Anda di halaman 1dari 25

Stratification of Marine Ecosystem, Termocline, and Up-Welling

8th Group IMANITA HARISSUDIN MASRUR (090210103072)

SUB MATERIAL

Stratification of Marine Ecosystem A. Marine Ecology Sea was a major force in shaping the conditions of life on land and in fresh water as well.

Marine Biota
Marine habitats are divided into: 1. According to the depth 2. According to the horizontal surface

According to depth, marine ecosystem devided be:

According to the horizontal surface area, from the waterfront to the center, the sea is distinguished as follows:
Epipelagik (200 m) Mesopelagik (200- 1000 m). The example animal is like shark.

Batiopelagik (200-2.500 m). The example animal is like


octopus. Abisal pelagik (4.000m) Hadal pelagik (lebih dari 6.000 m).

Organism that in Pelagic zone:

Ikan-ikan yang terdapat di kedalaman laut:


Argyropelecus

Binatang bentik yang terdapat di laut dalam :


Odostomia

Organisme yang terdapat di zona neritik laut :


Alaria

2. Termocline
Berasal dari kata Thermocline, yang merupakan gabungan dua kata, Thermal berarti panas dan cline adalah areal (daerah ) di mana terjadi perubahan pesat.

Termoklin adalah lapisan di perairan di mana terjadi


perubahan suhu yang cepat pada arah kedalaman atau

vertikal, lapisan ini merupakan lapisan transisi antara


lapisan permukaan dengan lapisan dalam perairan.

Stratifikasi air terjadi ketika air yang tinggi dan salinitas rendah (halocline), oksigenasi (chemocline), kerapatan (pycnocline), suhu (termoklin), Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termocline. membentuk lapisan yang berfungsi sebagai penghalang pencampuran air.

Termocline

Penyebab Lapisan Termocline


Lapisan termoklin dapat terbentuk karena adanya proses pemanasan oleh surya dan proses pengadukan di lapisan permukaan oleh angin. Adanya proses pemanasan tersebut mengakibatkan adanya perbedaan gradien suhu, mulai dari permukaan laut hingga batas bawah di mana energi surya menghilang. Akibatnya, suhu di permukaan laut menjadi titik suhu paling tinggi, lalu makin menurun secara teratur dengan bertambahnya kedalaman. Sedangkan suhu di lapisan dalam perairan tidak berubah banyak, karena tidak ada sumber panas yang memanasi lapisan ini.

3. Up-Willing
Suatu proses penting yang disebut penaikan air (upwelling) terjadi di mana angin secara tetap menggerakkan permukaan air menjauhi lereng pantai yang terjal, dan membawa ke permukaan air dingin yang kaya zat hara yang telah terkumpul di tempat dalam. Proses Up-willing Angin menyebabkan pergerakan arus secara vertikal disamping arus permukaan secara horisontal. Untuk memahami pergerakan air secara vertikal tersebut, kita harus tinjau Spiral Ekman. Coastal Upwelling Coastal upwelling terbentuk ketika air di permukaan tersebut digantikan oleh air dari lapisan dalam yang naik di sepanjang pantai (Tom Garrison, 1993).

Proses Coastal Upwelling (Apollo.lsc.vsc.edu).

Up-Welling

Fenomena Upwelling yaitu penaikan massa air laut dari suatu lapisan dalam ke lapisan permukaan. Gerakan naik ini membawa serta air yang suhunya lebih dingin, salinitas tinggi, dan zat-zat hara yang kaya ke permukaan (Nontji, 1993). Dalam proses upwelling ini terjadi penurunan suhu permukaan laut dan tingginya kandungan zat hara dibandingkan daerah sekitarnya. Tingginya kadar zat hara tersebut merangsang perkembangan fitoplankton di permukaan. Karena perkembangan fitoplankton sangat erat kaitannya dengan tingkat kesuburan perairan, maka proses air naik selalu dihubungkan dengan meningkatnya produktivitas primer di suatu perairan dan selalu diikuti dengan meningkatnya populasi ikan di perairan tersebut. (Pariwono et al, 1988 dalam Presetiahadi, 1994).

Mekanisme up welling

Daerah air naik (upwelling) di Indonesia

Sinking
Fenomena sinking merupakan proses kebalikan dari upwelling, yaitu gerakan air yang tenggelam ke arah bawah di perairan pantai.

Pola migrasi vertikal

Migrasi nokturnal

Migrasi twilight

Migrasi reverse

Anda mungkin juga menyukai