengan cara : Hindari stress, Jangan lakukan ganti air (sirkulasi), Gunakan probiotik untuk memperbaiki kualitas air. Kurangi pakan hingga 50%, Berikan mineral, dolomite untuk mempercepat pengerasan kulit, Berikan vitamin dan imunostimulan. Udang dalam proses penyembuhan akan tampak bercak hitam, dan akan hilang setelah beberapa kali moulting. Bila sembuh bersifat carrier.

41

WSSV (White Spots Syndrome Virus)


Organ sasaran: midgut, jaringan ectodermal Inang : Crustacea secara umum (bangsa udang dan kepiting). Tanda-tanda klinis : Diawali dengan nafsu makan yang tinggi (saat awal menyerang th 1994), selanjutnya tidak mau makan. Terdapat udang yang minggir ke pematang Ada kematian di dasar, dalam waktu 3 - 7 hari udang habis Terdapat bintik-bintik putih di carapace. Agen: White spot syndrome virus Menyerang larva, namun gejala penyakit tidak nampak Masalah muncul di tambak 2 bulan setelah pemeliharaan Pencegahan: induk bebas wssv dengan PCR, pencucian telur dengan bahan antivirus
42

GEJALA SERANGAN WSSV - UDANG BERENANG TANPA KESEIMBANGAN DI PINGGIR PEMATANG - PERTUMBUHAN TIDAK TERKONTROL (TERLALU CEPAT) - TERDAPAT BINTIK PUTIH PADA KEPALA DAN KARAPAKS

Bintik putih pada udang (WSSV)

Kp

Kn

M : Marker KP: Kontrol Positif S : Sampel yang positif tersinfeksi WSSV KN: Kontrol Negatif

BP (Baculovirus Penaid)
Organ yang diserang hepatopancreas Inang : P.

duorarum, P. aztecus, Trachypeanaeus similis, P. marginatus, P. vannamei, P. penicillatus, P. schmitti, P. paulensis, P. subtilis dan P. setiferus Sangat mematikan terutama pada tingkat hatchery Sedangkan pada pembesaran bersifat subacute atau chronis. Udang yang terserang nafsu makannya turun dan pertumbuhannya lambat.

45

MBV (Monodon Baculovirus)


Awalnya, tahun 1988-1990

merupakan penyakit yang sangat mematikan untuk udang windu. Selanjutnya, menyebabkan pertumbuhan udang lambat. Organ yang diserang adalah hepatopancreas. Hepatopancreas pucat, menyusut, memadat. Agen: monodon baculovirus Terdapat badan inklusi pada hepatopankreas Momok pada era 80-an Kematian mencapai 90% Menyebabkan pertumbuhan lambat di tambak

46

YHD (Yellow Head

Disease)

Penyebab : Virus Yellow Head (YHV) Inang definitif: P. monodon; Palaemon styliferus dan Acetes (kerier); P.

merguiensis dan Metapenaeus ensis, P. vannamei, P. setiferus, P. aztecus, , dan P. duodarum(experimental) Organ sasaran: lymphoid organ, hemolimph Tanda-tanda klinis : Bagian kepala berwarna kuning, hepatopancreas kuning, usus kosong / tidak makan dan disertai kematian masal. Dalam 3 hari kematian mencapai 100%.
47

Penyakit Infectious Myonecrosis Virus (IMNV)


Ditemukan di Brazil 2002 Gejala klinis:
daging berwarna putih opaque bagian ekor disertai warna kemerahan udang rebus Kematian akut 40-60%

Wabah terjadi:
stress fisik (panen)

stress lingkungan (suhu, salinitas) Diagnosa: gejala klinis, histologi & RT-PCR

48

Penyebaran penyakit di Indonesia:


Terdeteksi di Indonesia ( Situbondo, Jawa Timur) akhir Mei

2006

Penyakit menyerang pada udang besar berumur 60


80 hari Kematian awal 7 15 ekor / hari

Kepadatan tebar 130-170 ekor/m2


Semua sampel tambak yang diambil tanpa tandon Sebagian besar tambak yang diambil sampelnya panen awal

yaitu pada sekitar 90 hari dengan produksi 5,5 6,5 ton/petak dengan size 80 86
49

Pencegahan / Penanganan Kasus Mio


Yang harus diperhatikan : Biasanya nafsu makan tetap tinggi, ada kematian secara bertahap. Pakan di anco selalu habis. Tetapi lama-lama cenderung turun/lambat karena ada pengurangan populasi. Penanganan : Bangkai udang harus diambil / dibersihkan tiap hari dari dalam tambak. Bangkai dikubur atau dibakar. Turunkan pakan hingga 30 40% dari keadaan normal hingga kematian tidak ada (sedikit). Berikan vitamin C dan imunostimulan secara terus menerus hingga kondisi udand normal (tidak ada kematian) Kembalikan konsumsi pakan setelah kematian berhenti. Jaga / perbaiki kualitas air, hindari pergantian air secara drastis. 50

Pemicu kasus Myo


Myo sering kali tidak terdeteksi ketika

masih benur. Hingga saat ini, belum pernah ditemukan sample benur positif Myo (keterangan dari para pemeriksa / lab).

51

Penyakit HPV
Agen: Hepatopankreas parvo

virus Badan inklusi pada hepatopankreas, berwarna biru Menyerang bersama MBV Nekrosis pada hepatpankreas, pertumbuhan lambat, nafsu makan tidak ada, banyak epikomensal pada udang Kematian mencapai 100% dalam waktu 4-8 minggu
52

LANGKAH-LANGKAH PENCEGAHAN PENYAKIT PADA UDANG PENGAWASAN KESEHATAN UDANG Monitoring udang sakit/sehat (anco)

Deteksi penyakit secara berkala (laboratorium )


Isolasi / pemusnahan udang yang terkena penyakit berat Ukur parameter kualitas air secara berkala Penerapan bio security

53

PENUTUP
Monitoring perkembangan kesehatan udang pada budidaya melalui deteksi/pemeriksaan laboratorium, merupakan tindakan akurat, cepat dan sensitif, hubungi UPTD Pembinaan Kesehatan Ikan dan Sertifikasi Sarana Perikanan Pangkep Call Center : Tlpn. (0410) 2312772 Fax. (0410) 2312771 Hp. 081241783100 ( Ir. Hafid Malewa ) E mail : uptdppski@yahoo.com.id

(SIAP MEMBERIKAN PELAYANAN)


54

TERIMA KASIH

55

Anda mungkin juga menyukai