Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN LEUKEMIA

YULIUS, SKp.

ALL

CML

STIKES ALIFAH PADANG JURUSAN KEPERAWATAN 2010/2011

A. PENGERTIAN
Leukemia adalah istilah umum yang digunakan untuk keganasan pada sumsum tulang dan sistem limpatik (Wong, 1995). Sedangkan menurut Robbins & Kummar (1995), leukemia adalah neoplasma ganas sel induk hematopoesis yang ditandai oelh penggantian secara merata sumsum tulang oleh sel neoplasi. Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam sumsum tulang dan limfa node. (Reeves, 2001). Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumusm tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal. Juga terjadi proliferasi di hati, limpa dan nodus limfatikus, dan invasi organ non hematologis, seperti meninges, traktus gastrointesinal, ginjaldankulit.

B. ETIOLOGI
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. Faktor genetik : virus tertentu meyebabkan terjadinya perubahan struktur gen ( T cell leukemia-lymphoma virus/HTLV) Radiasi ionisasi : lingkungan kerja, pranatal, pengobatan kanker sebelumnya Terpapar zat-zat kimiawi seperti benzen, arsen, kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen anti neoplastik. Obat-obat imunosupresif, obat karsinogenik seperti Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot diethylstilbestrol

6.

Kelainan kromosom : Sindrom Blooms, trisomi 21 (Sindrom Downs), Trisomi G (Sindrom Klinefelters), Sindrom fanconis, Kromosom Philadelphia positif, Telangiektasis ataksia.

C.Klasifikasi
1. 2. 3. 4. Leukemia Limfosit Akut (ALL) Leukemia Limfosit Kronik (CLL) Leukemia Mielosit (mieloblastik) Akut (AML) Leukemia Mielosit Kronik (CML)

Pada klien anak, dua bentuk yang umum ditemukan adalah ALL dan AML

C. Patofisiologi
Leukemia merupakan proliferasi yang tidak terbatas dari sel darah putih yang immatur pada jaringan pembentuk darah. Walaupun bukan berwujud sebagai tumor sebagaimana biasanya, sel leukemia menunjukkan property suatu neoplasma dari kanker yang solid. Manifestasi klinik yang timbul merupakan akibat dari infiltrasi atau penggantian dari jaringanjaringan tubuh oleh sel leukemia yang non-fungsional. Organ vaskuler atas seperti limpa dan hati merupakan organ yang sering diserang oleh sel ini. Ada dua miskonsepsi yang harus diluruskan mengenai leukemia ini yaitu : 1) Walaupun leukemia merupakan overproduksi dari sel darah putih, tetapi sering ditemukan pada leukemia akut bahwa jumlah leukosit rendah. Ini diakibatkan karena produksi yang dihasilkan adalah sel yang immatur. Sel immatur tersebut tidak menyerang dan menghancurkan sel darah normal atau jaringan vaskuler. Destruksi celluler diakibatkan proses infiltrasi dan sebagai bagian dari konsekwensi kompetisi untuk mendapatkan element makanan metabolik.

2)

Menurut Doengoes dkk (1999) menyatakan bahwa pemeriksaan penunjang mengenai leukemia adalah : Hitung darah lengkap menunjukkan normositik, anemia normositik. Hemoglobin : dapat kurang dari 10 g/100 ml Retikulosit : jumlah biasanya rendah Jumlah trombosit : mungkin sangat rendah (<50.000/mm) SDP : mungkin lebih dari 50.000/cm dengan peningkatan SDP yang imatur (mungkin menyimpang ke kiri). Mungkin ada sel blast leukemia. PT/PTT : memanjang LDH : mungkin meningkat Asam urat serum/urine : mungkin meningkat Muramidase serum (lisozim) : penigkatabn pada leukimia monositik akut dan mielomonositik. Copper serum : meningkat Zinc serum : meningkat Biopsi sumsum tulang : SDM abnormal biasanya lebih dari 50 % atau lebih dari SDP pada sumsum tulang. Sering 60% - 90% dari blast, dengan prekusor eritroid, sel matur, dan megakariositis menurun. Foto dada dan biopsi nodus limfe : dapat mengindikasikan

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan Tidak adekuatnya pertahanan sekunder Gangguan kematangan sel darah puti Peningkatan jumlah limfosit imatur

E.

Imunosupresi

Penekanan sumsum tulang (efek kemoterapi Kekurangan volume cairan tubuh ;; resiko tinggi, berhubungan dengan : Kehilangan berlebihan, mis ; muntah, perdarahan Penurunan pemasukan cairan : mual, anoreksia. Nyeri ( akut ) berhubungan dengan : Agen fiscal ; pembesaran organ / nodus limfe, sumsum tulang yang dikmas dengan sel leukaemia. Agen kimia ; pengobatan antileukemia.

. Pengobatan Leukeumia Limfositik Kronik

- Leukemia limfositik kronik berkembang dengan lambat, sehingga banyak penderita yang tidak memerlukan pengobatan selama bertahuntahun sampai jumlah limfosit sangat banyak, kelenjar getah bening membesar atau terjadi penurunan jumlah eritrosit atau trombosit.

- Anemia diatasi dengan transfusi darah dan suntikan eritropoietin (obat yang merangsang pembentukan sel-sel darah merah). Jika jumlah trombosit sangat menurun, diberikan transfusi trombosit. Infeksi diatasi dengan antibiotik.

Terapi penyinaran digunakan untuk memperkecil ukuran kelenjar getah bening, hati atau limpa. Obat antikanker saja atau ditambah kortikosteroid diberikan jika jumlah limfositnya sangat banyak. Prednison dan kortikosteroid lainnya bisa menyebabkan perbaikan pada penderita leukemia yang sudah menyebar. Tetapi respon ini biasanya berlangsung singkat dan setelah pemakaian jangka panjang, kortikosteroid menyebabkan beberapa efek samping. Leukemia sel B diobati dengan alkylating agent, yang membunuh sel kanker dengan mempengaruhi DNAnya. Leukemia sel berambut diobati dengan interferon alfa dan pentostatin.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


1.Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan : Tidak adekuatnya pertahanan sekunder Gangguan kematangan sel darah putih Peningkatan jumlah limfosit imatur Imunosupresi Penekanan sumsum tulang (efek kemoterapi Infeksi tidak terjadi, Tempatkan anak pada ruang khusus. Batasi pengunjung sesuai indikasi Berikan protocol untuk mencuci tangan yang baik untuk semua staf petugas Awasi suhu, perhatikan hubungan antara peningkatan suhu dan pengobatan chemoterapi. Observasi demam sehubungan dengan tachicardi, hiertensi Dorong sering mengubah posisi, napas dalam, batuk.Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut secara periodic. Gunakan sikat gigi halus untuk perawatan mulut. Awasi pemeriksaan laboratorium : WBC, darah lengkap Berikan obat sesuai indikasi, misalnya Antibiotik Hindari antipiretik yang mengandung aspirin

2 Kekurangan volume cairan tubuh ; resiko tinggi, berhubungan dengan : Kehilangan berlebihan, mis ; muntah, perdarahan Penurunan pemasukan cairan : mual, anoreksia. Tujuan : Volume cairan tubuh adekuat, ditandai dengan TTV dbn, stabil, nadi teraba, haluaran urine, BJ dan PH urine, dbn. Intervensi :

Awasi masukan dan pengeluaran. Hitung pengeluaran tak kasat mata dan keseimbangan cairan.
Perhatikan penurunan urine pada pemasukan adekuat. Ukur berat jenis urine dan pH Urine. Timbang BB tiap hari. Awasi TD dan frekuensi jantung Inspeksi kulit / membran mukosa untuk petike, area ekimotik, perhatikan perdarahan gusi, darah warn karat atau samar pada feces atau urine; perdarahan lanjut dari sisi tusukan invesif. Evaluasi turgor kulit, pengiisian kapiler dan kondisi umum membran mukosa. Implementasikan qindarka untuk mencegah cedera jaringan / perdarahan, ex : sikat gigi atau gusi dengan sikat yang halus. Berikan diet halus. Berikan cairan IV sesuai indikasi Berikan sel darah Merah, trombosit atau factor pembekuan

3 Nyeri ( akut ) berhubungan dengan : Agen fiscal ; pembesaran organ / nodus limfe, sumsum tulang yang dikmas dengan sel leukaemia. - Agen kimia ; pengobatan antileukemia. rasa nyeri hilang/berkurang Awasi tanda-tanda vital, perhatikan petunjuknonverbal,rewel, cengeng, gelisah Berikan lingkungan yang tenang dan kurangi rangsangan stress Tempatkan pada posisi nyaman dan sokong sendi, ekstremitas denganan bantal Ubah posisi secara periodic dan berikan latihan rentang gerak lembut. Berikan tindakan ketidaknyamanan; mis : pijatan, kompres Berikan obat sesuai indikasi.

PR.
BUATLAH 2 BUAH Dx. KEPERAWATAN LAGI SERTA INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN PASIEN DENGAN LEUKEMIA

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai