Anda di halaman 1dari 3

4.2.

Pembahasan Berdasarkan skenario diatas, Pak Andi yang berusia 73 tahun, mengalami keluhan sakit

pada gigi geraham bawah kiri dan sudah berlangsung selama 2 hari ini dan sering kambuh secara berkala. Gigi yang sakit terjadi karena mengalami karies yang sudah berlangsung lama dan tidak mendapatkan perawatan segera sebelum karies bertambah besar dan menimbulkan sakit seperti yang saat ini terjadi. Lalu anak Pak Andi membawa ke praktek dokter gigi untuk dilakukan pencabutan pada gigi yang sakit tersebut. Disamping itu, anak Pak Andi menyatakan bahwa Bapaknya sudah sering linglung dan penderita Diabetes Mellitus. Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh rusaknya sel-sel langerhans yg terdapat di organ pankreas sehingga menyebabkan ketidakseimbangan hormon insulin dalam tubuh yang berakibat kadar gula dalam darah menjadi tinggi. Insulin dibutuhkan tubuh untuk membantu metabolisme gula darah hingga menjadi energi atau disimpan di hati dan otot sebagai cadangan energi. Jika kadar insulin dalam tubuh sedikit atau tidak ada,maka metabolisme gula darah menjadi energi akan terhambat,akibatnya kadar gula darah yang seharusnya diubah menjadi energi dalam tubuh menjadi meningkat. Kadar gula dalam darah penderita diabetes saat puasa adalah lebih dari 126 mg/dl dan saat tidak puasa atau normal lebih dari 200 mg/dl. Sedangkan pada orang normal kadar gulanya berkisar 60-120 mg/dl. Dalam hal ini, seorang dokter gigi harus melakukan tindakan kepraktikan sesuai Standard Operational Procedure (SOP). Seorang dokter gigi harus melakukan anamnese dengan baik, kemudian melakukan pemeriksaan untuk mendukung menetapkan diagnosa dan terapi yang tepat untuk pasien tersebut. Adapun pemeriksaan yang dilakukan, yaitu pemeriksaan intra oral, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Dari pemeriksaan intra oral, didapati gigi geraham bawah kiri sakit, pemeriksaan fisik, didapati pasien sering linglung dan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan kadar gula darah pasien tersebut. Dalam skenario ini, dokter gigi akhirnya melakukan pencabutan gigi terhadap Pak Andi. Pencabutan gigi yang dilakukan dokter gigi terhadap Pak Andi sudah penuh pertimbangan. Pada saat pemeriksaan tekanan darah didapati tekanan darah pasien normal dan pemeriksaan gula darah didapati kadar gula darah pasien terkontrol dengan baik, maka dokter gigi tersebut dapat

melakukan tindakan pencabutan gigi dengan memperhatikan aspek sebelum tindakan dilakukan dan sesudah pencabutan gigi dilakukan. Pada saat sebelum pencabutan gigi dilakukan, sebaiknya pasien diberi obat antibiotik sebagai profilaksis dan bahan anastesi yang digunakan mengandung bahan nor adrenaline untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan pada saat tindakan pencabutan gigi berlangsung. Pada saat sesudah pencabutan gigi dilakukan, maka dokter gigi memberikan resep obat terhada pasien untuk dikonsumsi selama 3 hari, antara lain: R/ Ciprofloxacin tab mg 500 No.VI S2 dd tab I (p.c.) R/ Kaflam cap mg 50 No. IX S3 dd cap I (p.c.)

R/ Vicee 500 tab mg 500 No. III S1 dd tab I (p.c.) Pro : Andi Umur : 73 tahun

Obat-obat yang diberikan berupa antibiotik, analgetik, anti inflamasi dan vitamin C untuk membantu proses pemulihan setelah pencabutan gigi dilakukan. Obat antibiotik yang diberikan yaitu Ciprofloxacin dengan komposisi ciprofloxacin yang dapat mengurangi infeksi saluran napas, saluran gastrointestinal, THT, Kulit dan jaringan lunak. Obat antibiotik ini yang diberikan kepada pasien yaitu dalam bentuk sediaan tablet dengan dosis dewasa 500 mg sebanyak 2 x sehari sesudah makan selama 3 hari (MIMS, 2012). Obat analgetik dan anti inflamasi yang diberikan yaitu Kaflam dengan komposisi berupa diclofenac K. yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri inflamasi setelah trauma, pembedahan. Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) yang diberikan kepada pasien, yaitu dalam bentuk sediaan kapsul dengan dosis dewasa sebesar 50 mg sebanyak 3 x sehari selama 3 hari (MIMS, 2012).

Vitamin yang diberikan yaitu, Vicee dengan komposisi Ascorbic acid 250 mg dan Na ascorbate 281.25 mg yang dapat digunakan untuk mencegah dan mengobati defisiensi vitamin C, terutama dalam masa pemulihan dari sakit, mencegah sariawan dan mengobati perdarahan gusi. Obat vitamin ini tersedia dalam bentuk tablet dengan dosis dewasa 1-2 tablet/ hari (MIMS, 2012). Pada penderita diabetes melitus,akan lebih rentan terserang infeksi dikarenakan kadar gula dalam darahnya yang tinggi sehingga menjadi media yang baik untuk tumbuhnya bakteri. Berdasarkan alasan itulah, penderita diabetes melitus disarankan untuk menunda pencabutan gigi apabila kadar gula darah dalam tubuhnya masih tinggi atau belum terkontrol. Akibat yang ditimbulkan bila pencabutan gigi dilakukan pada saat kadar gula darah tinggi antara lain : 1. Terjadinya infeksi pasca pencabutan pada daerah bekas pencabutan. 2. Terjadinya sepsis atau peningkatan jumlah bakteri dalam darah. 3. Terjadinya perdarahan yang terus menerus akibat infeksi pasca pencabutan.

Oleh karena alasan tersebut di atas,maka biasanya dokter gigi menunda pencabutan gigi pada penderita diabetes melitus yang tidak terkontrol. Namun, dengan melakukan anamnese, pemeriksaan yang baik serta mempertimbangkan hal-hal yang tidak diinginkan sebelum dan sesudah pencabutan gigi dilakukan, maka pada penderita Diabetes Mellitus yang terkontrol dapat dilakukan tindakan pencabutan gigi seperti yang terjadi di skenario.

Anda mungkin juga menyukai