Anda di halaman 1dari 38

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Agribisnis adalah usaha atau kegiatan pertanian serta apapun yang terkait dengan pertanian berorientasi profit. Dalam sistem agribisnis terdiri dari berbagai subsistem yang mendukung kegiatan mendapatkan profit. Terdiri dari subsistem Agribisnis Hulu (pengadaan sarana produksi pertanian), subsistem Agribisnis budidaya (menghasilkan produk pertanian), subsistem Agribisnis Hilir (pengolahan dan pemasaran produk pertanian dan olahannya), subsistem jasa layanan pendukung agribisnis atau kelembagaan (untuk mendukung dan melayani serta mengembangkan kegiatan subsitem hulu, subsistem usahatani, subsistem hilir). Untuk mencapai semua tujuan akhir dalam sistem agribisnis dibutuhkan sebuah ilmu yang diterapkan yaitu Manajemen Agribisnis. Manajemen Agribisnis itu sendiri adalah suatu ilmu atau seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science) yang memiliki fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (Organizing), pelaksanaan (Actuating), pengendalian (Controlling) demi tercapainya maksut dan tujuan yang ingin dicapai dalam sistem Agribisnis. Salah satu kegiatan Agribisnis adalah Home Industry milik Ibu Nurdjannah. Beliau menggeluti usaha subsistem agribisnis hilir dengan mengelola tempe menjadi keripik tempe dimana salah satu ikon oleh-oleh kota Malang. Untuk mengetahui bagaimana keberhasilan kegiatan Manajemen Agribisnis dalam usaha beliau, kami melakukan wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2013 guna mengetahui seberapa tingkat penerapan ilmu Manajemen Agribisnis dan bagaimana tingkat keberhasilannya. 1.2 Tujuan 1. Mengetahui (profil) dan ruang lingkup agribisnis 2. Mengetahui organisasi perusahaan 3. Mengetahui manajemen sumberdaya manusia dalam perusahaan
1

4. Mengetahui manajemen produksi dalam perusahaan 5. Mengetahui manajemen pemasaran dalam perusahaan 6. Mengetahui manajemen keuangan dalam perusahaan 7. Mengetahui analisis nilai tambah (Added Value) agroindustri 8. Mengetahui strategi pengembangan (Analisis SWOT) usaha perusahaan 1.3 Manfaat 1. Dapat memahami (profil) dan ruang lingkup agribisnis 2. Dapat memahami organisasi perusahaan 3. Dapat memahami manajemen sumberdaya manusia dalam perusahaan 4. Dapat memahami manajemen produksi dalam perusahaan 5. Dapat memahami manajemen produksi dalam perusahaan 6. Dapat memahami manajemen keuangan dalam perusahaan 7. Dapat memahami analisis nilai tambah (Added Value) agroindustri 8. Dapat memahami strategi pengembangan (Analisis SWOT) usaha perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian (Profil) dan Ruang Lingkup Agribisnis Agribisnis merupakan semua kegiatan usaha di bidang pertanian dalam arti luas meliputi pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan (Tim Penyusun Modul Manajemen Agribisnis, 2013). Sistem agribisnis merupakan suatu konsep yang menempatkan kegiatan pertanian sebagai suatu kegiatan yang utuh dan komprehensif sekaligus sebagai suatu konsep yang dapat menelaah dan menjawab berbagai masalah dan tantangan. Dalam sistem agribisnis, ada beberapa hal yang termasuk didalamnya. Berikut adalah beberapa ruang lingkup dalam agribisnis menurut Departemen Pertanian (2001), antara lain: a. Pertanian Pertanian dalam arti luas adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan. Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti budi daya (cultivation, atau untuk ternak: raising). Sedangkan pertanian dalam arti sempit adalah proses menghasilkan bahan makanan. Dalam pertanian, lahan penanaman dibedakan menjadi 2 macam, yaitu: - Pertanian Lahan Basah atau Sawah Merupakan usaha tani yang dilaksanakan pada hamparan yang sangat membutuhkan perairan. Perairan sawah biasanya dilakukan untuk komoditi padi,jagung dan kacang-kacang. - Pertanian Lahan Kering atau Ladang Adalah pertanian yang tidak membutuhkan pengairan. Komoditas lading, biasanya berupa palawija, umbi-umbian dan holtikultura.

b. Perkebunan Merupakan usaha tani di lahan kering yang ditanami dengan tanaman industri yang laku di pasar, seperti: karet, kelapa sawit, tebu, cengkeh, dan kebun kopi c. Peternakan Merupakan usaha tani yang dilakukan dengan membudidayakan ternak. Usaha ternak dibedakan atas:

Peternakan unggas (ayam dan itik) Peternakan kecil (kambing,domba,kelinci,babi dan lain-lain) Ternak besar (kerbau,sapi dan kuda). Perikanan adalah semua kegiatan yang terorganisir berhubungan dengan

d. Perikanan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.

Perikanan tangkap, dapat dibedakan menjadi perikanan perairan (sungai dan danau) dan perikanan air laut. Perikanan budidaya, dapat dibedakan dalam perikanan kolam, perikanan rawa, perikanan empang dan perikanan tambak.

e.

Kehutanan Adalah kegiatan pertanian yang dilakukan untuk mempoduksi atau memamfaatkan hasil hutan, baik yang timbuh atau hidup secara alami maupun yang telah dibudidayakan. Uraian di atas menunjukkan bahwa kegiatan agribisnis merupakan kegiatan yang berbasis pada keunggulan sumberdaya alam (on-farm agribusiness) yang terkait erat dengan penerapan teknologi dan keunggulan sumberdaya manusia bagi perolehan nilai tambah yang lebih besar (off-farm agribusiness). serta kegiatan yang memiliki ragam kegiatan dengan spektrum yang sangat luas, dari skala usaha kecil dan rumahtangga hingga skala usaha raksasa,

dari yang berteknologi sederhana hingga yang paling canggih, yang kesemuanya itu saling terkait dan saling mempengaruhi. Menurut Departemen Pertanian (2001), dalam suatu sistem agribisnis terbagi menjadi 3 subsitem, yakni subsistem agribisnis hulu (perusahaan pengadaan dan penyaluran sarana produksi), subsistem agribisnis tengah (perusahaan usahatani), dan subsistem agribisnis hilir (perusahaan pengolahan hasil atau agroindustri dan perusahaan pemasaran hasil). Dalam agribisnis memerlukan lembaga penunjang, oleh karena itu keberadaan subsistem tersebut akan berjalan dengan baik jika terdapat jasa penunjang (lembaga keuangan, transportasi, penyuluhan dan pelayanan informasi agribisnis, penelitian kaji terap, kebijakan pemerintah, dan asuransi agribisnis) perusahaan atau lembaga bisnis yang mendukung. Masingmasing perusahaan tersebut merupakan perusahaan agribisnis yang harus dapat bekerja secara efisien, selanjutnya semua perusahaan agribisnis tersebut harus melakukan hubungan kebersamaan dan saling ketergantungan dalam suatu sistem untuk lebih meningkatkan efisiensi usaha dan mencapai tujuan agribisnis. 2.2 Organisasi Perusahaan Organisasi perusahaan bisa diusahakan dari skala kecil sampai skala besar, mulai dari perorangan, sampai perusahaan besar yang mempekerjakan banyak karyawan. Bentuk-bentuk organisasi perusahaan diatur dalam Undang-undang, peraturan pemerintah dan keputuPresiden. Terdapat 3 bentuk utama dalam organisasi perusahaan, yaitu: 1. Perusahan Perseorangan (sole proprietorship) Usaha Pribadi adalah bentuk bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh hanya satu orang dan mengambil segala keputusan dan bertanggungjawab secara pribadi atas segala hal yang dilakukan oleh perusahaan. Kelebihan perusahaan perseorangan: a. Mudah dibentuk, murah biaya pembentukannya dan di banyak negara tidak memerlukan izin pembentukan dari pemerintah
5

b. Keuntungan hanya dinikmati oleh satu orang yaitu pendiri usaha tersebut. c. Pembuatan keputusan dan pengendalian hanya dilakukan oleh satu orang sehingga orang tersebut benar-benar mengetahui bisnis yang dijalankannya. d. Fleksibel dalam arti manajemen dapat dengan mudah beraksi terhadap keputusan harian dengan mudah. Kekurangan perusahaan perseorangan: a. Jarang ada yang bertahan lama, dimana hal ini dapat saja disebabkan oleh meninggalnya pendiri atau pemilik dari perusahaan tersebut. b. Relatif sulit untuk memperoleh pinjaman jangka panjang dengan bunga yang rendah. c. Relatif bergantung hanya pada pola pikir satu orang saja apabila orang ini tidak berpengalaman dalam bisnis maka resiko kegagalan akan sangat besar. 2. Perusahaan Persekutuan (partnership) Persekutuan merupakan kerjasama antara dua orang atau lebih yang bertujuan untuk meraih keuntungan. Di Indonesia terdapat beberapa perusahaan persekuutuan, yaitu Firma dan persekutuan komanditer (CV). Firma merupakan bentuk organisasi bisnis di mana dua orang atau lebih bertindak sebagai pemilik dari perusahaan sehingga tanggungjawab dan hak yang ada akan ditanggung oleh mereka. Sedangkan untuk persekutuan Komanditer (CV) adalah perseroan yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan yang dibentuk oleh satu orang atau lebih sebagai pihak yang bertanggungjawab renteng (solider) dan satu orang atau lebih sebagai pihak lain yang mempercayakan uangnya. Kelebihan perusahaan persekutuan: a. b. c. d. Modal tersedia banyak Meningkatkan kepercayaan kreditor Keahlian dan ketrampilan bertambah Adanya kemungkinan untuk tumbuh dan berkembang

Kekurangan perusahaan persekutuan: a. Tanggung jawab tidak terbatas


6

b. Umur yang terbatas c. Lemahnya penegendalian 3. Perseroan Terbatas (PT) Perseroan Terbatas secara hukum dianggap sebagai suatu badan hukum, terpisah dari individu-individu yang memilikinya. PT didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi atas saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang serta peraturan pelaksanaannya. Perusahaan mengumpulkan dana yang diperlukannya denganjalan menjual saham kepada masyarakat dan para pemegang saham tersebut menjadi pemilik perusahaan itu. Jika perusahaan mendapatkan keuntungan maka perusahaan akan membayarkannya atas saham yang dibelinya (deviden). Namun keuntyungan yang tidak dibagikan juga merupakan kepunyaan para pemilik, tetapi biasanya keuntungan tersebut ditanamkan kembali kedalam kegiatan perusahaan, sebaliknya jika perusahaan dibubarkan maka para pemegang saham membagi-bagi setiap aktiva yang tersisa setelah semua hutang dibayar. Kelebihan perseroan terbatas: a. Adanya tanggunjawab atas utang yang terbatas, dimana tanggungjawab utang yang harus dibayar hanya sebatas jumlah saham yang dimilikinya. b. Adanya kemungkinan untuk memperjualbelikan saham yang dimilikinya. c. Umumnya memiliki jangkawaktu operasi yang tidak terbatas d. Relatif lebih mudah untuk memperoleh pinjaman dengan nilai nominal yang besar untuk jangka waktu panjang dan tingkat bunga rendah. e. Adanya kemungkinan untuk alih teknologi dan ilmu dimana pemegang saham dapat dengan mudah menyewa tenaga manajemen profesional untuk menjalanakan perusahaan yang ada. Kekurangan perseroan terbatas: a. Keterbatasan dalam jenis bidang usaha yang akan dijalankan karena bidang usaha ditentukan oleh ijin yang dikeluarkan serta peraturan-peraturan yang berlaku
7

b. Adanya perbedaaan kepentingan di dalam menjalankan PT, pemilik saham minoritas dikalahkan dengan mayoritas c. Adanya kewajiban membuat laporan kepada berbagai pihak d. Membutuhkan biaya yang cukup besar (Lupiyoadi dan Wacik, 1998) 2.3 Manajamen Sumberdaya Manusia dalam Perusahaan Manajemen sumberdaya manusia (MSDM) adalah ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. MSDM dilakukan guna meningkatkan kualitas sumberdaya dalam melakukan pekerjaannya (Hasibuan, 2005). Untuk meningkatkan kualitas sumber daya perusahaan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan. Hal-hal tersebut ialah: 1) Pelatihan Manajemen & Leadership Pelatihan diberikan untuk menyegarkan pengetahuan atau keterampilan aspek managerial & leadership. Jenis pelatihannya antara lain:
o o o o o o o o o o

Manajemen Strategik Bagi Eksekutif Pengambilan Keputusan Strategik Building Corporate Image dan Social Responsibility Industrial Relations Financial Engineering Value-Based Leadership Human Resource Planning Strategic Business Unit Good Corporate Governance Total Quality Management

2) Assessment Center merupakan produk layanan perusahaan yang dapat menyajikan informasi tentang aspek potensi psikologi, manajerial dan kepemimpinan; aspek work competence; serta aspek job suitability. Kegiatan Assessment Center meliputi : o Rekrut dan Seleksi Karyawan o Promosi dan Penempatan Staf atau Manajer o Pemetaan Potensi SDM o Fit & Proper Test Calon Manajer atau Pimpinan. 3) Sistem Manajemen Kinerja (SMK) merupakan sistem penilaian kerja yang berbasis pada penilaian kinerja individu. Dengan SMK maka:
o o o

Kinerja individu terukur secara kuantitatif & obyektif Dapat meningkatkan produktivitas individu. Mengetahui kelemahan dan kelebihan individu sehingga memudahkan dalam perencanaan pengembangan.

4) Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Di Perusahaan merupakan kegiatan konsultansi untuk menyusun standar kompetensi pemegang jabatan di perusahaan. Dengan penyusunan standar kompetensi maka:
o

Tersedia standar kompetensi bagi jabatan strategis dan jabatan operasional di perusahaan. Tersedia standar pelatihan jabatan dan materi uji kompetensi. Sarana peningkatan kompetensi dan daya saing SDM Perusahaan.

o o

5) Pelatihan Pembekalan Bagi Sarjana Baru (Retooling Program) Kegiatan ini bertujuan untuk membekali Sarjana Baru dalam memasuki dunia kerja yang dilakukan dengan bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 6) Pelatihan Kewirausahaan

Pelatihan untuk menanamkan jiwa wirausahawan kepada pelaku bisnis dan petugas perusahaan. Pelatihan tersebut dimaksudkan supaya para pekerja dapat mandiri dan bekerja lebih baik dengan wawasan yang lebih luas. 7) Penyusunan Pedoman Sistem Manajemen Karir merupakan sistem untuk merencanakan, mengorganisir, mengatur dan mengendalikan perjalanan karir karyawan. Dengan sistem ini dapat menciptakan: o Iklim kerja kondusif, transparan, dan motivatif. o Kejelasan & kepastian perjalanan karir karyawan. o Kejelasan dan kemudahan perencanaan dan pengembangan SDM. (Hasibuan, 2005) 2.4 Manajemen Produksi dalam Perusahaan Manajemen produksi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumberdaya (atau sering disebut faktor-faktor produksi), tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, dan bahan mentah dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa. Para manajer produksi mengarahkan berbagai masukan (input) agar dapat memproduksi berbagai keluaran (output) dalam jumlah, kualitas, harga, waktu dan tempat tertentu sesuai dengan permintaan konsumen (Assauri, 2008). Berikut adalah unsur pokok berlangsungnya manajemen produksi dalam perusahaan menurut Nuryana (2010) , antara lain: 1. Berkelanjutan Manajemen produksi dan operasi agribisnis bukan suatu kegiatan yang berdiri sendiri, keputusan manajemen bukan untuk tindakan sesaat, melainkan tindakan yang berkelanjutan pada produksi-produksi selanjutnya. 2. Efektif Segala pekerjaan harus dilakukan secara tepat dan sebaik-baiknya, serta mencapai hasil yang sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan diharapkan.

10

3. Menghasilkan barang dan atau jasa Pada dasarnya, keberadaan manajemen produksi dan operasi guna mengontrol atau mengatur bagaimana proses produksi terhadap barang dan jasa itu berlangsung. Ruang lingkup manajemen produksi berkaitan dengan pengoperasian sistem produksi. Menurut Assauri (2008), aspek-aspek dalam manajemen produksi meliputi: 1. Perencanaan output 2. Desain proses transformasi 3. Perencanaan kapasitas 4. Perencanaan bangunan pabrik 5. Perencanaan tata letak fasilitas 6. Desain aliran kerja 7. Manajemen persediaan 8. Manajemen proyek 9. Skeduling 10. Pengendalian kualitas 11. Keandalan kualitas dan pemeliharaan. 2.5 Manajemen Pemasaran dalam Perusahaan Manajemen pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, untuk berkembang dan mendapatkan laba (Dharmmesta dan Handoko, 1982). Sedangkan menurut Kotler (1980), manajemen pemasaran merupakan penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan untuk menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam manajemen pemasaran, menurut Stanton (1978), ada beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain: 1. Marekting Mix a. Product (atribut-atribut produk)
11

Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk meliputi merek, kemasan, jaminan (garansi), dan pelayanan. Sebuah merek menyampaikan atribut-atribut tertentu, misalnya keripik tempe mengisyaratkan tahan lama, berkualitas, nilai jual yang tinggi, dan banyak varian rasanya. b. Price (Metode Penetapan harga jual) Setiap perusahaan selalu mengejar keuntungan guna kesinambungan produksi. Keuntungan yang diperoleh ditentukan pada penetapan harga yang ditawarkan. Harga suatu produk atau jasa ditentukan pula dari besarnya pengorbanan yang dilakukan untuk menghasilkan jasa tersebut dan laba atau keuntungan yang diharapkan. Oleh karena itu, penentuan harga produk dari suatu perusahaan merupakan masalah yang cukup penting, karena dapat mempengaruhi hidup matinya serta laba dari perusahaan. Kebijaksanaan harga erat kaitannya dengan keputusan tentang jasa yang dipasarkan. Hal ini disebabkan harga merupakan penawaran suatu produk atau jasa. c. Place (saluran pemasaran dan pasar sasaran) Selama ini terlihat gejala semakin banyak perusahaan memilih pasar sasaran yang akan dituju, keadaan ini dikarenakan mereka menyadari bahwa pada dasarnya mereka tidak dapat melayani seluruh pelanggan dalam pasar tersebut. Terlalu banyaknya pelanggan, sangat berpencar dan tersebar serta bervariatif dalam tuntutan kebutuhan dan keinginannya. Jadi arti dari saluran pemasaran adalah sebuah pasar terdiri dari pelanggan potensial dengan kebutuhan atau keinginan tertentu yang mungkin maupun mampu untuk ambil bagian dalam jual beli, guna memuaskan kebutuhan atau keinginan tersebut sehingga perlu ada media untuk memasarkan produk perusahaan. Untuk pasar sasaran (Target Market) merupakan sekelompok konsumen atau pelanggan yang secara khusus menjadi sasaran usaha pemasaran bagi sebuah perusahaan. Dalam menerapkan pasar sasaran, terdapat tiga langkah pokok yang harus
12

diperhatikan, yaitu segmentasi pasar, penetapan pasar sasaran, dan penempatan produk.

d. Promotion Aspek ini berhubungan dengan berbagai usaha untuk memberikan informasi pada pasar tentang produk/jasa yang dijual, tempat dan saatnya. Ada beberapa cara menyebarkan informasi ini, antara lain periklanan (advertising), penjualan pribadi (Personal Selling), Promosi penjualan (Sales Promotion) dan Publisitas (Publicity). Periklanan (Advertising) dapat dilakukan oleh pengusaha lewat surat kabar, radio, majalah, bioskop, televisi, ataupun dalam bentuk poster-poster yang dipasang dipinggir jalan atau tempat-tempat yang strategis. Penjualan Pribadi (Personal selling) merupakan kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak langsung dengan calon konsumennya dan diharapkan akan terjadi hubungan atau interaksi yang positif antara pengusaha dengan calon konsumennya itu. Promosi Penjualan (Sales Promotion) merupakan kegiatan perusahaan untuk menjajakan produk yang dipasarkannya sedemikian rupa sehingga konsumen akan mudah untuk melihatnya. Sedangkan untuk publsitas (Pubilicity) merupakan cara yang biasa digunakan untuk membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada konsumen, agar mereka menjadi tahu, dan menyenangi produk yang dipasarkannya, hal ini berbeda dengan promosi, dimana didalam melakukan publisitas perusahaan tidak melakukan hal yang bersifat komersial. 2. STP (Segmentation, Targetting, Positioning) a. Segmentation Segmen pasar merupakan sub kelompok orang-orang atau organisasi yang memiliki satu atau lebih karakteristik yang sama menyebabkan mereka memiliki produk yang serupa. Arti lain dari segmentasi pasar adalah proses
13

membagi sebuah pasar ke segmen-segmen atau kelompok-kelompok yang bermakna, relative sama dan dapat diidentifikasikan. Tujuan segmentasi pasar adalah membuat para pemasar mampu menyelesaikan pemasaran untuk memenuhi kebutuhan satu atau lebih segmen pasar tertentu. Selanjutnya Thompson (2000) menyatakan bahwa tantangan dalam pemasaran adalah untuk mengidentifikasi pasar potensial yang menguntungkan untuk dilayani karena jarang sekali satu program pemasaran dapat memuaskan pasar yang heterogen yang berbeda selera dan karakteristik untuk itu diperlukan segmentasi pasar. b. Targetting Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang segmen pasar, selanjutnya adalah mengevaluasi beragam segmen tersebut untuk memutuskan segmen mana yang menjadi target market. Dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda perusahaan harus melihat dua faktor yaitu daya tarik pasar secara keseluruhan dan resource perusahaan. Perusahan juga perlu memperhatikan apakah berinvestasi dalam segmen tersebut masuk akal dengan mempertimbangkan tujuan dan sumber daya perusahaan. Pengertian dari targeting itu sendiri merupakan sebuah sasaran, siapa yang dituju. Dalam menentukan targeting maka dilakukan beberapa survey untuk dapat mengetahui keadaan pasar nantinya, agar ketika proses pemasaran tidak salah sasaran. Strategi targeting itu harus didasarkan pada keunggulan kompetitif perusahaan yang bersangkutan. Keunggulan kompetitif merupakan cara untuk mengukur apakah perusahaan memiliki kekuatan dan keahlian yang memadai untuk menguasai segmen pasar yang dipilih sehingga memberikan value bagi konsumen. Beberapa faktor yang dipertimbangkan disini antara lain intensitas persaingan segmen, potensi masuknya pemain baru, hambatan masuk industri, keberadaan produk-produk pengganti, kehadiran produk-produk komplementer serta pertumbuhan kekuatan tawar menawar pembeli maupun pemasok. Dengan menggunakan beberapa kriteria diatas perusahaan dapat menemukan kesesuaian perusahaan dengan target pasar yang tepat.
14

c. Positioning Positioning adalah citra yang terbentuk di benak seorang konsumen dari sebuah nama perusahaan atau produk. Positioning adalah bagaimana sebuah produk dimata konsumen yang membedakannya dengan produk pesaing. Dalam hal ini termasuk brand image, manfaat yang dijanjikan serta competitive advantage. Inilah alasan kenapa konsumen memilih produk suatu perusahaan bukan produk pesaing. Sementara itu Fanggidae, 2006, menyatakan positioning adalah suatu strategi dalam kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk menciptakan perbedaan (differents), keuntungan (advantages), manfaat (benefit) yang membuat konsumen selalu ingat dengan suatu produk. Dengan kata lain sebagai usaha menempatkan sesuatu dalam pikiran orang dengan terlebih dahulu memberikan informasi tentang segala sesuatu tentang produk yang akan dijual. 2.6 Manajemen Keuangan dalam Perusahaan Setiap agribisnis membutuhkan modal dan pengelolaan keuangan yang baik agar perusahaan bisa berjalan dengan baik dan menghasilkan keuntungan yang optimum serta berkelanjutan. Untuk memproduksi suatu barang, keberadaan biaya atau modal merupakan hal yang paling utama. Tanpa adanya hal tersebut, kegiatan produksi tidak dapat berjalan. Biaya produksi secara finansial, terdiri dari biaya tetap (Fixed Cost) dan biaya variabel (Variable Cost). Biaya tetap merupaka biaya yang tidak tergantung terhadap besarnya produksi pada skala tertentu. Contohnya biaya sewa lahan, biaya pembelian peralatan dan mesin-mesin produksi. Sedangkan untuk biaya variabel merupakan biaya produksi yang besarnya tergantung pada jumlah produksi. Misalnya, biaya input yang meliputi bibit, benih, pupuk, pestisida, bahan baku produksi, dan tenaga kerja. TC = TFC + TVC Dimana: TC = Biaya Total (Rp) TFC = Total Biaya Tetap (Rp)
15

TVC = Total Biaya Variabel (Rp) (Sudarsono, 1992). Dalam dunia usaha, penerimaan juga merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan. Penerimaan adalah semua pendapatan yang diterima pengusaha dalam kaitannya dengan jumlah yang dilakukannya. Penerimaan biasanya diperoleh dari jumlah produksi dikalikan harga produk dipasaran. Makin besar jumlah produksi maka makin besar pula penerimaan yang akan didapatkan. Penerimaan dapat dirumuskan sebagai berikut: TR = P x Q Keterangan: TR = Total penerimaan (Rp) P Q = Harga produk (Rp/kg) = Jumlah produksi (kg) (Sudarsono, 1992) Dari besarnya penerimaan dan biaya pengeluaran atau modal yang telah dikeluarkan, akan diketahui berapa besarnya keuntungan yang diperoleh perusahaan. Analisis keuntungan merupakan selisih antara total penerimaan dengan total biaya yang digunakan. Semakin tinggi keuntungan yang didapat, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut berkembang dengan baik. Mengingat tujuan perusahaan secara umum adalah memperoleh keuntungan maksimal dengan pengorbanan sedikit mungkin. Keuntungan merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya, dapat dirumuskan sebagai berikut: = TR TC Keterangan: = Keuntungan (Rp) TR = Total Penerimaan (Rp) TC = Total biaya (Rp) (Sudarsono, 1992) 2.7 Analisis Nilai Tambah Perusahaan Olahan
16

Istilah nilai tambah (added value) itu sendiri sebenarnya menggantikan istilah nilai yang ditambahkan pada suatu produk karena masuknya unsur pengolahan menjadi lebih baik. Nilai tambah merupakan perbedaan nilai suatu produk setelah dilakukan proses produksi dengan sebelum dilakukan proses produksi. Pengolahan terhadap suatu komoditas mentah menjadi komoditas yang siap dimakan adalah untuk meningkatkan keawetan produk sehingga layak untuk dikonsumsi dan memanfaatkan suatu komoditas agar memperoleh nilai jual yang tinggi dipasaran (Zulkifli, 2012). Dengan adanya kegiatan usaha pengolahan terhadap suatu komoditas menjadi produk setengah jadi atau siap makan, mengubah bentuk dari produk primer menjadi produk baru yang lebih tinggi nilai ekonomisnya setelah melalui proses produksi, maka akan dapat memberikan nilai tambah karena dikeluarkannya biaya-biaya sehingga terbentuk harga baru yang lebih tinggi dan keuntungannya lebih besar bila dibandingkan tanpa melalui proses produksi. Menurut Zulkifli (2012), untuk mengetahui besarnya nilai tambah yang diberikan kepada produk olahan hasil pertanian sebagai bahan baku, maka diperlukan analisa nilai tambah sehingga bisa diketahui apakah usaha yang dijalankan tersebut efisien dan memberikan keuntungan. Jika berdampak baik, maka lanjutkan dan tingkatkan pengembangan produknya. Jika sebaliknya, maka perlu evaluasi dan perbaikan sistem supaya perusahaan tidak sampai mengalami kerugian 2.8 Strategi Pengembangan Usaha dalam Perusahaan Strategi pengembangan merupakan beberapa cara yang dapat dilakukan guna perkembangan perusahaan. Untuk setiap perusahaan biasanya mempunyai strategi pengembangan yang berbeda dengan perusahaan lain. Namun, pada umumnya strategi pengembangan usaha dalam perusahaan yaitu: 1. Kemudahan dalam Akses Permodalan 2. Pengembangan Sarana 3. Pengembangan Skala Usaha 4. Pengembangan Jaringan Usaha
17

5. Mewujudkan Iklim Bisnis yang Kondusif (Anonymousa, 2013) Dalam melakukan pengembangan usaha, seorang manajer harus mempunyai strategi pengembangan usaha yang didasarkan pada faktor-faktor internal yang dimiliki oleh perusahaan dengan mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang dihadapi oleh perusahaan. Analisis SWOT adalah pendekatan yang digunakan untuk menentukan strategi perusahaan berdasarkan faktor internal dan eksternal perusahaan (Tim Penyusun Modul Manajemen Agribisnis, 2013). Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru (Anonymousa, 2013). Matriks SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana strategi diperoleh dengan menganalisis peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan 4 set kemungkinan alternative strategis, yaitu strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi WT (Tim Penyusun Modul Manajemen Agribisnis, 2013).

18

(Anonymousa, 2013)

19

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Ruang Lingkup Agribisnis 3.1.1 Profil Perusahaan Home Industri milik Ibu Nurjannah merupakan salah satu usaha dibidang subsistem agribisnis hilir dengan memproduksi keripik tempe. Beliau memanfaatkan hasil pertanian yang berupa kacang kedelai yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan tempe, dan tempe merupakan bahan baku dalam pembuatan keripik tempe. Kripik tempe menjjadi salah satu oleh-oleh khas dari Kota Malang yang banyak digemari masyarakat. Oleh karena itu, Bu Nurjannah berhasil mengembangkan usahanya sampai membuka tiga tempat produksi dan pemasarannya pun sampai keluar kota (Jakarta, Bali, Lombok, dan Kalimantan). 3.1.2 Sejarah Berdirinya Perusahaan Usaha yang dimiliki Ibu Nurjannah didirikan pada tahun 1999, yang terletak di Jl. Sanan 124 Malang, Jawa Timur. Beliau mengembangkan usahnaya tidak sendiri. Keluarga beliau turut membantu dalam pengembangan home industry ini, khususnya anak-anaknya. Dari tahun 1999 sampai sekarang bukan waktu yang pendek, sudah sekitar 14 tahun usaha Ibu Nurjannah berdiri. Lamanya waktu tersebut tidak lepas dari adanya kendala-kendala dalam pengembangan usahanya. Misalnya harga bahan baku yang naik turun. Hal tersebut akan membuat bingung produsen dalam menentukan harga jual. Selain itu, ada juga faktor politik yang datang dari pekerjanya, terkadang ada beberapa pegawai yang kurang jujur dalam proses produksi. Namun, kendala-kendala tersebut dapat dikendalikan oleh Bu Nurjannah dan keluarganya dan pembuatan keripik tempe masih berlangsung sampai sekarang.

20

3.1.3 Visi Misi Perusahaan Visi: memajukan perusahaan dan memasarkannya sampai ke tingkat nasional. Misi: penjagaan mutu produk dan menambah varietas rasanya. 3.2 Organisasi Perusahaan Agribisnis 3.2.1 Bentuk Organisasi Perusahaan Agribisnis Bentuk organisasi perusahaan Keripik Tempe Ibu Nurjannah merupakan perusahaan perseorangan atau usaha pribadi, yaitu bentuk bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh Ibu Nurjannah sendiri dengan dibantu keluarganya. Beliau mengambil segala keputusan dan bertanggungjawab secara pribadi atas segala hal yang dilakukan oleh perusahaan. Jika mengalami kerugian, Ibu Nurjannah sendiri yang menanggungnya, dan keuntungannya pun dinikmati sendir oleh Bu Nurjannah dan keluarganya. 3.2.2 Gambarkan Struktur Organisasi dari Perusahaan Agribinis serta hubungan antar bagian

Pemilik Ibu Nur Jannah

Manajer Suami Ibu Nurjannah

Staf Produksi Ketiga anaknya di tempat yang berbeda

Staf Pemasaran Keluarga Ibu Nurjannah

21

3.2.2 Job Description pada Struktur Organisasi Ibu nurjannah sebagai pencetus ide awal pembutan keripik tempe dan sebagai pimpinan perusahaan tersebut, dalam proses pengawasan produksi, beliau dibantu oleh suaminnya. Saudara atau anak-anaknya dipercayai Ibu Nurjannah sebagai pelaksana pemasaran produk. Pada dasarnnya perusahan ini berbasis dari keluarga terdekat untuk proses pemasaran atau penjualan produk tempe tersebut. Untuk staf produksi, Ibu Nurjanah mempercayakan kepada tetangga sekitar untuk membantunnya, misalnya dalam proses pemotongan tempe, penggorengan dan pemasaran. Staf produksi diawasi langsung oleh saudara atau anak dari Ibu Nurjanah sendiri. Terkadang untuk memaksimalkan hasil tidak jarang ibu nurjanah juga ikut serta dalam proses produksi tersebut. 3.3 Manajamen Sumber Daya Manusia dalam Perusahaan Agribisnis Dalam usaha Ibu Nurjannah, manajemen sumber daya manusianya tidak begitu ada pengkhususan untuk menjadi karyawannya. Cukup bermodal kejujuran, dan dapat memasak, serta bersih maka beliau dapat menjadi karyawan dalam Home Industry Ibu Nurjannah. Ibu Nurjannah sendiri memilki karyawan sebanyak 27 orang dimana tersebar di empat tempat, dimana disetiap tempat produksi terdapat tiga orang, dan itu sudah mencakup proses produksi, pengemasan, pengepakan. 3.3.1 Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia yang dilakukan oleh Perusahaan Menurut hasil wawancara dan pengamatan pada saat survey yang dilakukan dapat diketahui fingsi Manajemen sumberdaya manusia sebagai berikut : a. Pada penentuan kebutuhan personal dari perusahaan tersebut dapat dilakukan dengan cara i. Pembukaan lowongan ii. Kompensasi
22

iii. Integrasi iv. Pemeliharaan dan sparasi b. Untuk mencari serta menseleksi tenaga kerja dilakukan dengan cara i. Pencarian tenaga kerja yang terampil dan bertanggung jawab(biasannya dari tetangga yang sudah pengalaman dan dipercaya) ii. Seleksi yang dimaksutkan untuk mencari tenaga kerja yang sungguhsungguh dan bertanggung jawab iii. Pemilihan tenaga kerja yang ditinjau dari beberapa aspek misalnnya terampil dan cekatan dalam bekerja serta bertanggung jawab c. Untuk persyaratan pemberian kompensasi i. Berdasarkan hasil produksi jika produksi yang dihasilkan banyak maka tidak menutup kemungkinan kompensasi yang dihasilkan juga banyak. ii. Lamannya para pekerja untuk perusahaan tersebut d. Mengawasi pelatihan dan pengembangan i. Dilakukan oleh Ibu Nurjanah langsung ddan dibantu oleh saudara atau anaknnya e. Pemutusan hubungan kerja i. Dilakukan berdasarkan kebutuhan produksi ii. Keinginan dari tenaga kerja sendiri iii. Evaluasi dari pimpinan apakah kinerjannya masih sesuai atau tidak 3.3.2 Resiko dan Kendala yang dihadapi perusahaan dalam SDM serta bagaimana perusahaan memanaj-nya Resiko dan Kendala Manajemen Sumber Daya Manusia yang dihadapi Home Industri milik Ibu Nurjannah adalah:

23

No 1 2 3 4

Kendala atau resiko Kecelakaan Kerja Gaji Ketidak sesuaian dalam bekerja Konflik antara pegawai

Manajemen resiko Beliau memberikan kompensasi atau tunjangan untuk berobat Pemberian gaji disesuaikan dengan output yang dihasilkan Memberikan teguran atau peringatan Pimpinan menengahi dan menyelesaikan

permasalahan Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa peran pimpinan dalam hal ini Ibu Nurjannah sangat penting dalam pemanajemenan kendala atau resiko dalam tenaaga kerja. Mungkin karena ini merupakan perusahaan home industry yang sebagian tenaga kerjannya adalah orang terdekat dari ibu Nurjannah itu sendiri. 3.4 Manajemen Produksi dalam Perusahaan Agribisnis 3.4.1 Jenis Produk yang di produksi oleh perusahaan Home Industri milik Ibu Nurjannah memproduksi keripik tempe dengan bahan dasar kedelai yang dibuat sendiri oleh anak-anaknya dengan cara dan resep yang sudah turun menurun dan menggunakan bahan alami tanpa ada bahan kimia sehingga dapat dikonsumsi siapa saja. Pemrosesan dilakukan dengan semi tradisional dimana dibantu dengan alat alat pendukung dan ditangani oleh para ahli dibidang Keripik Tempe. Sehat dan Higienis adalah komitmen dari produk Keripik Tempe Ibu Nurjannah untuk selalu memberikan hasil yang terbaik bagi konsumen. 3.4.2 Bahan baku utama dan tambahan serta Proses Produksi Bahan Baku utama Tempe Bahan tambahan Tepung beras Tepung tapioka/kanji

24

Air Minyak goreng Ketumbar Bawang putih, Kemiri Garam Peralatan yang digunakan Talenan Pisau Penggorengan Kompor Alat pemotong otomatis (jika produksi perhari banyak) Proses Produksi

3.4.3 Kapasitas produksi maksimal serta jumlah produksi (dalam beberapa periode)

25

Jumlah Keripik Tempe yang diproduksi oleh Ibu Nurjannah perhari menghasilkan 100 kg keripik tempe dan harga keripik tempe per bungkusnya Rp.3500 untuk ukuran kecil, sedangkan untuk ukuran yang besar harga perbungkusnya Rp. 7000. Pendapatan sehari-hari Ibu Nurjanah berkisar 2 juta sampai 4 juta per harinya. Namun ketika menjelang lebaran pendapatan Ibu Nurjanah meningkat hingga berkisar 7 juta sampai 14 juta per harinya. 3.4.4 Kualitas Produk (kelebihan dan kelemahan dari produk) Berdasarkan perusahaan home industry milik Ibu Nurjannah kualitas pada keripik tempe yang ada merupakan kualitas yang terbaik dari sisi ketahanan keripik tempe tersebut sudah memenuhi standart dan keamanan pangan untuk di konsumsi oleh konsumen namun kelemahan pada produk keripik tempe terletak pada kemasan keripik tempe karena kurang menarik dan tidak ada komposisi di kemasan tempe tersebut. 3.5 Manajemen Pemasaran dalam Perusahaan Agribisnis 3.5.1 Deskripsi tentang bagaimana perusahaan tersebut memasarkan produknya Keripik tempe produksi Ibu Nurjannah dipasarkan dengan membuka toko pusat oleh-oleh khas Kota Malang yang terletak di Jl. Sanan 124 Malang Jawa Timur dimana untuk menemui letak toko tersebut tidakklah susah. Selain itu keripik tempe Ibu Nurjannah di kirim ke luar kota setiap seminggu sekali seperti Jakarta, Bali, Lombok, Kalimantan. 3.5.2 Strategi Pemasaran Produk Keripik tempe milik Home Industri Ibu Nurjannah tidakklah menggunakan strategi pemasaran yang detail seperti iklan, atau baner. Produk olahan mereka sudah terkenal akibat adanya pembicaraan mulut orang satu ke orang lain, sehingga keripik tempe Ibu Nurjannah masih tetap dipercaya. Hal

26

ini disebabkan dalam proses produksinya Ibu Nurjannah tetap menjaga kualitas dan adanya banyak variasi rasa yang menarik minat konsumen. 3.5.3 Kendala atau resiko perusahaan dalam memasarkan produknya serta bagaimana perusahaan tersebut memanaj-nya. No Kendala atau Resiko 1. Biaya pemasaran ke luar kota yang jaraknya jauh semakin mahal (jumlah 2. ongkos kirim) Banyaknya kompetitor penjual keripik tempe di Kota Malang Manajemen Resiko Menaikkan harga keripik tempe di kota yang jaraknya jauh Memberikan variasi rasa pada keripik tempe sehingga menarik konsumen untuk membeli 3.5 Manajemen Keuangan dalam Perusahaan Agribisnis Manajemen Keuangan Home Industri Milik Ibu Nurjannah A. Biaya Tetap (TFC) No Input Tetap Nilai Beli (Rp) A 1 2 3 4 5 Mesin Pekerja Rp 2.000.000 Rp 56.000 Nilai Sisa (Rp) b Rp. 500.000 Rp 46.000 Umur Ekonomis (Th) c 5 1 Jumlah (unit) d 4 27 Biaya Penyusutan (Rp) ((a-b/c)xd) Rp 1.200.000 Rp 2.700.000

1. Biaya Produksi (Rp/sau kali proses produksi)

Total Biaya Tetap (TFC) B. Biaya Variabel (TVC) No Input Variabel Jumlah Nilai (Rp)

Rp 3.900.000

Biaya

27

(unit) 1 2 3 Tepung Keripik Bahan baku (tempe) Bahan tambahan (Air,Minyak goreng,Ketumbar ,Bawang putih, Kemiri, Garam) 4 Alat (Talenan,Pisau,Penggorengan) 5 Total Biaya Variabel (TVC) C. Biaya Total (TC) No 1 2 Jenis Biaya Total Biaya Tetap (TFC) Total Biaya Variabel (TVC) Total Biaya Produksi (TC) 2. Penerimaan (TR) No 1 2 Uraian Total Produksi (unit) Harga (Rp) Total Penerimaan (TR) (Rp) Biaya (Rp) Rp 3.900.000 Rp 700.000 Rp 4.600.000 Rp 75.000 Rp 300.000 Rp 250.000 Rp 75.000

Variabel (Rp) Rp 300.000 Rp 250.000 Rp 75.000

Rp 75.000

Rp 700.000

Nilai (Rp) 100 kg Rp 30.000 Rp 3.000.000

3. Keuntungan (pendapatan) petani/usaha agribisnis Uraian Nilai (Rp) Total Penerimaan (TR) (Rp) Rp 3.000.000 Total Biaya Produksi (TC) (Rp) Rp 4.600.000 Total keuntungan (profit) (Rp) Rp 7.600.000 4. Kendala (resiko) dalam Manajemen Keuangan & manajemen kendala(resiko) No 1 2 3 Kendala/resiko Kurangnya pasokan bahan baku Meningkatnya biaya produksi Kurang mampu mengolah dana hasil Manajemen resiko Dapat menstabilkan harga Mengurangi input Berusaha membuat inovasi No 1 2

28

penjualan untuk kepentingan pengeluaran yang bersifat produktif 3.6 Analisis Nilai Tambah Produk dalam Perusahaan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

baru

Analisis nilai tambah pada produk (olahan) keripik tempe milik Ibu Nurjannah Variabel Output,input dan harga Output atau total produksi Nilai (unit/proses 100 kg/ proses produksi 100kg/proses produksi 6 jam 1 6/100= 0.06 Rp 30000/kg Rp 56.000/ 6 jam Rp 8000/kg Rp 6000/kg Rp 30.000 Rp 16.000 0,53% Rp 3.360 0,21% 0,112% Rp 12.640 0,79% 0,42% Rp 22.000 0,115% 0,27% 0,57%

produksi) Input bahan baku Input tenaga kerja (HOK/Proses produksi) Faktor Konversi Koefisien tenaga kerja Harga produk (Rp/unit) Upah rata-rata tenaga kerja per HOK (Rp) Pendapatan dan Keuntungan Harga input bahan baku (Rp/kg) Sumbangan input lain (Rp/kg) Nilai produk c. Nilai tambah d. Rasio nilai tambah d. pendapatan tenaga kerja e. bagian tenaga kerja (dari nilai tambah) f. bagian tenaga kerja (dari nilai produk) d. keuntungan e. tingkat keuntungan (dari nilai tambah) f. Tingkat keuntungan (dari nilai produk) Balas jasa untuk faktor produksi Marjin d. pendapatan tenaga kerja e. sumbangan input lain f. keuntungan perusahaan

13

14

29

Distribusi Nilai Tambah Bagi Pendapatan,Tenaga Kerja serta keuntungan pada Produk Nilai Tambah 53% Nilai Produk Rp 30.000 20% 27% Rp 16.000 Bahan baku Rp 8.000 Input lain Rp 6.000 79% Pendapatan TK 21% Rp 3.360 Keuntungan Rp 12.640

3.7 Strategi Pengembangan (Analisis SWOT) dalam peusahaan agribisnis Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu: 1. Strengths (kekuatan) Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. 2. Weakness (kelemahan) Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. 3. Opportunities (peluang)

30

Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar. 4. Threats (ancaman) Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Berikut faktorfaktor internal dan faktor-faktor eksternal pada home industry Nurjjanah:

Faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) No 1 2 3 Faktor-faktor internal perusahaan Sumber daya manusia Sumber daya lain Fasilitas Kekuatan (strenght) SDM bekerja keras dan dapat dipercaya Variasi produk Mesin produksi banyak Kelemahan (weakness) Jika kurang jujur, akan di PHK Jumlah pasokan kedelai menurun Peralatan yang digunakan semi 4 Produksi dan Operasi Beberapa sudah menggunakan teknologi 5 6 Lokasi Keuangan dan Akuntansi modern Memiliki banyak cabang Mendapatkan omset yang banyak tradisional Proses produksi sebagian manual Lokasinya kurang strategis Kestabilan harga sering mengalami naik turun

31

7 8

Manajemen Pengalaman

Sistem manajamennya cukup baik Pengalamannya dalam bidang membuka usaha

Tidak terstruktur Pengalaman tidak merata pada semua usia

9 10

Produk Citra Perusahaan

cukup baik Berkualitas, bervariasi dan Tidak memiliki ciri tahan lama Sudah memiliki nama yang cukup terkenal khas yang khusus Belum sampai ke posisi global/posisi internasional Dibatasi dalam pemberian info tentang keuangan Tidak ada pengolahan limbah

11

Perijinan

Terbukanya untuk kalangan umum untuk mengetahui proses produksinya Limbahnya tidak mencemari lingkungan

12

Amdal

2. Faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) No 1 2 Faktor-faktor eksternal Perusahaan Kondisi Perekonomian Faktor Sosial Peluang (opportunity) Adanya pemberi dana Pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat 3 4 5 Faktor Budaya Faktor Politik Faktor Hukum Masyarakat butuh perubahan Adanya badan Ancaman (threat) Keadaan perekonomian yang belum stabil Penduduk (konsumen) sulit menerima produk yang ditawarkan Memiliki pola pikir yang belum modern Pencabutan izin

32

6 7 8 9

Teknologi (aspek produksi) Teknologi (aspek pemasaran) Persaingan Permintaan

perlindungan hokum Teknologi sudah mulai modern Teknologi sudah mulai modern Hubungan yang baik dengan pemasok Terciptanya loyalitas konsumen

produksi Kurangnya ketersediaan bahan baku yang baik Munculnya pesaing baru (competitor) Munculnya produk yang sama dari perusahaan lain Belum adanya ciri yang khusus terhadap produk

10 11

Kebijakan Pemerintah Selera Konsumen

Memiliki variasi rasa yang menarik

Setelah dibuat pemetaan Analisis SWOT maka dibuatlah tabel matriks dan ditentukan sebagai tabel informasi SWOT. Kemudian dilakukan pembandingan antara faktor internal yang meliputi Strength dan Weakness dengan faktor luar Opportunity dan threat. Setelah itu kita bisa melakukan strategi alternatif untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih merupakan strategi yang paling menguntungkan dengan resiko dan ancaman yang paling kecil. Selain pemilihan alternatif analisis SWOT juga bisa digunakan untuk melakukan perbaikan dan improvisasi. dengan mengetahui kelebihan (Strength dan opportunity) dan kelemahan kita (weakness dan threat), maka kita melakukan strategi untuk melakukan perbaikan diri. Mungkin salah satu strateginya dengan meningkatkan Strength dan opportunity atau melakukan strategi yang lain yaitu mengurangi weakness dan threat. Berikut matriks SWOT pada home industry Nurjanah:

33

Matriks SWOT Strenght (S) 1. Kekuatan dana 2. Memiliki pengetahuan yang baik 3. Memiliki keterampilan yang baik 4. Pemasaran yang sudah cukup luas 5. Variasi produk terhadap daya pikat masyarakat 6. Produk berkualitas, bervariasi dan tahan lama 7. Sudah memiliki nama Opportunity (O) 1. Kepercayaan masyarakat 2. Adanya pemberi dana yang cukup terkenal Strategi S-O 1. Memanfaatkan kekuatan keuangan (S1,O2) 2. Memanfaatkan Weakness (W) 1. Keadaan perekonomian yang belum stabil 2. Teknologi yang masih semi tradisional 3. Belum memiliki pengetahuan tentang organisasi 4. Belum sampai menyebar luas ke seluruh Indonesia 5. Pasokan bahan baku menurun 6. Tidak memiliki ciri khas yang khusus Strategi W-O 1. Kelemahan organisasi perlu diperbaiki (W3,O6) 2. Dapat memanfaatkan
34

3. Teknologi yang sudah mulai modern 4. Masyarakat butuh perubahan 5. Pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat dan meluas 6. Lingkungan sesuai organisasi 7. Hubungan yang baik dengan pemasok

peluang (S3,O4) 3. Pemasaran terencana dan terstruktur (S4,05) 4. Strategi positif dalam memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki (S2,O3) 5. Mempertahankan variasi produk bahkan dapat membuat inovasi terbaru (S5,O1)

teknologi yang sudah modern (W2,O3) 3. Dapat memanfaatkan dana yang telah ada untuk pengeluaran yang lebih produktif agar dapat menstabilkan perekonomian (W1,O2) 4. Dapat lebih meluaskan lokasi pemasaran (W4,O5) 5. Menjaga hubungan kepada pemasok agar lancarnya pemasukan bahan baku (W5,O7)

Threat (T) 1. Keadaan perekonomian yang belum stabil 2. Belum adanya ciri yang khusus terhadap produk 3. Munculnya produk yang sama dari perusahaan lain 4. Kurangnya

Strategi S-T 1. Dapat menstabilkan perekonomian dengan baik (S1,T1) 2. Mempertahankan dan meningkatkan berbagai variasi terhadap produk (S5,T3) 3. Dapat lebih membuka wawasan ilmu

Strategi W-T 1. Mengatasi masalah perekonomian (W1,T1) 2. Meningkatkan penggunaan teknologi modern (W2,T5) 3. Menjaga hubungan dengan pemasok agar mendapatkan bahan
35

ketersediaan bahan baku yang baik 5. Memiliki pola pikir yang belum modern 6. Munculnya kompetitor

pengetahuan (S2,T5) 4. Meningkatkan variasi dan inovasi produk (S6,T2) 5. Meningkatkan citra perusahaan agar jika pada kompetitor tidak perlu dkhawatirkan (S7,T6)

baku yang cukup dan baik (W5,T4) 4. Meningkatkan hasil produk agar mampu bersaing dengan kompetitior (W6,T6) 5. Membuat inovasi baru terhadap produk (W6,T3)

BAB IV PENUTUP

36

4.1 Kesimpulan Home Industri milik Ibu Nurjannah merupakan home industry yang mengolah bahan pertanian (kedelai) menjadi produk pangan yang bisa langsung dinikmati konsumen. Produk itu merupakan keripik tempe yang banyak dicari untuk dijadikan sebagai oleh-oleh. Keripik tempe Ibu Nurjannah memiliki banyak varian rasa, yaitu rasa original, pizza, balado, keju, spaghetti, dan barbeque. Banyaknya varian rasa tersebut dibuat supaya keripik tempe Ibu Nurjannah dapat semakin dikenal masyarakat Indonesia. Bentuk organisasi perusahaan Keripik Tempe Ibu Nurjannah merupakan perusahaan perorangan atau usaha pribadi, yaitu bentuk bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh Ibu Nurjannah sendiri dengan dibantu keluarganya. Beliau mengambil segala keputusan dan bertanggungjawab secara pribadi atas segala hal yang dilakukan oleh perusahaan. Jika mengalami kerugian, Ibu Nurjannah sendiri yang menanggungnya, dan keuntungannya pun dinikmati sendiri oleh Bu Nurjannah dan keluarganya. Untuk mencari serta melakukan seleksi tenaga kerja dilakukan dengan cara pencarian tenaga kerja yang terampil dan bertanggung jawab. Biasanya, Bu Nurjannah mempercayakan tenaga kerjanya kepada tetangga-tetangga terdekatnya. Untuk pemberian kompensasi dilakukan berdasarkan hasil produksi, jika produksi yang dihasilkan banyak maka tidak menutup kemungkinan kompensasi yang dihasilkan juga banyak. Lamannya para pekerja untuk perusahaan tersebut juga mempengaruhi kompensasi yang akan diberikan. Untuk pemutusan hubungan kerja dilakukan berdasarkan kebutuhan produksi, selain itu, evaluasi dari pimpinan juga mempengaruhi, apakah kinerjannya masih sesuai atau tidak. Produk olahan Ibu Nurjannah dikenal masyarakat akibat adanya pembicaraan mulut orang satu ke orang lain, sehingga keripik tempe Ibu Nurjannah masih tetap dipercaya. Hal ini disebabkan dalam proses produksinya Ibu Nurjannah tetap menjaga kualitas dan adanya banyak variasi rasa yang menarik minat konsumen. Ibu Nurjannah tidak memasarkan produknya melalui banner atau iklan
37

di televisi. Dengan strategi pemasaran yang masih manual (dari mulut ke mulut), perusahaan keripik Tempe Ibu Nurjannah sudah meraih untung yang cukup banyak sehingga perusahaannya masih bias bertahan sampai sekarang.

38

Anda mungkin juga menyukai