PARIWISATA BALI
a) Seniman Sastra
• Dr Gregor Krause adalah orang Jerman yang dikirim ke Wetherisnds
East Idies (Indonesia) bertugas di Bali pada tahun 1921 yang
ditugaskan untuk membuat tulisan-tulisan dan foto-foto mengenai
tata kehidupan masyarakat Bali. Bukunya telah menyebar ke seluruh
Dunia pada tahun 1920 yang bersangkutan tinggal di Bangli.
• Miguel Covarrubias dengan bukunya the Island of Bali tahun 1930.
• Magaret Mead.
• Collin Mc Phee.
• Jone Bello.
• Mrs Menc (Ni Ketut Tantri) dengan bukunya Revolt In Paradise.
• Roelof Goris dengan bukunya Prasasti Bali menetap di Bali tahun
1928.
• Lovis Conperus (1863-1923) dengan bukunya Easwords (Melawat ke
Timur) memuji tentang Bali terutama Kintamani.
b) Seniman Lukis
• R. Bonet mendirikan museum Ratna Warta.
• Walter Spies bersama Tjokorde mendirikan yayasan Pita Maha.
Disamping dikenal sebagai pelukis ia juga mengarang buku dengan
judul Dance dan Drama in Bali. Pertama kali ke Bali tahun 1925.
• Arie Smith yang membentuk aliran young artist Le Mayeur orang
Belgia mengambil istri di Bali tinggal di Sanur tahun 1930 dengan
4
Pada saat Gunung Batur meletus pada tahun1994 yang lalu kawasan
Kintamani makin banyak dikunjungi wisatawan yang ingin menyaksikan
5
Nama Bali makin terkenal setelah pada tahun 1932 rombongan Legong
Peliatan melanglang buana ke Eropa dan Amerika atas prakarsa orang-
orang asing dan pada tahun berikutnya makin banyak saja seni tari Bali
yang diajak melanglang buana ke mancanegara. Selama pementasan
selalu pertunjukan tersebut mendapat acungan jempol.
Hotel Bali Beach dibangun atas biaya dari rampasan perang Jepang.
Hotel tersebut pernah terbakar pada tanggal 20 Januari 1993, pada saat
hotel tersebut terbakar terjadi keanehan yaitu kamar nomor 327, satu-
satunya kamar yang tidak terbakar sama sekali.
Setelah Hotel Bali Beach diresmikan pada bulan November 1966 maka
bulan Agustus 1969 diresmikan Pelabuhan Udara Ngurah Rai sebagai
pelabuhan internasional. Kepariwisataan di Bali dilaksanakan secara lebih
intensif, teratur dan terencana yaitu ketika dimulai dicanangkan Pelita I
pada April 1969.
6
Besakih
Pura Besakih adalah sebuah komplek pura yang terletak di Desa
Besakih, Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem, Bali, Indonesia.
Komplek Pura Besakih terdiri dari 18 Pura dan 1 Pura Utama. Pura
Besakih merupakan pusat kegiatan dari seluruh Pura yang ada di Bali.
Di antara semua pura-pura yang termasuk dalam kompleks Pura
Besakih, Pura Penataran Agung adalah pura yang terbesar, terbanyak
bangunan-bangunan pelinggihnya, terbanyak jenis upakaranya dan
merupakan pusat dan semua pura yang ada di Besakih. Di Pura
Penataran Agung terdapat 3 arca utama Tri Murti Brahma, Wisnu dan
Siwa yang merupakan perlambang Dewa Pencipta, Dewa Pemelihara
dan Dewa Pelebur.
Keberadaan fisik bangunan Pura Besakih, tidak sekedar menjadi
tempat ibadah terbesar di pulau Bali, namun di dalamnya memiliki
keterkaitan latar belakang dengan makna Gunung Agung. Sebuah
gunung tertinggi di pulau Bali yang dipercaya sebagai arwah serta alam
para Dewata. Sehingga tepatlah kalau di lereng Barat Daya Gunung
Agung dibuat bangunan suci Pura Besakih yang bermakna filosofis.
Makna filosofis yang terkadung di Pura Besakih dalam
perkembangannya mengandung unsur-unsur kebudayaan yang
meliputi:
1. Sistem pengetahuan
5. Sistem bahasa
7. Kesenian
Keterangan Peta:
1. Pura Pesimpangan
Pura ini terletak paling selatan dari Pura Penataran Agung, yaitu di sebelah
barat sungai. Untuk mencapainya kita harus berjalan kaki kira-kira 300 meter
ke utara dan kemudian membelok ke barat di suatu tempat yang agak
terpencil. Di pura ini distanakan Bhatari Durga yang dahulu dinamai Pura
Dalem Kedewatan. Para umat Hindu yang telah selesai mengadakan Upakara
Pitra Yadnya yaitu ngaben dan Memukur atau Ngeroras biasanya ke pura ini,
Mendak Nuntun Sang Pitara untuk distanakan di Sanggah atau Pemerajan
masing-masing. Di sekitar Pura Dalem Puri terdapat suatu tanah lapang yang
agak luas yang dinamai Tegal Penangsaran dilengkapi sebuah Pelinggih Tugu
kecil di sebelah timur pura. Piodalan di pura ini pada hari Buda Keliwon Ugu,
sedang setiap tahun pada sasih Kepitu penanggal 1, 3 atau 5 diselenggarakan
upakara Yadnya Ngusaba Kepitu. Di dalam pura inilah menurut suatu cerita,
Sri Jayakasunu menerima pewarah-warah atau sabda dari bhatari Durga
tentang Upacara Eka Dasa Rudra, Tawur Kesanga, Galungan, Kuningan dan
lain - lainnya, yaitu setelah Sri Mayadenawa dihancurkan karena tindakannya
menghalang-halangi masyarakat melakukan ibadah agamanya ke Pura
Besakih.
10
Pura ini merupakan Kahyangan Dewi Pertiwi atau disebut juga Sang Hyang
Giriputri (Saktinya Siwa). Piodalannya pada hari Saniscara Keliwon Wariga
(Tumpek Uduh). Di tempat ini seharusnya umat sembahyang dengan
mempersembahkan aturan sepatutnya sebelum ia akan ke Pura Penataran
Agung Besakih. Maksudnya agar baik jasmani dan rohani disucikan secara
niskala sebelum akan menyelenggarakan sesuatu upakara Yadnya baik di Pura
Penataran Agung maupun di pura pura sekitarnya. Diceriterakan oleh orang-
orang tua, bahwa di masa-masa yang lalu yaitu waktu zaman Dalem atau Raja
beliau biasanya ke Besakih dengan menunggang kuda, diiringi oleh
masyarakat. Di sebelah selatan Pura Manik Mas beliau turun, kemudian
bersama-sama muspa (sembahyang) di Pura Manik Mas. Selanjutnya barulah
beliau menuju ke Pura Penataran Agung Besakih dengan berjalan kaki. Hal ini
dilakukan karena wilayah antara Pura Manik Mas sampai ke puncak disebut
Telajakan Pura Besakih yaitu Soring Ambal-ambal dan Luhuring Ambal-ambal.
Oleh karenanya pula baik sekali bila mulai sekarang dirintis jalan agar setiap
orang yang akan sembahyang ke Pura Penataran Agung Besakih, terlebih
dahulu turun dan sembahyang di Pura Manik Mas, dan kemudian barulah
setelah itu berjalan kaki ke Pura Penataran Agung sehingga keagungan dan
kemuliaan Pura Besakih ini akan semakin dapat dirasakan serta diresapi.
Di sebelah barat jalan terletak Pura Ulun Kulkul di mana Hyang Mahadewa
distanakan. Sebuah kulkul (kentongan besar) terdapat di pura ini dan
dipandang sebagai kulkul yang paling utama dan mulia dari pada semua
kulkul yang ada di Bali. Di zaman dahulu setiap desa atau banjar membuat
kulkul, kulkul itu harus dipelaspas dan dimohonkan tirta di Pura Ulun Kulkul,
agar atas asung wara nugraha Hyang Widhi Wasa, kulkul itu mempunyai
11
taksu, yaitu ditaati oleh krama desa atau krama pemaksan pura yang akan
memakai kulkul tersebut. Adapun piodalan di pura ini jatuh pada hari
Saniscara Keliwon Kuningan atau tepat pada hari Raya Kuningan, sedang pada
setiap hari tilem ketiga diadakan upakara aci Pengurip Bumi dan pada setiap
hari tilem kaulu menghaturkan aci sarin tahun. Aci Pengurip Bumi
dimaksudkan untuk memohon agar semua tanam-tanaman baik di sawah
maupun di ladang menjadi subur dan sebagian kecil dari hasil pertanian itu
kemudian dipersembahkan yang dinamakan aci sarin tahun. Jika ada Upakara-
upakara Yadnya di Pura ini dan di Pura Penataran Agung, maka semua
bangunan Pelinggih yang terdapat di dalamnya harus dihias dengan
pengangge-pengangge sarwa jenar atau hiasan serba kuning.
Di sebelah utara Pure Ulun Kulkul dan agak masuk ke barat dan jalan raya
terdapat Pure Merajan Selonding. Dahulu kala pura ini adalah Merajan dari
Dalem Kesari Warmadewa yang diperkirakan pernah mempunyai istana di
Besakih dengan nama Bumi Kuripan. Raja Purana Besakih dalam bentuk lontar
yang sering disebut Prasasti Bredah disimpan di pura ini, demikian pula
seperangkat gamelan kuno yang bernama Selonding. Dalam Lontar Catur
Muni-Muni yaitu yang menceriterakan tentang asal mulanya ada tabuh
gamelan di Bali, dikatakan bahwa Bhagawan Narada mengajarkan para
pertapa menabuh gamelan dengan gamelan Selonding. Sementara itu dalam
Markandeya Purana ditegaskan bahwa Sang Yogi Markandeya juga memakai
nama Hyang Naradatapa. Apakah yang dimaksud dengan Bhagawan Narada
ini Sang Yogi Markandeya dan gamelan yang dipakainya itu gamelan selonding
yang tersimpan di pura ini, masih perlu diadakan penelitian lebih lanjut oleh
para ahli. Piodalan di pura merajan Selonding pada hari Wraspati Keliwon
Warigadian.
7. Pura Goa
Ke utara dari Pura Manik Mas di sebelah timur jalan raya terletak Pura Gua
di mana Hyang Naga Basuki diistanakan. Di sebelah timur Pura ini terdapat
sebuah sungai dan pada tebingnya ada sebuah gua besar, tetapi sekarang gua
tersebut sudah tertimbun runtuhan tanah longsor. Dalam ceritera tentang
perjalanan Dang Hyang Sidimantra ke Besakih, diceriterakan bahwa di gua
inilah beliau setiap hari-hari tertentu mempersembahkan haturan kepada
Hyang Naga Basuki berupa empahan (susu), madu dan telur. Juga di tempat ini
Dang Hyang Manik Angkeran memotong ekor Naga Basuki, sehingga Dang
Hyang Manik Angkeran dipanggang sampai meninggal, tetapi kemudian
dihidupkan lagi setelah Dang Hyang Sidimantra (Ayah dan Dang Hyang Manik
12
Angkeran) dapat memasang kemBali ekor Naga Basuki yang terpotong itu.
Menurut ceritera rakyat, dahulu kala gua itu tembus sampai ke Gua Lawah
Klungkung, sehingga pernah terjadi pada waktu ada sabungan ayam di Gua
Lawah, salah seekor ayam sabungan itu lari masuk ke Gua Lawah kemudian
dikejar terus oleh pemiliknya dan akhirnya ia keluar di gua Besakih. Pada
permukaan gua sekarang ini sudah diperbaiki sehingga memungkinkan orang
duduk untuk sembahyang atau semadi. Piodalan di pura Gua pada hari Buda
Wage Kelawu atau Buda Cemeng Kelawu.
8. Pura Banua
Pura Banua Kawan terletak di sebelah timur jalan raya yaitu di timur parkir
kendaraan menghadap ke selatan. Di sini diistanakan Batari Sri dan hari
piodalannya jatuh pada hari Sukra Umanis Kelawu. dahulunya di sebelah timur
pura ini agak ke selatan terdapat sebuah lumbung padi untuk tempat
menyimpan sebagian dari padi hasil sawah druwe Pura Besakih. Sekarang
lumbung ini sudah tidak ada dan akan diusahakan untuk dibangun kemBali.
Dengan adanya lumbung ini diharapkan sebagai sarana permohonan untuk
penginih-inih, artinya segala yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
pangan dapatlah dipenuhi, meskipun sederhana tetapi cukup.
Letaknya di sebelah timur Banua Kawan, yaitu di ujung timur di tepi sebuah
sungai menghadap ke selatan. Di sini distanakan Bhatara rambut Sedana dan
terdapat pelinggih untuk memulyakan Empu Bradah dan Bhatara Indra.
Adapun piodalannya jatuh pada hari Saniscara Keliwon Kerulut atau tumpek
Kerulut. Menurut ceritera-ceritera yang pernah didengar oleh para orang-orang
tua di Besakih, konon Pura ini bekas merajan dan Danghyang Manik Angkeran
sewaktu beliau menjadi pertapa di Besakih.
Dari Pura Banua Kawan ke barat melalui jalan setapak agak jauh ke dalam
dan kemudian membelok ke utara akan kita dapati Pura Jenggala di atas
sebuah bukit kecil. Menurut masyarakat setempat pura ini sering juga disebut
Pura Hyang Haluh dan difungsikan sebagai Kahyangan Prajapati. Hal ini bisa
dimengerti karena agak ke selatan dari Pura Jenggala terdapat tanah kuburan
yang disebut Setra Agung. Di pura ini terdapat beberapa patung batu yang
agak kuno menyerupai seorang resi, garuda dan lain lainnya, yang sakral dan
dibuatkan pelinggih-pelinggih. Banyak sekali ceritera rakyat yang dihubungkan
13
dengan pura ini, ada yang mengatakan bekas pertapaan Dyah Kulputih, ada
yang mengatakan Kahyangan Melanting dan ada pula yang memperkirakan
semacam Pura Alas Angker.
Di kaki Pura Penataran Agung Besakih yaitu di sebelah kanan kalau kita
akan menaiki tangga Pura Penataran Agung, terdapat sebuah pura yang
pelinggih induknya berupa meru tumpang pitu (tingkat tujuh). Pura ini bernama
Pura Basukihan di tempat mana menurut perkiraan para sulinggih, Danghyang
Markandeya menanam Pedagingan Pancadatu (lima jenis logam dengan
kelengkapan upakaranya). Pura Basukihan, Pura Penataran Agung dan Pura
Dalem Puri adalah induk dari Kahyangan Tiga di desa-desa yaitu pura Puseh,
pura Desa dan pura Dalem. Dari kelengkapan palinggih-palinggih yang
terdapat di masing-masing pura itu, demikian pula sastra-sastra agama yang
ada hubungannya dengan tata cara membangun suatu pura, nampak bahwa
pura Basukihan itu adalah pura Puseh Jagat, Pura Penataran Agung berfungsi
sebagai pura Desa Jagat dan Pura Dalem Puri sebagai pura Dalem Jagat.
Dengan demikian Pura Basukihan, Pura Penataran Agung dan Pura Dalem Puri
adalah pusat dan semua pura Puseh, pura Desa dan pura Dalem yang terletak
di manapun, sehingga pura Besakih secara keseluruhan adalah pura
Penyungsung Jagat. Adapun yang distanakan di pura ini ialah Hyang Naga
Basuki. Hari Piodalannya jatuh pada hari Buda Wage Kelawu atau Budha
Cemeng Kelawu.
Untuk mencapai Pura Batu Madeg ini kita berjalan kaki keutara disebelah
Barat Suci dan kemudian membelok sedikit ke Barat. Pura ini cukup luas di
mana di dalamnya banyak terdapat palinggih-palinggih dan meru. Palinggih
14
pokok adalah stana Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Hyang
Wisnu berupa meru tumpang 11. Upakara Yadnya atau Pangaci di pura Batu
Madeg terdiri dari piodalan pada hari Soma Umanis Tolu, Ngusabha Warigadian
pada hari penanggal 5 sasih kelima dan Benaung Bayu pada hari tilem sasih
kelima.
Kiduling Kreteg, yaitu di sebelah Timur sungai melalui sebuah jembatan. Luas
Pura ini demikian pula jumlah palinggih-palinggihnya hampir sama dengan
Pura Batu Madeg, di mana pelinggih pokoknya Meru tumpang 11 kahyangan
Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Hyang Brahma. Di
dalam lontar-lontar Pura ini kadang-kadang dinamai Pura Dangin Kreteg dan
kadang Pura Kiduling Kreteg, mungkin karena tempatnya seolah-olah berada di
sebelah timur jembatan dan seolah-olah di sebelah selatan jembatan kalau kita
sedang berada di Pura Penataran Agung. Ini bisa dimengerti karena Pura
Besakih sesungguhnya tidak sepenuhnya menghadap ke Selatan tetapi agak
miring kearah Barat berhadapan dengan Pura Luhur Uluwatu di desa Pecatu
Kabupaten Badung. Ini pulalah sebabnya Pura Luwur Uluwatu dan Pura Besakih
Hyang Hyangning Segara Ukir atau Hyang Hyangning Segara Gunung dalam
arti Pura Luhur Uluwatu berfungsi Predana dan Pura Besakih Purusa.
• Bale Pesambiyangan.
• Meru tumpang 11 Pelinggih Hyang Brahma, yang oleh umum disebut
Bhatara Agung Sakti.
• Meru Tumpang 7 Pelinggih Bhatara Bayu, yang oleh umum disebut I Ratu
Bagus Bayusan.
• Meru tumpang 5 Palinggih Ida Ratu Bagus Swa.
• Meru tumpang I I Palinggih Ida Ratu Bagus Cili.
• Meru tumpang 5 Palinggih Ida Ratu Bagus Soha.
• Meru tumpang 3 Palinggih Ida Ratu Sihi.
• Meru tumpang 3 Palinggih Dewa-Dewi.
• Bale Pesamuan Agung.
• Bale Agung.
• Bale Pegat.
• BalePawedaan.
• Bebaturan.
• Bale Tegeh.
• Bebaturan.
• Panggungan.
• Bale Gambang.
• Bale Gong.
• Candi Bentar.
Di sinilah pura tempat umat maturan dan memohon kedamain pikiran dan
kesejahteraan hidup sesuai dengan makna pengacinya yang disebut Aci
Pengenteg Jagat. Pada waktu karya-karya di Pura Besakih semua pengangge-
pengangge di Pura ini berwama serba putih.
Pura Pengubengan ini letaknya ke utara dari Pura Penataran Agung melalui
jalan setapak kira-kira 30 menit perjalanan. Di sini terdapat pelinggih pokok
meru tumpang 11 di samping bale gong, bale Pelik, Piyasan, Candi Bentar dan
tembok penyengker. Di sinilah pelinggih Pesamuhan Bhatara Kabeh sebelum
Bhatara Turun Kabeh di Penataran Agung. Di antara pura-pura lainnya yang
ada di Besakih, letak Pura Pengubengan ini yang tertinggi. Jika masyarakat
bermaksud mempersembahkan aturannya kepuncak Gunung Agung akan
tetapi tidak mampu karena tingginya, maka cukup aturan itu dipersembahkan
di Pura Pengubengan ini. Sama halnya dengan dan Pura Peninjoan, dari
sinipun pemandangan alam kelihatan indah sekali, akan tetapi Pura Penataran
Agung tidak nampak. Sesungguhnya baik sekali apabila pada hari-hari
tertentu (Rerainan) kita dapat pedek tangkil serta mempersembahkan aturan
di Pura Peninjoan dan Pura Pengubengan secara berombongan, karena di
samping hal-hal berkunjung ke Pura Pura itu termasuk Yadya yang disebut
Tirtha Yatra, juga kita mengetahui secara langsung pura-pura itu. Piodalan di
Pura Pengubengan jatuh pada hari Budha Wage Kelawu.
Letak Pura ini agak kebarat-laut dari Pura Batu Madeg, melalui jalan
setapak, menuruni lembah dan menyelusuri pinggir sungai kering tegalan
penduduk. Perjalanan kurang lebih atarara 15 sampai 25 menit dan kita akan
sampai di Pura Peninjoan disebuah bukit kecil. Di sana terdapat sebuah Meru
tumpang 9. Dari tempat inilah konon Empu Kuturan meninjau wilayah Desa
Besakih yang sekarang menjadi tempat pelinggih-pelinggih di Pura Penataran
Agung dan sekitarnya, sewaktu beliau merencanakan pembanguan dan
memperluas Pura Besakih ini yang di masa yang lalu tidak sebanyak yang kita
saksikan sekarang. Di tempat inilah Empu Kuturan menjalankan tapa yoga
samadhi bila beliau ke Besakih. Ajaran-ajarannya tentang tata cara
membangun pura, membuat pelinggih meru, kahyangan tiga, Asta Kosala
Kosali dan lain-lainnya sampai sekarang masih dipraktekkan oleh segenap
lapisan masyarakat Hindu. Setelah beliau wafat beliau tidak lagi disebut Empu
Kuturan, tetapi Bhatara Empu Kuturan, karena beliau dipandang sebagai
Awatara atau Dewa Kemanungsan tidak ternilai besar jasanya dalam
menuntun masyarakat Umat Hindu dan untuknya distanakan di Meru tumpang
9 di Pura Peninjoan ini, selain di tempat-tempat lain seperti di Silayukti
(Padangbai - Karangasem). Dari Pura Peninjoan, semua pelinggih di Pura
Penataran Agung dapat dilihat dengan jelas, demikian pula pantai dan daratan
pulau Bali di sebelah selatan kelihatan indah sekali. Selain dari meru tumpang
9, pura ini juga dilengkapi dengan dua buah Bale Pelik dan Piyasan. Piodalan
di Pura Peninjoan pada hari Wraspati Wage Tolu.
Candi Dasa
Candi Dasa, adalah sebuah tempat peristirahatan atau resor di
pantai, yang terletak di kabupaten Karangasem Bali. Daerah ini
jaraknya kurang lebih 90 km di sebelah timur laut Denpasar, ibukota
Bali. Dari Candi Dasa untuk menuju Tenganan, jaraknya hanya kira-kira
10 km.
18
Pantai Kuta
Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak di
sebelah selatan Denpasar, ibu kota Bali, Indonesia. Kuta terletak di
kabupaten Badung. Daerah ini merupakan sebuah destinasi turis
mancanegara yang sangat termasyhur. Di Kuta sendiri banyak terdapat
pertokoan, restoran dan tempat permandian serta menjemur diri. Pantai
Kuta sering pula disebut sebagai Sunset Beach atau pantai matahari
terbenam sebagai lawan dari pantai Sanur. Lapangan Udara I Gusti
Ngurah Rai terletak tidak jauh dari Kuta. Pantai dengan pasir berwarna
putih ini terletak sebuah desa bernama Desa Kuta. Desa Kuta mulai
menjadi tempat tujuan wisata yang menarik di Indonesia sejak
didirikannya banyak hotel-hotel baru. Selain keindahan alam yang
dapat dinikmati di desa ini, satu kali dalam setahun diadakan upacara
Sasak di desa ini. Ini adalah upacara Bau Nyale. Dalam upacara ini para
pelaut mencari cacing Nyale di laut.
Pantai Kuta di
sore hari
Sangeh
Sangeh adalah sebuah tempat pariwisata di pulau Bali yang terletak
di sebelah utara Ubud, kabupaten Gianyar.
Sangeh terkenal karena ini merupakan sebuah desa di mana
monyet-monyet (beruk) berkeliaran dengan bebas di sebuah bukit
bernama Bukit Sari. Di sana ada pula sebuah pura yang bernama Pura
Bukit Sari. Monyet di sini berkuasa dan
konon memiliki tiga wilayah kerajaan.
Menurut legenda setempat Bukit Sari
dan monyet ini berada di sana ketika
Hanoman, sebuah tokoh dalam
wiracarita Ramayana, mengangkat
gunung Mahameru. Beberapa bagian
gunung ini jatuh di sana dan sejak saat itu monyet berkuasa di sana.
Seekor kera di
Sangeh
20
Tanah Lot
Tanah Lot adalah sebuah objek wisata di Bali, Indonesia. Di sini ada
dua pura yang terletak di di atas batu besar. Satu terletak di atas
bongkahan batu dan satunya
terletak di atas tebing mirip
dengan Pura Uluwatu. Pura
Tanah Lot ini merupakan
bagian dari pura Sad
Kahyangan, yaitu pura-pura
yang merupakan sendi-sendi
pulau Bali. Pura Tanah Lot
merupakan pura laut tempat
pemujaan dewa-dewa
penjaga laut.
Tanah Lot
Pantai Labua
Pantai ini terletak beberapa km disebelah
utara Pura Uluwatu menghadap ke Samudra
Indonesia. Dari tempat parkir, pengunjung
harus berjalan kaki melalui lorong batu karang
sepanjang 60 meter dan sampai di sebuah
pantai yang indah Labuan Sait". Pantai ini
berpasir putih dan bersih, serta tenang
sehingga sangat cocok untuk rekreasi, santai
dan mandi sinar mentari serta tentu saja
sangat cocok pula untuk berselancar.
Para nelayan setempat juga menyediakan jukung sewaan bagi
mereka yang ingin berkeliling melihat keindahan alam yang masih
23
Jimbaran
Nusa Dua
Nusa Dua, adalah sebuah tanjung yang terletak di selatan pulau Bali.
Jaraknya kurang lebih 40
kilometer dari ibukota
Denpasar.
pesat dan maju. Denyut nadi kehidupan masyarakat Ubud tidak bisa
dilepaskan dari kesenian. Di sini banyak pula terdapat galeri-galeri seni,
serta arena pertunjukan musik dan tari yang digelar setiap malam
secara bergantian di segala penjuru desa.
Sudah sejak tahun 1930-an, Ubud terkenal di antara wisatawan
barat. Kala itu pelukis Jerman; Walter Spies dan pelukis Belanda; Rudolf
Bonnet menetap di sana. Mereka dibantu oleh Cokorda Gede Agung
Sukawati, dari Puri Agung Ubud. Sekarang karya mereka bisa dilihat di
Museum Puri Lukisan, Ubud.
Di sini banyak terdapat galeri dan sebuah patung Wisnu dan Garuda
yang amat besar. Konon patung ini lebih tinggi dari Statue of Liberty di
New York City.
Taman wisata GWK bisa dituju dengan kendaraan umum dari pantai
Kuta.
27
Tenganan
Tenganan, adalah sebuah desa tradisional di pulau Bali. Desa ini
terletak di kabupaten Karangasem di sebelah
timur pulau Bali. Desa Tenganan merupakan
salah satu desa Bali Aga, yaitu penduduk Bali
asli yang tidak terlalu banyak mendapat
pengaruh luar. Di desa ini pengunjung bisa
menyaksikan bangunan-bangunan desa dan
pengrajin-pengrajin muda yang menggambar
lontar-lontar. Tenganan adalah desa yang mempunyai keunikan sendiri
diBali, desa yang terletak cukup terpencil dan terletak di Kabupaten
Karangasem. Untuk mencapai desa ini melalui jalan darat dan berjarak
sekitar 60km dari pusat kota Denpasar, Bali. Desa ini sangatlah
tradisional karena dapat bertahan dari arus perubahan jaman yang
sangat cepat dari teknologi.
kalau kain tersebut memang buatan tangan. Kain ini termasuk mahal,
dan hanya diproduksi di desa tenganan saja. Waktu pengerjaannya pun
memerlukan waktu yang cukup lama, karena karena warna – warna
yang terdapat dikain gringsing ini berasal dari tumbuh-tumbuhan dan
memerlukan perlakuan khusus. Walaupun banyak wisatawan yang
semakin lama semakin banyak untuk datang didesa ini, namun sayang
belanja suvenir mereka masih kurang. Ungkap I Made pelukis lukisan
mini diatas daun lontar.
Berada di desa ini kita merasakan suasana yang aman dan damai,
para penduduk desanya yang sangat ramah dan bersahabat. Kita dapat
berkeliling areal desa tersebut dan
menyaksikan aktivitas mereka sehari hari.
Saat yang paling tepat kita berada disana
pada saat sore hari, karena pada sore hari
biasanya mereka penduduk desa Tenganan
sudah melakukan aktivitasnya. Dan
berkumpul didepan rumahnya masing-
masing, dan tak ayal mereka keluar dan berkumpul bersama para
penduduk yang lain. Dan pada saat ini kita dapat menyaksikan dan
melihat tingkah laku dan adat budaya tradisional mereka yang amat
kental.
Pantai Sanur
Pantai Sanur adalah
sebuah tempat
pelancongan pariwisata
yang terkenal di pulau Bali.
Tempat ini letaknya adalah
persis di sebelah timur kota
Denpasar, ibukota Bali.
Sanur berada di kabupaten
Badung. Pantai Sanur
terutama adalah lokasi untuk berselancar (surfing). Terutama ombak
pantai Sanur sudah termasyhur di antara para wisatawan
mancanegara. Tak jauh lepas Pantai Sanur terdapat juga lokasi wisata
30
selam dan snorkeling. Oleh karena kondisinya yang ramah, lokasi selam
ini dapat digunakan oleh para penyelam dari semua tingkatan keahlian.
Pantai Sanur juga dikenal sebagai Sunrise beach (pantai matahari
terbit) sebagai lawan dari Pantai Kuta.
Tanjung Benoa
Tanjung Benoa yang terletak di ujung timur "sepatu" pulau Bali,
merupakan salah satu tujuan wisata air yang cukup lengkap. Berbagai
sarana olahraga air disediakan disini
seperti, banana boat, snorkling, flying
fish, parasailing dan jetski. Uniknya
olahraga surfing yang banyak
dijumpai di pantai-pantai lain dari
pulau Bali, justru tidak tersedia di
objek wisata ini, hal ini dikarenakan
ombak yang ada dilokasi wisata ini
cenderung tenang, sehingga kurang
cocok untuk olah raga surfing.
Selain olahraga air, pengunjung
juga bisa mengunjungi pulau penyu yang berjarak kurang lebih 30
menit perjalan dengan menggunakan perahu yang bisa disewa dilokasi.
Pulau penyu merupakan tempat pengembangbiakan berbagai spesies
penyu yang hampir punah. Dilokasi ini pengunjung bisa melihat
langsung dan bertanya-tanya seputar hal proses pengembang biakan
penyu. Penyu-penyu yang ada dipisahkan diberbagai tempat
berdasarkan ukuran tubuhnya. Ada yang masih berukuran jari hingga
yang cukup besar dengan berat hingga puluhan kilo. Di pulau ini juga
32
Goa Gajah
Goa Gajah terletak di desa Beduli, kecamatan Blahbatuh, kabupaten
Gianyar, jarak dari Denpasar kurang lebih 26 km, sangat mudah
dicapai.
Pasar Sukowati
Kintamani
Taman Reptil
Safari Onta
35
Terletak di Pantai Geger Sawangan, depan hotel Nikko Bali, Nusa Dua
atau sekitar 3 km ke sebelah selatan dari kawasan Bali Tourism
Development Center (BTDC) nusa Dua. Onta merupakan hewan yang
paling diandalkan untuk transportasi di daerah gurun, karena
kemampuannya yang begitu menakjubkan. Safari onta yang dikelola
oleh PT. Bali Onta Kuta Wisata ini mendatangkan hewan tersebut dari
benua Australia dengan mengambil rute safari menyusuri pesisir pantai
Geger Sawangan selama lebih kurang 1 jam. Atraksi petualangan ini
tentunya akan menjadi pengalaman yang sangat menarik dan tak
terlupakan. Tersedia fasilitas berupa antar jemput, areal parkir yang
cukup luas serta tenaga pemandu.
Mandala Wisata