Anda di halaman 1dari 23

BAB 4 KOMPRESOR TORAK

4.1 Pendahuluan Kompresor torak - Reciprocating compressors (RC), banyak digunakan diindustri dengan berbagai ukuran dan jenisnya. Dayanya bervariasi mulai dari < 1 hp sd. 12.000 hp. Tekanan yang dihasilkan mulai dari low vacuums (pd sisi masuknya) hingga > 60.000 psig (kompresor khusus). RC terdiri dua kelompok, yaitu: - Mesin volume konstan dan - Mesin tekanan variabel.

Jenis ini adalah kompresor paling efisien dan bisa digunakan untuk penggunaan partial-load, atau reduced-capacity. Kompresor ini cenderung bergoyang, karena adanya: putaran yang tidak balance atau adanya gerak translasi torak. Karena itu perlu stabilisator, agar goyangan teredam. Kebutuhan kompresor ini tergantung pada: - Jenis dan - Ukuran kompresor. Krn kompresor memasok gas bersih, mk untuk semua penggunaan pd sisi masuk perlu adanya filter.

Kompresor ini sering tidak bisa mencegah cairan yang masuk melalui sisi masuk (seperti: cairan dalam gas, vapor) dengan baik, jika tidak akan terjadi kondensasi dalam silinder yang akan merusak pelumasan dan menyebabkan keausan. RC membangkitkan pulsating flow gas yang bisa merusak mesin. Untuk mengurangi masalah ini bisa digunakan pulsation dampers. 4.2 Proses Kerja Siklus kerja kompresor torak terdiri dari proses hisap dan tekan. Lihat gambar 4.1 sd. 4.4.

Exhaust valve mulai terbuka

Gambar 4.1 Langkah kompresi 1-2

Exhaust valve Terbuka penuh

Gambar 4.2 Langkah kompresi 2-3

Ttitik 1. Gambar 4.1. Pada titik ini, silinder terisi gas dengan tekanan sebesar p1 (tekanan atmosfir). Titik 1-2. Gambar 4.1. Gas dari tekanan p1 dikompresi hingga torak mencapai titik 2. Disini exhaust valve mulai terbuka. Ttitik 2-3. Gambar 4.2. Torak bergerak ke TMA, gas diisikan hingga tekanan p2. Gas terkompresi, ketika torak mencapai titik 2 maka discharge valve mulai terbuka hingga titik 3 (buka penuh).

Exhaust valve tertutup penuh

Inlet valve mulai terbuka


Inlet valve terbuka penuh

Gambar 4.3 Langkah hisap 3-4

Exhaust valve tertutup penuh

Inlet valve terbuka penuh Inlet valve terbuka penuh

Gambar 4.4 Langkah hisap 4-1

Titik 3-4. Gambar 4.3. Sedikit demi sedikit setelah titik 3, tekanan turun dan mencapai p4 pada titik 4. Disini p4 = p1. Selanjutnya adalah proses hisap titik 4-1. Titik 4-1. Gambar 4.4. Disini torak bergerak dari TMA menuju TMB. Selama perioda ini, inlet valve terbuka dan exhaust valve tertutup. Selama perioda ini juga adalah proses hisap 4-1 (gas masuk silinder dgn tekanan p1), adalah Proses Isobaris.

Kesimpulan: - Titik 1-2: Proses kompresi gas. - Titik 2-3: Proses kompresi, discharge valve terbuka. - Titik 3-4: Proses hisap dari p3 = p2 ke p4 = p1. - Titik 4-1: Proses hisap gas, p4 = p1. 4.3 Kapasitas kompresor Secara praktis, jumlah fluida pada sisi lepas kompresor sebanding dengan volume langkah torak. Karena fluida kompresibel adalah elastis, kapasitas kompresor bervariasi pada perubahan tekanan yang dihasilkan. Umpama dengan tekanan sisi

lepas lebih rendah daripada tekanan sisi masuk, maka secara praktis piston displacement sebanding dg volume langkah selama satu menit. 4.4 Piston Displacement (Pd) Untuk aksi kompresi silinder tunggal, maka piston displacement dihitung dengan rumus,
2 ___ D .(1) Pd = St x N x 4

Dalam hal ini:

St = Stroke (langkah) N = Putaran kompressor D = Diameter silinder Untuk aksi silinder ganda tanpa tail rod, adalah sebagai berikut:
2 d2) (2D __________ ...(2) Pd = St x N x 4

Tail rod adalah: batang tiruan yang keluar dari head end silinder (lihat gambar 4.5 berikut).

Gambar 4.5 Silinder dengan piston tail rod


Kegunaan tail rod adalah sebagai pressurebalance atau penstabil torak.

St = Stroke (langkah) N = Putaran kompressor D = Diameter silinder Untuk aksi silinder ganda tanpa tail rod, adalah sebagai berikut:
2 d2) (2D __________ ...(2) Pd = St x N x 4

Untuk aksi silinder ganda dengan tail rod, adalah sebagai berikut:

2 d2) 2 (D _________ .(3a) Pd = St x N x 4

Untuk aksi silinder tunggal dgn tail rod, adalah:


2 d2) (D Pd = St x N x _________ ..(3b) 4

4.5 Efisiensi Volumetris

Evt = 1 -

1/k 1 __ - 1 c .(4) f rp

Dalam hal ini: f = Perbandingan kompresibilitas lepas dgn kompresibilas masuk rp = Perbandingan tekanan c = percent celah (clearance) k = Eksponen isentropik

Sementara itu, efisiensi volumetris teoretis adalah 100% 100 % yang diperoleh dengan c = 0 (tanpa celah) Compressed Air and Gas Institute, merekomendasikan penggunaan pers. berikut (daripada pers. 4):

Evt = 0,97 -

1/k 1 __ - 1 c - L .(5) f rp

0,97 = karena tidak mungkin mengisi silinder secara sepurna L = Ditambahkan karena sebelumnya gas slip = 0,3 untuk mesin kompresor berpelumas = 0,7 untuk mesin kompressor tak berpelumas = Z2 : Z1 f

Kapasitas gas masuk silnder dihitung dengan,

Q1 = Ev x Pd ...(6)
4.6 Kecepatan Torak

PS = 2 x St x N ...(7)
Dalam hal ini PS = Piston speed (kecepatan torak). = Kompresor horizontal dengan silinder berpelumas, menggunakan 700 (fpm) = Kompresor horisontal tak berpelumas, menggunakan 600 (fpm).

= Kompresor vertikal berpelumas, menggunakan 800 fpm = Kompresor vertikal tak berpelumas, menggunakan 700 fpm 4.7 Temperatur Discharge Perbedaan entalphy Ha bisa ditulis sebagai berikut, Ha = h2 h1 Dalam hal ini, h2 = Enthapy discharge h1 = Enthalpy inlet

Atau

(7) Disini,

Dalam hal ini, R = 53,3 ft-lb/lboR k = 1,4

Temperatur discharge dihitung sebagai berikut,

(8) 4.8 Daya Kerja tiap tingkat dihitung dengan persamaan berikut: ..(9)
Dalam hal ini, w = Berat aliran tiap tingkat

Kemudian,

(10) Atau,
..(11) Persamaan ini berlaku untuk tiap tingkat.

Efisiensi kompresor reciprocating, ditunjukkan (gambar 4.6).

Gambar 4.6 Efisiensi kompresor reciprocating

Anda mungkin juga menyukai