Anda di halaman 1dari 10

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang.

Bencana banjir merupakan kejadian alam yang dapat terjadi setiap saat dan sering mengakibatkan kerugian jiwa, harta dan benda. Kerugian akibat banjir adalah perhitungan kerusakan bangunan, kehilangan barang berharga, hingga opportunity cost saat semua orang tidak bisa masuk kerja dan sekolah. Banjir tidak dapat dicegah, namun hanya dapat dikendalikan dan dikurangi dampak kerugian yang

diakibatkannya.Berhubung datangnya relatif cepat, untuk mengurangi kerugian akibat bencana tersebut perlu dipersiapkan penanganan secara cepat dan tepat. Kota Semarang sebagai ibukota propinsi Jawa Tengah merupakan sebuah kota yang setiap tahun mengalami perkembangan dan pembangunan yang begitu pesat. Akibat dari pesatnya pembangunan ini maka semakin banyak lahan yang tertutup jalan dan bangunan lainnya, sehingga air yang meresap ke dalam tanah berkurang. Banjir dan rob (air laut pasang) merupakan masalah yang sering melanda kota Semarang. Kota Semarang dengan kondisi topografi yang datar dan rendah di wilayah utara dan yang berupa pegunungan di wilayah selatan menjadikan salah satu penyebab banjir di Semarang. Pada musim penghujan, banjir lebih sering disebabkan oleh banjir kiriman yang terjadi karena lahan hulunya menerima hujan besar yang mengalir ke daerah hilirnya. Sedangkan pada musim kemarau, banjir lebih disebabkan oleh adanya air laut pasang yang lebih populer disebut rob. Banjir rob adalah banjir akibat muka air laut sama dengan atau bahkan melebihi tinggi elevasinya terhadap suatu daerah, sehingga pada waktu pasang terjadi genangan, baik di aliran sungai maupun pada daerah rendah.

Biopori untuk mencegah banjir

Tabel 1.1 Daerah yang Tergenang Banjir NO 1 2 3 4 5 Kelurahan Bandar Harjo Kuningan Panggung Lor Dadapsari Tanjung Mas Kelurahan Semarang Utara Semarang Utara Semarang Utara Semarang Utara Semarang Utara Sumber : DPU Pengairan Kota Semarang

Semua daerah yang tergenang banjir akibat pasang air laut berada di sepanjang tepi Banjir Kanal Barat, Banjir Kanal Timur, Kali Semarang, Kali Asin, dan Kali Baru. Banjir akibat pasang air laut ini biasanya terjadi sepanjang tahun dan menggenangi Kota Semarang bagian pesisir, diantaranya adalah wilayah Kelurahan Bandarharjo yang dilalui oleh dua sungai, yaitu Kali Semarang dan Kali Baru.

B. Rumusan Masalah 1. 2. 3. Apa penyebab banjir di Semarang ? Apakah yang dimaksud dengan Biopori ? Bagaimana cara kerja Biopori dalam menanggulangi banjir ?

C. Maksud dan Tujuan 1. Mengetahui penyebab banjir di Semarang. 2. Mengetahui apa itu Biopori. 3. Mengetahui cara kerja Biopori dalam menanggulangi banjir.

D. Manfaat Manfaat dari penulisan makalah ini adalah supaya masyarakat dapat mengetahui dan menerapkan Biopori sebagai salah satu cara untuk menanggulangi banjir di Semarang.

Biopori untuk mencegah banjir

BAB II PEMBAHASAN A. Penyebab Banjir Bencana banjir dapat diakibatkan oleh faktor alam dan juga disebabkan karena ulah manusia itu sendiri.Hal ini dapat dilihat seperti permalahan bencana banjir akibat luapan Sungai Citarum di wilayah Kabupaten Bandung yang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari sehingga membuat air dalam sungai meluap.Selain itu hal ini juga tidak lepas dari terjadinya penyempitan kali yang disebabkan bangunan di bantaran kali memberi kontribusi penyebab banjir. Banjir terjadi juga dapat terjadi karena air limpasan macet.Macetnya air limpasan terjadi karena kapasitas air limpasan melebihi saluran yang dapat menampungnya dan kecepatan mengalirnya air di saluran tidak lebih cepat dari curah hujan.Dalam istilah teknik ini yang disebut Debit Air. Debit air adalah volume air yang mengalir per satuan waktu, dengan satuannya m3/detik. Macetnya air limpasan bisa terjadi karena debit air hujan > debit air di saluran.Volume air hujan per detik lebih banyak daripada volume air per detik yang dapat dialirkan lewat saluran. Oleh karena itu air meluap dari saluran ke jalan, bahkan bila luapannya terlalu tinggi air akan masuk ke pemukiman. Dan air limpasan ini pada akhirnya mengalir ke sungai.Luapan sungai Ciliwung (untuk kasus Jakarta) sudah pasti mengakibatkan banjir di daerah aliran sungai. Selain itu penyebab air adalah semakin minim resapan air, karena semakin hari semakin banyak pembangunan terutama di Kota-kota besar.

Pembangunanpembangunan seperti Gedung, mall, pemukiman, bahkan jalan-jalan di kampung yang diubah menjadi beton akan mengurangi resapan air. Daerah rawa yang tadinya berfungsi sebagai daerah resapan air diubah menjadi pemukiman beton. Karena itu tidak heran banjir di Kota Besar semakin tahun akan makin parah, karena resapan air makin tahun makin berkurang, yang menjadikan ini sebagai dampak negatif dari pembangunan. Oleh karena itu penting untuk memahami hal ini sebelum menyusun solusi untuk mengatasi banjir.
Biopori untuk mencegah banjir 3

B. PENGERTIAN BIOPORI Biopori adalah metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Metode ini dicetuskan oleh Dr. Kamir R Brata, salah satu peneliti dari Institut Pertanian Bogor. Peningkatan daya resap air pada tanah dilakukan dengan membuat lubang pada tanah dan menimbunnya dengan sampah organik untuk menghasilkan kompos. Sampah organik yang ditimbunkan pada lubang ini kemudian dapat menghidupi fauna tanah, yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di dalam tanah. Secara alami, biopori adalah lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk akibat aktivitas organisme dalam tanah seperti cacing atau pergerakan akar-akar dalam tanah. Lubang tersebut akan berisi udara dan menjadi jalur mengalirnya air. Jadi air hujan tidak langsung masuk ke saluran pembuangan air, tetapi meresap ke dalam tanah melalui lubang tersebut.

Sumber:

http://sacikeas.com/?lang=id&page= news&section=4 http://daunsalam.net/umum/biopori.ht m

Biopori untuk mencegah banjir

1. Tujuan / Fungsi / Manfaat / Peranan Lubang Resapan Biopori / LRB: a. Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah air tanah. b. Membuat kompos alami dari sampah organik daripada dibakar. c. Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit. d. Mengurangi air hujan yang dibuang percuma ke laut. e. Mengurangi resiko banjir di musim hujan. f. Maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna tanah. g. Mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor. 2. Tempat yang dapat dibuat / dipasang Lubang Resapan Biopori: a. Pada alas saluran air hujan di sekitar rumah, kantor, sekolah, dsb. b. Di sekeliling pohon. c. Pada tanah kosong antar tanaman / batas tanaman. 3. Alat yang digunakan untuk membuat Lubang Resapan Biopori: Bor tanah (Bor Biopori) atau alat lain yang dapat membuat lubang vertikal, seperti linggis dan alat untuk mengeluarkan tanah dari mata bor. 4. Bahan-bahan yang bisa dimasukkan ke dalam Lubang Resapan Biopori: Adalah bahan-bahan yang mudah terurai oleh fauna tanah, misalnya daun, rumput dan sisa-sisa makanan atau yang biasa disebut sampah organik. Tapi jangan memasukkan sampah anorganik ya, seperti plastik, kaleng, mika/fiber karena tidak dapat terurai. 5. Cara Pembuatan Lubang Resapan Biopori: a. Membuat lubang silindris di tanah dengan diameter 10-30 cm dan kedalaman 30-100 cm serta jarak antar lubang 50-100 cm. b. Tanah yang akan dilubangi disiram dengan air supaya mudah untuk dilubangi. c. Mulut lubang dapat dikuatkan dengan semen setebal 2 cm dan lebar 2-3 centimeter serta diberikan pengaman agar tidak ada anak kecil atau orang yang terperosok.

Biopori untuk mencegah banjir

d. Lubang diisi dengan sampah organik seperti daun, sampah dapur, ranting pohon, sampah makanan dapur non kimia, dsb. Sampah dalam lubang akan menyusut sehingga perlu diisi kembali dan di akhir musim kemarau dapat dikuras sebagai pupuk kompos alami. e. Jumlah lubang biopori yang ada sebaiknya dihitung berdasarkan besar kecil hujan, laju resapan air dan wilayah yang tidak meresap air dengan rumus = intensitas hujan (mm/jam) x luas bidang kedap air (meter persegi) / laju resapan air perlubang (liter / jam). 6. Untuk menghindari bahaya terperosok dan longsoran tanah pada lubang resapan biopori, bisa dilakukan dengan: a. Beri paralon (pipa pvc) seukuran lubang dengan panjang 10-15 cm b. Bila diperlukan, tambahkan penyemenan (campuran semen dan pasir) di sekeliling mulut lubang c. Bila daerah lubangsering dilalui orang, tutup lubang dengan kawat atau jarring Sumber: http://persoalan-banjir-dan-solusi.html

C. CARA KERJA BIOPORI Sampah-sampah organik yang berada didalam lubang biopori tersebut akan mengundang organisme yang hidup didalam tanah seperti cacing, dan rayap untuk menguraikan sampah organik tersebut. Dengan demikian organisme-organisme tersebut akan membuat lubang guna sebagai jalan menuju ke sumber sampah. Semakin banyak organisme yang datang maka semakin baik pula lubang biopori tersebut. Hal ini dikarenakan semakin banyak organisme yang datang maka semakin banyak pula lubang-lubang yang ditinggalkan oleh organise. Lubang-lubang tersebut berfungsi untuk menyalurkan air yang tertampung didalam lubang biopori menuju ke dalam pori-pori tanah dengan lebih cepat. setelah lapisan air masuk ke lapisan tanah maka air tersebut akan terus meressap kedalam tanah dan menjadi air bawah tanah -Sehingga jika digambarkan maka lubang-lubang

Biopori untuk mencegah banjir

tersebut akan tampak seperti akar pohon. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

http://daunsalam.net/umum/biopori.htm

D. PEMBAHASAN DAN GAGASAN PENULIS Dengan pembahasan diatas maka Lubang biopori dapat kita manfaatkan di semarang, ada banyak tempat yang dapat kita manfaatkan untuk lubang biopori, antara lain di taman, di setiap sudut luar bangunan besar, di kawasan perumahan dan di setiap pinggir jalan. 1. tempat lapang Tempat lapang yang penulis maksud disini yaitu tempat seperti di simpang lima, tugu muda, alun-alun dan lapangan sepak bola. Di tempat tersebut lubang biopori dapat kita buat setiap pinggir lahan. Lubang dibuat mengitari lahan dan diberi jarak satu meter, dengan begitu maka daya serap air di tempat tersebut akan lebih besar sehingga dapat menahan debit air yang mengalir di sungai. Untuk perawatannya dapat dilakukan oleh para petugas DPU di masing-masing kawasan. 2. disetiap bangunan besar

Biopori untuk mencegah banjir

besar antara lain mall, gedung perkantoran, dan pabrik. Ditempat- tempat ini biopori dapat kita buat di setiap pinggiran luar gedung dan taman hiasan yang biasa di buat di depan gedung untuk mempercantik penampilan gedung. Biopori kita buat di sepanjang selokan dengan jarak minimal dua meter. Untuk perawatannya dapat dilakukan oleh petugas offisboy di masing-masing gedung. 3. disetiap kawasan perumahan Dikawasan kota besar seperti semarang ini terdapat sangat banyak kawasan perumahan yang semakin lama semakin bertambah dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk di kota semarang. Lubang biopori dapat dibuat di samping setiap rumah yang ada si setiap kawasan perumahan. Sehingga air yang jatuh dari genting dapat di serap oleh tanah melalui lubang biopori. Dengan begitu maka lubang biopori akan dapat membantu mengurangi debit air yang mengalir ke saluran air dan secara tidak langsung dapat mengurangi kecepatan air yang mengalir di sungai. 4. disepanjang jalan baik jalan utama maupun jalan di perkampungan. Jalanan yang beraspal merupakan salah satu penyebab terjadinya banjir. Hal ini dikarenakan debit air hujan yang seharusnya masuk kedalam tanah terhalang oleh lapisan aspal sehingga air tersebut langsung masuk kedalam selokan dan ahirnya masuk kesungai dan selanjutnya membuat debit air menjadi tinggi dan menyebabkan banjir. Jika sungai masih dapat menampung sebit air maka tidak menjadi masalah, akan tetapi jika debit airnya lebih besar daripada sungainya maka air tersebut akan meluap ke pemukiman dan jalanan. Untuk mengantisipasi hal tesebut,kita dapat membuat lubang biopori disepanjang jalan baik itu jalan utama maupun jalan di pedesaan. Biopori tersebut kita buat di sisi kanan dan kiri jalan bengan jarak minimal dua meter. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan maka setiap lubang biopori kita kasih trailis besi, selain itu juga hal tersebut melindungi lubang agar tidak kemasukan sampah terutama sampah nonorganik. Sedangkan untuk perawatannya kita bisa memanfaatkan petugas DPU untuk menjaga dan mengecek keadaan lubang tersebut.

Biopori untuk mencegah banjir

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Penyebab utama banjir yang terjadi di kota semarang yaitu semakin berkurangnya daerah serap air seperti hutan dan lahan pertanian dan beralih menjadi perumahan dan bangunan pabrik. Sehingga air hujan dalam intensitas yang cukup besar tidak mampu diserap oleh tanah. Untuk itu biopori merupakan salah satu cara yang tepat untuk menanggulangi banjir tersebut. B. SARAN Semakin banyak pembangunan, baik sarana maupun prasarana harus diimbangi dengan lubang biopori yang semakin banyak pula. Supaya volume air yang masuk kedalam tanah di tempat tersebut tetap sama seperti sebelum dibangun.

Biopori untuk mencegah banjir

Biopori untuk mencegah banjir

10

Anda mungkin juga menyukai