Anda di halaman 1dari 22

ANTENA OMNI DIREKTIONAL 2,4 GHZ SEBAGAI

PEMANCAR DAN PENERIMA UNTUK AKSES KE


JARINGAN INTERNET
1
Nama : Bambang Harianto
Fakultas Teknologi Industri , Jurusan Teknik Telekomunikasi, Univesitas Gunadarma
email : pak.bambangh@yahoo.co.id

2
Nama : Mudrika
Fakultas Teknologi Industri , Jurusan Teknik Telekomunikasi, Universitas Gunadarma
e-mail : @ staff.gunadarma.ac.id
1
Alamat : Komplek Marinir Blok FFI no : 10 , Rt 02,Rw 06 Kelurahan Rangkapan Jaya
Baru Kecamatan Pancoran Mas Depok
2
Alamat : Jln Rambang 3 no : 23 Rt 02,Rw 04 Kelurahan Bakti Jaya , Kecamatan Sukma
Jaya Depok.
ABSTRAK
Antena diperlukan sebagai transceiver untuk komunikasi antara client dan server,
antena yang digunakan saat ini adalah jenis omnidirectional dengan spesifikasi frekuensi 2,4
GHz jumlah elemen 24 dan Gain nya 14 dBi, jumlah elemen 28 dan Gain nya 16 dBi.
VSWR: 1.5, Horizontal Beamwidth : 120, Polarisasi Vertical, impedansi 50 ohm, Penulis
mencoba membuat antena yang sama seperti antena yang sudah ada, yaitu mencoba
membuat 32 elemen (Gain: 19 dBi) .
Hasil pengukuran pada ketinggian 170 cm didapatkan data level tertinggi sebesar
64,40dB/m pada sudut 14,9 dan level terendah sebesar 32,17 dB / m pada sudut 212,8
pola radiasi terbentuk pada ketinggian ini . Pada data pengukuran 0 sampai 90 atau
kuadran I terjadi kenaikan level dari 0 hingga sudut 22,5 dan penurunan level pada sudut
30 hingga sudut 89,8. Pada sudut 90 sampai dengan 180 atau kuadaran II terjadi
penurunan level dari 99.8 hingga disudut 114.8dan kenaikan level disudut 114.80 hingga
disudut 167.1 , tetapi dari sudut 167.1 mengalami penurunan level sampai 179. Pada
sudut 180 sampai dengan 270 atau kuadaran III terjadi penurunan level dari sudut 180.9 hingga
disudut 230.2 dan kenaikan level pada sudut 240.2 hingga disudut 265.1. Disudut 270sampai
dengan 360 atau kuadaran IV terjadi penurunan level dari sudut 272.6 hingga disudut
307.5dankenaikan level disudut 315 sampai 360
Kata Kunci : aaaa
PENDAHULUAN
Di era informasi saat ini, manusia memerlukan komunikasi untuk saling bertukar
informasi dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Salah satu sistem komunikasi
yang merupakan andalan bagi terselenggaranya integrasi sistem telekomunikasi secara
global adalah sistem komunikasi nir kabel (wireless), dimana fungsi antena sebagai
perangkat untuk komunikasi wireless. Dengan era globalisasi yang sedang melanda dunia,
sistem telekomunikasi digital telah membawa era baru dalam bidang komunikasi.
Perkembangan teknologi informasi dalam jaringan telekomunikasi telah membuat suatu
dimensi baru dalam pelayanan telekomuniasi yang semakin cepat dan murah. Frekuensi
yang digunakan 2,4 GHz merupakan standar dari protokol IEEE 802.11 b/g untuk wireless
- LAN.
Teknologi wireless banyak digunakan oleh masyarakat harganya yang sekarang
sudah terjangkau, selain itu teknologi ini sangat praktis dan efisien. Dapat memancarkan
dan menerima energi gelombang radio dengan arah dan polarisasi yang sesuai dengan
aplikasi yang dibutuhkan.
Dalam hal ini sebagai perangkat penyesuai (matching device) antara sistem
pemancar dengan udara, bila antena tersebut berfungsi sebagai media radiasi gelombang
radio, dan sebaliknya sebagai perangkat penyesuai dari udara ke sistem penerima, bila
antena tersebut berfungsi sebagai media penerima gelombang radio. Dalam suatu sistem
komunikasi radio peranan antena sangat penting , yaitu untuk meradiasikan gelombang
elektomagnetik.
Dengan antena Omnidirectional, maka sinyal dapat dipancarkan ke segala arah dan
aplikasi yang dibutuhkan dari antena tersebut dapat digunakan di sisi Access Point (AP)
untuk komunikasi data pada jaringan Wireless - LAN, antena ini diharapkan dapat berguna
pada sisi server dan dapat melayani setiap client - nya dalam suatu area / kawasan WiFi
sesuai dengan standar protokol IEEE 802.11 b/g.
Tujuan utama dalam merancang suatu antena Omnidirectional,untuk komunikasi
wireless yang berguna sebagai server pada jaringan wireless-LAN, sehingga pola radiasi
(radiation pattern) yang sesuai untuk antena di sisi server adalah memancarkan ke segala
arah atau sebesar 360 derajat, agar dapat menjangkau client disekitar jaringan wireless-
LAN.
Jenis antena untuk komunikasi wireless ada 3 macam yang pertama adalah antena
omni collinear, antena omni wave guide ( gelombang ).

dan jenis antena omnidirectioanal
Antena omni collinear ini sangat sederhana untuk membangun, membutuhkan hanya
sepotong kawat, soket N dan piring logam persegi. Hal ini dapat digunakan untuk
pemakaian di dalam maupun luar ruangan. Untuk antena omni collinear yang pendek
keuntungan akan menjadi sekitar 5 dBi, sedangkan yang panjang dengan empat elemen
akan memiliki 7 sampai 9 dBi . Antena omni collinear dengan impedansi 50 ohm.
[9]

Antena omni waveguide adalah cara yang paling efisien untuk mentransfer energi
elektromagnetik . Waveguide merupakan antena yang cocok untuk di pasangkan dengan
access point . Keuntungan tipe ini adalah wide beam yang mempunyai pola radiasi 360
atau 180 ( sektoral ). Waveguide memiliki beberapa keunggulan di bandingkan dengan dua
kawat dan jalur transmisi koaksial.
[9]

Antena omnidirectional dibuat dari konektor tipe N, mempunyai kelebihan
impedansi semakin mendekati 50 ohm , semakin tinggi efisiensi pancaran power mendekati
(angka 100% ), ada antena omni dari konektor tipe SMA , semakin tinggi efisiensi
pancaran power mendekati (angka 100% ), dan sangat baik digunakan untuk jaringan
internet
.
Antena omnidirectional mempunyai panjang seperempat lamda () atau sepanjang
32 mm.
[9]

Semakin impedansi mendekati angka 50 ohm , semakin tinggi efisiensi sebuah
antena, dalam hal ini angka efisiensi maksimal adalah 100% kemampuan directivitas ini
membuat ia mampu mendapatkan sinyal yang relatif kecil dan mengirimkan signal lebih
jauh.

TINJAUAN PUSTAKA
Telekomunikasi Radio.
[5]

Merupakan suatu bentuk komunikasi modern yang memanfaatkan gelombang radio
sebagai sarana untuk membawa suatu pesan sampai ke tempat tujuannya. Wi-Fi (Wireless
Fidelity) adalah koneksi tanpa kabel seperti handphone dengan mempergunakan teknologi
radio sehingga pemakainya dapat mentransfer data dengan cepat. Wi-Fi tidak hanya dapat
digunakan untuk mengakses internet, Wi-Fi juga dapat digunakan untuk membuat jaringan
tanpa kabel.
Karena itu banyak orang mengasosiasikan Wi-Fi dengan kebebasan karena teknologi
Wi-Fi memberikan kebebasan kepada pemakainya untuk mengakses internet atau mentransfer
data dari ruang meeting, kamar hotel, kampus. Gelombang radio merupakan bagian dari
gelombang elektro magnetik pada spectrum frekuensi radio. Gelombang dikarakteristikan
oleh panjang gelombang ( ) memiliki hubungan frekuensi (f) dan kecepatan ( v) yang
ditunjukan pada persamaan 2.1 :
=
:

(2.1)
Kecepatan (v) bergantung pada medium. Ketika medium rambat adalah hampa udara
(free space) . Dari kenyataan diatas sangat sukar untuk menyalurkan sinyal-sinyal suara dan
musik pada frekuensi rendah sebagai suatu gelombang radio. Tetapi pada frekuensi-frekuensi
yang lebih tinggi atau dengan panjang gelombang yang lebih pendek, lebih mudah dan lebih
ekonomis untuk menyalurkan gelombang radio.


Elemen Sistem Komunikasi

Gambar 2.1.1. Elemen Sistem Komunikasi
[5]

Gambar 2.1.1. menunjukkan pemancar Tx yang berfungsi untuk mengkopel dalam
bentuk sinyal yang ditransmisikan kekanal transmisi, isyarat proses untuk transmisi yang
efektif dan efisien antara lain modulasi, penyesuaian sinyal dengan sifat-sifat kanal
transmisi. Kanal transmisi untuk sebagai penyambung listrik antara Tx - Rx sekaligus
menjembatani sumber dan tempat tujuan. Penerima Rx untuk mengambil sebagian kecil
sinyal dari kanal transmisi, memproses dan meneruskannya ke transduser output.
Proses utama demodulasi atau deteksi, juga penguatan karena sinyal pada umumnya
sangat kecil. Dalam perjalanan sinyal dari titik SI ke titik TT terjadi perubahan dan
pengaruh yang tidak dikehendaki diantaranya redaman distorsi,interfensi ,derrau. Redaman
dapat di atasi melalui penambahan komponen penguatan pada sistem komunikasi. Distorsi
adalah sebuah perubahan sinyal yang terjadi ketika amplitudo sinyal melebihi range yang
tersedia, distorsi terjadi akibat kecepatan sinyal yang melalui medium berbeda- beda
sehingga tiba pada penerima dengan waktu yang berbeda.
Sedangkan interferensi merupakan suatu gangguan yang disebabkan oleh sinyal dari
luar sinyal yang diinginkan, biasanya buatan manusia. Derau atau yang biasa adalah suatu
sinyal baik yang bersifat dalam gangguan yang tidak mungkin disebut noise adalah suatu
sinyal baik yang bersifat dalam gangguan yang tidak mungkin adalah suatu sinyal baik
yang bersifat dalam gangguan yang tidak mungkin dihilangkan walaupun secara teoritis
dalam bentuk gangguan yang bukan merupakan sinyal yang diinginkan.
Sistem Komunikasi Radio

Gambar 2.1.2. Sistem Komunikasi Radio
[5]

Gambar 2.1.2 diatas menunjukkan sistem komunikasi ini tidak menggunakan kawat
dalam proses perambatannya, melainkan menggunakan udara atau ruang angkasa sebagai
bahan penghantar. Secara garis besar sistem ini adalah sebuah pemancar Tx yang
memancarkan dayanya menggunakan antena ke arah tujuan, sinyal yang dipancarkan
bentuk gelombang elektromagnetik. Pada penerima gelombang elektro magnetik ini
diterima oleh sebuah antena yang sesuai. Sinyal yang diterima kemudian diteruskan ke
sebuah pesawat penerima Rx.
Penerima daya dari antena sekitar 10
-8
watt merupakan daya yang besar dan mudah
diproses. Sedangkan efisiensi transfer antara transmitter dan receiver daya hampir sama
dengan nol. Efisiensi komunikasi melalui informasi bila mana replika diterima sempurna
sepanjang waktu sehingga efisiensi 100% . Reliabilitas dalam praktek menjadi sama dengan
99,99% . Kualitas penerimaan informasi dinyatakan dengan S/N untuk signal analog
sedangkan P
e
menyatakan bit error rate untuk digital. Antena pemancar memang didisain
untuk memancarkan sinyal-sinyal gelombang radio ke udara sekitarnya maupun ke ruang
hampa.
Sedangkan antena penerima harus berkemampuan untuk menangkap sebanyak
mungkin energi elektro magnetik itu dengan efektif. Kecepatan perambatan ini telah
dihitung para ahli yaitu, sebesar 300.000 km perdetik. Sinyal atau gelombang radio yang
dipancarkan antena dapat merambat melalui macam-macam lintasan.
Karena kenyataan ini pada sistem komunikasi radio digunakan frekuensi tinggi
untuk membawa sinyal informasi dengan frekuensi ke suatu tujuan . Dalam hal ini sinyal
informasi dititipkan atau diselipkan pada sinyal pembawa pada sisi akhir dari peralatan
pengirim atau pemancar dengan suatu proses yang disebut modulasi. Di tempat tujuan,
sinyal informasi dikeluarkan lagi dari frekuensi pembawa dengan suatu proses yang
berlawanan dari proses pengirim yang disebut Demodulasi.
Spektrum Frekuensi dan Perambatan Gelombang
Spektrum frekuensi yang digunakan untuk televisi, radio, maupun komunikasi suara dan
data. Dengan demikian, dapat diambil pengertian bahwa gelombang adalah getaran yang
merambat. Salah satu parameter yang mempengaruhi frekuensi seperti pada gambar 2.2.1
dibawah ini .

Gambar 2.2.1. Spektrum Frekuensi dan Perambatan Gelombang
[5]
Extremely High Frekuensi (EHF) mulai dari 30 300 GHz (banyak digunakan
untuk tererstrial dan satelit ). Ultra High Frekuensi (UHF) mulai dari 300 3.000 MHz
(banyak digunakan untuk kepentingan hubungan jarak dekat), Very High Frekeunsi (VHF)
mulai dari 30 300 MHz (banyak digunakan untuk kepentingan hubungan jarak dekat),
High Frekuensi (HF) pada frekuensi tinggi atau daerah HF, yang mempunyai range
frekuensi 3 30 MHz, gelombang dapat dipropagasikan menempuh jarak yang jauh akibat
dari pembiasan dan pemantulan lintasan pada lapisan ionosphere. Frekuensi Rendah (LF)
dan Frekuensi Menengah (MF). Secara umum kelompok Frekuensi ini, menjalar mengikuti
bentuk atau kurva dari permukaan bumi.
Gelombang tanah (ground wave) adalah gelombang radio yang berpropagasi di
sepanjang permukaan bumi/tanah. Gelombang ini sering disebut dengan gelombang
permukaan (surface wave). Untuk berkomunikasi dengan menggunakan media gelombang
tanah, maka gelombang harus terpolarisasi secara vertikal, karena bumi akan menghubung-
singkatkan medan listriknya bila berpolarisasi horizontal.
Karakteristik Antena
[5]

Ada beberapa karakter penting antena yang perlu dipertimbangkan dalam memilih
jenis antena untuk suatu aplikasi (termasuk untuk digunakan pada sebuah radio), yaitu pola
radiasi, directivity, gain, dan polarisasi. Karakteristik antena yang diturunkan dari antena
sebagai sumber dapat dibuktikan berlaku sebagai penerima. Antena digunakan dalam
komunikasi radio sebagai pelepas energi elektro magnetik ke udara atau ruang bebas
sehingga berlaku sebagai pemancar atau sumber gelombang elektro magnetik, penerima
energi elektro magnetik dari ruang bebas.
Konsep disini berasal dari sudut pandangan antena sebagai sumber, pemancar atau
sumber gelombang elektro magnetik . Gelombang bolak balik mempunyai sinu soidal
atau gelombang elektro magnet mempunyai karakteristik yang penting misalnya amlpitudo,
frekuensi, fasa, dan terhadap informsi hal itu dapat diatur untuk merubah setiap
karakteristik dari tiap bentuk gelombang .
Antena isotropis memancar kesegala arah sama besar. Antena sumber dianggap titik
dan ditempatkan pada pusat bola 0,
s
radial pada titik bola.

r
ds = // ds (2.3.1)
Berdasarkan hukum kekekalan energi maka daya yang dipancarkan sumber sama
dengan daya yang menembus pada bola. Antena omnidirectional memancarkan dan
menerima sinyal dari segala arah dengan daya pancar yang sama. Untuk menghasilkan
cakupan area yang luas, gain antena omnidirectional harus memfokuskan dayanya secara
horizontal, dengan mengabaikan pola pancaran ke atas dan ke bawah, digambarkan 2.3.1.
seperti macam macam antena dibawah ini.


cekung datar cembung cembung cembung cekung
Gambar 2.3.1 Lensa dengan indeks bias n >1
[5]


cekung datar cekung cekung cekung cembung
Gambar 2.3.2 Macam-macam antena Lensa dengan indeks bias n < 1
Berdasarkan hukum kekekalan energi maka daya yang dipancarkan sumber sama dengan
daya yang menembus bola, dengan persamaan :
W = } P . Js
s
= ] ] P
ds
2n
0
n
0
(2.3.2)
W =] ] P
2n
0
n
0
i r
2
sin d d = 4nr
2
P
r
(2.3.3)
Isotropis : P
r
=
w
4n
2
(2.3.4)
Pr x r
2
= U intensitas radiasi daya persatuan sudut ruang (rad
2
, derajat). Jika 0 sumber
isotropis Pr = konstan untuk r konstan sehingga Pr = rapat daya pada bola ds = elemen luas
r
2
sin d d .
W = daya yang dipancarkan antena jika 0 sumber isotropis P
r
= konstan untuk r
konstan sehingga :
W = _ ] Ptr
2n
0
n
0
2 Sin d = 4nr2Pt (2.3.5)
isotropis = P
r
X
r
= U intensitas radiasi daya persatuan sudut ruang (rad
2
, derajat).
P
r
=
w
2n2
, rapat daya -
1
2
(2.3.6)
W = _usin0J0J = _uJ , U = P
r
R
2
(2.3.7)
d = sin d d . (2.3.8)
Daya yang dipancarkan sama dengan integral intensitas radiasi untuk seluruh ruang 4.
Isotropis W= 4U
0
[ U : watt/ rad
2
] (2.3.9)
W = 412 : 53 U
o
[ U
o
: watt / det
2
] (2.3.10)
untuk antena U
o
= U rata rata, karakteristik antena diturunkan dari antena sebagai sumber
dapat dibuktikan sebagai penerima.
[5]

Membandingkan daya masuk ke antena T x dengan daya yang diterima antena Rx dan
kemudian mengukur jarak T x - R x = R maka dengan menggunakan Hukum Friis :
w
wt
=
Ac]

2
Ac]
R
2
(

2
4
)
2
GtGr/
2
R
2
= (

4R
)
2
G
r
G
t
(2.3.11)
G
r
G
t =
w
wt
[
4nR

2
, jika G
r
= G
t
(2.3.12)
maka : G
t
= G
r
=
1
2
|

2u log
4nR

+ 10 log
w
wt
(2.3.13)
Jika antena yang diukur tidak identik, diukur 3 kombinasi antena (a-b), (ac) dan (b-c)
(a - b) = G
a
+ G
b
= 20 log
4nR

+ 10 log
Wrb
Wta
(2.3.14)
( a - c ) = G
a
+ G
c
= 20 log
4nR

+ 10 log
Wrc
Wta
(2.3.15)
( b - c ) = G
b
+ G
c
= 20 log
4nR

+ 10 log
Wrc
Wtb
(2.3.16)

METODOLOGI PENELITIAN
Dalam metodologi peneltian ini dibagi menjadi beberapa tahap yang terdiri dari tahap
proses perancangan dan pembuatan antena, hasil parameter dan tahap analisis.
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANTENA


Gambar 3.1.1.Rancangan Rangkaian Antena Yang Dibuat
Seperti pada gambar 3.1.1 dalam pembuatan rancangan antena omnidirectional
pertama menyiapkan pipa tembaga ( pipa kapiler ) dan ukuran yang telah ditentukan pada
pipa tersebut yaitu yang ukurannaya inci ( 0,6 mm ) untuk pipa kapilernya, setelah
dipastikan dengan ukuran tersebut lantas menentukan ukuran yang akan dipergunakan
untuk dipotong dengan menggunakan pisau kater pipa tembaga, dengan ukuran 4,7 cm
untuk pipa tembaganya yang digunakan perelemennya .
Setelah itu menyiapakan kabel coaxial RG9U untuk digunakan dalam pembuatan
racangan antena omnidirectioanal, kabel coaxial dipotong dengan ukuran 6,7 cm , lantas
dimasukan kedalam pipa tembaga (pipa kapiler) seperti pada gambar 3.1.2.diatas, jadi
mempunyai jarak 1 cm untuk disolder, kabel coaxial disolder secara zig-zag kebadan
tembaga. Dan selanjutnya mempersiapkan pembuatan rangkain stubnya seperti pada
gambar dibawah ini yaitu 3.1.2

Gambar 3.1.2. Potong plat tembaga 8/3 cm
Potong plat tembaga 8/3 cm dan di buat menjadi bentuk selinder dengan diameter
sekitar 1,6 cm, kemudian disolder untuk penyambungannya.




Gambar 3.1.3. Rangkaian Stub yang dibuat
Seperti pada gambar 3.1.3 diatas potongan plat tembaga berbentuk bulat sesuai
dengan diamenter lubang selinder tembaga di atas ke mudian solder seluruh sisinya agar
menempel pada selinder plat tembaga lalu lubangi bagian tengahnya dengan ukuran sekitar
8 mm,. Stub adalah bagian pendek suatu jalur transmisi yang digunakan untuk memenuhi
impedansi suatu jalur transmisi suatu antena. Bagian pendek dari garis transmisi yang
digunakan untuk mencocokkan impedansi dari saluran transmisi antena. Dapat juga
digunakan untuk menghasilakan hubungan tahap fase yang di inginkan antara unsur unsur
di hubungkan dari suatu antena . Panjang seperempat , dan setengah dan 1 , yaitu dari
coaxial 1cm itu untuk ukuran nya , dan ukuran tembaganya 4,7 cm itu untuk ukuran
, dan total 6,7cm yaitu tembaga yang telah dimasuki coaxialnya didalam pipa
tembaganya, menjadi 1 .
Jadi penulis membuat sebanyak 32 elemen, maka panjang antena menjadi 205 cm,
dipasang hanya dalam ke tinggian 170 cm mencapai 20 meter akses pointnya , dan
horizontalnya menyapai 100 meter.


Gambar 3.1.7. Rancangan Lingkaran Stub dan konektor
Disinilah perancangan rangkaian lingkaran stub antena omnidirectioanal ini dan
kabel coaxial tipe RG 9U disatukan dengan cara disolder untuk mendapatkan signal yang
bagus, kabel coaxial yang dijamperkan kepipa kapiler yang ukurannya inci 0,6 mm
panjang stubnya 7,8 cm disolder yang rapat, dan panjang pangkal tembaga 7,8 cm,
penyolderannya secara keliling diujungnya, agar penerimaan jangkauan yang diinginkan
bisa di dapatkan, jadi dari kabel coaxial disolderkan kebadan tembaga tersebut, seperti
terlihat pada gambar 3.1.7. tersebut. Kabel coaxial dan tembaga kapiler dari bagian ujung
disolder, bagian tengah konektor lantas dijamperkan ke stub dan gambar rancangan seperti
pada gambar bawah ini 3.1.8

Gambar 3.1.8. Tahap Pemasangan Rangakaian ke Pipa Paralon
Faktor kesulitan dalam rangkaian ini akan dimasuk kedalam pipa paralon yang
diameternya 3/4 inc, mempunyai strategi tersendiri disaat memasukan elemen rangkaian
ini, karena disamping busa dari pipa kapiler dari Ac inc, (0,6 mm) yang hampir sama
besarnya dengan diameter paralon tersebut, memerlukan waktu 2 hari untuk
menemukannya, pertama mencoba memasukan rangkaian elemen kebusa pipa kapiler,
setelah masuk busa kepipa paralon 3/4 inc sedikit demi sedikit , dan kemudian
mendorong elemen sambungan potongan pipa yang sudah di buat berada dalam busa pipa
kapiler tersebut bisa masuk kedalam paralon.
Dengan cara memelintir busa, mencoba memberi minyak makan sebanyak 4
sendok, untuk memper mudah menarik sedikit demi sedikit dengan cara dipakukan
ditembok dengan perasaan was was takut nantinya sudah ditengah - tengah jalan putus,
elemen rangkaian tersebut ditarik dengan cara mundur sambil menarik sedikit demi sedikit,
selesailah sudah seperti pada gambar 3.1.8. diatas .



Skema Antena Pemancar dan Antena Penerima

Gambar 3.3. Skema Antena Pemancar dan Antena Penerima
Yaitu antena omni drectional sebagai pemancar, dengan kabel coaxialnya sepanjang
satu meter setengah (1 meter) dipasang kedalam power modem JAHT, setelah itu kabel
coaxial tersebut di pasang ke input komputer , dan antena sebagi penerima begitu juga
seperti dalam perancangan di antena sebagai penerima, seperti pada gambar di atas yaitu
3.3 tersebut , dicoba sudah sambung belum antena tersebut, ternyata dalam pengetesan
kedua antena tersebut saling berfungsi satu sama lainya telah dicoba dengan jarak 2 meter
ternyata berfungi adanya kedua antena masukan (Tx) disini sebagai sinyal input masukan
dan menghasikan sinyal yang dipancarkan yang sesuai dengan karakteriktik kanal
transmitter, masuk kedalam pengkodean dan modem, seperti pada gambar diatas tersebut .
Sedangkan transmisi sebagai jalan signal (isyarat) dari pemancar ketujuan ke penerima.
Antena penerima (Rx) sinyal yang ditransmisikan pemancar (Tx) tidak mungkin diterima
disisi penerima (Rx) hanya melewati satu lintasan saja, melainkan banyak lintasan
(multipath).
Adanya lintasan jamak tersebut, dapat mengakibatkan sinyal informasi yang dikirim
dari pemancar (Tx) akan diterima secara berulang oleh penerima (Rx). Sementara sinyal
yang di terima (Rx signal level) dapat dihitung dengan menambahkan dan mengurangi daya
pancar (Tx power), dengan berbagai parameter yang ada dalam sebuah persamaan yang
sederhana yaitu , Rx signal level = Tx power cabel loss + Tx antena gain FSL + Rx
antena gain Rx kabel loss. Maka antena dapat dibuktikan sebagai antena pemancar dan
juga sebagai penerima.

UJI COBA ANTENA OMNI DIRECTIONAL
Uji coba antena ini mengunakan alat bantu yaitu modem JAHT untuk menda patkan signal
internet, dan modem Specdy untuk mendapatkan signal telpon dan pengukuran mengunakan Net-
Stumbler.
Uji coba ini mengunakan alat bantu yaitu modem JAHT dan alat bantu modem Specdy guna unuk
mendapatkan signal internet dan signal telepon.
Uji coba ini dilakukan di SMK Baskara ( Nurussyamsi ) dijalan sawangan raya no: 112.
Antena dipasang setinggi 150 cm, 170 cm, 190 cm sampai 250 cm dari permukaan tanah, unuk
mengukur signal yang didapatkan dari internet, dan signal yang didapatkan dari telepon, dan untuk
uji coba ini mengunakan alat pendukungnya untuk medapatka seperti pada gambar dibawah ini
yaitu : 4.1.a , 4.1.b dan 4.1.c.
Untuk pengujian hasil dari Tx dan Rx nya, diperlukan alat bantu softwer Net-Stumbler, Modem
JAHT , Modem Specdy , yang memadai dan komputer laptop sebagi medianya.





Gambar 4.1.a Modem JAHT





Gambar 4.1. b. Modem Speddy dan Telepon
Setelah perangkat alat bantu ini dirangkai semua menjadi satu dengan modem JAHT
dimasukkan ke Modem Specdy untuk medapatkat signal telpon dan guna untuk mendapatkan signal
dari internet maka antena dipasang dengan ketinggian yang diinginkan nya seperti pada gambar
dibawah ini yaitu 4.1 c.






Gambar 4.1 c Pemasangan antena Omni-directional


Mendeteksi Signal Hotspot





Gambar 4.2.a Mendeteksi Signal Hostpot
Menghubungkan atau menyambungkan baik untuk telepon jaringan terkoneksi dan signal
internet serta mengakses file, untuk perubahan berbagai setting senter perbaikan jaringan,
permasalahan mendapatkan gangguan infomasi , pandangan disediakan koneksi pada gambar 4.2.a.
diatas, yang ada didalam uji coba antena omni directional.
Internet jendela tanpa pilihan, hotspot merupakan bisnis internet broad band yang layak
diminati kalangan saat kini, membangun hostpot adalah konsep dimana beberapa komputer dalam
suatu perumahan atau blok dapat saling berhubungan dan dapat berbagi data serta informasi.
Konsep lain dari hostpot adalah memberdayakan pemakain internet dimana fasilitas internet
tersedia selama 24 jam sehari selama sebulan agar biaya yang akan dikeluarkan akan murah. Karena
semua biaya pembangunan infrastruktur, operasional dan biaya langganan akan ditanggung
bersama.
Hostpot merupakan salah satu jaringan trend perkembangan teknologi informasi internet, sudah
menjadi pilihan alternatif untuk berkomunikasi.
Di Indonesia internet sudah menjadi kebutuhan pemerintah, perusahaan, maupun
pendidikan baik dalam bentuk aplikasi maupun website membantu pemerintah dalam memberikan
informasi maupun dalam hal komunikasi. Sedangkan pada perusahaan terutama yang bergerak
dalam bidang bisnis sangat dapat membantu perusahaan dalam memasarkan produknya.
Signal Penuh Input masuk




Gambar 4.2.b. Mendeteksi Signal Masuk
Signal dari internet sudah terkoneksi tetapi harus menunggu terlebih dulu selama 5
menit, kemudian didapat signal penuh seperti terlihat pada gambar 4.2.b diatas. Yaitu
dengan kartu axis signal yang didapatkan penuh , kartu im3 signal yang didapat penuh,
kartu indosat Gprs signal didapat penuh , kartu proexel signal yang didapat juga penuh,
kartu Telkom, flas signal yang diterima penuh , kartu telkomsel signal yang didapatkan
penuh , jaring-jaring terbuka seiring dari pusat.
Media dalam uji coba ini menggunakan Laptop 10 incmerek HP seperti pada
gambar diatas yaitu mendeteksi signal internet yang telah diterimanya.
Sebetulnya sama dengan konsep warnet, pemilik warnet akan membeli atau menyewa pulsa
atau bandwith dari penyedia internet / ISP (Internet Service Provider) misalkan telkom,
Indosat atau indonet, lalu dijual kembali ke pelanggan yang datang menyewa komputer
untuk bermain internet baik untuk membuka Email, Chating, Browsing, Main Game dll.





Gambar 4.2. c. Uji Coba Antena Di ketinggian 5 meter
Tinggi perlantai 5 meter, sekarang menguji antena dalam ke tinggian 5 meter
didapatkan horizontal kearah depan sejauh 100 meter dengan pancaran yang
didapatkannya, signal yang terlihatkan seperti pada gambar 4.2.b, yaitu signalnya penuh
dan selanjutnya pengujian tahap kedua yaitu seperti pada gambar 4.2.c, dibawah ini.






Gambar 4.2.1. Uji coba antena di ketinggian 10 meter dan 15 meter
Dalam uji coba antena ini di ketinggian, didapatkan signal mulai berkurang dari
pancaran di vertikalnya, terus mencoba turun ke area jalan menuju pintu gerbang masuk ke
yayasan nurussyamsi, berjarak 130 meter antena masih tepasang tetap seperti semuala dan
selanjutnya mencoba menguji antena kembali di ketinggian 15 meter ternyata signal yang
didapatkan oleh media laptop mulai kurang seperti pada gambar 4.2. c. Dibawah ini.






Gambar 4.2.1.a Uji Coba Antena di ketinggian 20 meter
Dari pengamatan didapat pancaran vertical dari antena omni-directional signal mulai
berkurang 3 digit, dan turun kebawah menuju keluar jalanan yang menuju ke tempat
pengujian , antena horizontalnya didapatkan 150 meter dari jarak antena yang masih
terpasang seperti dalam gambar dibawah ini yaitu, sebelah kiri gedung tempat praktek
teknik etektro, di ketinggian 20 meter dan sebelah depan adalah gedung tepat praktek
automotif, terlihat pada gambar 4.2.b. Antena yang masih terlihat terpasang disitulah mulai
uji coba antena omni directional

Hasil penguran Antena dari table Para meter








Hasil Pengukuran antena dari beberapa parameter






PARA METER 32 elemen
Tinggi antenna 200,5 Cm
F / B Ratio -
Gross Polarization 0 dB
Gain 19dBi
SWR 5, 41 dBi
Impedansi input 1,7136
Impedansi Input 71,570
PARA METER 24 elemen
Tinggi antena 127,6 Cm
F / B Ratio -
Gross Polarization 0 dB
Gain 14 dBi
SWR 3,,41dBi
Impedansi input 1,8504
Impedansi Input 73,633
Berdasarkan dari pengukuran pada SWR ,dapat dilihat nilai SWR dari antena Omni
directional untuk 32 elemen dan 24 elemen merupakan antena yang baik, karena
memenuhi syarat nilai untuk SWR < 2, maka antena Omni directioanal yang sudah
dirancang layak untuk digunakan pada frekuensi 2,4 GHz yang sangat sesuai dengan
aplikasi protokol 802.11b/g yaitu Wireless - LAN. Parameter antena untuk melihat
keuntungan , direktivitas, daya pancar, lapangan maksimum, dan arah seluruhnya (pattern).
Para meter ini adalah sudut padat, melalui semua kekuatan yang berasal dari antena akan
mengalir jika intensitas radiasi maksimum adalah konstan untuk semua sudut atas wilayah.





Gambar 4.3.2. Pengukuran Menggunaan Net-Stumbler
Net - Stumbler adalah softwer untuk mengukur antena , dari 0 ( derajad) hingga
360 , tetapi bila antena tersebut telah terpasang dengan alat bantu seperti modem jaht,
setelah antena terpasang dengan alat bantu modem maka seperti pada table dibawah ini,
sebelum antena diputar dan setelah antena diputar telah didapat.angaka-angka tersebut.
Tabel Hasil Pengukuran Net Stumbler

Hasil dari dari pengukuran dari gambar 4.3.2 a. dicamtumkan pada gambar table
diatas pengukuran 11 dengan kecepatan 11Mbps, vendor mengambil jenis akses poin Ecn
Web dan SNR 40 nois nya -56, dan SNR 44 T: 0941 dan bertahan atau berlangsung
9:13.04-57.
Bila ukuran menggunakan 15 kecepatannya didapatkan 12mbps ,vendornya
mengambil jenis akses poin Enc nya Web,SNR didapat nilai 6,noisnya -100 dan SNR nya
didapatkan nilai 20 First (dulu ) T:041 dan bertahan /berlangsungnya didapatkan nilai
speed vendor type Enc SNR NOIS SNR First

stay
11Mbps taking. Ap wep 40 -56 44 T:094 Am 9:13.04-57
12Mbps taking. Ap wep 6 -100 20 T:0941 9:14.14-97
9:14.14 -97 setelah terpasang antena lengkap dengan modem yang di gunakannya dipasang
dengan ketinggian 150 cm, diputar antena tersebut sedikit demi sedikit, maka telah
didapatkan seperti tabel di 4.4 dibawah ini.
Data Tabel Hasil pengukuran pada ketinggian 150 cm





Didapatkan data level tertinngi sebesar 65,21dB/m pada sudut 13 dan level
terendah sebesar 31,70dB/m pada sudut 125,2 pola radiasi yang terbentuk pada ketinggian
. Pada data pengukuran dari sudut 0 sampai 90 atau kuadran I terjadi kenaikan level dari
0 hingga sudut 22,9 sampai penurunan level disudut 30, 4 hingga sudut 82,8 .
Disudut 90 sampai 180 atau kuadtran II derajat mulai penurunan level dari 90,3
hingga disudut 142,6, dan kenaikan level pada sudut 150,1 hingga di sudut 167,6 . pada
sudut 180 hingga sampai 270 atau kuadran III terjadi penurunan level dari sudut 181
hingga sudut 220.9 dan kenaikan level pada sudut 238,8 hingga sampai sudut 263,3.
Disudut 270 sampai dengan 360 atau kudran IV terjadi penurunan level dari sudut 273,2
hingga disudut 298,2 dan kenaikan level disudut 305,6 sampai dengan sudut 360.
Tabel Hasil Pengukuran Pada ketinggian 170 Cm
Data level ter
tinggi
Pada sudut Level terendah Pada sudut kuwadran
64,40 dB/m 14,9 32,17dB/m 212,8 I
0 - 22,5 0 -90 30- 89,8 90 -180 II
212,8 0 - 22,5 167,1-179 180- 272,6 III
240.2-265.1. 167.1 180.9-230.2 265.1. -270 III
315 - 360 270- 360 272.6-307.5 272,6 IV

Hasil pengukuran pada ketinggian 170 cm didapatkan data level tertinggi sebesar
64,40dB/m pada sudut 14,9 dan level terendah sebesar 32,17 dB / m pada sudut 212,8
pola radiasi terbentuk pada ketinggian ini , pada data pengukuran 0 sampai 90 atau
kuadran I terjadi kenaikan level dari 0 hingga sudut 22,5 dan penurunan level disudut 30
hingga sudut 89,8 .
Disudut 90 sampai dengan 180 atau kuadaran II derajat terjadi penurunan level
dari 99.8 hingga disudut 114.8dan kenaikan level disudut 114.80 hingga disudut 167.1
tetapi dari sudut 167.1 mengalami penurunan level sampai 179. Pada sudut 180 sampai
Data level ter
tinggi
Pada sudut Level ter rendah Pada sudut kuwadran
65,21dB/m 13 31,70dB/m 125,2 I
0 - 22,9 0 -90 30,4-82,8 90-180 II
150,1-167,6 90-180 90,3-142,6 180- 270 II
238,8-263,3 180-270 181- 220.9 273,2-298,2 III
305,6 - 360 270- 360 273,2-298,2 273,2 IV
dengan 270 atau kuadaran III terjadi penurunan level dari sudut 180.9 hingga disudut
230.2 dan kenaikan level pada sudut 240.2 hingga disudut 265.1.
Disudut 270sampai dengan 360 atau kuadaran IV terjadi penurunan level dari
sudut 272.6 hingga disudut 307.5dan kenaikan level disudut 315 sampai 360. Seperti
gambar tabel diatas 4.4.1. setelah antena dipasang 170 cm, dan diputar sedikit - sedikit
maka didapatkan seperti pada tabel diatas, karena keterbatasan waktu maka di dapatkan
seperti didam tabel tersebut .
Hasil Pengukuran Pada Ketinggian 190 Cm
Data level ter
tinggi
Pada sudut Level terendah Pada sudut kuwadran
62,47 dB/m 12,5 26,27dB /m 114,8 I
22,5 0 -90 22,5- 30 90 -180 II
114,8-167,1 99,8 -114,8 167,1-179 180- 272,6 III
240,2-265,5 180- 227,9 180,9-230,2 272,6 III
322,7 - 360 270-360 270,3- 315,2 322,7 IV

Hasil pengukuran pada ketinggian 190 cm didapatkan data level tertinggi sebesar
62,47 dB/m pada sudut 12,5 dan level terendah sebesar 26,27dB /m pada sudut 114,8
pada data pengukuran dari sudut 0 hingga sampai dengan 90 atau kuadran I terjadi
kenaikan level 22,5 dan penuran level sudut 30 hingga sudut 90. Disudut 90 sampai
180 atau kuadran II derajat penurunan level dari 90 hingga sudut 114,8 dan kenaikan
level di sudut 124,7 hingga sudut 159,6 tetapi dari sudut 162,1 mengalami
penurunan level sampai 180 . Pada sudut 180 hingga sudut 227,9 dan kenaikan level
pada sudut 237,9 hingga disudut 262,8 .
Disudut 270 sampai dengan 360 atau kuadran IV terjadi penurunan level dari
sudut 270,3 hingga disudut 315,2 dan atau kuadran IV terjadi penurunan level dari sudut
270,3 hingga disudut 315,2 dan kenaikan level disudut 322,7 sampai kenaikan level
disudut 322,7 sampai penurunan level sampai 180 .
Pada sudut 180 hingga sudut 227,9 dan kenaikan level pada sudut 237,9 hingga
disudut 262,8 . Disudut 270 sampai dengan 360 . atau kuadaran IV terjadi penurunan
level dari sudut 272.6 hingga disudut 307.5dan kenaikan level disudut 315 sampai 360.
Seperti gambar tabel diatas 4.4.1. setelah antena dipasang 170 cm, dan diputar sedikit -
sedikit maka didapatkan seperti pada tabel diatas, karena keterbatasan waktu maka didatkan
seperti didam tabel tersebut .


Tabel Hasil Pengukuran Pada Ketinggian 210 Cm

Hasil pengukuran pada ketinggian 210 cm didapatkan data level tertinggi sebesar
60,58 dB/ meter pada sudut 12,4 derajat dan level terendah sebesar 26,06dB /m pada sudut
107,5 pola radiasi yang terbentuk pada ketinggian ini. Pada pengukuran dari sudut 0
sampai dengan 90 kuadran I terjadi kenaikan level dari 0 hingga sudut 29,8 penurunan
level disudut 39,8.
Sudut 90 sampai dengan dengan 180 atau kuadran dengan 180 atau kuadran II
derajat penurunan level dari 99,7 hingga sudut 132,1 dan kenaikan level 142 hingga
sudut 159,5tetapi mengalami penurunan lavel sampai 180 , pada sudut 180 sampai
dengan 270 atau kuadran III terjadi penurunan level dari sudut 180,4 hingga sudut 53,34
dan kenaikan level pada sudut 227,8 hingga sudut 262,7 disudut 270 sampai dengan
360 atau kuadran terjadi penurunan level dari sudut 280,1 hingga disudut 315 kenaikan
level disudut 322,5 sampai 360 .
Pada gambar tabel pengukuran antena dinaikan lagi menjadi 210 cm, maka seperti
yang dihasilkannya seperti pada tabel diatas yaitu 4.4.3 tersebut, dengan cara diputar sedikit
demi sedikit yang didapat kan seperti pada gambar yang tertera diatas.
Tabel Hasil Pengukuran Pada Ketinggian 250 Cm
Data level ter
tinggi
Pada sudut Level ter terendah Pada sudut kuwadran
55,0 dB /m 13 8,47 dB /m 0- 90 I
90,3- 132,7 0-13 23- 82,8 90 -180 II
142,7- 179 0 - 90 180- 270 179- 180 III
238,4-245,9 90- 180 181- 238,4 180- 270 III
270-360 270-360 340,6- 360 270-360 IV

Hasil penguran pada ketinggian 250 cm didapatkan data level terttinggi sebesar
55,0 dB /m pada sudut 13 dan level terendah sebesar 8,47 dB /m pada sudut 213,4 pada
radiasi yang terbentuk pada pada ketinggian ini.
Pada data pengukuran dari sudut level dari sudut 0 hingga sudut 90 atau kuadran I
terjadi kenaikan level dari 0 hingga sudut 13 dan penurunan level disudut 23 hingga
Data level ter
tinggi
Pada sudut Level ter terendah Pada sudut kuwadran
60,58 dB/m 12,4 26,06 dB / m 107,5 I
0- 29,8 0 -90 29,8- 39,8. 270 II
142- 159,5 90 - 180 180,4-53,34 280,1 III
227,8-262,7 270- 360 280,1- 315 315 III
322,5- 360 280,1- 315 280,1- 315 322,5 IV
sudut 82,8 . Disudut 90 sampai dengan 180 atau kuadran II derajat terjadi kenaikan level
dari 90,3 hingga disudut 132,7 dan kenaikan level pada sudut 142,7 hingga sudut 179.
Pada sudut 180 sampai dengan 270 atau kuadran III terjadi penurunan level dari
sudut 180,4 hingga sudut 53,34 dan kenaikan level pada sudut 227,8 hingga sudut
262,7 disudut 270 terjadi penurunan level dari sudut 181 hingga sudut 238,4 dan
kenaikan level pada sudut 273,3.
Disudut 270 sampai dengan 360 atau kuadran IV terjadi penurunan level di sudut
340,6sampai dengan sudut 360.
Pada gambar tabel pengukuran antena dinaikan lagi menjadi 250 cm, maka seperti
yang dihasilkannya seperti pada tabel diatas yaitu 4.4.4. tersebut, dengan cara diputar
sedikit demi sedikit yang didapat kan seperti pada gambar tabel yang tertera diatas.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan serta pengujian alat antena omni
directional yang dibuat , maka dapat di simpulkan sebagai berikut , konsep sumber titik
berguna dalam memudahkan perhitungan mengenai daya yang diterima , pada medan jauh .
Antena dianggap sebagai sumber titik karena di mensinya adalah jauh lebih kecil
dari jarak antara pengirim dengan titik observasi. Antena sebagai pemancar berlaku juga
pada antena penerima. Intensitas radiasi adalah daya persatuan sudut. Telekomunikasi ,
lebar penyebaran berkisar 90-180 derajat.
Antena ini baik digunakan untuk menjangkau 360 derajat area, namun tidak
menginginkan semuanya mengarah ke satu antena,. diperlukan beberapa saran untuk
menyempurnakan disain dan data pengukuran yang dihasilkan pada tugas akhir ini, yaitu di
perlukannya proses perancangan yang tepat, terutama untuk tiap elemennya dan sambungan
antara elemen, antena harus rapi dan lurus, hal ini ditujukan agar radiasi antena lebih baik
dan tepat , sesuai dengan perencanaan sebelumnya.
SARAN
Dalam uji coba antena omni directioanal dipasang dengan 170 cm, berdiri tegak
diatas permukaan bumi dengan di kelilingi gedung bertingkat, hasil pengetesan , maka
hasilnya dari uji coba pola pancaran signal yang didapat dari antena yang dibuat sangat
memuaskan di atas ketinggian pertama mencapai 5 meter daya signal yang didapatkan
masih penuh, ujicoba ke dua diatas mencapai ke tinggian 10 meter daya signal yang
diterima juga masih penuh, masuk dipengujian ke tiga diatas ke tinggian mencapai 15
meter mulai bekurang signal yang didapakatkan , dipengujian ke empat di ketinggian
mencapi 20 meter maka daya yang ditangkap oleh media loptop , antena yang dibuat oleh
penulis sudah berkurang signal yang di dapatkanya.


DAFTAR PUSTAKA

1. Graham lingly , Prinsip dasar Telekomonikasi, 1986, PT multimedia Gramedia
Jakarta.
2. Smale PH, 1986, system telekomunikasi , Erlangga Jakarta.
3. Antennas, Kraus, Mc Graw Hill 1988, ISBN 0.07- 035422- 7.
4. Antenna & Propagation, Collin RE, Mc Graw Hill 1985 , ISBN 0-0711808-6.
5. Departemen Teknik Elektro penerbi ITB. 1973
6. John D. Krous, Antenas,McGraw-Hill Book Company,1988.
7. Y .T. Lo and S.W. Lee, editors , Antenna Hanbook : theory , applications , and
design ,Van Nostrand Reinhold , 1988.
8. Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I
9. Wireless Communication Ed. I . 2008
10. EL-361 Medan elektro Magnetik ITB
11. Jack Uger. 2003. Deploying Licensefree WirelessWire-AreaNetworks.Cisco Press
http://en.wikipedia.org/wiki/Radiation_pattern
http://www.tpub.com/content/neets/14182/css/14182

Anda mungkin juga menyukai