Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Flavonoid merupakan kandungan khas tumbuhan hijau dengan mengecualikan alga dan hornwort, Flavonoid sebenarnya terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, nectar, bunga, buah buni, dan biji. Hanya sedikit saja catatan yang melaporkan adanya flavonoid pada hewan, misalnya dalam kelenjar bau berang-berang, propolis (sekresi lebah), dan di dalam sayap kupu-kupu; itu pun dengan anggapan bahwa flavonoid tersebut berasal dari tumbuhan yang menjadi makanan hewan tersebut dan tidak disimbiosis di dalam tubuh mereka.

Indonesia juga diketahui memiliki kekayaan keanekaragaman hayati terbesar di dunia dengan lebih kurang 30.000 jenis tumbuh-tumbuhan berikut biota lautnya. Dari sekian besar jumlah tersebut baru sekitar 940 species yang diketahui berkhasiat terapautik (mengobati) melalui penelitian ilmiah dan hanya sekitar 180 spesies diantaranya yang dimanfaatkan dalam temuan obat tradisional oleh industri obat tradisional Indonesia. (Arif, Hariana, 2004).

Hal ini disebabkan karena pemanfaatan tumbuhan di Indonesia untuk mengobati suatu penyakit biasanya hanya berdasarkan pengalaman empiris yang diwariskan secara turun-menurun tanpa disertai data penunjang yang memenuhi persyaratan. (Harmanto, 2001).

Bertitik tolak dari sumber bahan alam hayati ini, yang mempunyai peranan penting didalam penyediaan senyawa-senyawa kimia dalam bidang obat-obatan maka pemerintah menghimbau para ahli untuk meningkatkan penelitiannya dalam bidang tersebut, hal ini merupakan suatu tantangan bagi para ahli untuk melibatkan diri dalam penelitian senyawa-senyawa baru yang dihasilkan dari tumbuh-tumbuhan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai tumbuhan obat adalah tumbuhan mahkota dewa (P. macrocarpa Boerl.). Tanaman ini merupakan salah satu tanaman tradisional Indonesia yang masih belum memiliki acuan informasi yang lengkap, baik dari segi fitokimia maupun dari segi farmakologi guna dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai salah satu bentuk pengobatan alternatif. (Harmanto, 2001). Mahkota dewa mengandung antihistamin alkaloida, sebab daun maupun buahnya agak pahit, mengandung senyawa triterpen, saponin dan polifenol (lignan). Kulit buahnya juga mengandung alkaloida, triterpen, saponin dan flavonoida. (Gotama, dkk, 1999).

Tumbuhan mahkota dewa (P. macrocarpa Boerl.) tumbuh tegak dengan tinggi 1-2,5 m, tanaman ini bisa ditemukan ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias atau di kebun-kebun sebagai tanaman peneduh. Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun, daging, dan kulit buahnya (Dalimartha, 2004).

Manfaat buah mahkota dewa telah diketahui oleh sebagian masyarakat, tetapi belum banyak yang mengetahui kegunaan dari daunnya, padahal daun mahkota dewa dapat dihasilkan sepanjang tahun sedangkan buahnya tidak berbuah sepanjang tahun dan buahnya dapat digunakan setelah masak atau berwarna merah. Khasiat dari daun tumbuhan mahkota dewa dapat mengobati penyakit seperti: kanker, tumor, diabetes (kencing manis), pembengkakan prostad, asam urat, darah tinggi (hypertensi), reumatik, batu ginjal, hepatitis, dan penyakit jantung. (Harmanto, 2001).

Dari uraian diatas dan berdasarkan literatur mengenai fungsi buah tumbuhan mahkota dewa sebagai obat tradisional dari berbagai penyakit maka penulis merasa tertarik untuk mengisolasi senyawa flavonoida dari buah tumbuhan mahkota dewa.

1.2 Permasalahan

Permasalahan dalam penelitan ini adalah bagaimana cara mengisolasi senyawa flavonoida yg terdapat dalam buah mahkota dewa (P. Macrocarpa Boerl.)

Universitas Sumatera Utara

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi senyawa flavonoida dari daging buah mahkota dewa (P. macrocarpa Boerl.).

1.4 Manfaat penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah dalam bidang kimia bahan alam hayati dan farmasi dalam upaya pemanfaatan senyawa flavonoida dari daging buah mahkota dewa ( P. macrocarpa Boerl.)

1.5 Lokasi penelitian

Buah mahkota dewa diperoleh dari daerah Perumnas Simalingkar Medan, Sumatera Utara. Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Organik Bahan Alam FMIPA USU. Analis Spektrofotometer UV-Visible, Spektrofotometer Infra Merah (FT-IR), dan Spektrofotometer Resonansi Magnetik Inti Proton (1H-NMR), dilakukan di Pusat Penelitian Kimia LIPI, Serpong-Tangerang.

1.6 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, isolasi senyawa flavonoida dilakukan terhadap daging buah mahkota dewa berupa serbuk halus yang kering sebanyak 1170 g. Tahap awal dilakukan uji skrining fitokimia untuk senyawa flavonoida, yaitu dengan menggunakan pereaksi FeCl3 1%, NaOH 10%, Mg-HCl dan H2SO4(p). Tahap isolasi yang dilakukan : - Ekstraksi Maserasi - Ekstraksi Partisi - Analisis Kromatografi Lapis Tipis - Analisis Kromatografi Kolom

Universitas Sumatera Utara

- Rekristalisasi - Analisis Kristal Hasil Isolasi Analisis kristal mencakup Kromatografi Lapis Tipis, Pengukuran titik lebur dan identifikasi dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Visible,

Spektrofotometer Infra Merah (FT-IR), dan Spektrofotometer Resonansi Magnetik Inti Proton (1H-NMR).

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai