Anda di halaman 1dari 20

Pendahuluan

Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. 1

Isi
Sensorik Fungsi sel saraf sensorik adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet). Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut.

1.

Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin. Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik.Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf. Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.

2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut postsinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran postsinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran postsinapsis.1

Neurotransmitter Bagian yang menghubungkan satu neuron (sel saraf) dengan neuron yang lain disebut sinapsis. Sinapsis ini terdiri dari 2 bagian, yaitu presinapsis dan post sinapsis. Neurotransmitter adalah suatu zat kimia yang dilepaskan oleh bagian presinaps ke bagian post sinaps untuk menghantarkan impuls dari satu neuron (sel saraf) ke neuron yang lain. Ketika impuls mencapai bagian sinapsis, makan gerbang kalsium akna terbuka dan ion ion kalsium akan masuk ke dalam presinapsis. Ion kalsium ini akan merangsang vesikel di dalam presinaps untuk mengeluarkan neurotransmitter secara eksositosis. Setelah keluar, neurotransmitter akan menuju ke bagian postsinaps dan akan menempel pada reseptornya sehingga gerbang ion akan terbuka di bagian post sinaps. Dengan terbukanya gerbang ion tersebut, maka ion yang ada diluar serabut saraf akan masuk sehingga terjadilah impuls pada serabut saraf selanjutnya. Ada 3

beberapa neurotransmitter yang telah dikenal dan diidentifikasi hingga saat ini, yaitu antara lain : 1. Asetilkolin Merupakan neurotransmitter yang dilepaskan oleh saraf saraf parasimpatis dan juga saraf saraf preganglionik. 2. Norepinefrin Merupakan neurotransmitter yang hanya dikeluarkan oleh saraf saraf simpatis. Selain itu norepinefrin juga dihasilkan sebagai hormone pada kelenjar adrenal. 3. Serotonin Merupakan neurotransmitter pada bagian otak yang fungsinya sebagai penghambat nafsu makan dan menimbulkan rasa tenang. 4. Dopamin Juga terdapat di dalam otak, tetapi fungsinya berlawanan dengan serotonin. Dopamin biasanya disekresi ketika kita dalam keadaan stress, depresi, khawatir, dll. 5. GABA (Gamma Amino Butiric Acid) Merupakan neurotransmitter inhibitor, artinya akan menghalangi penghantaran impuls di serabut saraf. GABA akan membuka gerbang ion chlorine yang bermuatan negative sehingga serabut saraf akan bermuatan sangat negative. Dengan begitu impuls sulit untuk dihantarkan melalui serabut saraf.4

Struktur Saraf Jaringan Saraf Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf atau neuron dan neuroglia (sel penyokong). Tiap neuron/sel saraf terdiri atas badan sel saraf, cabang dendrit dan cabang akson, cabang-cabang inilah yang menghubungkan tiap-tiap sel saraf sehingga membentuk jaringan saraf.

Gambar 1. Jaringan Saraf

Terdapat 3 macam sel saraf ; 1. Sel Saraf Sensorik Berfungsi menghantarkan rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan) ke sumsum tulang belakang. 2.Sel Saraf Motorik Berfungsi menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke efektor. 3.Sel Saraf Penghubung Merupakan penghubung sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lain. Sel saraf mempunyai kemampuan iritabilitas dan konduktivitas. Iritabilitas artinya kemampuan sel saraf untuk bereaksi terhadap perubahan lingkungan. Konduktivitas artinya kemampuan sel saraf untuk membawa impuls-impuls saraf.

Gambar 2. Macam-macam saraf pada manusia

Sel saraf (neuron) pada manusia dibedakan menjadi tiga kelompok sel, yaitu sel saraf sensorik, sel saraf motorik, sel saraf penghubung (konektor dan adjustor). Contoh sel dan bentuknya dapat dilihat di gambar Fungsi masing-masing sel saraf berbeda, yaitu: 1. Sel saraf sensorik menghantarkan rangsangan (impuls) dari reseptor (penerima rangsangan) ke susunan saraf pusat. 2. Sel saraf motorik menghantarkan impuls dari susunan saraf pusat ke organ efektor (penerima perintah). 3. Sel saraf konektor menghubungkan antara sel saraf sensorik dan motorik. Sebaliknya, dihubungkan oleh sel adjustor. Masing-masing sel saraf memiliki bentuk dan ukuran serabut saraf yang berbeda. Akson pada sel saraf konektor lebih pendek dari pada sel saraf sensorik dan motorik.

Kemampuan sel saraf menanggapi perubahan lingkungan disebut sifat iritabilitas. Sedangkan sifat sel saraf yang dapat menghantarkan impuls disebut konduktivitas. Beberapa sel saraf berkumpul membentuk urat saraf .

Gambar 3. Bagian sel saraf pada manusia

Sel saraf (neuron) memiliki bentuk yang khas. Sel saraf terdiri dari bagianbagian: badan sel saraf, serabut saraf dendrit dan serabut saraf neurit (atau akson). Badan sel saraf terdiri dari sitoplasma, butir-butir Nissl dan inti sel. Serabut saraf dendrit berupa serabut saraf berukuran pendek, berjumlah banyak dan bercabang banyak. Sedangkan akson berukuran panjang, biasanya hanya satu, diselimuti oleh seludang myelin berupa sel-sel Schwan serta bercabang menuju sinapsis. Di antara sel-sel Schwan terdapat celah yang disebut nodus Ranvier. Bagian-bagian sel saraf memiliki fungsi yang berbeda, yaitu: 1. Serabut saraf dendrit: menghantarkan rangsang (impuls) dari luar sel saraf menuju ke badan sel saraf. 2. Badan sel saraf: tempat metabolisme sel saraf. 3. Serabut saraf akson (=neurit): menghantarkan rangsang (impuls) dari badan sel saraf menuju ke luar badan sel saraf. 4. Persambungan (sinapsis): tempat pertemuan ujung akson sel saraf dengan ujung dendrit sel saraf lainnya, sehingga merupakan tempat perpindahan impuls menuju sel saraf lainnya.2,3 7

Hypothalamus

Gambar 4. Hypothalamus

Hypothalamus merupakan bagian ventral dari diencephalon, yang membentuk bagian bawah dinding lateral dan dasar ventriculus tertius. Struktur berikut yang terdapat di bagian dasar ventriculus tertius dari depan ke belakang yaitu chiasma opticum, tuber cinereum, dan infundibulum, corpora mammilaria, dan substansia perforata posterior. Berikut adalah kegunaan dari hypothalamus : Pusat autonom Stimulasi hypothalamus anterior dan medial menyebabkan aktivitas parasimpatik (trophotropic) meningkat berupa berkeringat, vasodilatasi, salivasi, hypotonia, nadi turun, kontraksi vesika urinaria, dan peristaltik meningkat. Sedangkan stimulasi hypothalamus posterior dan lateral menyebabkan peningkatan aktivitas simpatik (ergotropic) dengan terjadinya midriasis, hipertensi, tachicardia, takipenia, peristaltik meurun dan hyperglikemia. Pusat pengaturan suhu Hypothalamus anterior sensitif terhadap suhu darah dan mengatur pelepasan panas dengan jalan berkeringat banyak, vasodilatasi pembuluh darah kulit dan pada binatang dengan nafas cepat dan dangkal. Sedangkan hypothalamus posterior peka terhadap penurunan suhu dan mengatur mekanisme penyimpanan panas dengan jalan menaikkan aktivitas viseral, otot somatik menggigil. Pusat makan Nukleus ventromedalis merupakan pusat kenyang. Nukleus hypothalamicus lateralis merupakan pusat makan (feeding center). Kedua nukleus ini dinamakan appestat. 8

Pusat ekspresi emosi Nuklei ventromedalis dan lateralis berperan dalam respon takut dan marah. Pusat tidur dan jaga Lesi bilateral pada hypothalamus enterior dapat menyebabkan insomnia. Sedangkan lesi pada hypothalamus posterior dapat menyebabkan rousable hypersomnolance.

Pusat hadiah dan hukuman (reward and punishment) Stimulasi nukleus ventromedalis menyebabkan rasa tidak enak (unpleasant feeling), sedangkan stimulasi nukleus preopticus menyebabkan rasa nikmat (good feeling).

Pusat keseimbangan air Nukleus supraopticus berperan dalam mengatur keseimbangan cairan tubuh.8

Sistem saraf otonom Sistem saraf otonom terdiri dari dua subdivisi-sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Jalur saraf otonom terdiri dari rantai dua neuron. Serat praganglion berasal dari SSP dan bersinaps dengan badan sel serat pasca ganglion di suatu ganglion di luar SSP. Serat pasca ganglion berakhir di organ efektor. Semua serat praganglion dan serat pascaganglion parasimpatis mengeluarkan asetilkolin. Serat pasca ganglion simpatis mengeluarkan noripinefrin. Neurotransmiter yang sama menimbulkan respons yang berbeda-beda di jaringan yang berbeda. Dengan

demikian,respon bergantung pada spesialisasi sel jaringan,bukan pada sifat zat perantara. Jaringan yang dipersarafi oleh sistem saraf otonom memiliki satu atau lebih jenis reseptor yang berbeda untuk zat perantara kimiawi pascaganglion. Suatu serat otonom menimbulkan eksitasi atau inhibisi terhadap aktivitas organ yang dipersarafinya. Sebagian besar organ viseral dipersarafi oleh serat saraf simpatis dan parasimpatis,yang secara umum menimbulkan efek berlawanan pada organ tertentu. Persarafan ganda pada organ-organ visceral oleh kedua cabang sistem saraf otonom ini memungkinkan kontrol yang cermat atas aktivitas organ yang bersangkutan. Sistem simpatis mendominasi pada keadaan darurat atau penuh stress dan mendorong respons-respons yang mempersiapkan tubuh untuk aktivitas fisik yang berat. Sistem parasimpatis mendominasi pada situasi-situasi yang tenang dan santai, dan mendorong aktivitas untuk memelihara tubuh,misalnya pencernaan.

Sistem saraf Somatik Sistem saraf somatik terdiri dari akson neuron motorik,yang berasal dari korda spinalis dan berakhir di otot rangka. Asetilkolin,neurotransmitter yang dikeluarkan dari neuron motorik, merangsang kontraksi otot. Neuron motorik adalah jalur bersama terakhir yang digunakan oleh berbagai daerah di SSP untuk melaksanakan control atas aktivitas otot rangka. Sistem saraf otonom terdiri dari dua divisi-sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Serat-serat saraf simpatis berasal dari daerah torakal dan lumbal korda spinalis. Sebagian besar serat praganglion simpatis berukuran sangat pendek, bersinaps dengan badan sel neuron pascaganglion di dalam ganglion yang terdapat di rantai ganglion simpatis (sympathetic trunk) yang terletak di kedua sisi korda spinalis. Serat pascaganglion panjang berasal dari rantai ganglion itu berakhir di organ-organ efektor. Sebagian serat praganglion melewati rantai ganglion tanpa membentuk sinaps dan kemudian berakhir di ganglion kolateral simpatis yang terletak sekitar separuh jalan antara SSP dan organ-organ yang dipersarafi, dengan serat pascaganglion menjalani jarak sisanya. Serat-serat praganglion parasimpatis berasal dari daerah cranial dan sacral SSP (Sebagian saraf kranialis mengandung serat parasimpatis) serat-serat ini berukuran lebih panjang dibandingkan dengan serat praganglion simpatis karena serat-serat itu tidak terputus sampai mencapai ganglion terminal yang terletak di dalam atau dekat organ efektor. Serat-serat pascaganglion yang sangat pendek berakhir di sel-sel organ yang bersangkutan itu sendiri. Serat-serat praganglion simpatis dan parasimpatis mengeluarkan

neurotransmitter yang sama,yaitu asetilkolin (ACh),tetapi ujung-ujung pascaganglion kedua sistem ini mengeluarkan neurotransmiter yang berlainan (neurotransmitter yang mempengaruhi organ efektor). Serat-serat pascaganglion parasimpatis mengeluarkan asetilkolin. Dengan demikian, serat-serat itu,bersama dengan semua serat praganglion otonom,disebut serat koligernik. Sebaliknya,sebagian besar serat pascaganglion simpatis disebut serat adregenik, karena mengeluarkan noradrenalin, lebih umum dikenal sebagai noripinefrin. Baik asetilkolin maupun norepinefrin juga berfungsi sebagai zat perantar kimiawi di bagian tubuh lainnya. Serat-serat otonom pascaganglion tidak berakhir di sebuah tonjolan seperti kepala sinaps,namun cabang-cabang terminal dari serat otonom mengandung banyak 10

tonjolan, atau varicositiwes, yang secara simultan mengeluarkan neurotransmitter ke daerah luas pada organ yang dipersarafi dan bukan ke sebuah sel. Pelepasan neurotransmitter yang bersifat difus ini disertai kenyataan bahwa di otot polos atau jantung setiap perubahan aktivitas listrik akan disebarkan melalui gap

junction,memiliki arti bahwa keseluruhan organ biasanya dipengaruhi aktivitas otonom,bukan sel satu persatu.1

Susunan Saraf Pusat Susunan saraf pada manusia meliputi saraf pusat dan saraf tepi. Saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Saraf tepi meliputi saraf sadar dan saraf tak sadar. Berikut ini bagan susunan saraf pada manusia:

11

Otak Otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak serta lapisan pelindung berupa selaput meninges. Urutan lapisan penyusun meninges dari luar ke dalam yaitu: 1. Dura matter: berupa selaput yang kuat dan menempel pada tengkorak. 2. Arakhnoid: bentuknya mirip sarang laba-laba dan terdapat cairan serebrospinalis. Fungsi selaput araknoid sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik seperti benturan. 3. Pia matter: lapisan yang terdekat dengan permukaan otak dan terdapat banyak pembuluh darah. Pembuluh darah membawa darah untuk mensuplai kebutuhan oksigen dan sari makanan bagi sel otak serta mengangkut sisa metabolisme sel. Otak pada bagian luar berwarna kelabu tersusun atas badan sel saraf (substansi grissea). Bagian dalam otak berwarna putih berupa serabut saraf (substansi alba). Di antara sel-sel saraf di otak terdapat jaringan ikat berupa sel-sel neuroglia. Bagian- bagian dari otak yaitu: Otak besar (Serebrum), Otak tengah (Mesensefalon), Otak kecil (Serebellum), Sumsum lanjutan (Medulla oblongata), Jembatan Varol. Sumsum tulang belakang Sumsum tulang belakang (Medula spinalis) terdapat di dalam tulang belakang yang menonjol membentuk sayap punggung (tanduk dorsal) dan sayap perut (tanduk ventral). Materi sumsum tulang belakang mirip dengan otak, tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi yang berwarna kelabu terdapat pada bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di dalamnya. Sedangkan pada sumsum tulang belakang pada bagian dalam terdapat materi kelabu berbentuk seperti sayap kupu-kupu dan bagian luarnya berupa materi berwarna putih. Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat saraf yang meneruskan impuls ke otak dan sebagai pusat gerak refleks. Rangsangan (impuls sensorik) yang mengenai organ reseptor merambat melalui tanduk dorsal menuju sumsum tulang belakang dan menjadi impuls motorik. Kemudian impuls keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju ke efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensorik dan akan menghantarkannya ke sel saraf motorik.6 12

Susunan Saraf Tepi Saraf tepi (perifer) terdiri dari serabut saraf yang keluar dari saraf pusat ke arah organ tubuh tertentu. Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar atau saraf otonom. Sistem saraf sadar berfungsi untuk mengontrol kegiatan tubuh yang cara kerjanya diatur oleh otak. Sedangkan saraf otonom berfungsi untuk mengontrol kegiatan tubuh yang cara kerjanya tidak dapat diatur otak, seperti sekresi keringat, denyut jantung dan gerak saluran pencernaan.

13

Beberapa urat saraf dari saraf tepi bersatu membentuk jaringan urat saraf atau pleksus. Macam pleksus: Pleksus cervicalis (di leher, mempengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma), Pleksus brachialis (mempengaruhi tangan), Pleksus Jumbo sakralis (mempengaruhi pinggul dan kaki). Saraf kranial kebanyakan saraf sadar, kecuali nervus vagus yang merupakan saraf otonom. Saraf otonom berasal dari otak ataupun sumsum tulang belakang menuju ke arah organ tertentu. Di sepanjang jalur menuju organ, urat saraf otonom terdapat banyak sinapsis dan ganglion. Saraf otonom meliputi susunan saraf simpatik dan para simpatik. Perbedaan saraf simpatik dan para simpatik berdasarkan pada posisi ganglion. Ganglion pada saraf simpatik menempel di sepanjang sumsum tulang belakang. Sedangkan ganglion saraf parasimpatik menempel pada organ yang dibantu kerjanya.

14

1. Sistem Saraf Simpatis Serabut pertama pada saraf simpatis, yang disebut serabut praganglion, keluar dari region toraks atau lumbal pada spina. Segera setelah keluar dari spina, serabut praganglion bersatu dengan serabut praganglion lain untuk membentuk ganglion otonom. Di titik ini, serabut praganglion bersinaps pada serabut saraf kedua dari sistem ini, serabut pascaganglion, dan melepaskan asetilkolin, yang menyebabkan serabut pascaganglion mencetuskan potensial aksi. Dari ganglion otonom, serabut pascaganglion berjalan ke organ targetnya, otot atau kelenjar. Serabut pascaganglion simpatis biasanya melepaskan neurotransmitter norepinefrin. Reseptor organ target untuk norepinefrin disebut resepto adregenik. 2. Sistem Saraf Parasimpatis Serat-serat sistem saraf parasimpatis keluar dari otak dalam saraf-saraf kranialis atau keluar dari korda spinalis dari daerah sakralis. Serat praganglion sistem saraf parasimpatis biasanya berukuran panjang dan berjalan ke suatu ganglion otonom dekat organ sasaran. Saraf parasimpatis praganglion mengeluarkan asetilkolin. Serat pascasinaps parasimpatis kemudian berjalan singkat ke jaringan sasaran, suatu otot atau kelenjar. Saraf ini mengeluarkan asetilkolin. Reseptor asetilkolin praganglion untuk serat-serat simpatis dan parasimpatis disebut reseptor nikotinik. Reseptor asetilkolin pascaganglion disebut resetor muskarinik. Nama-nama ini berkaitan dengan reseptor yang dapat dirangsang oleh nikotin atau muskarin (suatu racun jamur). 3. Fungsi Saraf Simpatis dan Parasimpatis Sistem saraf simpatis mempersarafi jantung, menyebabkan peningkatan kecepatan denyut dan kekuatan kontraksi jantung. Saraf simpatis mempersarafi semua arteri dan vena besar dan kecil, menyebabkan konstriksi semua pembuluh kecuali arteiol-arteriol yang memperdarahi otot rangka. Saraf simpatis mempersarafi otot polos saluran cerna, menyebabkan penurunan motilitas, dan otot polos saluran napas, menyebabkan relaksasi bronkus dan penurunan sekresi bronkus. Perangsangan simpatis

memperngaruhi hati, merangsang sekresi kelenjar keringat, dan bertanggung jawab bagi ereksi selama orgasme pria. Serat parasimpatis mempersarafi jantung, memperlambat kecepatan denyutnya, dan mempersarafi saluran verna, menyebabkan peningkatan motilitas. Serat parasimpatis mempersarafi otot polos bronkus, menyebabkan konstriksi jalan napas, dan mempersarafi salruan kemih kelamin, menyebabkan ereksi pada pria.1 15

Cara kerja saraf simpatik selalu berlawanan dengansaraf parasimpatik (bersifat antagonis).7 Simpatik

Parasimpatik

memperbesar pupil mata menghambat keluarnya air ludah (saliva)

mengecilkan pupil mata membantu (stimulasi) keluarnya air ludah (saliva)

meningkatkan ekskresi keringat dan sekresi getah pancreas

menurunkan ekskresi keringat dan sekresi getah pancreas

menghambat sekresi enzim pada kelenjar pencernaan

menstimulasi sekresi enzim pada kelenjar pencernaan

menghambat kontraksi kandung kemih (vesica urinaria)

mengerutkan kantung kemih (vesica urinaria)

mempercepat denyut jantung menambah volume darah memperbesar pembuluh darah koroner

memperlambat denyut jantung mengurangi volume darah mempersempit pembuluh darah koroner

mempersempit pembuluh darah arteri paru-paru dan arteri pada organ kelamin

memperbesar pembuluh darah arteri paru-paru dan arteri pada organ kelamin

melebarkan cabang tenggorok (bronkhia)

mengkerutkan kura (limpa) menyebabkan kontraksi (meremas) rahim pada saat kehamilan dan relaksasi rahim pada saat tidak ada kehamilan

mempersempit cabang tenggorok (bronkhia)

melebarkan kura (limpa) tidak berpengaruh pada kontraksi dan relaksasi rahim

16

Irama Sirkadian Irama sirkadian adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pola hidup organisme setiap hari, termasuk manusia. Irama ultradian menggambarkan bagian waktu di dalam irama sirkadian. Telah terbukti bahwa tubuh manusia saat tidak ada cahaya atau sumber pengingat waktu yang lain (misalnya penetapan waktu seperti waktu makan dan menonton televise) mengadopsi rutinitas tidur-bangun yang menyerupai 24 jam. Rata-rata irama sirkadian untuk manusia adalah sekitar 25 jam, walaupun rentang irama sirkadian untuk orang yang berbeda beragam dari 16-48 jam. Irama sirkadian individu dapat dianggap bertanggung jawab atas dua tipe kepribadian utama, meskipun tipe kepribadian ini merupakan suatu rangkaian dan bukan terpolarisasi (terbagi menjadi dua kelompok yang sangat berbeda). Tipe pagi adalah kepribadian orang yang bangun dan segar di pagi hari dan sering melakukan pekerjaan yang terbaik di pagi hari namun pada awal sore hari mereka menjadi lelah dan kurang efisien. Akan tetapi, tipe sore merasa bahwa bangun di pagi hari adalah suatu tugas dan mereka tidak melakukan kerja mereka yang terbaik sampai tiba sore hari. Mereka sering kali bekerja telat dan pergi tidur juga telat.9 Hipotalamus mengendalikan berbagai irama sirkadian, termasuk suhu tubuh, aktivitas adrenokortikal, jumlah eosinofil, dan sekresi ginjal. Tidur dan

bangunwalaupun tergantung pada aktivitas talamus, sistem limbik, serta sistem aktivasi retikular juga dikendalikan oleh hipotalamus. Lesi pada bagain anterior hipotalamus sangat mengganggu irama tidur dan bangun. Nukleus suprachismaticus yang menerima serabut-serrabut aferen dari retina tampaknya berperan penting dalam pengendalian ritme biologis. Impuls saraf yang timbul sebagai reaksi terhadap barbagai intensitas cahaya ditransmisikan melalui nukleus ini untuk mempengaruhi aktivitas berbagai nukleus hipotalamus.10

Mekanisme penyaluran impuls Potensial membran Pada keadaan normal, bagian luar membran sel (ECF)selalu bersifat lebih positif sedangkan bagian dalam membran sel (ICF) selalu bersifat lebih negatif. Pada membran sel terdapat 3 ion, yaitu natrium, chlour dan kalium. Ketiga ion tersebut masing-masing memiliki saluran yang berguna untuk keluar masuknya ion tersebut.

17

Ion natrium memiliki 1 saluran berpintu yang terbuka dan tertutupnya saluran tersebut ditentukan oleh voltage. Pintu saluran natrium akan terbuka secara otomatis jika voltagenya mencapai -55, sedangkan pintu saluran akan tertutup jika voltage mencapai +30. Kemudian ion chlour memiliki 1 saluran yang tidak berpintu, sedangkan ion kalium memiliki kedua-duanya, yaitu saluran berpintu dan saluran yang tidak berpintu.

Potensial aksi Tahap-tahap dari potensial aksi itu sendiri terbagi atas beberapa, yaitu : Polarisasi Ion negatif dan positif berkumpul atau lebih sering disebut dengan masa istirahat.

Depolarisasi Terjadi rangsangan sehingga mengakibatkan pintu saluran natrium terbuka sehingga ion natrium yang bermuatan positif masuk kedalam membran sel yang bermuatan negatif. Pada saat batas membran potensial mencapai +30 atau lebih sering disebut dengan potensial aksi, maka pintu saluran natrium akan menutup sehingga ion natrium yang bermuatan positif terperangkap di dalam sel dan tidak dapat keluar lagi. Kemudian akan berlangsung fase repolarisasi. Pada keadaan ini, bagian luar membran bermuatan negatif sedangkan bagian dalam bermuatan positif.

Repolarisasi Fase kembali ke keadaan semula (polarisasi). Karena bagian dalam dari membran bersifat lebih positif, maka ion positif akan berusaha untuk keluar. Ion natrium tidak dapat keluar karena pintu saluran natrium tidak dapat terbuka. Sehingga yang dapat keluar hanya ion kalium.

After hiperpolarisasi saat ion kalium keluar, terjadi kebablasan/kelebihan ion kalium yang keluar. Sehingga ion kalium yang berlebihan itu harus kembali ke dalam membran sel. Masuknya kembali ion kalium ke dalam membran menggunakan cara transpor aktif atau sering disebut dengan pompa natrium-kalium. Masuknya ion kalium disertai dengan

18

keluarnya ion natrium. Perbandingan antara ion kalium yang masuk dan ion natrium yang keluar adalah 3 : 2. Dalam keadaan potensial aksi, jika dirangsang kembali dengan rangsangan sekuat apapun tidak akan bisa membuat pintu natrium terbuka kembali. Keadaan ini disebut dengan masa refraktur absolut. Sedangkan masa refraktur relatif yaitu pada keadaan depolarisasi (voltage -55) bisa dirangsang kembali, tetapi dengan rangsangan yang sangat besar. Besarnya amplitudo sangat dipengaruhi oleh kadar natrium pada ekstrasel, sedangkan besarnya potensial membran istirahat ditentukan oleh kadar kalium. Rangsangan yang dapat menimbulkan repolarisasi tetapi tidak dapat mencapai fireing level disebut dengan rangsang bawah ambang. Sedangkan rangsangan yang dapat menimbulkan repolarisasi dan mencapai fireing level disebut rangsang ambang dan rangsang atas ambang.1,3

19

Kesimpulan Dari keseluruhan pembahasan membuktikan bahwa hipotesis pada saat diskusi benar, yaitu bahwa kembung terjadi pada saat jaga malam karena adanya gangguan dari hantaran impuls saraf dan gangguan dari irama sirkadian

20

Anda mungkin juga menyukai