Anda di halaman 1dari 13

Modul 12 DAN 13 ANALISIS. BISNIS DAN STUDI. KELAYAKAN USAHA.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Agar mahasiswa mampu untuk : 1. Memahami arti penting studi kelayakan usaha bagi kegiatan bisnis. 2. Melaksanakan studi kelayakan usaha bagi perintisan usaha/bisnis baru 3. Melakukan evaluasi terhadap bisnis yang akan dirintis 4. Mengambil berbagai keputusan penting dalam berusaha/berbisnis. MATERI YANG DIBAHAS : 1. Arti penting Studi Kelayakan Bisnia 2. Proses dan tahap Studi Kelayakan 3. Analisis Kelayakan Bisnis 4. Kriteria Investasi 5. Penyusunan Studi Kelayakan Bisnis 6. Evaluasi dan Persiapan Bisnis Baru Materi 1. ARTI PENTING STUDI KELAYAKAN BISNIS Bagi setiap bisnis yang akan dimulai/dikembangkan, terlebih dahulu harus diadakan penelitian secara cermat agar diperoleh jawaban apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan tersebut mampu menghasilkan keuntungan yang siginifikan atau tidak. Bila mampu memberikan keuntungan yang signifikan , apakah hal itu dapat diperoleh secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama. Suatu kegiatan bisnis bisa saja layak dari sudut pandang teknis, namun bila ditinjau dari segi ekonomi/finansial dan sosial ternyata kurang memberikan manfaat. Sehubungan dengan itu ada dua studi/ analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui layak/tidaknya suatu bisnis untuk dimulai /dikembangkan, yaitu : (1) Studi kelaykan usaha/bisnis (Feasibility study of businesses) (2) SWOT Analysis.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Susetya Hadi

KEWIRAUSAHAAN

Studi Kelayakan bisnis adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu rencana bisnis untuk dilaksanakan sehingga mampu memberikan keuntungan yang signifikan secara terus-menerus. Pada dasarnya studi ini membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis berdasarkan berbagai macam aspek seperti aspek pasar dan pemasaran, teknis dan teknologis, ekonomi social, manajemen, legal, lingkungan dan financial. Hasil studi kelayakan bisnis , pada prinsipnya antara lain dapat digunakan untuk : 1. Merintis usaha baru, baik dalam upaya memproduksi dan atau memasarkan barang ataupun jasa 2. Mengembangkan usaha yang sudah ada (menambah kapasitas pabrik, memperluas skala usaha, mengganti peralatan mesin, dll. ) 3. Memilih jenis usaha atau investasi yang paling menguntungkan diantara alternatif yang ada. Dalam pada itu pihak yang berkepentingan serta memerlukan hasil studi kelayakan usaha antara lain : 1. Pihak owner. Memulai bisnis ataupun mengembangkan bisnis yang sudah ada jelas memerlukan pengorbanan pengorbanan yang tidak sedikit dan selalu dihadapkan pada adanya ketidak pastian.. Dalam kewirausahaan studi kelayakan bisnis sangat penting untuk dilakukan, agar kegiatan bisnisnya tidak mengalami kegagalan dan mampu memberikan keuntungan sepanjang masa. Demikian pula halnya bagi penyandang dana yang memerlukan persyaratan tertentu seperti halnya bankir, investor dan pemerintah. Dalam hal ini studi kelayakan berfungsi sebagai laporan, pedoman dan bahan pertimbangan dalam merintis usaha, mengembangkan usaha, melalukan investasi baru, dengan demikian bisnis yang akan diterjuni oleh wirausaha maupun pihak2 lain yang berkepentingan memang meyakinkan. 2. Pihak investor dan penyandang dana. Bagi kelompok ini studi kelayakan bisnis penting untuk memilih jenis investasi yang paling menguntungkan dan sebagi jaminan atas modal yang dipinjamkan ataupun ditanamkan. Apakah investasi yang dilakukannya memberikan jaminan return on investment yang memadai atau tidak. Oleh investor, studi kelayakan sering digunakan sebagai bahan pertimbangan layak tidaknya investasi dilakukan.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Susetya Hadi

KEWIRAUSAHAAN

3. Pihak masyarakat dan pemerintah. Bagi masyarakat studi kelayakan sangat diperlukan terutama sebagai kajian apakah usaha yang didirikan/dikembangkan dapat memberi manfaat bagi masyarakat sekitarnya atau justru merugikan. Bagi pemerintah penting untuk mempertimbangkan penerbitan ijin usaha atau penyediaan fasilitas dasar lainnya. Materi 2. PROSES DAN TAHAP STUDI KELAYAKAN. Langkah2 yang dilakukan dalam studi kelayakan bisnias mencakup : 2.1 Tahap penemuan ide atau perumusan gagasan. Pada tahap ini wirausaha menemukan ide untuk merintis usaha barunya, dimana ide tsb selanjutnya dirumuskan dan di identifikasi. 2.2 Tahap memformulasikan tujuan. Ini merupakan tahap perumusan visi dan misi bisnis. Apakah mempunyai misi untuk menciptakan produk yang sangat diperlukan masyarakat sepanjang waktu ataukah menciptakan keuntungan yang langeng. Hal2 semacam ini semuanya dirumuskan dalam bentuk tujuan. 2.3 Tahap analisis. Disini mencakup penelitian yang merupakan proses sistematis yang dilakukan untuk membuat suatu keputusan ,apakah rencana bisnis tsb layak dilaksanakan atau tidak. Tahapan ini dimulai dengan kegiatan puldata, mengolah, menganalisis dan menarik kesimpulan yaitu apakah ataukah no go. Adapaun aspek2 yang perlu dicermati/diamati pada tahap analisis ini mencakup : (1) Aspek pasar dan pemasaran ( produk yang akan dipasarkan, peluang pasar, S & D , harga, segmentasi pasar, target market, ukuran pasar, perkembangan pasar, struktur pasar, strategi bersaing dll). (2) Aspek teknis dan teknologis/ produksi operasi ( lokasi, gedung bangunan, mesin dan peralatan, bahan baku, bahan pembantu, bahan tambahan, TK, metode produksi, lay out pabrik dll). rencana proyek/kegiatan bisnis tsb go

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Susetya Hadi

KEWIRAUSAHAAN

(3) Aspek Manajemen (struktur organisasi, pengelolaan, kepemilikan dll) (4) Aspek Ekonomi (peran serta terhadap GDP, penyerapan TK, devisa dll) (5) Aspek Yuridis (bentuk perusahaan dll) (6) Aspek lingkungan (sejauh mana dampaknya terhadap lingkungan) (7) Aspek finansial (sumber dan penggunaan dana, proyeksi biaya dan pendapatan, proyeksi profit, proyeksi cash flow, proforma laporan keuangan). 2.4 .Tahap Keputusan. Setelah dievaluasi, dipeljari, dianalisis, dan hasilnya meyakinkan, maka langkah berikutnya adlah tahap penambilan keputusan, apakah rencana bisnis tsb layak untuk dilaksanakan ataukah tidak layak. Karena merupakan keputusan bisnis, maka didasarkan pada kriteria investasi seperti Pay Back Periode, NPV, IRR dsb.nya.

Materi 3. ANALISIS KELAYAKAN BISNIS. Seperti telah dikemukakan bahwa untuk mengetahui layak/tidaknya suatu rencana bisnis teerlebih dulu perlu dilakukan analisis terhadap aspek2 berikut : 3.1 Aspek Pasar dan Pemasaran Agar analisis dapat dilakukan dengan sebaik2nya terlebih dulu harus melakukan penelitian secara cermat berbagai macam data dan informasi berkenaan dengan pasar dan pemasaran, seperti : (1) Need & want consumer. Mencakup jenis produk dan jumlah, daya beli, kapan dibutuhkan, S & D, dll. (2) Market segmentation Apakah berdasarkan geografis, demografis, atau cara yang lainnya. (3) Target market Mencakup berapa prediksi jumlah target yg akan diraih, keloyalan thd produk dll (4) Added Value.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Susetya Hadi

KEWIRAUSAHAAN

Perlu diketahui sejauh mana nilai tambah produk pada setiap mata rantai pemasaran mulai dari pemasok/produsen sampai ke konsumen akhir, dengan demikian nilai tambah bisnis akan diketahui tinggi atau rendah. (5) PLC (hal ini akan mempengaruhi mktg strategi yang akan diambil). (6) Struktur pasar. Apakah pasar produk yang akan dihasilkan tergolong pasar persaingan sempurna ataukah pasar tidak sempurna (seperti pasar monopoli, oligopoli dan monopolistik). (7) Persaingan dan strategi bersaing. Harus dianalisis apakah tingkat persaingan nya tinggi atau rendah, jika tinggi berarti peluang nya rendah dan sebaliknya. Wirausaha harus membandingkan keunggulan pesaing, ditinjau dari strategi produk, strategi harga, strategi jaringan distribusi serta strategi promosi, apakah keseluruhannya mempunyai keunggulan. Bagaimana tingkat teknologinya?. Bila ternyata pesaingyang unggul, berarti bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan mempunyai posisi yang lemah dalam persaingan. (8) Ukuran pasar Ukuran pasar dapat dianalisis dari volume penjualan, dimana bila volume penjualan tinggi dan daya beli yang tercermin dari pendapatan perkapita yang tinggi serta jumlah penduduknya banyak, berarti pasar tsb. potensial. (9) Pertumbuhan pasar. Pertumbuhan pasar ini dapt dianalisis dari pertumbuhan penjualan, bila mampu tumbuh 20 % atau lebih berarti pasar tsb potensinya tinggi. (10) Laba kotor. Apakah perkiraan margin laba kotor tinggi ataukah rendah, bila angkanya 20 % atau lebih berarti pasar potensial (11) Pangsa pasar Dalam hal ini dapat dianalisis dari selisih jumlah barang dan jasa yang diminta dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Bila pangsa pasar menurut proyeki meningkat bahkan dalam kurun waktu lima tahaun dapat mencapai 40 %, berarti rencana bisnis tsb mempunyai peluang pangsa pasar yang tinggi. Selanjutnya bila aspek pasar dan pemasaran menunjukan hasil yang layak, maka analisis berikutnya adalah aspek teknis dan teknologis/produksi operasi

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Susetya Hadi

KEWIRAUSAHAAN

3.2 Analisis aspek produksi-operasi. Berkenaan dengan ini ,yang perlu dinalisis antara lain : (1) Lokasi produksi/operasi Dalam hal ini perlu dipertimbangkan kedekatan ke pemasok, ke konsumen, ke alat transportasi, atau diantara ketiganya. (2) Volume produksi/operasi. Volume produksi/operasi harus relevan dengan potensi pasr dan prediksi permintaan, sehingga tidak terjadi kelebihan ataupun kekurangan kapasitas produksi. (3) Mesin dan peralatan. Mesin dan peralatan harus sesuai dengan perkembangan teknologi masa kini dan yang akan datang, serta harus disesuaikan dengan jumlah produksi agar tidak terjadi kelebihan kapasitas. (4) Bahan baku,bahan pembantu, bahan tambahan. Bahan2 ini berikut sumber atau supply nya harus cukup tersedia sesuai dengan kebutuhan sehingga biaya bahan menjadi lebih efisien. (5) Tenaga kerja Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan dan bagaimana kualifikasinya harus jelas. Hal ini harus disesuaikan dengan keperluan kualifikasi pekerja an untuk menyelesaikan pekerjaan tsb agar lebih cepat, lebih tepat dan lebih efisien. (6) Lay out Merupakan tata ruang atau tata letak berbagi fasilitas operasi. Lay out harus tepat sehingga proses menjadi praktis dan efisien. Bila aspek pemasaran dan produksi operasi hasilnya layak, analisis berikutnya adalah berkenaan dengan aspek manajemen. 3.3 Analisis aspek manajemen. Dalam hal ini ada beberp unsur yang harus dianalisis, yaitu : (1) Kepemilikan Apakah unit bisnis yang akandidirikan milik pribadi (perseorangan) ataukah milik bersama (CV,PT). Perlu dikaji apa keuntungan dan kerugian dari unit jam kerja dan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Susetya Hadi

KEWIRAUSAHAAN

bisnis yang akan kita pilih tsb.Tentunya akan dipilih yang tidak berisiko tinggi dan yang menguntungkan. (2) Organisasi Perlu dipilih /ditentukan apakah bentuk organisasi lini, staf, lini dan staf ,atau bentuk yang lainnya. (3) Tim manajemen. Apakah bisnis akan dikelola sendiri ataukah melibatkan orang lain secara profesional. Hal mana antara lain tergantung pada skala usaha dan kemampuan yang dimiliki wirausaha. (4) Karyawan Karyawan harus disesuikan dengan jumlah kwalifikasi dan kwalitas sesuai dengan yang diperlukan Analisis berikutnya adalah analisis ekonomi, sosial, politik. 3.4 Analisis aspek ekonomi, sosial, politik Dalam hal ini yang perlu diperhatikan dan dianalisis mencakup : (1) Sejauh mana peran serta rencana bisnis ini terhadap penyerapan TK, Penambahan /penghematan devisa, PDB, dimanfaatkannya sumberdya lokal, serta multiplier effect lainnya. (2) Perlu dianalisis bagaimana kondisi sosial akan saling mempengaruhi rencana bisnis, misal informasi mengenai perusahaan sebagai lembaga sosial, perubahan kondisi sosial yang kompleks dan peran perusahaan dlam masyarakat yang pluralistik. (3) Perlu juga dianalisis bagaimana aspek politik akan berpengaruh terhadap rencana bisnis. Apabila hasil analisisnya menunjukan bahwa rencana bisnis ini layak, maka analisis akan berlanjut ke aspek lingkungan dan yuridis. 3.5 Aspek lingkungan hidup dan aspek yuridis. Dalam hal ini yang perlu dianalisis dan mendapat perhatian mencakup : (1) Apakah secara lingkungan hidup seperti udara dan air, rencana bisnis ini layak ataukah tidak layak. Untuk itu harus dilengkapi dengan laporan wajib AMDA, yang mencakup 5 dokumen yaitu PIL (Penyajian informasi lingkungan), KA (kerangka acuan), ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan),

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Susetya Hadi

KEWIRAUSAHAAN

RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan) dan RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan) (2) Apakah secara yuridis rencana bisnis ini layak ataukah tidak layak. Untuk itu perlu pengkajian ataupun analisis terhadap bentuk perusahaan, identitas pelaksana bisnis, bisnis apa yang dikerjakan, waktu pelaksanaan dan tempat kegiatan operasionalnya, yang keseluruhannya dianalisis berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Apabila analisis aspek lingkungan hidup dan yuridis ternyata layak, maka analisis selanjutnya adalah analisis aspek finansial. 3.6 AnalisisAspek finansial Analisis aspek finansial ini mencakup berbabgai komponen berikut : (1) Kebutuhan dana Dalam hal ini terdiri dari dana untuk keperluan aktiva tetap, modal kerja ataupun pembiayaan awal. (2) Sumber dana. Sumber dana disini bisa dari sumber internal (modal disetor, laba ditahan) dan bisa juga sumber eksternal (pinjaman, obligasi) (3) Proyeksi laporan keuangan. Terdiri dari proyeksi neraca, proyeksi Laba Rugi dan proyeksi perubahan modal, yang biasanya dibuat setiap yahun selama umur ekonomis proyek. (4) Proyeksi aliran kas (cash flow) Dengan mencermati aliran kas akan dapat dilihat kemampuan perusahaan untuk melaksanakan kewajiban2 keuangannya. Dapat dirinci menjadi 3 jenis aliran kas, yaitu : (a) Aliran kas masuk (cash in flow), yang merupakan penerimaan dari hasil penjualan atau pendapatan (b) Aliran kas keluar (cash out flow), yaitu berupa pembiayaan/pengeluaran termasuk untuk bayar bunga dan pajak. (c) Aliran kas masuk bersih (net cash in flow), yaitu merupakan selisih netto dari aliran kas masuk dan aliran kas keluar ditambah dengan penyusutan, dengan diperhitungkan bunga setelah pajak. Secara formula dapat dirumuskan :

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Susetya Hadi

KEWIRAUSAHAAN

Aliran kas masuk bersih = Laba setelah pajak + penyusutan + (1 tarif pajak) bunga Materi 4. KRITERIA INVESTASI Untuk mengetahui layak tidaknya suatu investasi /rencana bisnis , antara lain dapat digunakan empat kriteria, yaitu metode Pay Back Periode, NPV , IRR , dan Probability Index. 4.1 Pay Back Periode. Pay back periode ini sangat penting untuk mengetahui/menghitung jangka waktu pengembalian modal. Semakin cepat pay back periode nya akan semakin baik baik bisnis tsb. Jadi pay back periode adalh periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi. Rumus yang digunakan : Nilai investasi Pay back periode = --------------------x 1 tahun Kas masuk bersih Contoh : Suatu perusahaan menanamkan modalnya dalam bentuk investasi sebesar Rp 24 juta, dan dari investasi ini diperoleh keuntungan setelah pajak sebesar Rp 5 juta. Bila depresiasi sebesar Rp 3 juta, maka pay back periode nya adalah : Investasi EAT Depresiasi Aliran kas masuk 24.000.000,Pay back periode = ----------------- x 1 tahun = 3 tahun 8.000.000 Perlu dicatat bahwa perhitungan payback periode ini mengandung karena tanpa memperhatikan time value of money. kelemahan Rp 5.000.000,Rp 3.000.000,-----------------Rp 8.000.000,Rp 24.000.000,-

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Susetya Hadi

KEWIRAUSAHAAN

Kita ketahui bahwa suatu bisnis memiliki keuntungan ekonomi bila : Profit = TR - TC > 0 atau TR TC Dimana : TR = Bt = penerimaan total Tahunan (aliran kas per tahun pada periode t ). TC = Co + Jml Ct = Io = biaya tahunan.. Co Ct = biaya tetap awal = biaya variable. Jml Bt >0 (Co + Ct)

Profit = Bt - (Co + Jml Ct) > 0 atau Profit = ------ = ---------

Dalam perhitungan keuntungan seperti diatas, masih terdapat kelemahan sebab tidak memasukkan unsure waktu dan unsure rate of interest atau rate of return. Rate of interest atau rate of return ini adalah konsep periodic yang mengukur Return on Invesment (ROI). Untuk mengukur rate of interest biasanya digunakan bunga bank yang berlaku secara umum atau berdasarkan tingkat pengembalian kredit atraktif minimum yang diharapkan investor (MARR expected minimum attractive rate of return). 4.2 Kriteria NPV Rumus yang digunakandalam perhitungan NPV adalah :

Bt (1 + i)t

Ct )} atau ( 1 + i)t

NPV (i) = ( ) { (Co + (

NPV (t) = PF t (Bt) - PFt (Ct ) di mana t = 1,2,3..,n

Dimana : NPV = Net Present Value Bt = Benefit (aliran kas masuk pada periode t) i t t (1+i) = Discount factor = Interest rate = periode waktu

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Susetya Hadi

KEWIRAUSAHAAN

10

Contoh : Perusahaan konveksi di Bandung ingin menambah mesin jahit baru dengan biaya investasi awal sebesar Rp 40 juta. Umur ekonomis mesin diperkirakan 5 tahun. Dari pengolahan data dan proyeksi cash flow diperoleh : Tahun -----------0 1 2 3 4 5 Biaya total (Ct) Rp juta -----------------------------40 10 15 40 20 5 Penerimaan total (Bt) Rp juta ------------------------------0 20 25 80 60 40

Bila uang yang di investasikan tsb berasal dari pinjaman bank dengan bunga 18 % per tahun , apakah keputusan pembelian mesin baru tsb layak secara ekonomis ?

Jawab : Tahun (1) -------0 1 2 3 4 5 DF (2) --------1 0,8475 0,7182 0,6086 0,5158 0,4371 Ct (3) ------40 10 15 40 20 5 Bt (4) ------0 20 25 80 60 40 PV (Ct) (5)= (2) x (3) --------------40,00 8,47 10,77 24,34 10,32 2,19 PV (Bt) (6)= (2) x (4) 0 16,95 17,95 46,69 30,95 17,48 ---------------NPV (7)=(6) (5) - 40,00 8,48 7,18 22,35 20,63 15,29 ------------------------------

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Susetya Hadi

KEWIRAUSAHAAN

11

NPVt berdasarkan pertimbangan ekonomis. 4.3 Kriteria BENEFIT COST RATIO Rumus yang digunakan : (Bt/(1+i) t ) BCR (t) = ---- (Co + (Ct/(1+i) t ) Manfaat ekonomis diperoleh bila BCR > 1 Dari kasus diatas besar BCR adalah sebagai berikut : PV( Bt ) = 16,95 + 17,95 + 16,96 + 30,95 + 17,48 PV (Ct) = 40 BCR =

33,93.

Jadi karena NPV > 0 , maka pembelian mesin (investasi) untuk konveksi tsb. layak

= 130,02

+ 8,47 + 10,77 + 24,34 + 10,32 + 2,19 = 96,09

130,02/ 96,09 = 1,35

Karena nilai BCR > 1 maka investasi dalam mesin baru pada perusahaan konveksi layak secara ekonomis. Manfaat ekonomis dari pembelian mesin baru adalah 1,35 kali lebih besar dari nilai biaya total pada tingkat bunga 18,00 %. Hal ini berarti bahwa setiap Rp 1,- yang diinvestasikan akan memberikan hasil sebesar Rp 1,35 sehingga investasi tsb dapat dikatakan layak.

4.4 KRITERIA INTERNAL RATE OF RETURN (IRR) Ini merupakan suatu interest rate yang mengakibatkan nilai NPV menjadi = nol. . Rumus yang dipakai (dengan menggunakan interpolasi) adalah :

NPV1 IRR = DF1 + ---------------------- ( Selisih DF1 dengan DF2 ) ! NPV1+ NPV2 !

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Susetya Hadi

KEWIRAUSAHAAN

12

Dimana : DF1 DF2 NPV 1 NPV 2

= Discount factor 1 = Discount factor 2 = Net present value 1 = Net present value 2

Catatan : Agar hasil perhitungan IRR benar2 menunjukkan angka NPV sama dengan nol, maka seyogyanya angka NPV 2 harus negative mendekati nol. Dengan menggunakan kriteria IRR ini ,suatu rencana bisnis dianggap layak bila hasil perhitungan IRR angkanya menunjukan lebih besar dari cost of capital ataupun MARR (Minimum Atractive Rate of Return). Contoh soal : (dijelaskan di papan tulis dengan menggunakan kasus (soal) NPV diatas. 4.5 Analysis Kepekaan (Sencitivity Analysis) Analiasis ini umumnya digunakan untuk menguji sejauh mana kepekaan dari suatu rencana bisnis yang sudah dianggap layak terhadap adanya berbagai kemungkinan yang terjadi dimasa depan. Misalnya adanya kenyataan terjadinya perubahan (naiknya) harga 2 bahan pada saat pelaksanaan proyek/kegiatan bisnis atau juga adanya kemungkinan lebih rendahnya hasil penjualan produk yang dihasilkan bila dibandingkan dengan angka perkiraan/proyeksi. Apabila setelah diuji ,ternyata rencana bisnis tsb. tidak peka terhadap adanya perubahan seperti diatas maka rencana bisnis tsb memang prospektif dan layak untuk dilanjutkan, demikian sebaliknya.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Susetya Hadi

KEWIRAUSAHAAN

13

Anda mungkin juga menyukai