TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik
OLEH :
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA JAKARTA 2004
ABSTRAK
Alat pengering gabah dan palawija adalah sarana yang sangat penting untuk mendapatkan olahan hasil pertanian yang berkualitas unggul. Pada musim penghujan menyebabkan pengeringan gabah tidak baik, hal ini karena mengandalkan sinar matahari. Salah satu bagian utama alat ini adalah sistem pemanas yang berperan menghantarkan panas yang diperlukan dalam proses pengeringan gabah agar memenuhi syarat gabah kering. Air panas dialirkan melalui pipa tembaga yang dirancang berbentuk rangkaian U bertingkat dua. Hawa panas dari pipa akan mengeringkan gabah. Alat pengering ini menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakarnya. Setelah diuji coba, alat ini memenuhi target yang ditentukan.
ABSTRACT
IN ORDER TO HAVE THE BEST QUALITY OF AGRICULTURE PRODUCT, THE PADDY AND GRAIN DRIER MACHINE WOULD BECOME VERY IMPORTANT. ESPECIALLY DURING THE RAINY SEASON, COUNT ON THE SUNSHINE TO DRY THE PADDY AND GRAIN IS NOT RECOMMENDED AS IT WOULD NOT BE WELL DRIED. THE MOST IMPORTANT PART OF THIS DRIER MACHINE USING PARAFFIN IS THE HEATER TRANSPORTATION SYSTEM THAT IS NEEDED TO HAVE THE PADDY AND GRAIN WELL DRIED TO FULFIL IT IS HIGHEST STANDARD. HOT WATER FLOWS THROUGH THE U SHAPE BRONZE PIPE DESIGNED IN TWO LEVELS. PADDY AND GRAIN WILL BE WELL DRIED BY THE HEAT COMES OUT OF THE PIPE. AFTER THE MECHANICAL FUNCTION TEST, THIS HEATER TRANSPORTATION SYSTEM IS PROVED AND FULFILLED THE DESIGNATED TARGET.
ii
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1.2. Maksud dan Tujuan 1.3. Batasan Masalah 1.4. Metodologi 1.5. Sistematika Penulisan BAB II TEORI DASAR 2.1. Pengertian Umum 2.2. Klasifikasi Alat Pengering Padi 2.2.1. Dapur Pemanas 2.3. Penggunaan Bahan Komponen 2.4. Klasifikasi Pengelasan 2.4.1 Posisi Pengelasan BAB III PERANCANGAN 3.1. Klarifikasi Tugas 3.2. Perancangan Konseptual 3.2.1. Daftar Spesifikasi 3.2.2. Struktur Fungsi 3.2.3. Menyeleksi Kombinasi Yang Sesuai 3.3. Perancangan Wujud 3.3.1. Kerangka Pipa Pemanas 3.3.2. Kerangka Tabung 3.3.3. Kerangka Pompa 3.4. Perancangan i ii iii v vi
1 2 3 3 4
5 5 6 7 9 13
14 14 14 16 21 22 22 22 22 23
BAB IV PERHITUNGAN 4.1. Spesifikasi sistem pemanas 4.2. Perhitungan pengelasan 4.3. Analisa pengaruh berat pipa tembaga 4.4. Perhitungan biaya bahan 4.5. Perhitungan dasar perpindahan panas pada pipa BAB V PENUTUP 5.1. Analisa 5.2. Kesimpulan 5.3. Saran BAB VI LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA
24 26 27 33 38
44 44 45
DAFTAR GAMBAR
halaman Gambar 2.1. Gambar 2.2. Gambar 3.1. Gambar 3.2. Gambar 3.3. Gambar 3.4. Gambar 3.5. Gambar 3.6. Gambar 4.1. Gambar 4.2. Gambar 4.3. Gambar 4.4. Gambar 4.5. Gambar 4.6. Gambar 4.7. Gambar 4.8. Gambar 4.9. Gambar 4.10. Gambar 4.11. Gambar 4.12. Gambar 4.13. Posisi pipa horizontal Posisi pipa vertikal Daftar Kehendak Fungsi alat pengering gabah Struktur fungsi alat pengering gabah Struktur fungsi terbaik Kombinasi prinsip solusi Selection chart Tabung pemanas Rangkaian pipa Pipa tembaga Pipa diberikan tumpuan Diagram benda bebas pipa Sambungan pipa U Tabung pemanas air Pompa Tabel sifat jenis tembaga Tabung air yang dipanaskan Aliran air didalam pipa Aliran didalam pipa posisi horizontal Tabel pengujian temperatur pada sistem pemanas 43 13 13 16 17 18 19 20 21 24 25 30 30 31 35 35 36 38 39 41 42
DAFTAR NOTASI
Notasi
Keterangan
Satuan
P p l D A d m F h V T ? V
W
Tekanan pompa Panjang Lebar Diameter pipa Luas penampang Berat jenis Massa Gaya Tebal pipa Volume jenis Temperatur Massa jenis Kecepatan aliran air Daya aliran Jumlah panas
vi
BAB I PENDAHULUAN
Kedua ruangan tersebut dipisahkan oleh lembaran plat dari baja berpori-pori. Ruang atas tempat untuk menumpuk padi basah akan dikeringkan dan ruang bagian bawah untuk sirkulasi udara panas dari hasil pembakaran minyak bakar yang ditambah hembusan udara dari blower. Ketebalan tumpukan padi basah pada ruang atas biasanya mencapai satu meter, sehingga proses pengeringan timbul masalah baru, yaitu padi pada bagian atas belum mencapai tingkat pengeringan yang diinginkan. Pengalaman di daerah lumbung padi di Indramayu dan Karawang pada tahun 1999 dimana harga jual gabah jatuh dari harga Rp 1.400,-/Kg menjadi Rp 800,-/Kg, hal ini menunjukkan terjadinya penyusutan harga jual Rp 600,-/Kg yang disebabkan oleh kualitas beras yang rusak karena sistem pengeringan hasil padi yang tidak baik. Dengan maksud untuk mengatasi masalah tersebut diatas, maka diciptakan alat pengering gabah sistem kontinu dengan bahan bakar cair (contoh; minyak tanah) bahan ini karena mudah diperoleh.
Alat pengering gabah ini memiliki nilai ekonomis, yaitu: efisiensi tinggi mudah dalam pengoperasiannya serta perawatan masa pakai lama
1.4 Metodologi
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Studi kepustakaan Studi lapangan mengenai alat pengering gabah yang telah ada Perancangan alat pengering gabah Pembuatan komponen-komponen alat pengering gabah
5. 6. 7.
Perakitan alat pengering gabah Uji coba alat Penulisan laporan tugas akhir
Pembentukan tembaga dengan membengkokkan memerlukan pelunakan dengan perlakuan panas pada taraf antara 500-600 dimana untuk menghilangkan efek pengerasan kerja. C
b. Baja Karbon Rendah Baja Karbon Rendah (BKR) merupakan bahan yang sebagian besar digunakan untuk pembuatan umum, baja ini sedehana karena memiliki hampir semua sifat-sifat pengerjaan yang diinginkan. Sifat-sifat tersebut diakibatkan oleh komposisi dari baja ini. Besi (ferit) memberi keuletan, kemampuan tempa, plastisitas, kemagnetan, kelunakan dan sejumlah tertentu elastisitas tapi dengan mudah membentuk oksida yang mengakibatkan karat dan pembentukan kerak yang tebal jika dalam keadaan berpijar. Semua asam dapat menyerang BKR ini dan dimana saja terdapat uap lembab yang dikombinasikan dengan oksigen berlangsung pengkaratan. Garam (klorida sodium) akan mempercepat korosi jika dikombinasikan dengan air contohnya garam untuk jalan pada mobilmobil dan untuk kaki-ki dermaga dalam air. Komposisi khas BKR maksimum C-0,25%, maksimum S0,05%, maksimum P0,05% sisanya Fe (bisa juga disediakan agar mengandung 0,2 sampai 0,5% Cu) C. Daerah temperatur lebur adalah sekitar 1460C sampai 1500
Proses penyambungan dilakukan pengelasan pada BKR ini, dimana untuk penampang yang sangat tebal digunakan metode-metode terak listrik sedangkan pelat-pelat yang relatif tipis disambung dengan memakai busur api metal yang dilindungi gas CO2 dan busur api logam manual. Dalam proses pemotongan BKR adalah bahan yang paling mudah dipotong dengan gas oksi bahan bakar (oxi-fuel gas) karena mengandung besi yang sangat tinggi. Untuk pelat tebal dan bagian-bagian yang berat serta bentuk ya ng ruwet proses pemotongan tersebut paling sering dipakai. Dalam keadaan yang tepat menghasilkan sisi (tepi) potong yang sangat halus dimana karbon cenderung berpindah ke sisi potong dan dalam pendinginan mengakibatkan terbentuknya suatu kulit keras pada sisi potong.
Logam pengisi selalu mempunyai titik cair lebih rendah dari pada logam induk. Ada dua macam logam patri, yaitu: 1. Logam patri lunak, dimana logamnya mempunyai titik cair lebih rendah dari 450C. 2. Logam patri keras, dimana logamnya mempunyai titik cair lebih dari 450C. Karena logam patri pada umumnya mempunyai kekuatan yang lebih rendah dari pada logam dasar, maka dianjurkan agar rongga antara kedua permukaan logam induk yang akan dipatri diusahakan sekecil mungkin. Oleh AWS dianjurkan agar rongga tersebut terletak antara 5/100 sampai 13/100 inci. Selama proses pematrian suhu harus cukup tinggi agar logam patri cair mempunyai derajat kecairan yang tinggi sehingga dapat mengalir ke dalam rongga aantara kedua logam induk. Sifat-sifat patri dapat diperbaiki dengan menggunakan fluks atau dengan mengatur atmosfir sekitar patrian pada saat pematrian berlangsung. Berdasarkan cara pengadaan energi panasnya, pematrian dibagi: 1) Patri busur, dimana panas dihasilkan dari busur listrik dengan elektroda karbon atau dengan elektroda wolfram. 2) Patri gas, dimana panas ditimbulkan karena adanya nyala api gas. 3) Patri solder, dimana panas dipindahkan dari solder besi atau tembaga yang dipanaskan. 4) Patri tanur, dimana tanur digunakan sebagai sumber panas.
10
5) Patri induksi, dimana panas dihasilkan karena induksi listrik frekwensi tinggi. 6) Patri resistansi, dimana panas dihasilkan karena resistansi listrik. 7) Patri celup, dimana logam yang dicelupkan ke dalam logam patri cair.
b. BAJA KARBON RENDAH Las elektroda terbungkus, las ini menggunakan kawat elektroda logam yang dibungkus fluks. Busur listrik terbentuk diantara logam induk dan ujung elektroda, karena panas dari busur ini maka logam induk dan ujung elektroda tersebut mencair lalu membeku bersaman. Dalam pengelasan yang terjadi pada dapur pemanas ini harus memiliki ketelitian tinggi atau tidak boleh ada celah sedikit pun, hal ini dapat menyebabkan kebocoran udara panas maupun keluarnya air.
Material yang digunakan pada pipa adalah Tembaga (Cu), sifat umum dari material ini adalah logam yang memiliki daya hantar listrik serta daya hantar panas yang tinggi serta mempunyai daya tahan korosi yang baik terhadap air laut, beberapa zat kimia dan bahan makanan. Sedangkan paduan tembaga mempunyai daya hantar listrik dan daya hantar panas yang lebih rendah dari pada tembaga murni, tetapi kekuatannya lebih baik.
11
Untuk pembuatan saluran pipa adalah suatu alat transportasi untuk memindahkan cairan atau gas seperti minyak mentah, air dan gas. Dalam pembuatan dapur pemanas ini, saluran pipa berfungsi sebagai alat transportasi air yang dipanaskan. Saluran pipa pasti ada pengelasannya, pengelasan saluran pipa adalah pengelasan penyambungan yang dilakukan di lapangan. Pengelasan pipa harus memperhatikan hal berikut ini: 01. Pengelasan hanya dilakukan pada pihak bagian luar, maka mutu dari las harus diperhatikan dengan teliti. 02. Apabila ada kerusakan maka akan mengganggu seluruh sistem, oleh sebab itu harus memperhatikan kemudahan dalam reparasinya. Untuk sistem pemanas pada alat pengering gabah ini menggunakan rangkaian pipa tembaga yang disambung. Jenis pengelasan yang dilakukan adalah las tembaga atau yang sering disebut las patri. Bentuk sambungan yang digunakan adalah las temu ( butt welding ), dimana kedua bagian pipa tembaga disatukan dengan menggunakan las gas ( acetilene + oksigen ) dengan nyala api netral yaitu pada temperatur las sekitar 3000 C. Sebagai bahan pengikat dari penelasan patri ini menggunakan borax.
12
13
3.1. Klarifikasi Tugas Alat pengering gabah ini merupakan prototipe dan digerakkan oleh motor listrik. Dari motor listrik, kecepatan putar motor direduksi oleh speed reducer yang dihubungkan dengan menggunakan sabuk. Kemudian speed reducer menggerakkan poros yang terhubung dengan kem. Kem ini akan menggerakkan meja getar ke atas dan ke bawah. Di bawah meja getar tertentu dipasang pipa-pipa pemanas. Pada saat meja getar naik turun, diberikan kejutan dengan menambahkan pegas tekan pada keempat sudut bagian bawah. Fungsi dari kejutan ini yaitu agar gabah pada meja getar dapat terlempar sehingga pemanasannya dapat terdistribusi dengan merata. Gabah yang terlempar tersebut akan turun ke meja getar berikutnya hingga pada bak penampungan. Gabah tersebut turun dikarenakan meja getar dipasang dengan sudut kemiringan tertentu dan juga karena hentakan atau kejutan yang dihasilkan oleh pegas.
3.2. Perancangan Konseptual 3.2.1. Daftar Spesifikasi Spesifikasi adalah daftar persyaratan kemampuan / performa dan sifatsifat yang harus dimiliki oleh alat yang akan dirancang. Persyaratan dalam spesifikasi dibagi menjadi dua kategori, yaitu demand dan wish.
14
D/W
DAFTAR KEHENDAK
GEOMETRI D
Dimensi alat : Berbentuk Panjang Lebar Tinggi : persegi panjang : 900 mm : 1600 mm : 2250 mm
KINEMATIKA D D W
MATERIAL Kerangka Alat: D W W Kokoh, mudah dibongkar pasang, tahan korosi, dan murah Mudah diperoleh, dan mudah diproses Menggunakan produk dalam negeri
15
PRODUKSI W D Dapat dibuat oleh pabrik lokal Suku cadang / komponen mudah diperoleh
PERAWATAN W Perawatan dilakukan secara teratur dan berkala untuk menghindari terjadinya kerusakan D Penggantian komponen yang rusak dapat dilakukan dengan mudah
GAYA W Dapat menahan gaya / beban yang besar Gambar 3.1 Daftar Kehendak Keterangan : D = Demand (keharusan) ; W = Wishes (keinginan)
3.2.2. Struktur Fungsi Fungsi didefinisikan sebagai hubungan secara umum antara input dan output dari suatu sistem teknik yang akan menjalankan suatu tugas tertentu, sedangkan fungsi keseluruhan adalah kegunaan dari suatu alat tersebut. Fungsi keseluruhan diuraikan menjadi beberapa sub fungsi. Rangkaian dari beberapa sub fungsi disebut struktur fungsi. Pembuatan struktur fungsi dari alat pengering gabah ini, terdiri dari :
16
1. Fungsi keseluruhan alat pengering gabah Pada tahap ini jenis mekanisme alat pengering gabah berupa rangkaian pipa pemanas. Masukan energi untuk alat pengering gabah ini dapat berupa energi yang berasal dari motor listrik, motor bakar, mekanis dan juga tenaga manusia. Input sinyal adalah berupa tindakan operator yang bekerja mengoperasikan alat atau bisa disebut juga sebagai tindakan pengendalian. Sedangkan input material berupa gabah basah. Keluaran utama alat pengering gabah ini yaitu gabah dengan kandungan air sebesar 14 %, atau lebih dikenal dengan gabah kering. Keluaran energi menghasilkan getaran pada meja getar dengan perantara pegas yang dihubungkan dengan motor listrik dan juga panas dengan perantara air. Fungsi keseluruhan untuk alat pengering gabah :
Gambar 3.2 Fungsi Keseluruhan Alat Pengering Gabah 2. Sub struktur fungsi Tugas utama yang terdapat pada struktur diuraikan menjadi fungsi bagian. Dengan demikian didapatkan sub struktur fungsi dari alat pengering gabah. Untuk memudahkan proses penggabungan dari berbagai prinsip pemecahan masalah
17
untuk sub fungsi-sub fungsi yang terdapat pada struktur fungsi, maka prinsip pemecahan masalah yang akan dicari terlebih dahulu adalah yang berhubungan langsung dengan penggetaran meja getar dan pengeringan melalui air yang dipanaskan. Struktur fungsi dari alat yang dirancang :
UBAH ENERGI
PUTARAN KEM
MENGHASILKAN PANAS
GABAH DIAPUNGKAN
GABAH KERING
18
AIR DIPANASKAN
PADI DIPANASKAN
PUTARAN KEMDIAPUNGKAN
UBAH ENERGI
DIANGKUT
GABAH BASAH
E
Gambar 3.4 Struktur Fungsi Alat Pengering Gabah Terbaik
19
4. Pemilihan kombinasi prinsip solusi Prinsip solusi adalah mekanisme yang dapat melaksanakan sub fungsi yang telah ditentukan pada struktur fungsi. Untuk memenuhi fungsi keseluruhan, maka sub fungsi-sub fungsi tersebut harus dikombinasikan.
No 1 2 3 4 5
Prinsip Solusi Sub Fungsi Energi masukan Pengangkut Penerus gerakan Reduksi putaran Pegas
Tenaga manusia
Speed reducer
Pipa pemanas
Varian 1
Varian 2
Gambar 3.5 Kombinasi Prinsip Solusi Varian 1 : 1-1, 2-2, 3-2, 4-2, 5-1, 6-1 Varian 2 : 1-1, 2-1, 3-1, 4-3, 5-2, 6-2
20
3.2.3. Menyeleksi Kombinasi Yang Sesuai Sebagaimana solusi sub fungsi yang telah ada, pemilihan varian yang terbaik harus ditentukan dengan berbagai kalkulasi atau seleksi dari berbagai varian. Varian yang memenuhi kriteria terbaik akan menentukan hasil varian yang terbaik. Penentuan atau seleksi varian ini akan menggunakan selection chart.
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN UNIKA ATMA JAYA
TABEL PEMILIHAN STRUKTUR FUNGSI TERBAIK MESIN PENGERING PADI KEPUTUSAN (KEP) :
(+) solusi yang dicari (-) hapuskan solusi (?) kumpulkan informasi (!) lihat spesifikasi untuk perubahan
KRITERIA PEMILIHAN
(+) ya (-) tidak (?) kurang informasi (!) periksa spesifikasi Memenuhi tugas keseluruhan Memenuhi daftar kehendak
Secara prinsip dapat diwujudkan Efisiensi waktu Sesuai dengan keinginan perancang Perawatan dan keselamatan Biaya yang diijinkan Sv V1 V2 A + + B + + C + + D + E + F + + G + + PENJELASAN tidak sesuai keinginan perancang sesuai keinginan perancang KEP +
21
3.3.1. Kerangka Pipa-pipa Pemanas Kerangka dirancang dengan menggunakan besi profil lingkaran. Antara besi yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan baut. Hal ini bermaksud untuk mempermudah proses bongkar pasang. Untuk membuat dudukan baut digunakan proses pengelasan. Untuk membuat lubang baut digunakan proses pengeboran. Lubang baut yang digunakan yaitu diameter 10 mm.
3.3.2. Kerangka Tabung Kerangka tabung dirancang untuk memegang tabung sehingga dapat berdiri sendiri dan tidak tergantung dari kerangka utama. Kerangka tabung ini berupa kompor miyak tanah yang telah ada di pasaran.
3.3.3. Kerangka Pompa Kerangka ini dibuat dari kayu yang bentuknya seperti bangku kecil. Pada dasarnya kerangka ini tidak perlu, tetapi karena faktor keamanan pompa dan faktor estetika maka dibuat kerangka pompa ini. Pembuatan dilakukan dengan cara pemotongan dan pemakuan.
22
3. 3.4. Perancangan Proses terakhir dari perancangan alat pengering gabah digambarkan secara terperinci dan pada gambar diberikan ukuran-ukuran sehingga pada akhirnya dilanjutkan pada pembuatan dari alat yang dirancang. Hasil perancangan detail dari komponen-komponen dan gambar susunan alat pengering gabah ini secara lengkap dapat dilihat pada lampiran.
23
4.1 Pada perancangan sistem pemanas ini memiliki beberapa bagian, yaitu: a. Tabung Pemanas Bahan plat baja 0,6 mm, tabung ini terbuat dari bahan baja karbon rendah st-37. Tinggi tabung ( T ) = 450 mm dan Diameter tabung ( D ) = 350 mm.
450
b. Rangkaian Pipa pemanas Pipa-pipa ini terbuat dari bahan tembaga yang disambung satu sama lain dengan menggunakan sambungan union (U) yang berbentuk sudut 180 diatur sedemikian rupa hingga menyerupai rangkaian pipa pada radiator.
24
Untuk 1 set rangkaian pipa, memiliki: Panjang Lebar Diameter Tebal Jumlah pipa Jumlah union (U) (P) (L) (D) (T) = = = = = = 900 mm 450 mm 12,7 mm 0,8 mm 10 batang 9 buah
25
4.2 Perhitungan Pengelasan Pengelasan yang dilakukan pada sistem pemanas pada rangkaian pipa dengan bentuk sambungan las Temu (Butt Welding) Pada setiap sambungan pipa berbentuk union (U), maka perhitungan pengelasan secara analitis menjadi: a. Gaya yang bekerja pada sambungan Rumus ; P= f a (1)
Dimana ( P ) merupakan tekanan pompa yaitu tekanan rencana maksimum 7 bar, sedangkan ( A ) merupakan luas penampang pipa. Dengan menggunakan data diatas, maka: A=
.D 4
(2)
.(12, 7 mm ) 4
A = 126,677 mm = 0,126 x 10 m
Sehingga
F=P.A
(3)
26
b. Perhitungan Koreksi Dimana tegangan rata-rata pada las temu ( butt welding ) karena pembebanan geser pada pipa tembaga: = F h.l (4)
Dimana dari data diatas diperoleh: Gaya ( F ) = 88,2 N, Tebal pipa ( h ) = 0,8 mm dan Diameter pipa ( l ) = 12,7 mm. Maka:
88,2N ,0 8mm.12,7mm
= 8,681 N/mm
Dari tabel diperoleh tembaga untuk pipa memiliki kekuatan tegangan maksimum sebesar 200 N/mm. Maka dibandingkan dengan hasil perhitungan tegangan rata-rata sebesar 8,681 N/mm < 200 N/mm.
4.3 Analisa pengaruh berat pipa tembaga dan berat ir di dalam pipa pada tumpuan terhadap sambungan las adalah sebagai berikut: a. Pipa Tembaga Untuk mengetahui berat sebuah pipa tembaga: Rumus : pipa = A . d tembaga (5)
Dimana () merupakan berat bahan, (A) merupakan luas penampang dan ( ) merupakan berat jenis bahan.
27
Dari data diperoleh luas penampang (A1) adalah 0,126 x 10 sedangkan berat jenis tembaga ( ) adalah 2,80 x 10 kg/m.
Pipa tembaga ini memiliki diameter (D) 12,7 mm dan memiliki ketebalan (T) 0,8 mm, maka untuk diameter luar pipa tembaga (D1) 12,7 mm sedangkan diameter dalam pipa tembaga (D2) adalah: 12,7 mm (0,8 mm x 2) = 11,1 mm
= 96,72 mm
Dimana luas penampang diameter luar (D1) = 126,677 mm dan luas penampang diameter dalam (D2) = 96,72 mm
Maka luas penampang utuh (Au) dalam persamaan (6) menjadi: 126,677 mm - 96,72 mm = 29,957 mm Dari data tersebut diatas dapat dihitung berat sebuah pipa tembaga dimana panjang pipa 900 mm pada persamaan rumus (5), menjadi:
28
b. Air di dalam pipa Untuk mengetahui berat air di dalam pipa tembaga: Rumus : ? air = A . d air (7)
A = 96,72 mm sedangkan berat jenis air ( d ) adalah 10 Kg/m. Dari data diatas maka diperoleh berat air: ? air = ( 96,72 x 10 6 )m x ( 10) Kg/m = 96,72 x 10 Kg/m
Maka dari data-data berat pipa tembaga dan air diperoleh ? tembaga dapat dilambangkan ?1 = 83,88 x 10 Kg/m
sedangkan ? air dapat dilambangkan ?2 = 96,72 x 10 Kg/m Maka dari data-data tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
29
?1 ?2
Gambar diatas menunjukkan berat air dan pipa tembaga menjadi berat terdistribusi, yaitu: (83,88 x 10) Kg/m + (96,72 x 10) Kg/m = 180,6 x 10Kg/m
Pada sebuah batang pipa tembaga yang berisi air apabila diberikan tumpuan, dapat digambarkan sebagai berikut ini:
30
Batang pipa AB dengan bentangan L ditumpu sederhana memikul beban terdistribusi seragam ? . Dari gambar tersebut menunjukkan bahwa pipa tembaga yang berisi air mengalami pembebanan yang merata pada setiap bidang.
Maka dapat dibuat Diagram Benda Bebas dari keseluruhan pip a dimana dapat ditentukan besarnya reaksi pada penumpu:
(8)
Dari data diperoleh, maka berat terkonsentrasi maksimum pada bagian tengah batang pipa adalah: Rumus : ( ?1 + ?2 ) . L (9)
31
Dimana ( ?1 + ?2 ) = 180,6 x 10 Kg/m dan L merupakan panjang pipa = 900 mm = 0,9 m maka rumus persamaan (9) menjadi: (180,6 x 10) Kg/m x 0,9m = 162,54 x 10 Kg Reaksi gaya-gaya pada tumpuan untuk sumbu X : S Fx = 0 Dimana : Fxa = Fxb = 0 (10)
Reaksi gaya-gaya pada tumpuan untuk sumbu Y : S Fy = 0 Dimana : Fya + Fyb (?1+?2)L = 0 (11)
( 1 +2 )L /2
Maka: Fyb =
2
L
(12)
0,9 m
32
81,27 x 10 Kg
Sehingga :
Fya = ( ?1 + ?2 ) L Fyb
(13)
Dimana : Maka :
Dari perhitungan gaya-gaya yang terjadi pada bagian kiri, dalam hal ini titik tumpu (a) dengan kanan titik tumpu (b) pada batang pipa memiliki nilai yang sama.
4.4 Perhitunga n Biaya Bahan Dalam perancangan sistem pemanas pada alat pengering gabah ini menggunakan bahan-bahan sebagai berikut: a. Pipa tembaga b. Union (U) c. Tabung d. Pompa
33
e. Kompor minyak tanah Adapun jumlah biaya yang diperlukan adalah: 1. Pipa Tembaga a. Untuk 1 buah rangkaian pipa tembaga Jumlah pipa = 10 batang P pipa = 900 mm Jadi panjang pipa seluruhnya 900 mm x 10 batang = 9000 mm Harga untuk 1 m pipa tembaga = Rp 15.500,Maka untuk panjang pipa 9000mm ( 9m ) x Rp 15.500,- = Rp 139.500, Jumlah union (U) = 9 buah Harga 1 buah union = Rp 13.000,Untuk 9 buah union x Rp 13.000,- = Rp 117.000, Maka harga total untuk 1 buah rangkaian pipa tembaga adalah Rp 139.500,- + Rp 117.000,- = Rp 256.500,b. Untuk 2 buah rangkaian pipa tembaga Rp 256.500,- x 2 buah rangkaian pipa = Rp 513.000,c. Pipa-pipa tembaga yang berfungsi sebagai penghubung diperkirakan memiliki panjang 3250 mm. 3,25 m x Rp 15.500,- = Rp 50.375,-
34
d. Sambungan pipa
2. Tabung Pemanas
35
D T
= =
350 mm 450 mm
3. Pompa
Rp 250.000,-
36
4. Kompor Minyak Tanah Kompor ini berbahan bakar minyak tanah dilengkapi tabung sebagai penampungan udara yang berfungsi menambah tekanan api. Kompor ini seharga Rp 65.000,
5. Lain-lain Bahan-bahan pendukung, antara lain: borax kran air baut,mur kerangka (pompa,rangkaian pipa)
seharga Rp 150.000,-
** Jadi total pengeluaran sistem pemanas pada alat pengering gabah ini adalah Rp 513.000,Rp 50.375,-
Rp 100.000,Rp 35.000,-
Rp 250.000,Rp 65.000,-
Rp 150.000,-
TOTAL
Rp 1.163.375,-
37
4.5 Perhitungan Dasar Perpindahan Panas Sistem Pemanas Suatu sistem perpindahan panas yang terjadi, terdiri dari oksigen yang berupa bentuk gas, cairan dan padat merupakan bahan murni. Dalam system pemanas ini medianya adalah air. Massa air dengan komposisi kimianya akan memiliki volume tertentu. Dimana tekanan (p), volume jenis (V) dan temperatur (T) dari air dihubungkan secara fungsional yang berbentuk: F (?,V,T) = 0 Dalam hal ini pipa yang digunakan adalah pipa tembaga, maka tabel :
38
4.5.1. Perhitungan Tekanan Air Panas pada Tabung Pada sistem pemanas alat pengering gabah ini, berdasarkan hasil pengujianalat bahwa uap air panas yang dipindahkan serta kerja saling seimbang. Hal ini yang dinamakan suatu proses energi dalam yang konstan, dimana:
Rumus Atau
dQ = d . W dQ = p .dv
(14) (15)
Maka dari data diperoleh air yang dipanaskan di dalam sebuah tabung pemanas yang memiliki tekanan (p) maksimum = 700 kPa. Volume air (v1) mula-mula = 0,05 m. Lalu mengalami perubahan energi dalam sebesar 70 kJ yang pada akhirnya volumenya (v2) menjadi 0,1 m.
39
Rumus
Q = (U2-U1) + W
(16)
(U2-U1) diperoleh dari perubahan energi panas dalam sebesar 70 kJ. Rumus W = p (v2-v1) (17)
Dari data diperoleh, maka: W = 700 kN/m ( 0,1-0,05 ) m = 35 kJ Maka dengan rumus persamaan (16 ) menjadi: Q = 70 + 35 kJ = 105 Kj
Dari perhitungan tersebut diatas dalam proses tekanan tetap dan bersifat reversible yaitu turbulensi pada tekanan dan gesekan diabaikan.
4.5.2. Perhitungan kecepatan air pada pipa Dari hasil pengujian diperoleh massa jenis air panas yang mengalir pada pipa didalamnya saat awal ( ?1 ) = 1,2 Kg/m. Setelah mengalir didalam pipa, akhirnya keluar menuju tempat awal, dalam hal ini tabung pemanas, massa jenisnya menurun ( ?2) menjadi = 0,88 Kg/m. Kecepatan awal aliran air panas ini ( V1 ) = 6 m/s.
40
Maka persamaan kontinuitas pada pipa pemanas, menjadi: Rumus (?.V.A)in = (?.V.A)out (18)
Apabila posisi in dilambangkan dengan (1) dan posisi out dilambangkan dengan (2), maka persamaanrumus (18) menjadi: Rumus ?1. V1 .A1 = ?2. V2 .A2 (19)
Maka:
1 V2 = V1 2
(20)
V2 = 6
,1 2 = 8 ,18 m / s ,0 88
IN
OUT
41
Perpindahan panas yang terjadi pada pipa tembaga termasuk aliran laminar dimana mekanisme aliran air panas ini adalah konduksi. Dapat dilihat pada gambar berikut yang menunjukkan konveksi paksa pada pipa tembaga tersebut:
42
Dalam pengujian sistem pemanas pada alat pengering padi ini, pengukuran panas yang dihasilkan sebagai berikut:
No.
TEMPERATUR (c)
1. 2. 3.
90 84 80
43
BAB V PENUTUP
5.1 Analisa
1. Pada pengelasan sambungan temu di pipa tembaga dengan union, kadang mengalami kebocoran yang disebabkan oleh penggunaan borax sebagai perekat yang tidak murni dan nyala busur api yang tidak konstan. 2. Pipa tembaga yang memiliki ketebalan 0,8 mm ternyata dapat beresiko patah saat berisi air, hal ini dapat diatasi dengan penggunaan rangkarangka. c, saat dialirkan pada 3. Pemanasan air pada tabung pemanas mencapai 90 rangkaian pipa berkurang suhunya yang disebabkan perbedaan suhu sekitar.
5.2. Kesimpulan
1. Alat pengering gabah yang didesain pada akhirnya telah berhasil dibuat. Dari hasil-hasil rancangan yang telah dilakukan ternyata pada saat proses pembuatan tidak semuanya dapat berjalan dengan lancar, hal ini terjadi karena ada kendala-kendala yang harus dilewati. Namun dengan demikian dapat diatasi.
44
2. Bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatan rangkaian pipa serta sistem pemanasnya sangat berpengaruh terhadap kondisi desain. Bahan-bahan yang tidak sesuai standar kualitasnya jauh dari yang diharapkan. 3. Alat pengering gabah ini secara mekanik sudah bekerja sesuai dengan desain, karena gabah sudah cukup kering saat keluar dari alat pengering ini, dimana saat masuk gabah dalam keadaan basah.
5.3. Saran
1. Ketika alat dioperasikan sirkulasi air pada rangkaian pipa cukup baik, hal ini peran pompa yang dapat mengatur cepat atau lambat dari sirkulasi air, hanya pompa tidak dapat dinyalakan terus menerus karena cepat panas, oleh sebab itu pompa diaktifkan berkala. 2. Air di dalam tabung saat sistem pemanas yang diaktifkan semakin lama akan berkurang, maka tabung pada bagian atas diberikan tutup yang dapat dibuka untuk mempermudah dalam pengisian air. 3. Sebaiknya digunakan panel box, hal ini untuk mempermudah pengoperasian alat pengering gabah ini. 4. Gunakan plat yang lebih tebal untuk tabung penampung air. 5. Gunakan pipa tembaga yang memiliki ketebalan > 0,8 mm. 6. Permudah proses perakitan.
45
BAB VI LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
1. 2. 3. 4.
Johnston, Beer, MEKANIKA UNTUK INSINYUR STATIKA, Edisi Keempat, Jakata : Erlangga, 1991. Prof. DR.IR. Harsono Wiryosumarto, TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM, Edisi Ketujuh, Jakarta : 1996. Prof. Ir. Tata Surdia, PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK, Edisi Kedua, Jakarta : 1992 Frank Keith, PRINSIP -PRINSIP PERPINDAHAN PANAS, Edisi