Anda di halaman 1dari 3

Kalimat Pembuka dalam Menulis

15 APRIL 2011 ARIDHA PRASSETYA 21 COMMENTS

Sebenarnya saya mempunyai banyak sekali ide. Tetapi saya selalu kesulitan untuk memulai menulis. Saya kesulitan membuat kalimat pembuka. Itu adalah bagian dialog saya dengan seorang gadis asal Kalimantan melalui Yahoo! Messenger beberapa waktu lalu. Seperti biasanya, setiap keingintahuan yang terkait dengan hal ikhwal penulisan, selalu menggelisahkan saya. Selanjutnya, berupaya mencarikan alternatif jawabannya. Bagaimana membuat kalimat pembuka? Kita langsung masuk pada contoh saja ya? Biar lebih mudah. Satu misal, saya ingin menulis sebuah artikel tentang kebahagiaan. Bagaimana contoh implementasi kalimat pembukanya? Ada dua macam. Kita bisa mulai dengan bertanya atau dengan bercerita(memberikan deskripsi tentang sesuatu). A. Mulai dengan bertanya Bertanya kepada pembaca sama halnya dengan menciptakan kontak batin. Dampaknya sangat bagus. Perasaan pembaca menjadi lebih nyaman. Mengapa? Karena sejak awal, kita sudah mengundang mereka untuk terlibat akrab, masuk ke dalam topik/pesan yang sedang kita sampaikan. Bertanya tentang APA? Tentang keadaan pembaca: Pada tulisan yang sifatnya informal ringan, kita bisa menyapa/bertanya dengan kalimat bernada ceria, tentang keadaan pembaca. Misalnya:

Hai! Apa kabar? Saya yakin Anda sehat. Jika tidak, Anda tak mungkin berada di sini, bukan? Kali ini Anda dan saya sedang membahas tentang. Hai! Apakah Anda sedang bahagia hari ini? Atau gelisah? Sedih? Kecewa karena ditinggalkan oleh seseorang yang Anda cintai? Nah! Itulah topik tulisan hari ini, yang khusus saya persembahkan untuk Anda. Ya! Kebahagiaan. The happines, menurutpakar psikologi X, adalah. Tentang KATA KUNCI

Pernahkah Anda merasakan kesedihan yang mendalam? Kali ini, kita pasti sependapat bahwa kita tidak perlu membahas soal kesedihan. Mengapa? Sebab kesedihan hanya akan menimbulkan penderitaan. Pada kesempatan ini, Anda dan saya akan membahas lawan kata dari kesedihan dan penderitaan. Apakah itu? Ya! Kebahagiaan. Seperti kita ketahui, kebahagiaan adalah.

Kebahagiaan. Pernahkah Anda mengalami kebahagiaan yang sangat? Pernahkah Anda merasa sangat bahagia? Cobalah ingat-ingat momen itu! Apa yang sedang terjadi kepada Anda sehingga Anda merasakan kebahagiaan yang amat sangat itu? B. Mulai dengan bercerita/deskripsi Kita bisa mengawali tulisan dengan bercerita. Cerita atau deskripsi itu bisa berupa kisah kejadian yang menjadikan kita merasa harus menuliskan topik tersebut. Lalu kita fokuskan kepada kata kunci atau topik yang akan kita tulis atau bahas. Berikut contohnya:

Kira-kira sebulan lalu, saya bertemu seorang sahabat lama. Sejak perpisahan SMA itu, sudah dua tahun kami tidak saling bertemu. Namanya Sutia. Saya hampir tak mengenalinya, sebab wajah dan sosoknya berubah drastis. Dulu ia adalah gadis tercantik di kelas kami. Tidak hanya cantik, tetapi ia juga pintar, cerdas, ramah, pandai bergaul dan selalu ceria. Keadaan yang saya lihat waktu itu adalah sebaliknya. Saya merasa ada sesuatu yang aneh. Badannya kurus. Rambut dan mukanya pun kusam. Sepertinya ia tidak lagi suka merawat dirinya. Ketika saya ingin lebih lama berbincang dengannya, ia menghindar, buru-buru pamit meninggalkan saya. Saya kira ada sesuatu yang sengaja disembunyikan. Dan itu pastilah sesuatu yang tidak membahagiakan. Tidak bermaksud suudzon, tetapi saya dapat merasakannya. Sepertinya Sutia memang sedang tidak bahagia.

Suatu ketika saya pernah bertanya kepada seorang kawan. Ratna namanya. Rat, kira -kira saya boleh tahu nggak, apa yang kau cari dalam hidupmu? Dia menjawab, Aku ingin sehat dan bahagia. Sehat dan bahagia. Dua kata ini membuat kami sempat berdebat cukup lama. Menurut Ratna, sehat itu belum tentu bahagia dansebaliknya, bahagia itu belum tentu sehat. Sedang menurut saya, kebahagiaan itu tergantung kepada kesyukuran. Ia hanya merupakan efek dari rasa syukur. Rasa syukur atas kesehatan yang dianugerahkanNya dapat membuat seseorang merasa bahagia. Jadi, secara seri, urut-urutannya begini, (1) SEHAT (atau apapun keadaannya), (2) SYUKUR, (3) BAHAGIA. Saya sulit memahami mengapa Ratna mendudukkan kata sehat dan bahagia itu secara paralel (bukan seri). Sehat dan bahagia, harus paralel, satu paket, katanya. Nah, inilah topik menarik kita kali ini. Bagaimana? Itu tadi hanya beberapa contoh. Tentu saja kita dapat mengkreasi lebih beragam lagi model kalimat pembuka. Apapun modelnya, setelah membuka dengan kalimat pembuka, kita harus tetap fokus kepada topik dan jangan lupa! Muara tulisan Anda harus dijaga. Muara tulisan? Ya! Apakah muara tulisan itu? Ini akan menjadi topik kita berikutnya. Salam!

Menulis = Konsisten + Disiplin


15 APRIL 2011 ERLITA PRATIWI 31 COMMENTS

Apa sih yang didapat dari menulis? Honor? Ketenaran? Penyaluran hobi? Dalam wawancaranya dengan sebuah harian nasional, Clara Ng seorang penulis yang telah menghasilkan puluhan buku cerita anak dan novel mengatakan bahwa menulis adalah satu-satunya cara agar tetap waras. Melalui tulisannya, Clara menyalurkan ide-idenya, kegelisahannya dan pemikirannya. Bagi Bang Jonru, founder Writers Academy, menulis adalah part of his life. Bagi saya yang ingin tulisan saya beredar di media cetak menulis sama dengan konsisten dan disiplin. Ketika pertama kali tulisan saya muncul di sebuah majalah anak-anak, wahh.. senangnya luar biasa. Padahal honornya tidak luar biasa, hehehe. Setelah yang pertama itu, saya ingin tulisan saya lainnya bisa dimuat. Bukan cuma di satu media cetak, tetapi di banyak media cetak yang berbeda. Kalau bisa sih menjadi penulis tetap. Berhubung sampai sekarang belum ada yang menawari, saya sendiri yang membuat jadwal kapan harus mengirim tulisan ke media A, kapan waktunya menulis untuk media B, dan seterusnya. Kelihatannya mudah, tetapi prakteknya sama sekali tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namanya juga manusia, inginnya sih hari ini mengirim tulisan ke media, minggu depan dimuat, bulan depan ditawari jadi kontributor tetap, tiga bulan kemudian menerbitkan buku dan langsung best seller, hehehe. Padahal kenyataannya tidak bisa seperti itu. Setiap sesuatu itu perlu proses dan perlu waktu. Kuncinya adalah konsisten dan disiplin. Karena saya ingin ingin tulisan saya dimuat di media cetak, ya saya harus rajin mengirim tulisan. Long journey begins with one small step

Berapapun jauhnya jarak yang harus ditempuh, kalau kita mulai menapakinya walaupun dengan langkah kecil sekalipun, pada akhirnya kita akan sampai di garis finish. Namun bila kita tidak mulai melangkah, kita tidak akan pernah tiba di garis finish, walaupun jarak yang harus ditempuh amatlah dekat. Jadi, mulailah konsisten dan disiplin dengan apapun yang ingin Anda wujudkan, apapun itu. Ngomong-ngomong soal konsisten dan disiplin, tulisan ini adalah salah satu wujud konsistensi dan disiplin saya sebagai kontributor tetap PenulisLepas.com. Konsisten untuk terus menulis di PenulisLepas.com. Disiplin dengan jadwal mengirim tulisan yang sudah saya buat. Mudah-mudahan untuk selanjutnya saya bisa lebih sering sharing banyak hal melalui tulisan-tulisan saya. Semoga!

Anda mungkin juga menyukai