Anda di halaman 1dari 5

Nama Prodi/Semester NIM

: Rusuk Ginarto : Mekatronika / 6 : 0220100071 PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN & MENGISI KEMERDEKAAN

1. Masa Revolusi Fisik Revolusi fisik merupakan perkembangan kejadian atau perjuangan yang dimulai dari saat proklamasi kemerdekaan sampai tahun 1950, dimana perjuangan pada saai ini difokuskan untuk menggagalkan keinginan Belanda yang ingin menguasai Indonesia kembali. Dinamakan revolusi fisik, karena pada saat ini perjuanagan lebih banyak dalam bentuk fisik untuk mempertahankan kemerdekaan yang baru diperoleh. Revolusi fisik terdiri atas: a. Perjuangan Diplomatik. Yaitu perjuangan melalui meja perundingan, diantaranya: 1) Perundingan Linggarjati pada tanggal 15 Nopember 1946, dimana Indonesia diwakili oleh Sutan Syahrir dan Belanda diwakili oleh Shurmer Horn. 2) Perundingan Renville tanggal 17 Januari 1948. Indonesia diwakili oleh Mr. Amir Syarifuddin dan Belanda diwakili oleh R. Abdul Kadir Wijoyo Atmojo. 3) Perundingan Roem-Royen tanggal 7 Mei 1949. Indonesia diwakili oleh Mr. Moh. Roem dan Belanda diwakili oleh Van Royen. b. Perjuangan Bersenjata. 1) Pertempuran Surabaya 10 Nopember 1945, yang diikuti oleh Insiden Hotel Yamato tanggal 19 Nopember 1945. 2) Bandung laurtan api, dimana kota Bandung dibagi menjadi dua pada tanggal 24 Maret 1946. 3) Perang Puputan di Bali tanggal 20 Nopember 1946. 4) Pembunuhan 40.000 orang di Sulawesi oleh Westerling tanggal 7 Desember 1946. 5) Agresi Militer Belanda pertama tanggal 21 Juli 1947. 6) Pemberontakan PKI di Madiun tanggal 18 September 1948.

7) Agresi Militer Belanda II tanggal 9 Desember 1948. 8) Serangan Umum 1 Maret 1946, dimana pasukan TNI berhasil menguasai Yokyakarta selama 6 jam pada siang hari.

2. Masa Demokrasi Liberal a. Kurun Waktu (1945 1949) Dalam kurun waktu ini daya upaya Bangsa Indonesia masih ditujukan bagi Mempertahankan Negara Proklamasi Indonesia dari segala bentuk ronrongan baik yang berasal dari pihak Belanda melalui Nica maupun dari dalam negeri, sehingga UUD 1945 tidak berhasil dijalankan sebagaimana mestinya. RIS dalam kurun waktunya yang hanya sebentar mulai goyah, karena tidak didukung penuh oleh rakyat. Rancangan konstitusi RIS yang disusun oleh delegasi RI dan wakil-wakil BFO (wakil negara bagian) dibawah pengawasan PBB. Konstitusi RIS menetapkan : a. Konstitusi RIS menentukan negara berbentuk serikat yang dibagi-bagi dalam 16 negara bagian. b. Konstitusi RIS menentukan suatu sifat pemerintahan yang liberalistis atau pemerintahan yang berdasarkan demokrasi parlmenter. c. Muqadimah konstitusi RIS telah menghapuskan semangat jiwa, maupun isi pembukaan UUD 1945. Konstitusi RIS melenceng dari cita-cita bangsa indonesia sebagai negara kesatuan, sehingga menimbulkan gerakan unitaris. Gerakan ini berpijak pada dasar konstitusional pasal 43 dan 44 dari konstitusi RIS sendiri. Mengakibatkan dalam RIS hanya menyisakan 3 negara bagian yang besar ialah : a. Negara Bagian RI ( Yogyakarta) b. NIT ( Negara Indonesia Timur) c. NST ( Negara Sumatera Timur) Akhirnya berkat kesadaran para pemimpin RIS, dengan dipelopori pemimpinpemimpin yang republiken maka pada tanggal 17 Agustus 1950 negara federasi RIS kembali menjadi NKRI. b. Kurun Waktu ( 1950 1959) Berdasarkan persetujuan konferensi meja bundar, bahwa agar kedaulatannya diakui Belanda maka Indonesia harus dalam bentuk RIS. Yang terdiri atas Negara proklamasi Indonesia, Negara Indonesia Timur, Sumatera Timur dll. Dengan Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presiden. Pada masa ini berlaku UUDS 1950. Negara Indonesia kembali berbentuk kesatuan sejak 17 Agustus 1950, namun masih berdasarkan UUD Sementara (UUDS). Dengan itu, maka sistem pemerintahan

yang dianut adalah sistem pemerintahan parlementer. Dalam sistem ini tergantung pada dukungan partai-partai di dalam parlemen, disisi lain perbedaan antar daerah, pertentangan antar partai politik tidak bisa terhindarkan. Yang pada akhirnya mengakibatkan masyarakat menghendaki adanya pemilu. Kemudian terselenggaralah pemilu pertama kali di Indonesia yakni pemilu untuk DPR tanggal 29 september 1955, dan untuk konstituante tanggal 15 Desember 1955, dan antusiasme masyarakat sangat tinggi menunjukkan kesadaran politik rakyat. Terbentunya Konstituante, berdasarkan UUDS bertugas menyusun UUD yang tetap, mengalami kegagalan dan berakibat sangat membahayakan keutuhan bangsa dan negara, hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Masalah nasional ini diakhiri dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dengan alasan yang kuat dan dengan dukungan sebagian besar rakyat Indonesia. Dekrit Presiden ini berisi : a. Pembubaran Konstituante. b. UUD 1945 berlaku kembali bagi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan terhitung tanggal penetapan dekrit ini, maka tidak berlaku lagi UUD Sementara 1950. c. Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat yang terdiri atas anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan, serta Dewan Pertimbangan Agung Sementara, akan diselenggarakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. c. Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada tanggal 5 Juli 1959. Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden, yang berisi: 1) Pembubaran Konstituante. 2) Kembali ke UUD 1945 3) Pembentukan MPRS yang terdiri dari anggota DPR ditambah utusan daerah/ golongan. Serta pembentukan DPAS.

3. Masa Orde Lama Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 keadaan tata negara Indonsia sudah mulai membaik, namun keadaan demikian dimanfaatkan oleh komunis dalam menanamkan pengaruhnya dalam NKRI. Buah dari perbuatan pihak komunis tersebut adalah munculnya ideologi Manipol Usdek serta konsep nasakom. Puncak dari kegiatan ntesebut adala peristiwa G-30-S/PKI, pada tanggal 30

September 1965 yang bditandai dengan pembunuhan terhadap Para jendral TNI AD. Namun Pemberontakan ini dapat ditumpas pada tanggal 1 Oktober 1965, sehingga dikenang sebagi hari Kesaktian Pancasila. Pembentukan MPRS dengan suatu PenPres serta lembaga-lembaga tinggi lainnya Pemusatan kekuasaan dengan mendirikan badan-badan yang tidak dikenal dalam UUD 1945, yaitu Front Nasional dan Badan Pengawasan Aparatur Negara Pengangkatan Presiden Soekarno menjadi Pemimpin Besar Revolusi dan sebagai Presiden seumur hidup oleh MPRS

4. Masa Orde Baru Orde Baru merupakan tatanan seluruh kehidupan rakyat, bangsa dan negara RI yang diletakkan pada kemurnian pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945. Dillihat dari prosesnya merupakan suatu reaksi dan koreksi terhadap praktek-praktek penyelewengan yang terjadi pada masa Orde Lama. Orde Baru diharapkan mampu untuk memiliki sikap ndan tekat mental yang baik dan mendalam dalam mengabdi kepada masyarakat. Orde Baru dimulai dengan keluarnya Supersemar ( Surat Perintah Sebelas Maret ) pada tanggal 11 Maret 1966 oleh Presiden Soekarno yang memberikan kekuasaan penuh kepada Panglima Angkatan Darat Letjen Soeharto untuk memulihkan keamanan dengan jalan menindak pengacau keamanan yang dilakukan oleh PKI beserta ormas-ormasnya. Namun dalam perjalannya seperti masa-masa sebelumnya juga terjadi penyelewengan oleh beberapa oknum, sehingga memunculkan Orde Reformasi. Melaksanakan Trikora, untuk memasukan Irian Barat ke wilayah RI Mengadakan sidang MPRS IV tahun 1966, sidang istimewa tahun 1957, dan sidang MPRS V tahun 1968 sebagai suatu koreksi prinsip terhadap penyelewengan yang telah dilakukan oleh Orde Lama Sidang MPR tahun 1973, sebagai upaya MPR untuk mengatur kembali, melengkapi, dan menyempurnakan ketentuan-ketentuan UUD 1945 serta melampirkan Pelita dan Repelita II dalam rangka pelaksanaan GBHN

5. Masa Era Globalisasi Pada era globalisasi dimulai dengan Pengangkatan wakil Presiden B.J. Habiebie sebagai Presiden dan pembentukan kabinet Reformasi Mengeluarkan TAP MPR-RI No X/MPR/1998 tentang pokok-pokok Reformasi Pembangunan dalam rangka penyelamatan dan normalisasi kehidupan nasional sebagai haluan negara Penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari KKN dengan TAP MPR No XI/MPR/1998 Di era globalisasi, zaman milenium bila kita lihat dan amati begitu cepat arus informasi yang masuk tanpa dibatasi lagi oleh ruang dan waktu, tentu akan membawa dampak baik yang positif ataupun negatif. Oleh karena itulah sebagai generasi muda untuk menghadapi masa datang hendaknya: 1. 2. 3. 4. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Belajar dengan tekun serta lebih giat lagi. Kuasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta menghindari penonjolan suku, agama atau golongan yang dapat menimbulkan perpecahan. 5. Menghindari perbuatan yang merugikan negara seperti korupsi, kolusi dan nepotisme.

Anda mungkin juga menyukai