Etiologi
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer Beberapa factor yang mempengaruhi terjadinyahipertensi: Genetik Obesitas Stress Lingkungan Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua serta pelebaran pembuluh darah
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan : 1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. 2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal
Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah : mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan mempertahankan tekanan dibawah 140/90mmHg. Efektivitas penatalaksanaan ditentukan oleh derajat hipertensi, komplikasi, biaya perawatan, dan kualitas hidup sehubungan dengan terapi
2. Terapi Farmakologik
Semua obat-obatan yang menurunkan tekanan darah rata-rata sama efeknya. Obat-obatan tersebut menurunkan tekanan darah sostolik sekitar 10-15 mmHg dan tekanan diastolik 6-8 mmHg.
Jenis obat untuk hipertensi antara lain sebagai berikut: 1. Thiazid Diuretik Obat-obatan dengan golongan ini bekerja dengan membuka pembuluh darah yang dapat menurunkan tekanan darahKerja obat ini juga cenderung membuat pembuluh darah ukuran ateriol menjadi rileks. Gunakan dosis serendah mungkin. Contoh: Bendrofluazid, Chlorothiazide,Chlorthalidone,Cyclopenthiazide,H ydrochlorotiazide,Indapamide,Mefruside,Metolaz one,Polythiazide,Xipamide
2.Beta-Bloker
Obat-obatan ini bekerja dengan menghambat kerja nor adrenalin,obat ini juga mempersempit saluran udara dalam paru-paru . Karena obat ini mengurangi kekuatan krontraksi jantung, maka tidak dapat digunakan jika jantung tidak dapat memompa dengan baik, seperti pada pasien gagal jantung. Contoh: Celiprolol hydrochloride,Esmolol hydrochloride,Labetalol hydrochloride,Metaprolol tartrate,Nadolol,Oxprenolol hydrochloride,Pindolol,Sotalol hydrochloride,Timolol maleate
4. Penghambat ACE
Penghambat ACE (Angiotensin-converting enzymes) bekerja dengan mencegah aktifasi hormon angiotensin II dari kedua perintisnya, yakni renin dan angiotensin I. Contoh: Captopril,Cilazapril,Enalapril meleate,Fosinopril,Lisinopril,Moixipril hydrochloride,Perindopril,Quinapril,Ramipril,tr andolapril
5. Alpha-Bloker
Obat-obatan ini bekerja dengan menghambat kerja adrenalin pada otot-otot yang menyusun dindingdinding pembuluh darah Contoh : Doxazosin Indoramin Phenoxybenzamine hydrochloride Phentolamine mesylate Prazosin Terazosi
8. Terapi kombinasi
Kombinasi obat-obat tertentu lebih efektif dari yang lain. Meskipun ada banyak pengecualian, secara umum beta-bloker dan penghambat ACE paling banyak diberikan bersama dengan thiazide diuretik atau penghambat saluran kalsium. (contohnya, Tenoret 50, Zestoretic, dan cozaar-comp).
4 tahap gout
1. Asymptomatic (tanpa gejala). 2. Akut, gejalanya muncul tiba-tiba dan biasanya menyerang satu atau beberapa persendian. 3. Interkritikal, Tahap dimana penderita asam urat mengalami serangan berulang yang tidak menentu. 4. Kronis, Tahap dimana kristal asam urat menumpuk diberbagai jaringan lunak tubuh penderita.
Penatalaksanaan
Pengobatan serangan akut dengan colchicine 0,6 mg (oral), colchine 1,0-3,0 mg (dalam NaCL intravena), Phenilbutazone (Butazolidin), Indometachin (Indocin) Sendi diistirahatkan Kompres dingin Diet rendah purin Analgesik dan antipiretik Terapi pencegahan dengan meningkatkan ekskresi asam urat menggunakan probenecid (Benemid) 0,5 g/hari atau sulfinpyrazone (anturane) pada pasien yang tidak tahan terhadap benemid atau menurunkan pembentukkan asam urat dengan Allopurinol (zyloprim) 100 mg 2x/hari.
Pengobatan
Tujuan pengobatan adalah Untuk mengatasi gejala serangan akut(mendadak) asam urat, mencegah kambuhnya kembali radang sendi pembentukan batu urat.
. Bagi penderita ganguan asam urat, untukmenurunkan kadar asam urat dalam darah diberikan allopurinol yang bekeja sebagi inhibitor menekan produksi asam urat. Atau urikosurik, misalnya probenesid untuk membantu memepercepat pembuangan asam urat lewat ginjal. Diberikan juga obat-obat untuk mengatasi radang dan rasa sakit yaitu analgesik dari golongan AINS atau NSID seperti indometasin, ibuprofen, ketoprofen, atau diklofenak. Sedangkan untuk pencegahan serangan berulang biasanya diberikan kolsisin
Gejala klinik
Tidak khas bahkan tanpa gejala Sering ditemukan disuri,poliuri Nyeri suprapubik dan daerah pelvis Pada ISK Bag Bawah : Rasa sakit/panas pada uretra pada wkt kencing dgn urin sedikit2 serta rasa tdk enak di supra pubik Pada ISK bag atas Sakit kepala,malaise,mual,muntah,demam menggigil, rasa tdk enak dan nyeri di pinggang
komplikasi
Pielonepritis akut Eptikemia Keruksakan ginjal Penatalaksanaan Banyak minum agar diuresis meningkat Antibiotik dengan dosis tunggal selama 5 hari (amoksicilin,kotrimoksazol,ciprofloksacin,dll)
2. Inkotinensia urine
Perubahan2 akibat proses menua mempengaruhi sal kemih bawah Klasifikasi : 1. Inkotinensia urine akut reversible D delirium Rrestiksi mobilitas,retensi urine I infeksi,Implamasi, P poli uri, pharmasi 2. Inkotinensia urine persisten, karena antomi,patofiologis dan klinik
Katagori klinis : 1. Inkotinensia urine stress 2. Inkontinensia urine urgensi 3. Inkontinensia urine overflow 4. Inkotinensia urine fungsional
Penatalaksanaan
Mengurangi faktor resiko Mempertahankan homeostasis Mengontrol inkotinensia urine Modifikasi lingkungan Medikasi Latihan otot pelvis operasi
Terafi farmakologi Inkotinensia urgen : anti kolnergik seperti oxybutinin,Propantein,Dicylomine,Flavoxate,imipr amine Inkotinensia urine stress : alpha adrenergik agonis seperti pseudoephedrine utk meningkatkan retensi urine Pada sfinkter relax : kolinergik agonis seperti Bethanechol atau alfakolinergik antagonis seperti prazosin
Terafi pembedahan Bila terafi non farmakologis dan farmako logis tidak berhasil dilakukan terhadap tumor,batu,divertikulum dan BPH serta prolap pelviks(wanita)
Penatalaksanaan
Pembesaran prostat dibagi derajat I-IV Derajat I pengobatan konservatif penghambat adrenoreseftor alpha : alfazosin,frazosi dan terazosin Derajat II IV pembedahan Penatalaksanaan invasif lainnya : cahaya laser Transuretral Ultrasound Guided Laser Indused Prostaektomy (TULIP)
Gizi buruk dan proses menua juga meningkatkan resiko TBC. Kanker Paru sering ditemukan terutama pada Lansia Perokok Berat. Mangunegoro (1992) menyatakan : terdapat kecenderungan peningkatan frekuensi kanker paru (pada perokok berat)
Therapi
Sesuai dengan penyakit Misal : TBC = Paket DOTS ( INH,Rifampisin,Pirazinamid) Penyakit yang disebabkan infeksi = anti biotik Batuk = anti tusif dan ekspektoran (OBH,GG,Bromheksin,DLL)
diketahui
Kemungkinan ada peradangan Parasetamol / aspirin pada otot atau sekitar sendi..
Diare, muntah
Keracunan
makanan
Daftar pustaka
Arjatmo, (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI Brunner & Suddart, (1996). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC Capernito, (2000). Diagnosa Keperawatan, edisi 8. Jakarta: EGC Doengoes, (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC Prince, Loraine M. Wilson, (1995). Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit, edisi 4. Jakarta: EGC Corwin, J. Elizabeth, (2001). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Suratum, et all.2008.Seri ASKEP Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal.Jakarta:EGC Tim redaksi.2006.Asam Urat, Info Lengkap Untuk Penderita dan Keluarga.Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama
an ini ?
42
TERIMA KASIH